Anda di halaman 1dari 34

Gender dan Sex (Jenis

Kelamin)
 Gender bukan hanya sekedar
perbedaan jenis kelamin
 Gender adalah pemahaman dan nilai-
nilai sosial yang diberikan kepada laki-laki
atau perempuan dalam sebuah sistem
sosial
 Ada batas yang tegas antara sesuatu
yang bersifat kodrati dan yang bukan
kodrati.
 Kodrati tidak dapat diubah, sedangkan
yang bukan kodrati adalah sesuatu yang
berubah terus menerus.
 Gender bersifat dinamis dimana tiap
masyarakat secara sosial memberikan
‘wajah’ yang berbeda padanya
 Jadi....Apa
beda Gender dan Sex?
 Bagaimana contohnya?
PERBEDAAN JENIS KELAMIN - GENDER

JENIS KELAMIN (SEKS) GENDER


Perbedaan organ biologis Perbedaan peran, fungsi,
laki-laki dan perempuan dan tanggungjawab
khususnya pada laki-laki dan perempuan
bagian reproduksi. hasil konstruksi sosial

• Ciptaan Tuhan • Buatan manusia


• Bersifat kodrat • Tidak bersifat kodrat
• Tidak dapat berubah • Dapat berubah
• Tidak dapat ditukar • Dapat ditukar
• Berlaku sepanjang zaman & di • Tergantung waktu dan
mana saja budaya setempat
PERBEDAAN SEKS
Perempuan
Laki-laki

• payudara
• penis
• vagina
• testis
• ovarium
• sperma • menstruasi
(kodrat) • sel telur

(kodrat)
Bukan kodrat tapi pilihan:
Perempuan : Bisa Hamil, Melahirkan & Menyusui (Peran isteri / Ibu).
Laki-laki : Bisa Membuahi sel telur (Peran suami / ayah).
PERBEDAAN PERAN GENDER
Laki-laki Perempuan

Maskulin : kuat, gagah, Feminin : lembut , perhatian,


perkasa, pemberani, tegas, perasa , emosional, mengalah,
rasional, terus terang, suka beraninya di belakang,
menantang, agresif, dst bergantung, submisif, dst

Harus berkerja di luar rumah Diberi tempat di dalam rumah


untuk kerja produksi / untuk kerja domestik dan
menghasilkan uang reproduksi

Karena harus menanggung Tidak perlu bekerja mencari


beban keluarga maka harus nafkah, kalaupun bekerja
diupah secara utuh dianggap sbg pelengkap

Melahirkan KETIDAKADILAN GENDER karena oleh


masyarakat sering disalahartikan sebagai “kodrat”
PEMBEDAAN SIFAT, FUNGSI, RUANG
DAN PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT

LAKI-LAKI PEREMPUAN

SIFAT Maskulin Feminin

FUNGSI Produksi Reproduksi

RUANG
Publik Domestik
LINGKUP
TANGGUNG
Nafkah utama Nafkah tambahan
JAWAB
BENTUK-BENTUK
KETIDAKADILAN GENDER

• Marginalisasi
• Subordinasi
• Pelabelan/Citra Baku/Stereotype
• Beban Ganda/Double Burden
• Tindak Kekerasan/Violence
MARJINALISASI
PROSES PEMINGGIRAN AKIBAT PERBEDAAN JENIS
KELAMIN YANG MENGAKIBATKAN KEMISKINAN
MARGINALISASI / PEMINGGIRAN

▪ Perempuan sering menjadi korban pertama


jika terjadi PHK
▪ Izin usaha perempuan harus diketahui
ayah (jika masih lajang & suami jika sudah
menikah, permohonan kredit harus seizin
suami
 Pembatasan kesempatan di bidang
pekerjaan tertentu terhadap perempuan
 Ada beberapa pasal hukum dan tradisi yang
memperlakukan perempuan tidak setara
dengan laki-laki : harta waris, gono-gini, dst.
 Kemajuan teknologi sering meminggirkan
peranserta perempuan
SUBORDINASI /PENOMORDUAAN
• Masih sedikit perempuan yang berperan dalam
level pengambil keputusan dalam organisasi /
pekerjaan
•Perempuan yang tidak menikah atau tidak punya
anak dianggap lebih rendah secara sosial sehingga
ada alasan untuk poligami.
•Perempuan dibayar sebagai pekerja lajang atau
bahkan dikeluarkan karena alasan menikah atau
hamil,
•Ada aturan pajak penghasilan perempuan lebih
tinggi dari laki-laki karena perempuan dianggap
lajang.
• Beberapa pasal hukum tidak menganggap
perempuan setara dengan laki-laki misalnya :
pendirian izin usaha, pengelolaan harta (suami wajib
mengemudikan harta pribadi isteri)
STEREOTIPE (PELABELAN NEGATIF)

▪ Perempuan : sumur - dapur – kasur - macak - masak – manak :


“sekedar ibu rumah tangga” dan dianggap sebagai pengangguran,
kalaupun bekerja dianggap sebagai perpanjangan peran domestik :
guru TK, sekretaris, bagian penjualan, dst.
• Perempuan emosional, tidak rasional dan tidak mandiri sehingga
tidak berhak pada fungsi perwakilan dan pemimpin.
• Perempuan tidak mampu mengendalikan syahwat jika diberi
kekebasan : tradisi sunat perempuan, perda tentang larangan
keluar malam bagi perempuan, janda dianggap sebagai berpotensi
mengganggu rumah tangga orang.
• Pria: tulang punggung keluarga dan pencari nafkah tidak peduli
seperti apapun kondisinya, jika gagal dicap sbg “tidak
bertanggungjawab”.
• Pria : Kehebatannya dilekatkan pada kemampuan seksual dan
karirnya, menganggap “wajar” jika laki-laki menggoda perempuan,
selingkuh, poligami, dst.
DOUBLE BURDEN
(BEBAN GANDA)

Contoh:
a. Beban pekerjaan di rumah tidak berkurang
dengan adanya peran publik dan peran
pengelolaan komunitas (walaupun
perempuan telah masuk dalam peran
publik/meniti karier peran dalam rumah
tangga masih besar);
b. Pekerjaan dalam rumah tangga, sebagian
besar dikerjakan ibu dan anak perempuan
sedangkan ayah dan anak lelaki terbebas
dari pekerjaan domestik.
DOUBLE BURDEN (BEBAN GANDA)
• Perempuan sebagai perawat, pendidik anak, pendamping
suami, juga pencari nafkah tambahan,
• Perempuan pencari nafkah utama masih harus mengerjakan
tugas domestik,
• Lelaki meski bekerja sebagai mencari nafkah, tetap harus
terlibat dalam peran sosial kemasyarakatan, karena tidak
dapat diwakili oleh perempuan.
KONDISI PEREMPUAN
VIOLENCE / KEKERASAN THD PEREMPUAN
FISIK & NON FISIK

• Larangan untuk belajar atau mengembangkan karir


• Penggunaan istilah yang menyebut ciri fisik atau status
sosial : bahenol, janda kembang, perawan tua, nenek
lincah, dst,
• Tindakan yang diasosiasikan sebagai pernyataan hasrat
seksual : kerdipan, suitan, rangkulan, green jokes,
• Pemaksaan atau sebaliknya pengabaian penggunaan
kontrasepsi,
• Pencabulan, perkosaan, inses,
• Pembatasan atau pengabaian pemberian nafkah
• Penggunaan genitalitas perempuan sbg alat penaklukan
baik pada masa damai ataupun perang,
VIOLENCE (Kekerasan)
FISIK MAUPUN NON FISIK

▪ Perselingkuhan atau poligami tanpa izin isteri,


▪ Pemukulan atau penyiksaan fisik lain,
▪ Pengurungan di dalam rumah,
▪ Pemasungan hak-hak politik
▪ Pemaksaan perkawinan
▪ Pemaksaan pindah agama mengikuti agama pasangan,
▪Perendahan martabat laki-laki dan perempuan semata- mata
sebagai objek seks dalam iklan,
▪ Pria yang tidak “macho” atau maskulin atau gagal di bidang
karir dianggap kurang laki-laki, dan akan dilecehkan dalam
masyarakat.
KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER
 Keadilan dan kesetaraan adalah gagasan dasar,
tujuan dan misi utama peradaban manusia untuk
mencapai kesejahteraan,
 Membangun keharmonisan kehidupan
bermasyarakat, bernegara dan membangun
keluarga berkualitas,
 Jumlah penduduk perempuan hampir setengah
(49,9%) dari seluruh penduduk Indonesia dan
merupakan potensi yang sangat besar dalam
mencapai kemajuan dan kehidupan yang lebih
berkualitas
KESETARAAN GENDER
 Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan
serta hak-haknya sebagai manusia, agar
mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial
budaya, pendidikan dan pertahanan &
keamanan nasional (hankamnas) serta
kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan
KEADILAN GENDER
Suatu perlakuan adil terhadap
perempuan dan laki-laki.
Perbedaan biologis tidak bisa
dijadikan dasar untuk terjadinya
diskriminasi mengenai hak sosial,
budaya, hukum dan politik
terhadap satu jenis kelamin tertentu.
Dengan keadilan gender berarti
tidak ada pembakuan peran,
beban ganda, subordinasi,
marginalisasi dan kekerasan
terhadap perempuan maupun laki-
laki.
TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER

Ditandai dengan tidak adanya diskriminasi


antara perempuan dan laki-laki dan dengan
demikian mereka memiliki akses, kesempatan
berpartisipasi dan kontrol atas pembangunan
serta memperoleh manfaat yang setara dan adil
dari pembangunan
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA KETIDAKADILAN GENDER
• Nilai sosial dan budaya patriarkhi = pranata
kehidupan yang berdasarkan pandangan laki-
laki.
• Produk dan peraturan perundang-undangan
yang masih bias gender;
• Pemahaman ajaran agama yang tidak
komprehensif dan cenderung parsial
• Kelemahan kurang percaya diri, tekad &
inkonsistensi kaum perempuan sendiri dlm
memperjuangkan nasibnya;
• Pemahaman para pemimpin dan pengambil
keputusan terhadap makna Kesetaraan dan
Keadilan Gender yang belum mendalam.
WOMEN EMPOWERMENT
(PEMBERDAYAAN PEREMPUAN)

Usaha sistematis dan terencana untuk


memperbaiki kondisi dan posisi perempuan
dalam kehidupan berkeluarga dan
bermasyarakat
MENGAPA PERANAN PEREMPUAN PENTING

 Diskriminasiberdasarkan Gender terjadi


pada seluruh aspek kehidupan di seluruh
dunia
 Kesenjangan Gender dalam kesempatan
dan kontrol atas sumber daya, ekonomi,
kekuasaan dan politik terjadi dimana-mana
 Perempuan dan anak perempuan
menanggung beban paling berat akibat
ketidak setaraan yang terjadi
MAKA

 Kesetaraan
Gender menjadi persoalan pokok
pembangunan

 Kesetaraan
Gender memperkuat negara untuk
berkembang, mengurangi kemiskinan, dan
memerintah secara efektif

 Mempromosikan kesetaraan gender adalah


bagian utama pembangunan
 Keberhasilanpembangunan nasional di
Indonesia, baik oleh pemerintah, swasta
maupun masyarakat sangat tergantung
dari peran serta laki-laki dan perempuan
sebagai pelaku dan pemanfaat
pembangunan

 Hinggasaat ini peran perempuan belum


dioptimalkan, oleh karena itu program
pemberdayaan perempuan menjadi
agenda bangsa dan memerlukan
dukungan semua pihak
ISU-ISU PEREMPUAN

1. Masalah kemiskinan
2. Trafiking perempuan dan anak
3. KDRT
4. TKW Luar Negeri
5. HIV/Aids
6. Narkoba dan pornografi
STRATEGI
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

1. Pengarusutamaan Gender (PUG/GMS)


2. Penyadaran gender di masyarakat
3. Pembaharuan dan Pengembangan Hukum dan
Peraturan Perundang-undangan yang memberikan
perlindungan terhadap perempuan
4. Advokasi, Fasilitasi dan Mediasi
5. Pengembangan Kemitrasejajaran Harmonis
6. Sistem Informasi Gender
7. Pengembangan Sistem Penghargaan
RANGKUMAN
 Ketidakadilan berbasis gender terjadi pada
laki-laki dan perempuan.
 Laki-laki dan perempuan hendaknya saling
mendukung dan tidak saling
mendiskriminasi untuk mewujudkan
kepenuhan martabat manusia (the fullness
of human dignity)
 Proses penyadaran gender harus dimulai
dengan mengubah paradigma/ pola pikir
tiap individu, dilanjutkan pada keluarga
dan tingkat sosial yang lebih tinggi.
 Proses penyadaran masyarakat tentang
gender membutuhkan perjuangan yang
panjang dan konsisten.

Anda mungkin juga menyukai