LANGKAH 3
Hipotesis
1. Dapat menyebabkan pendarahan / keguguran, anak
cacat.
2. Bidan melakukan KIP, melakukan K.Verbal & Non Verbal
3. Klien masih malu untuk menceritakan masalah
pribadinya,dan ini kali pertama klien pergi ke tenaga
kesehan.
4. Agar pasien tidak merasa canggung / gugup dan terbuka
kepada bidan sehingga tercipta hubungan baik.
5. Ibu khawatir, karna iya mendapatkan informasi dari orang
lain.
6. Komunikasi efektif, menjawab semua pertanyaan,
memahami masalah dengan mengemungkakan faktor –
faktor dan memberi contoh yang nyata
7. Menetukan keputusan berdasarkan hasil jawab pasien.
LANGKAH 4
Solusi sementara
LANGKAH 5
Tujuan pembelajaran
1. Mencari tau apakah permasalahan itu rumor / fakta
2. Mampu menjelaskan respon dalam membina hubungan
baik
3. Mampu membina hubungan baik
4. Mampu mengidentifikasi masalah dalam kehamilan untuk
melakukan konseling
5. Mampu menjelaskan apa saja yang perlu dalam
pengambilan keputusan
LANGKAH 6
Menasehati
Berkhotbah
Menyalahkan
Interograsi terhadap klien
Banyak bertanya kenapa
Mengarahkan
Beralih kelain topik
Membuang muka
Menjaga jarak dengan klien
Menguap di depan klien dengan cara ya ng tidak sopan
Bergerak terlalu banyak
Tidak ada ekspresi wajah
Analisis masalah komuniksi/analisis transaksi pada komunikasi
Adalah analisis transaksional sebagai suatu model analisis
komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya menurut
posisi psikologik yang berbeda
Digunakan pada kontak yang singkat dengan orang lain untuk
membina hubungan baik.
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak
nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah
laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada
suatu situasi secara subyektif.
3.Rasional
4.Praktikal
5.Interpersonal
6.Struktural
2. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk
tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa
yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus
diselesaikan. Sebenarnya, masalah tidak selalu dapat dikenal dengan
segera, ada yang memerlukan analisis, ada pula yang bahkan
memerlukan riset tersendiri.
3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang
berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama
memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita
perbuat. Situasi ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang
berubah-ubah.
4. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-
sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita.
Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit
(kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya
telah tertentu / telah ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam
pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau obyektif.
Jenis Jenis Pengambilan Keputuan.
1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan
lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar,
dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini
terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk
memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat
kemanusiaan.
2. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya
guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat,
keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang
di akui saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan
keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya
istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis
dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari
data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi
informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan,
pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya
pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan
tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat
apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan
kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara
yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena
wewenang(authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi
pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa
keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan
juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih
permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik
dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.