Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PERKEMBANGAN SIKLUS KEHIDUPAN SEJAK

KONSEPSI

Dosen Pengampu : Anjar Tri Astuti, S.ST., M.Keb.

Oleh :

KELOMPOK 1

1. I GUSTI AYU AGUNG AYU WINDA CAHAYA (2006091044)


2. NI MARIA MANDALENA (2006091049)
3. LUH PUTU PRADNYA DIAZZURI MANIK (2006091062)
4. GUSTI AYU KADE ARTINI (2006091063)
5. PUTRI MAHDIAH IRAWAN (2006091064)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karuniaNya makalah dengan judul Perkembangan Siklus Kehidupan
Sejak Konsepsi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Meskipun sudah membuatnya dengan maksimal tak dipungkiri pula bahwa
tentu masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.
Adapun tujuan penulis untuk menulis makalah ini adalah untuk memberi
sedikit pengetahuan tidak hanya bagi mahasiswa kebidanan namun juga
bagi orang lain yang ingin mempelajari lebih dalam tentang siklus
kehidupan sejak konsepsi.
Sepeti yang dikatakan sebelumnya, makalah ini tentu masih
memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang diberikan sebagai acuan
kedepannya agar dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Singaraja, 14 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………..ii
BAB 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………...2
1.3 Tujuan……………………………………………………………..2
BAB 2
2.1 Fertilisasi…………………………………………………………..3
2.2 Implantasi………………………………………………………….5
2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi……………..8
2.4 Struktur dan Fungsi Amnion…………………………………...11
2.5 Struktur, Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta……………………...13
2.6 Sirkulasi Darah Janin……………………………………………14
BAB 3
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….18
3.2 Saran………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana


satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Sel telur atau ovum manusia diproduksi
oleh indung telur (ovarium) sejak masa janin. Sel bakal telur (sel promordial)
mulai berkembang dengan mengadakan pembelahan pada usia kehamilan 3 bulan.
Pembelahan terhenti pada suatu fase yang tertahan hingga akil balik dan menjadi
sempurna pada saat sel telur dibuahi. Kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnnya
janin, lamanya kehamilan normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu
trimester pertama, dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Kehamilan mempengaruhi perubahan fisik dan mental emosi ibu. Pada masa
kehamilan, emosi muadaj naik dan turun. Muncul rasa cemas dan takut
menghadapi persalinan dan kondisi bayi dalam kandungan. Hal tersebut bisa
diakibatkan perubahan hormon dalam tubuh serta ada keinginan ibu mendapatkan
perhatian suami dan lingkungannya, karenanya ibu hamil perlu memantau
perkembangan kesejahteraan janin dengan berkonsultasi pada bidan maupun
dokter. Selama kehamilan, seorang ibu hamil pasti mengalami perubahan-
perubahan yang mengganggu aktifitas ibu sehari-hari. Setelah ibu melewati masa
kehamilan, yang dimulai dari trimester pertama, kedua dan ketiga, selanjutnya ibu
akan memasuki masa persalinan. Dimana pada masa persalinan, ibu akan
mengetahui cara-cara melahirkan serta mengetahui bagaimana bersalin yang
benar. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan merupakan hal yang
sangat kompleks karena disatu sisi terjadi kebahagiaan menjelang kelahiran anak
tetapi di sisi lain terjadi resiko-resiko yang mungkin mengancam keselamatan ibu
dan bayi. Oleh karena itu pengawasan ibu hamil dalam persalinan sangat
diperlukan. Setiap persalinan mempunyai resiko komplikasi sehingga setiap
persalinan dapat dianggap sebagai keadaan darurat dan membutuhkan penanganan
yang tepat. Banyak faktor yang mempengaruhi persalinan diantaranya jalan lahir
(passage), janin (passanger), tenaga/kekuatan (power), psikis ibu dan penolong.
Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan dengan umur kehamilan cukup bulan
9 bulan 7 hari tanpa komplikasi dengan berat badan lahir 2500-3000 gram. Masa
nifas adalah dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu berikutnya, dan masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8
hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan
bayi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu fertilisasi dan bagaimana prosesnya?
2. Apa itu implantasi
3. Apa itu pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi?
4. Bagaimana sirkulasi darah janin.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tentang Perkembangan siklus kehidupan konsepsi
(fertilisasi, konsepsi, pertumbuhan dan perkembangan konsepsi, dan sikulasi
darah janin).
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Fertilisasi
Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel
sperma untuk bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai
cikal bakal janin. Fertilisasi disebut juga sebagai konsepsi, dan inilah awal
mula terjadinya kehamilan.
Namun demikian, bidan umumnya menghitung awal kehamilan dari hari
pertama haid terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum proses
pembuahan terjadi. Mengapa demikian? karena tanggal pasti proses fertilisasi
tersebut tidak dapat diketahui, sedangkan HPHT dapat dengan mudah
diketahui dan diingat.
Ada beberapa froses fertilisasi atau pembuahan yang terjadi sebelum
terbentuknya sebuah janin :
1. Ovulasi
Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi proses ovulasi
terlebih dahulu. Ovulasi yaitu keluarnya sel telur dari ovarium (indung
telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Seperti dijelaskan disini:
proses terjadinnya menstruasi. Di dalam ovarium wanita, ada banyak
sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel telur yang berada
dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi
matang. Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon
FSH (folikel stimulating hormone).Setelah matang, sel telur keluar dari
folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan oleh hormon LH
(Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi sekitar 2
minggu sebelum haid berikutnya. Pada kondisi tertentu, sel telur yang
matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan hal inilah yang menjadi
alasan terjadinya hamil kembar.
2. Perpindahan Sel Telur ke Tuba Falopi
Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan
perlahan menuju rahim. Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24
jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma yang membuahinya, maka
ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.
3. Meningkatnya Hormon.
Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium
kemudian berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini
menghasilkan hormon progesteron yang bertugas menebalkan lapisan
dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap sebagai
‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.
4. Jika Sel Telur Tidak Dibuahi
Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan
berpindah ke rahim dan hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil
dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya.
Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses
peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.
5. Konsepsi
Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi
dan menerobos masuk dalam sel telur, maka terjadilah proses
pembuahan. Sel telur akan mengalami perubahan sehingga tak ada
sperma lain yang dapat masuk. Pada saat ini jugalah gen dan jenis
kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya mengandung kromosom Y,
maka bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya berkromosomkan
X, maka yang lahir nanti adalah bayi perempuan.
6. Implantasi
Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun
sebelumnya, sel telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di
saluran tuba falopi selama 3-4 hari. Dalam waktu 24 jam setelah
dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat sehingga
menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring
berpindahnya sel telur dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu,
barulah sel telur mulai berimplantasi atau menanamkan diri ke dinding
rahim. Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua
wanita mengalaminya. Beberapa mendapati munculnya bercak darah
di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini, lapisan dinding rahim
terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan
tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti. Dalam waktu
3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang
menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.
7. Muncul Hormon Kehamilan
Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon
kehamilan (hCG). Keberadaan hormon inilah yang dideteksi oleh alat
tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu dari hari pertama
haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh test
pack. Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan
setelah telat haid saja. Bila hasil tesnya negatif, jangan buru-buru
menyimpulkan bahwa pasti tidak ada kehamilan. Sebaliknya,
tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.

2.2 Implatansi

1. Pengertian

Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses


tertanamny aembrio yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding
uterus (endometrium) untuk selanjutnya mengalami
perkembangan.Implantasi biasanya terjadi pada hari ke-5 sampai hari
ke-8 dari perkembangan embrio.Menjelang terjadi implantasi, zona
pelusida lenyap dengan jalan lisis. Sebelum implantasi, cairan blastosul
mengandung banyak ion kalium dan bikarbonat. Bahan ini berasal dari
cairan rahim.Setelah terjadi implantasi, jumlah kalium dan bikarbonat
berkurang, sehingga sama dengan kadar yang terdapat di dalam
serum induk.
2. Proses Implantasi

Proses implantasi terjadi setelah melalui proses fertilisasi


dan proses claveage (pembelahan). Tepat saat berbentuk morula
(mengalami pembelahan menjadi 32 sel), embrio mulai memasuki
uterus. Proses pembelahan masih tetap terjadi. Ketika akan mengalamai
implantasi, embrio yang berupa blastosit.Pertama, zona pellucida akan
terlepas sebagai aktivitas dari enzim proteolitik dari airan uterusdisebut
proses hatching.Lalu bagian dari blastosit, yaitu tropoblast akan
menempel pada endometrium dan berkembang menjadi plasenta yang
berfungsi sebagai penyuplai zat-zat makanan kepada fetus.

Saat berkontak dengan endomterium, sel tropoblas


melepaskan enzim pencerna protein, memungkinkan sel-sel tropoblas
melakukan penetrasi ke dalam endometrium. Selain membuat lubang
yang penting untuk implantasi, pemecahan dinding endometrium yang
kaya nutrisi juga penting untuk sumber bahan bakar dan bahan baku
metabolisme. Selanjutnya, membran plasma tropoblas tersebut
berdegenerasi membentuksinsitium yang multinukleat yang
nantinya menjadi plasenta bagian fetal.Jaringan endometrium yang
mengalami modifikasi pada tempat implantasi disebut desidua. Melalui
respon terhadap caraka kimia yang dilepaskan oleh blastokis, sel
endomterial mensekresikan prostaglandin yang secara lokal
menyebabkan peningkatan vaskularisasi, edema dan peningkatan
penyimpanan nutrisi. Saat implantasi selesai, seluruh blastokis
terbenam ke dalam endometrium dan sel tropoblas terus mencerna
sel desidua disekitarnya untuk menyediakan energi bagi embrio sampai
plasenta terbentuk.

Endometrium sekitar hasil implantasi akan kembali pulih


sehingga seluruh hasil implantasi tertanam dalam
endometrium.Bersamaan dengan invasi embrio ke jaringan induk, sel
trofoblas kemudian ber diferensiasi menjadi 2 jenis sel, yaitu :

1.Sel sinsitiotrofoblas adalah sel berukuran besar dan


multinuklear yang berkembang dari lapisan sitotrofoblas. Sel ini
aktif mengeluarkan hormon plasenta dan mentrasfer zat makanan dari
indukke janin.
2.Sekelompok selsitotroblas memiliki sifat invasif, melewati
stroma endometrium untuk mencapai pembuluh darah induk,
termasukarteri spiralis endometrium

.Pada babi mulai terjadi junction complexes yang


terbentuk diantara tropoblast dan sel-sel epitel dinding uterus.Tahap
berikutnya terjadi asosiasi chorion dan mikrovili serta adesi dengan
dinding uterus.Pada babi dan kudaasosiasi itu merupakan suatu area
yang merupakan tempat aktivitas difusi antara chorion dan vili-
vili(cotyledons).

2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi

1. Minggu ke-1 :

 Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun


belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran dihitung berdasarkan
hari pertama haid terakhir.

 Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar
yg \ mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma
dan memulai proses pembuahan.

 Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua sel telur yang telah dibuahi
membelah dua, 30 jam setelah dibuahi sambil terus membelah, sel telur
bergerak di dalam lubang falopi menuju Rahim

 Setelah membelah menjadi 32 sel telur disebut morula.

2. Embrio usia 2-3 Minggu

 Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik
telur menjadi satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan
lapisan-lapisan di dalamnya.
 Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20
dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya,
pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.

3. Embrio usia 3-6 Minggu

 Pada minggu ini terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan


endoderm.

 Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system
saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang
belakang, kulit serta rambut.

 Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk


organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.

 Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk


usus, hati, pankreas dan pundi kencing.

 Jantung sudah berdenyut

 Pembentukkan plasenta, kaki dan tangan

 Panjang embrio 0,64 cm

1. Embrio usia 8 Minggu

 Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti


mulut, mata dan kaki

 Pembentukan usus

 Pembentukan genitalia dan anus

 Jantung mulai memompa darah

2. Embrio usia 12 Minggu


 Embrio berubah menjadi janin

 Usus lengkap

 Genitalia dan anus sudah terbetuk

 Menggerakan anggota bdan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi dan


mulut membuka

 BB 15-30 gram

3. Embrio usia 16 Minggu

 Gerakan fetal pertama

 Sudah mulai ada meconium dan verniks caseosa

 System muskulosketal sudah matang

 System saraf sudah mulai melaksanakan control

 Pembuluh darah berkembang dengan cepat

 Tangan janin dapat menggenggam

 Kaki menendang dengan aktif

 Semua organ mulai matang dan tumbuh

 Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler

 Berat janin 0,2 kg

4. Janin usia 24 Minggu

 Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukan tulang


meningkat

 Perkembangan pernapasan dimulai


 Berat janin 0,7-0,8 kg

5. Janin usia 28 Minggu

 Janin dapat bernapas, menelan, dan mengatur suhu.

 Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru

 Mata mulai membuka dan menutup

 Ukuran janin 2/3 saat lahir

6. Janin usia 32 Minggu

 Simpanan lemak cokelat berkembang dibawah kulit untuk persiapan


pemisahan bayi setelah lahir

 Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor

 Bayi sudah tumbuh 38-43 cm.

7. Janin usia 36 Minggu

 Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan
memutar banyak

 Antibody ibu di transfer dijanin, yang akan memberikan kekebalan selama


6 bulan pertama sampai system kekebalan bayi bekerja sendir

2.4 Struktur dan Fungsi Amnion

Amnion ( air ketuban ) merupakan elemen dari kehamilan yang


sangat penting untuk diketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan
dalam menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin. Beberapa
aspek penting yang perlu diketahui adalah sebagai berikut :

1. Struktur Amnion
a. Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500
cc

b. Berwarna putih keruh , berbau amis, dan terasa mani

c. Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis


1,008

d. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea,


asam urat, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, ferniks
caseosa dan garam anorganik. Kadar protein 2,6%
gram/liter.

2. Fungsi Amnion

a. Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda


luar uterus

b. Memungkinkan janin bergerak bebas

c. Menstabilkan suhu tubuh janin tetap hangat

d. Menahan tekanan uterus

e. Sebagai pembersih jalan lahir.

3. Cara mengenali Amnion

a. Dengan kertas lakmus

b. Makroskopis, berbau amis, adanya lanugo, dan ferniks


caseosa, serta bercampur meconium

c. Mikroskopis, terdapat lanugo dan rambut

d. Lamboratorium, kadar ureum rendah dibandingkan


dengan air kemih (urine)
2.5 Struktur, Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta

1. Struktur

a. Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm


dan tebal 2-2,5 cm

b. Berat rata-rata 500 gram

c. Letak plasenta umunya didepan atau dibelakang dinding uterus


agak keatas kearah fundus

d. Terdiri atas dari dua bagian, yaitu sebagai berikut :

 Pars Maternal : bagian plasenta yang menempel pada desidua. Terdapat


kotiledon (rata-rata 20 kotiledon)

Di bagian ini tempat terjadinya pertukaran darah ibu dan janin.

 Pars Fetal : terdapat tali pusat (insersio, penanaman tali pusat)

1. Insersio sentralis, penanaman tali pusat di tengah plasenta.

2. Insersio marginalis, penanaman tali pusat di pinggir plasenta.

3. Insersio velamentosa, penanaman tali pusat di selaput janin/ selaput


amnion

2. Fungsi

a. Memberi makan kepada janin

b. Ekspresi hormone.

c. Respirasi janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan


ibu

d. Membentuk hormone estrogen

e. Menyalurkan berbagai antibody dari ibu


f. Sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinann masuknya
mikroorganisme/kuman

3. Sirkulasi

a. Darah ibu yang berasal dari spiral arteri disemprotkan dengan tekanan
sistol 70-80 mmHg seperti air mancur kedalam ruang intervillair sampai
mencapai chorionic plate, pangkal dari kotiledon janin. Darah tersebut
membasahi semua vili korialis dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan
8 mmHg ke vena-vena di desidua

b. Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan
membuang CO2 dan mengikat O2

2.6 Sirkulasi Darah Janin


a. Pembentukan Darah Janin
Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati,
limpa, dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk
oleh kantung yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin
dibentuk oleh hati dan sumsum tulang dalam bentuk megalosit dan
makrosit. Normosit dibuat setelah aktifitas penuh sumsum tulang. Fetal
hemoglobin (F) mempunyai kemampuan unutk mengikat O2 dalam
konsentrasi tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat melepaskan
CO2 ke darah ibu. Menjelang persalinan janin membuat Adult
Hemoglobin (A) sebagai persiapan kelahiran sehingga dapat menghisap
O2 dengan pernapasan yang telah aktif.

b. Peredaran Darah Janin

Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama


kehidupan fetal dan hati hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi
jantung fetus untuk memompa banyak darah baik melalui paru atau hati.
Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar
melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal
bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa. Darah janin
dialirkan ke placenta melalui aa, umbilacales dan disini di muat dengan
bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk ke dalam badan
janin melalui vena umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki
dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta,
darahnya beredar dalam hati dan kmeudian diangkut melalui vena hepatica
ke dalam vena cava inferior.cabang satunya ialah :
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava interior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah di masuki darah v. hepatica
dan darah ductus venosus arantii mengandung darah bersih, tapi dicampuri
“ darah Kotor “ dari anggota bawah janin.
Darah dari v. cava inferior setelah masuk kedlam serambi kanan sebagaian
masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan sebagaian mengalir ke
dalam bilik kanan bersama-sama dengan darah vena cava superior yang
membawa darah dari kepala dan anggota atas.
Darah dari bilik kanan masuk ke a. pulmonalis, tetapi sebelum sampai
ke paru-paru sebagaian dialirkan ke aorta melalui ductus arteriosus botalli.
Sebagaian kecil pergi keparu-paru dan melalui vena pulmonalis masuk
keserambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava inferior masuk ke
dalam bilik kiri, dan terus ke aorta.
Darah yang keparu-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk
memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah
Aorta disebarkan ke alat-alat badan, tatapi darah banyak menuju kea a.
hypogastricae ( cabang dari art. Iliaca communis ) lalu kea a. umbilicales
dan selanjutnya ke placenta.
Jadi darah yang berdar kejanin selalu bersifat “ darah campuran “ dan isi
vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta.

c. Transisi pada Sistem Sirkulasi Darah


Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan
tekanan art. Purmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru.
Dengan demikian paru-paru akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru
akan mengecil dan seolah-olah darah akan terhisap oleh paru-paru. Ductus
arteriosus Botalli tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas.
Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam v cava inferior
berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam serambi kanan
berkurang, sebaliknya tekanan dalam serambi kiri bertambah karena darah
yang datang dari paru-paru bertambah, akibatnya ialah penutupan foramen
ovale.
Sisa ductus arteriosus bottalli disebut ligamentum arteriosus dan
dari ductus venosus arantii menjadi legamentum vesico umbilicale laterale
kiri dan kanan. Dengan demikian, setelah bayi lahri, kebutuhan oksigen
akan dipenuhi oleh udara yang dihisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi
oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan. Telah di katakan
bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebiuh
cepat, kadar Hb janin tinggi ( sampai 18 gr% ) dan erythrocytnya
banyak ( 5,5 juta per mm ).
Perubahan Primer resistensi vascular paru dan sistemik waktu lahir
meliputi:
1. Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta
yang kira-kira dua kali lipat resistensi vascular sistemik waktu
lahir.
2. Resistensi vascular paru sangat banyak menurun akibat
pengembangan paru.
3. Penutupan foramen ovale.
d. Transisi pada Darah
Pada umumnya bayi baru lahir (BBL) dilahirkan dengan nilai
Hemoglobin (Hb) yang tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan
pada periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan pertama kehidupan
selama beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan
volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada
51-56% neonatus. Pada saat kelahiran meningkat dari 3% menjadi 6% ,
pada minggu ke tujuh sampai minggu ke Sembilan setelah bayi baru lahir
akan turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.
Factor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru
lahir:
1. Waktu pengkleman tali pusat.
2. Pencapaian oksigen adekuat yang lebih cepat membuat penutupan
struktur janin.
3. Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada umumnya kehidupan manusia sellau berjalan seiring dengan


waktu yang terus berputar. Dalam menjalani kehidupannya, manusia
mengalami suatu proses yang sangat panjang, dimulai dari masa bayi
hingga menginjak masa dewasa. Namun kehidupan manusia tidaklah
monoton, artinya dalam setiap jenjang kehidupannya manusia akan
mengalami perubahan-perubahanyang terjadi lambat tetapi pasti baik
dari segi fisik maupun psikisnya. Antara pria dan wanita, mengalami
siklus kesehatan yang berbeda, siklus kesehatan wanita dirasa lebih
rumit daripada siklus kesehatan pria. Hal ini salah satunya dikarenakan
pria dan wanita mempunyai organ reproduksi yang berbeda. Oleh
karena itu siklus kesehatan antara pria dan wanita tidaklah sama.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, kami harap pembaca dapat mengetahui


lebih dalam tentang siklus kehidupan sejak masa konsepsi. Menyadari
bahwa kami sebagai penulis masih jauh dari kata sempurna, maka
kedepannya kami akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah diatas dengan sumber dan referensi yang lebih banyak
dan akurat. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya agar kami
bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.honestdocs.id/proses-pembuahan-fertilisasi-manusia-tahap-
demi-tahap.amp
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&
cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjayrzmvunuAhXSXisKHVQ_DrYQFjA
DegQIBRAC&url=https%3A%2F%2Fsimdos.unud.ac.id%2Fuploads%2F
file_pendidikan_dir%2F5e94e5221fc7015c6321a3e3b93ac00e.pdf&usg=
AOvVaw2Zgc9TLFDglayxq_iFBKTg
https://id.scribd.com/document/426754949/Makalah-Pertumbuhan-Dan-
Perkembangan-Hasil-Konsepsi-1
https://id.scribd.com/doc/206653732/Makalah-Sirkulasi-Darah-Janin

Anda mungkin juga menyukai