Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 4

Anggota :
Hanifatuzzahra
Chavia Raudathul Janah
Tiara Syafaad
Yona Yuliani
PENTINGNYA KETERAMPILAN BERBAHASA BAGI
KEBERHASILAN PELAKSANAAN TUGAS
PROFESIONAL BIDAN
 Bahasa yaitu alat komunikasi primer bagi
manusia, tanpa adanya bahasa kita akan
mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan
sesama.
 Penggunaan bahasa dan keterampilan berbahasa
sangat berguna bagi seseorang termasuk profesi
bidan. Seorang bidan akan sering melakukan
komunikasi dengan pasien. Keterampilan
berbahasa akan membantu bidan dalam
melakukan penatalaksanaan tindakan sesuai
kasus jika terjalin komunikasi yang baik antara
bidan dengan pasien.
ALASAN PENTINGNYA KETERAMPILAN
BERBAHASA BAGI BIDAN

 Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling


dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada
perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang
tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan,
kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan
asuhan anak.
 Dengan berbahasa Indonesia seorang bidan dapat
menyampaikan materi yang akan disampaikan
dengan lancar dan mudah di mengerti oleh
pendengarnya, dengan kata lain penggunaan bahasa
Indonesia dapat meminimalkan terjadinya
kesalahfahaman antara bidan dan pasiennya.
LANJUTAN..
Dengan Bahasa Indonesia seorang bidan dapat
dengan mudah mengekspresikan dirinya. Hal
tersebut akan memunculkan perasaan percaya
diri dalam menyampaikan pendapat dalam
sebuah forum maupun dalam masyarakat,
sehingga bidan di pandang berpendidikan ketika
berkomunikasi serta lebih dihormati di dalam
kelompok masyarakat.
 Bahasa Indonesia dapat membantu seorang
bidan agar lebih mudah berkomunikasi dengan
masyarakat tempat dirinya mengabdi atau
bekerja.
LANJUTAN..
 Alasan lain penggunaan bahasa Indonesia sangat
penting digunakan oleh bidan di Indonesia ialah
karena hampir 90 % pasiennya merupakan warga
Negara Indonesia yang tentunya juga berbahasa
Indonesia. Dapat dikatakan bahasa Indonesia
merupakan penyetir dalam memulai tindakan
pelayanannya. Dengan mengunakan bahasa
Indonesia komunikasi yang terjalin antara bidan dan
pasiennya juga akan lebih akrab sehingga pasien
akan leluasa mengatakan keluhannya. Pada intinya
bahasa Indonesia sangat penting bagi profesi
kebidanan, karena profesi kebidanan merupakan
profesi yang terjun langsung berinteraksi dengan
masyarakat melalui komunikasi, maka perlu adanya
bahasa yang mudah dimengerti oleh setiap kalangan,
sehingga tidak menemui kendala dalam proses
pelayaannya
HAKIKAT PENTINGNYA KETERAMPILAN
BERBAHASA DALAM MENUNJANG TUGAS
PROFESIONAL BIDAN

1. Keterampilan berbicara
keterampilan berbicara adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang penting dimiliki
oleh seorang bidan.
Ada 3 jenis situasi berbicara:
1. Interaktif : percakapan tatap muka atau lewat
telepon dengan adanya pergantian berbicara,
menyimak. Contohnya komunikasi konseling
bidan dengan pasien
2. Semi interaktif : dalam berpidato di tempat
umum
3. Non interaktif: pidato melalui radio
 Bidan mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda
secara jelas sehingga pasien dapat membedakannya;
 Bidan menggunakan tekanan dan nada serta
intonasiyang jelas dan tepat sehingga pasien dapat
memahamiapa yang diucapkan bidan
 Seorang bidan menggunakan bentuk-bentuk kata,
urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;
 menggunakan register atau ragam bahasayang
sesuai terhadap situasi komunikasi,termasuk sesuai
ditinjau dari hubungan antarabidan dan pasien;
 berupaya agar kalimat-kalimat utama (themain
sentence constituents) jelas bagi pasien; berupaya
mengemukakan ide-ide atauinformasi tambahan
guna menjelaskan ide-ideutama kepada pasien;
 berupaya agar wacana berpautan secaraselaras
sehingga pasien mudah mengikutibidan
CONTOH KETERAMPILAN BERBICARA
DALAM KEBIDANAN

