Anda di halaman 1dari 27

Oleh

Puti Rispa Dewi

DISTOSIA KELAINAN ALAT


KANDUNGAN
Defenisi

Secara harfiah distosia berarti persalinan yang sulit dan


ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat.
Keadaan ini diakibatkan empat abnormalitas berbeda,
yang dapat terjadi satu demi satu atau dalam kombinasi :
 Abnormalitas kekuatan mendorong. Kontraksi uterus yang tidak
cukup kuat atau koordinasi yang tidak tepat untuk penipisan dan
dilatasi serviks-disfungsi uterus. Mungkin juga usaha otot
volunter ibu yang tidak kuat selama persalinan kala II.
 Abnormalitas presentasi, posisi atau perkembangan janin.
 Abnormalitas tulang panggul ibu yaitu kontraksi pelvis.
 Abnormalitas jaringan lunak saluran reproduksi yang menjadi
hambatan untuk penurunan janin.
Klasifikasi distosia kelainan alat
kandungan

• Distosia Kelainan Vulva


1. Oedema Vulva.
 Pengertian
 Edema (oedema) vulva adalah meningkatnya volume cairan
ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai
dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan
rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan)
pada vulva.
 Penyebab
 Edema bisa timbul pada waktu kehamilan. Biasanya sebagai gejala
pre eklamsi akan tetapi dapat pula timbul karena sebab lain
misalnya gangguan gizi atau malnutrisi atau pada persalinan yang
lama.
 Edema dapat juga terjadi pada persalinan
dengan dispoporsi sefalopelvik atau wanita
mengejan terlampau lama (terus menerus),
sedangkan kepala belum cukup turun. Hal itu
mempersulit pemeriksaan dalam dan
menghambat kemajuan persalinan yang
akhirnya dapat menimbulkan kerusakan luas
pada jalan lahir.
 Penatalaksanaan
 Istirahat cukup
 Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi
makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat serta lemak.
 Kalau keadaan memburuk,kemungkinan dokter
akan mempertimbangkan untuk segera
melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi
2. Kelainan Bawaan (Stenosis Vulva)
 Pengertian
 Stenosis vulva merupakan kelainan congenital pada vulva
yang menutup sama sekali, atau dapat pula terjadi hanya
orifisium uretra eksternum saja yang nampak/ penyempitan
vulva/vagina atau akibat perlengketan dan parut karena
peradangan atau perlukaan pada persalinan yang lalu. 
 Penyebab
 Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang
menyebabkan ulkus-ulkus yang sembuh dengan parut-parut
yang dapat menimbulkan kesulitan.
 Penatalaksanaan
 Walaupun umumnya dapat diatasi dengan
mengadakan episiotomi yang cukup luas namun
penanganan dengan sayatan median
secukupnya untuk melahirkan kepala juga dapat
dilakukan.Dan biasa tindakan persalinan dengan
operasi merupakan pilihan utama.
Distosia Kelainan Vagina
 Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1. Kelainan Vagina (Aplasia vagina)
 Pengertian
 Pada aplasia vagina, diintroitus vagina terdapat
cekungan yang agak dangkal atau yang agak dalam.
 Penyebab
 Kelainan congenital, atau pertumbuhan atau
pembentukan organ janin yang tidak sempurna di
dalam kandungan pada masa kehamilan
 Penatalaksanaan
 Terapi terdiri atas pembuatan vagina baru,
beberapa metode sudah dikembangkan
untuk keperluan itu, operasi ini sebaiknya
pada saat wanita bersangkutan akan
menikah. Dengan demikian vagina dapat
digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina
buatan dapat menyempit.
2. Stenosis Vagina Kongenital
 Pengertian
 Jarang terdapat , lebih sering ditemukan septum vagina yang
memisahkan vagina secara lengkap atau tidak lengkap pada bagian
kanan atau bagian kiri. Septum lengkap biasanya tidak menimbulkan
distosia karena bagian vagina yang satu umumnya cukup lebar, baik
untuk koitus maupun lahirnya janin.
Septum tidak lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin
pada persalinan dan harus dipotong dahulu.
 Penyebab
 Stenosis dapat terjadi karena parut-parut akibat perlukaan dan
radang. Pada stenosis vagina yang tetap kaku dalam kehamilan dan
merupakan halangan untuk lahirnya janin perlu ditimbangkan seksio
ceaserea.
3. Tumor Vagina
 Dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin
per vaginam, adanya tumor vagina bisa pula
menyebabkan persalinan per vaginam
dianggap mengandung terlampau banyak
resiko. Tergantung dari jenis dan besarnya
tumor perlu dipertimbangkan apakah
persalinan dapat berlangsung secara per
vaginam atau diselesaikan dengan seksio sesar.
4. Kista Vagina
 Penyebab
 Kista vagina berasal dari duktus gartner atau duktus muller,
letak lateral dalam vagina bagian proximal, ditengah, distal di
bawah orifisium urethra eksterna. Bisa berukuran kecil dan
besar sehingga bukan saja mengganggu pertumbuhan namun
dapat pula menyukarkan persalinan.
 Penatalaksanaan
 Kehamilan muda : diekstirpasi setelah kehamilan 3-4 bulan
 Dalam persalinan: jika kecil maka tidak menghalangi turunnya
kepala, tidak mengganggu persalinan. Bila besar dan
menghalangi turunnya kepala untuk mengecilkannya
dilakukan aspirasi cairan tumor.
Distosia Kelainan Uterus
1. Retroflexio Uteri
 Pengertian
 Adalah uterus hamil yang semakin lama semakin besar
terkurung dalam rongga panggul, tidak dapat keluar memasuki
rongga perut. Kehamilan pada retrofleksi uteri tidak banyak
dijumpai karena kemampuan mobilisasi uterus selama hamil
dan melepaskan diri dari ruangan pelvis minor. Jarang sekali
kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur cukup
 Penyebab
 Terkurung uterus,mungkin uterus retrofleksi,tertahan karena
adanya perlekatan-perlekatan atau oleh sebab lain yang tidak
diketahui (fiksata).
 Terdapat kemungkinan dari nasib kehamilannya :
 Koreksi spontan : dimana pada kehamilan 3 bulan
korpus dan fundus naik masuk kedalam rongga perut.
 Abortus : hasil konsepsi terhenti berkembang dan
keluar, karena sirkulasi terganggu.
 Koreksi tidak sempurna : dimana bagian yang melekat
tetap tertinggal sedangkan bagian uterus yang hamil
naik masuk ke dalam rongga perut disebut retrofleksia
uteri gravidi partialis. Nasib kehamilan selanjutnya bisa
abortus, partus prematurus, terjadi kesalahan letak dan
bersalin biasa.
 Penatalaksanaan
 Salah satu penanganan yang masih dianjurkan adalah melakukan
tidur dengan kedudukan dada-kaki beberapa waktu dengan
harapan agar retrofleksi uteri gravidi dapat lepas dari ruangan
pelvis minor. Disamping itu dapat pula dilepaskan dengan
kedudukan tidur dada-kaki dan mendorong uterus gravidus keluar
dari ruangan pelvis minor.
 Bila tidak terjadi perlekatan dapat dilakukan :
 Reposisi digital jika perlu dalam narkosa
 Koreksi dengan posisi genu-pektoral selama 3 x 15 perhari atau
langsung dikoreksi melalui vagina dengan 2 jari mendorong korpus
uteri kearah atas keluar rongga panggul
 Posisi trendelenberg dan istirahat
 Reposisi operatif.
2. Prolapsus Uteri
 Pengertian
 Prolapsus uteri atau turunnya uterus dapat
dibagi menjadi 3 tingkat :
 Tingkat I : Uterus turun dengan serviks uteri
sampai introitus vagina
 Tingkat II : Sebagian uterus keluar dari vagina
 Tingkat III : Uterus keluar seluruhnya dari
vagina dengan inversion vaginae.
 Penyebab
 Terjadi karena kelemahan ligament endopelvik terutama
ligamentum tranversal dapat dilihat pada nullipara dimana
terjadi elangosiopoli disertai prolapsus uteri tanpa sistokel
tetapi ada enterokele. Pada keadaan ini fasia pelvis kurang baik
pertumbuhannya dan kurang kerenggangannya
Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan :
 - Persalinan lama dan sulit:
 - Meneran sebelum pembukaan lengkap
 - Laserasi dinding vagina bawah pada kala 2
 - Penatalaksaan pengeluaran plasenta
 - Reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik
3. Kelainan Bawaan Uterus
 Pengertian
 Secara embriologis uterus, vagina, servik dibentuk dari
kedua duktus muller yang dalam pertumbuhan mudigah
mengalami proses penyatuan.
 Penyebab
 Kelainan bawaan dapat terjadi akibat gangguan dalam
penyatuan, dalam berkembangnya kedua saluran muller dan
dalam kanalisasi. Uterus didelfis atau uterus duplek terjadi
apabila kedua saluran muller berkembang sendiri-sendiri
tanpa penyatuan sedikitpun sehingga terdapat 2 saluran
telur, 2 serviks, dan 2 vagina.
 Penatalaksanaan
 Tindakan operatif.
Distosia Kelainan Serviks
 Kelainan yang penting berhubungan dengan persalinan
ialah
1. Distosia Servikalis
 Penyebab
 Karena dysfunctional uterine action atau karena parut
pada serviks uteri. Kala I serviks uteri menipis akan tetapi
pembukaan tidak terjadi, sehingga merupakan lembaran
kertas dibawah kepala janin.
 Penatalaksanaan
 Merujuk untuk dilakukan tindakan operatif
 Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai