Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas
kebidanan ditentukan dengan cara bidan membuna hubungan, baik sesame rekan sejawat maupun
dengan orang yang diberi asuhannya.
Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian bantuan,
dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada
klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan
klien. Dalam praktik konseling kebidanan setidaknya harus ada unsur-unsur sebagai berikut:
Peserta
Umumnya berjumlah minimal dua orang (bidan dan klien), bisa juga berkelompok, dengan perananan
atau afiliasi professional khusus, yaitu bidan yang memiliki pengetahuan dibidangnya.
Tujuan
Diperlukan untuk menyesuaikan diri kea rah yang lebih baik dan berfungsi meningkat, yaitu klien dapat
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Hasil Belajar
Mengingat pentingnya tujuan konseling kebidanan dalam membantu klien mencapai kemandirian
sebagai makhluk individu, sosial, religious, cultural, dan semakin kompleksnya masalah yang dihadapi
klien, maka bidan sebagai konselor dituntut untuk terus meningkatkan diri sehingga pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang berkaitan dengan layanan konseling terus berkembang.
Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif dan yang merugikan klien menjadi
menguntungkan klien.
C. Jenis Konseling dalam Praktik Kebidanan
Dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu
kondisi sehat yang menyangkut sistem fungsi, dan proses reproduksi remaja. Biasanya dipengaruhi oleh
masalah menikah dan melakukan hubungan seksual pada usia dini, akses pendidikan dan pekerjaan,
ketidaksetaraan gender, kekerasan seksual, dan pengaruh media massa. Kualitas sumber daya manusia
ditentukan oleh anak-anak dan remaja.Karena ini sangat berkualitas pada kepribadian, kesehatan,
maupun pendidikan.
· Seksualitas.
· Isu gender.
Tingginya kematian ibu merupakan permasalahan, karena kematian ibu akan berdampak pada seluruh
keluarga. Ini dikarenakan adanya komplikasi dari kehamilan. Di Indonesia angka kematian ibu sangat
tinggi. Mengingat masih tingginya AKI, diperlukan suatu kerja sama bidan dengan ibu. Salah satu upaya
yang dilakukan bidan adalah konseling.
Merupakan proses alamiah, teapi meskipun proses alamiah, tidak semua ibu bersalin mampu
beradaptasi dengan persalinan terutama pada kala 1 yang merupakan nyeri hebat bagi si ibu. Karena
pada tahap ini resiko komplikasi yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi.Lancarnya persalinan
ditentukan oleh faktor psikologis.
5. Kebersihan ibu.
7. Teknik menyusui
2. Kebersihan bayi.
4. Imunisasi.
Konseling KB
Agar bidan dapat melakukan kegiatan konseling dengan baik dan berhasil, maka bidan harus
memperhatikan langkah-langkah dalam proses konseling. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut.
Langkah Awal
Merupakan langkah penting dalam proses konseling kebidanan, keberhasilan langkah awal akan
mempermudah langkah berikutnya dalam proses konseling kebidanan. Pada langkah awal tugas bidan
sebagai seorang konselor adalah sebagai berikut:
- Membina rasa percaya (trust), penerimaan, dan melakukan komunikasi secara terbuka
Langkah Inti
Langkah kedua dari proses konseling kebidanan adalah langkah inti atau langkah pokok. Langkah ini
menentukan apakah bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan klien dan apakah
konseling berhasil dengan baik. Tugas bidan pada langkah inti adalah sebagai berikut:
- Mendukung perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian koping mekanisme yang
konstruktif.
Langkah Akhir
Setelah melakukan kegiatan pokok dalam proses konseling, meskipun bidan bukan orang yang paling
berhak untuk mengakhiri proses konseling, akan tetapi bidan harus dapat melakukan terminasi atau
pengakhiran. Tugas bidan pada langkah akhir adalah sebagai berikut:
- Apabila masih diperlukan, melakukan rencana tindak lanjut dengan membuat kontrak untuk
pertemuan berikutnya.
Asas Kerahasiaan
Sebagian keberhasilan layanan bimbingan banyak ditentukan oleh asas ini, sebab klien akan mau
membukakan keadaan dirinya sampai dengan masalah –masalah yang sangat pribadi, apabila ia yakin
bahwa konselor dapat menyimpan rahasianya. Dengan adanya keterbukaan dari klien akan memberikan
kemudahan-kemudahan bagi konselor menemukan sumber penyebab timbulnya masalah.
Asas Keterbukaan
Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam membahas masalah yang
dialami klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan pikiran dan keinginannya yang diperkirakan sebagai
sumber timbulnya permasalahan. Namun demikian suasana keterbukaan ini sulit terwujud bilamana
asas kerahasiaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, asas kerahasiaan akan sangat
mendukung terciptanya keterbukaan klien dalam menyampaikan persoalannya.
Asas Kesukarelaan
Koselor mempunyai peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan ini konselor harus mampu
mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran klien. Bilamana konselor tidak siap menerima
kehadiran klien karena satu dari lain hal, seperti tidak cukup waktu untuk berkonsultasi yang disebabkan
oleh waktu yang lain, badan yang tidak enak, sedang punya masalah yang agak serius.
Asas Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien, yaitu perubahan
tingkah laku kearah yang lebih baik sesuai dengan sifat keunikanya manusia maka konselor harus
memberikan layanan seirama dengan perubahan-perubahan yang ada pada diri klien. Perubahan itu
tidak hanya sekedar berupa pengulangan-pengulangan yang monoton, melainkan perubahan menuju
suatu kemajuan.
Asas Kedinamisan
Asas layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien, yaitu perubahan
tingkah laku kearah yang baik. Sesuai dengan sifat keunikannya manusia maka konselor harus
memberikan layanan seirama dengan perubahan-perubahna yang ada pada diri klien. Perubahan itu
tidak hanya sekedar berupa pengulangan-pengulangan yang monoton, melainkan perubahan menuju
suatu kemajuan.
Asas Keterpaduan
Kepribadian klien merupakan suatu organisasi dari berbagai macam aspek. Dalam memberikan layanan
pada klien, hendaknya selalu memperhatikan aspek-aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk
mencapai keharmonisan atau keterpaduan.
Asas kenormatifan
Maksud dari asas ini adalah usaha layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan itu hendaknya tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga tidak terjadi penolakan bagi individu-
individu yang bimbing baik penolakan dalam prosesnya maupun saran-saran atau keputusan yang bahas
dalam konseling.
Asas konseling
Pelayanan bimbingan konseling adalah bersifat profesional, oleh karena itu, tidak mungkin dilaksankana
oleh orang-orang yang tidak didik atau dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Pelayanan konseling
menuntut suatu keterampilan khusus, maka konselor harus benar-benar terlatih untuk itu, sehingga
layanan tersebut benar-benar profesional
Bila ditemukan masalah-masalah klien tersebut diluar bidang keahliannya. Maka konselor hendaknya
segera mengalihtangankan kepada yang lain. setiap masalah hendaknya ditangani oleh ahli yang
berwenang untuk itu.
Setelah klein mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa layanan tersebut tidak hanya
pada saat klien mengemukakan persoalannya diluarlayanan pun hendaknya makna bimbingan dan
konseling tetap dirasakan, dan terciptalah hubungan yang harmonis antara konselor dan klien. Klien
hendaknya merasa terbantu dan merasa aman atas pemberian layanan.
Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural dan lingkungan .
Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
G. Proses Konseling
1) Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan
dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
b. Memperkenalkan diri
d. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER). S : Face your clients squarely (menghadap klien)
& smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala). O : Open and Non Judgemental Facial
Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai). L : Lean Towards Client (tubuh
condong kearah klien). E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata
sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat). R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap
bersahabat).
e. Bersabar.
Kemampuan menolong orang lain digambarkan dalam sejumlah keterampilan yang digunakan oleh
seseorang sesuai degan profesinya meliputi (Hopsan, 1978):
Pengajaran
Pengelolaan
Konseling