 Bidan berbicara dengan jelas, sopan dan


menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
klien, misalnya bidan tidak menggunakan
bahasa medis dalam menyampaikan hasil
pemeriksaan atau diagnosa kebidanan pada
kliennya.
 Bidan bisa menggunakan bahasa daerah
sekitar,contoh nya bidan yang bekerja di daerah
maninjau diusahakan dapat berbicara bahasa
maninjau atau bahasa minang walaupun bidan
tersebut bukan orang minang. Dengan begitu,
hubungan bidan dengan klien akan lebih dekat
dan apa yang disampaikan dapat dipahami satu
sama lain.
2. Keterampilan menulis
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan
berbahasa lainnya. Penyebabnya adalah menulis
bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan
kalimat-kalimat; melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-
pikiran dalam suatu tulisan yang teratur.
Penulis perlu untuk:
a) menggunakan ortografi dengan benar,
termasuk disini penggunaan ejaan
b) memilih kata yang tepat
c) menggunakan bentuk kata dengan benar
d) mengurutkan kata-kata dengan benar
CONTOH KETERAMPILAN MENULIS DALAM
KEBIDANAN

 Bidan dalam membuat penulisan asuhan


kebidanan pada studi kasus tertentu itu
menggunakan aturan penulisan yang telah
ditetapkan. Menggunakan bahasa penulisan
yang singkat padat dan jelas, tidak bertele-tele,
tidak boros kata serta penulisan disesuaikan
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia
3. Keterampilan membaca
Membaca adalah keterampilan berbahasa yang
tidak kalah penting karena dengan membaca
akan banyak memperoleh informasi. Misalnya
seorang bidan yang memiliki kemampuan
membaca yang baik dan pemahaman yang baik
saat membaca akan meningkatkan kualitas
pelayanan pada pasien. Berbeda dengan bidan
yang memiliki tingkat kemampuan membaca
yang rendah atau kemauan membaca yang
kurang baik. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa banyak membaca akan memperkaya
ilmu. Jadi bidan harus banyak membaca dan
melatih keterampilan membaca agar dapat
melakukan penatalaksaan dengan baik dan
tidak keliru dalam memberikan keputusan
tindakan.
CONTOH KETERAMPLAN MEMBACA
 Bidan mampu memahami secara detail isi teks,
kelancaran pengungkapan, ketepatan diksi,
ketepatan struktus kalimat, dan kebermaknaan
penuturan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
 Bidan yang banyak membaca tentunnya
memiliki ilmu pengetahuan yang luas, sehingga
dapat mendiagnosa suatu penyakit/komplikasi
kebidanan dengan tepat dan dapat memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan klien.
4. Keterampilan menyimak
Menyimak merupakan sikap atau respon posistif saat
seseorang sedang berbicara. Dalam hal ini, bidan
dituntut sebagai pendengar yang baik bukan hanya
sebagai pemberi informasi atau konselor. Jika dilihat
dari kegiatan konseling, menyimak adalah etika
dalam memberikan pelayanan kebidanan. Bidan
yang mampu menjadi pendengar yang baik terhadap
pasiennya akan membuat pasien menjadi nyaman
dan merasa dihargai. Bidan tidak boleh bersifat
mendikte pada pasien. Bidan juga harus
mendengarkan pendapat dan saran dari pasien
untuk memenuhi hak pasien. Jika seorang bidan
menyimak atau menjadi pendegar yang baik, maka
tidak akan terjadi kesalahpahaman ataupun
miskomunikasi antara bidan dan pasien.
CONTOH KETERAMPILAN MENYIMAK DALAM
KEBIDANAN
 Pada saat konseling, bidan adalah pendengar yang baik dan seorang
bidan harus menyimak saat klien berbicara mengenai keluhannya.
Bidan yang menyimak saat klien berbicara akan memberikan
kehangatan, bisa dilihat dari sikap dan postur tubuh sebagai berikut:
1) Kepala: duduk atau berdiri dengan tinggi yang sama
2) Kondisi wajah: dahi rileks
3) Mata: gerakan mata natural
4) Mulut: rileks, tidak cemberut,tdak menggigit bibir,tersenyum
5) Ekspresi: rileks, tidak ada ketakutan, menunjukan adanya perhatian.
6) Tubuh: berhadapan, paralel dengan lawan jenis
7) Bahu: mudah digerakan dan tidak tegang
8) Lengan: mudah digerakkan tidak pegangan sesuatu
9) Tangan: tidak memegang/menggenggam diantara keduanya
10) Dada: nafas biasa tidak nampak menelan
11) Kaki: tampak nyaman dan tidak menendang
12) Telapak kaki: tidak mengetuk
DAFTAR PUSTAKA
 http://lestiarisuci.blogspot.com/2014/05/normal-0-
false-false-false-en-us-x-none.html?m=1

 https://id.scribd.com/presentation/370084707/bah
asa-indonesia-kelompok-2-2016-pptx
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai