Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Manusia sangat mudah terkena penyakit yang bisa ditimbulkan karena
infeksi yang disebabkaan oleh bakteri, virus atau mikroorganisme laiinya yang
sangat mudah masuk ke tubuh manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung, jika manusia tidak menjaga kebersihan dirinya. Infeksi itu sendiri
merupakan invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit (potter dan perry, 2005).
Kita sebagai tenaga kesehatan sangat rentan sekali ketular oleh berbagai
macam jenis mikroorganisme yang terdapat pada alat-alat kesehatan yang dapat
membahayakan tubuh dan keselamatan manusia. Oleh karena itu kita sebagai
tenaga kesehatan harus mampu melindungi diri dengan baik. Salah satu cara
untuk mencegah dari menularnya berbagai jenis penyakit yang terdapat pada alatalaat kesehatan, yaitu dengan melakukan pemrosesan alat secara benar yaitu
dengan cara dekontaminasi, cuci bilas, desinfeksi tingkat tinggi dan sterilisasi.
Namun disini untuk melakukan pemrosesan tersebut, kita sebagai tenaga
kesehatan harus mencuci tangan dengan benar, setelah itu baru kita bisa
melakukan pemrosesan dengan baik tapi, bukan hanya tangan kita yang harus kita
cuci terlebih dahulu, alat yang akan dibersihkan itu harus melewati tahapan
dekontaminasi dan pencucian dan pembilasan terlebih dahulu baru bisa
menggunakan cara desinfeksi tingkat tinggi atau Sterilisasi. Ingat disini,

desifenksi tingkat tinggi tidak perlu dilakukan jika masih bisa dengan sterilisasi
kecuali pada daerah yang terpencil yang memang tidak memungkinkan
melakukan sterilisasi.
Dengan kita melakukan pemrosesan alat dengan baik dan sesuai dengan
standar

maka

penyakit

dan

infeksi

yang

disebabkan

oleh

berbagai

mikroorganisme yang terdapat pada alat kesehatan dapat terhindar.


1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa permasalahan yang perlu
dibahas dalam penulisan makalah ini, yaitu:
a. Apa saja cara pengolaan alat kesehatan dan bagaimana cara pengolahannya?
b. Bagaimana cara membuat larutan klorin?
c. Apa saja pemilihan cara pengolahan alat kesehatan sesuai resiko infeksi dan
jenis penggunaan alatnya?

1.3

Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
a. untuk mengetahui apa saja cara pengelolaan alat kesehatan dan bagaimana
caranya.
b. Untuk mengetahui cara membuat larutan klorin.
c. Untuk mengetahui pemilihan cara pengelolaan alat kesehatan sesuai
resikoinfeksi dan jenis penggunaan alat.

1.4

Metode Penulisan
Berdasarkan permasalahan diatas, maka metode penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
a. buku
b. internet

1.5

Sistematika Penulisan
Berdasarkan permasalahn diatas, maka sistematika penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah

1.3

Tujuan

1.4

Metode Penulisan

1.5

Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1

Pengelolaan Alat kesehatan

2.2

Cara Membuat Larutan Klorin

2.3

Pemilihan Cara Pengelolaan Alat Kesehatan Sesuai Resiko Infeksi dan


Jenis Penggunaan Alat

BAB III PENUTUP


3.1

Kesimpulan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengolahan Alat Kesehatan


Tiga langkah pokok dalam pemrosesan alat dan benda-benda lain dalam upaya
pencegahan infeksi, yaitu:

Dekontaminasi

Cuci bilas

Desinfeksi tingkat tinggi, atau

Sterilisasi

2.1.1

Dekontaminasi

Pengertian
Dekontaminasi

adalah

suatu

tindakan

yang

bertujuan

menghilangkan mikroorganisme pathogen yang menempel

untuk

pada alat

kesehatan sehingga aman digunakan untuk pengolahan selanjutnya. Selain


itu dekontaminasi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
untuk memproses alat, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang
terkontaminasi oleh cairan tubuh atau darah. Tindakan ini akan mematikan
berbagai virus sehingga aman untuk ditangani oleh petugas yang mencuci
termasuk virus hepatitis dan HIV-AIDS.

Tujuan Dekontaminasi
o Melindungi petugas yang menagani alat kesehatan tersebut
o Meminimalkan resiko penularan virus
o Menon-aktifkan HBV, HCV, dan HIV

Tips-tips Dekontaminasi
o Gunakan

tempat/wadah

plastic

untuk

dekontaminasi

agar

mencegah berkaratnya instrument reaksi kimia yang terjadi antara


dua logam yang berbeda (instrument dan wadah/tempat) bila
direndam dalam air.
o Jangan merendam instrument logam yang berlapis elektro (artinya
tidak 100 % baja tahan gores) meski dalam air niasa selama
beberapa jam karena akna berkarat.

o Setelah dekontaminasi, instrument harus segera di cuci dengan air


dingin untuk menghilangkan beban organic sebelum dibersihkan
secara menyeluruh.
o Jarum habis pakai harus diletakkan dalam wadah yang baik untuk
dikubur. Apabila akan digunakan kembali maka jarum harus
dibersihkan dan dicuci secara menyeluruh setelah didekontaminasi.

Cara pelaksanaan
o Gunakan sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan yang
terbuat dari lateks
o Masukkan benda-benda yang terkontaminasi ke dalam larutan
klorin 0.5 % selama 10 menit
o Pastikan alat atau benda terendam seluruhnya

Gambar peralatannya

Handscoen

peralatan medis

larutan klorin

2.1.2

Cuci Bilas

Pengertian
cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme
pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan
termasuk endospora penyebab tetanus. Pencucian yang benar dan baik
dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
12 langkah cara mencuci tangan

Perlengkapan atau bahan-bahan untuk mencuci peralatan


o Sarung tangan rumah tangga atau sarung tangan karet yang tebal
o Sikat halus ( boleh menggunakan sikat gigi)
o Tabung suntik (minimal ukuran 10mL untuk membilas bagian dalam
kateter termasuk kateter penghisap lendir)

o Wadah plastic
o Air bersih
o Sabun atau deterjen

Gambar-gambar alat-alatnya

Sarung tangan karet

Wadah plastic (baskom)

sikat halus

sabun

suntikan

air bersih

Tips-tips cuci bilas


o Gunakan sarung tangan saat membersihkan instrument
o Gunakan pelindung mata (kaca mata)
o Instrument harus dibersihkan dengan sikat yang lembut (bias
menggunakan sikat gigi)
o Semprit (berbahan kaca atau plastic) saat akan digunakan kembali
harus dilepas setelah didekontaminasi atau dibersihkan dengan air
sabun
o Sarung tangan bedah harus dibersihkan didalam air sabun, kedua
bagian dalam dan luar dibersihkan dan dicuci dengan air bersih
sampai tidak ada sabun yang tersisa
o Karet atau tabung plastic dibersihakan secara menyeluruh, dicuci
dan dikeringkan bila akan digunakan kembali
o Endoskopi operasi (misalnya laparoskop) harus secara hati-hati
dibersihkan karena pembersihan yang tidak benar merupakan
penyebab utama masalah mekanis, begitupula dengan penularan
infeksi kepada pasien berikutnya (Weber & Rutala, 201).
o Untuk mencuci kateter ada tahap-tahap pencuciannya, yaitu:
-

Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah
tangah yang dari karet pada kedua tangan

Lepaskan penutup wadah penempung lendir (untuk kateter


penghisap lendir)

10

Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam


kateter sedikitnya tiga kali (atau lebih perlu) dengan air dan
sabun

Bila kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih

Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering


sebelum dilakukan proses DTT.

Kegunaan pencucian
o Sebagai

cara

yang

efektif

untuk

mengurangi

jumlah

mikroorganisme terutama endospora yang menyebabkan tetanus


pada peralatan dan instrument tercemar.
o Sebagai langkah awal, sebelum instrument di sterilisasi atau
didesinfeksi tingkat tinggi. Tidak ada prosedur sterilisasi atau DTT
yang efektif tanpa melaksanakan pencucian terlebih dahulu (Porter
1987).

Cara pelaksanaan
o Gunakan sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan
o Ambil alat bekas pakai yang sudah didekontaminasi ((hati-hati bila
memegang peralatan yang tajam seperti gunting dan jarum jari)
o Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik karet,
jangan dicuci bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam.
o Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati
-

gunakan sikat dengan air dan saabun untuk menghilangkan sisa


kotoran dan darah

11

buka engsel gunting dan klem

Sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan dan pojok


peralatan

Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada
peralatan

Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali atau lebih baik jika
diperlukan dengan air dan sabun atau deterjen

Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih

o Jika alat yang akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi,


tempatkan pada wadah yang bersih dan biarkan kering. Alat yang
akan didesinfeksi dengan di kukus atau direbus, tidak perlu kering.
o Cuci sarung tangan yang telah dipakai dengan air dan sabun,
kemudian bilas dengan air bersih
o Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara
diangin-anginkan.
2.1.3

Desinfeksi Tingat Tinggi (DTT)

Pengertian
Desinfeksi tingkat tinggi merupakan tindakan yang dilakukan
untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora
bakteri pada benda mati. Sterilisasi merupakan cara yang paling
efektif untuk membunuh mikroorganisme, sterilisasi tidak selalu
memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT merupakan satusatunya cara alternatif yang digunakan ketika tidak dapat
12

melakukan sterilisasi, misalnya di tempat terpencil yang tidak


memiliki alat untuk sterilisasi maka dapat menggunakan cara DTT.

cara-cara DTT
Lama melakukan proses DTT yaitu 20 menit
o Perebusan

Gunakan panci dengan penutup rapat.

Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan.

Rendam peralatan sehingga semuanya terendam di dalam


air.

Mulai panaskan air.

Mulai hitung waktu saat air mulai mendidiih.

Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih


setelah penghitungan waktu dimulai.

Rebus selama 20 menit.

Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku


khusus.

Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan


sebelum digunakan atau disimpan (jika peralatan dalam
keadaan lembab maka tingkat pencapaian

disinfeksi

tingkat tinggi tidak terjaga).

Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan


dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup.

13

Peralatan bisa disimpan sampai 1 minggu asalkan


penutupnya tidak dibuka.

Gambar peralatannya

Panci untuk rebus dan peralatan yang akan di DTT

o Penguapan

setelah sarung tangan atau benda lain didekontaminasi dan


dicuci. Siap digunakan uap panas.

gunakan wadah (panci) yang berpenutup rapat, dengan tiga


susun nampan pengukus

gulung bagian atas sarung tangan

letakan sarung tanagn pada nampan pengukus yang


berlubang dibawahnya. Letakkan sebnayak 5-15 pasang
sarung tangan dengan bagian ujung jarinya mengarah ke
tengah nampan.

susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang


berisi air

letakkan penutup diatas nampan pengukus paling atas,


kemudian panaskan air hingga mendidih.

14

jika uap telah keluar dari celah-celah di antara panci


pengukus, mulailah perhitungan waktu

kukus sarung tangan selama 20 menit,buka tutup panci dan


letakkan dalam posisi terbalik

angkat nampan plaing atas yang berisi sarung tangan dan


goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung
tangan dapat menetes keluar

letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang


kosong di sebelah kompor

biarkan sarung tangan kering dengan diangin-aginkan


didalam nampan selama 4-6 jam. Biarkan sarung tangan
menjadi dingin selama

5-10 menit, kemudian gunkan

dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab

jika sarung tangan tidak dapat dipakai segera setelah


kering,

gunakan

penjepit

atau

pinset

DTT

untuk

memindahkan sarung tangan dan letakkan ke wadah DTT


dan tutup rapat.

Gambar peralatannya

Panci untuk mengukus

sarung tangan (handscoen)

pinset
15

o Kimiawi

letakkan peralatan dalam keadaan kering

rendam seluruh alat dalam larutan kimia (klorin 0.1 %,


glutraldehid 2 % ) selama 20 menit

bilas alat dengan air yang telah direbus (matang) dan


diangin-anginkan sampai kering.

2.1.4

Setelah kering pindahkan ke wadah DTT dan tutup rapat.

Sterilisasi

Pengertian
Sterilisasi

merupakan

tindakan

yang

dilakukan

untuk

menghilangkan semua mikroorganisme ( bakteri, jamur dan virus)


termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen kesehatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada sterilisasi, diantaranya:


o

Sterlissator (alat unuutuk mensteril) harus siap pakai,bersih


dan masih berfungsi.

Peralatan yang akan disterilisasi harus dibungkus dan diberi


label yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan,
jumlah, tanggal pelaksanaan steril.

Penataan alat harus berprinsip semua bagian dapat steril

Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator


sebelum waktu mensteril selesai

16

Meindahkan alat steril ke dalam tempatnya dengan


korentang steril

Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka


pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan sterilisasi
ulang.

Beberapa alat yang perlu di sterilisasi


o

Peralatan logam (pinset, gunting dll)

Gunting

peralatan logam

Peralatan kaca (semprit, tabung kimia, gelas kimia dll)

Galas kimia
o

pinset

tabung reaksi

Peralatan karet (kateter, sarung tangan, pipa lambung, dll)

handscoen

selang kateter
17

Peralatan ebonite (kanula rectum, kanula trakea dll)

Nasal kanule
o

Peralatan email (bengkok dll)

Bengkok
o

baskom

Peralatan porselin (mangkok,cangkir, piring dll)

Mangkok porselin
o

Peralatan plastic ( selang infuse dll)

Selang infus
o

Peralatan tenun (kain kasa, sprei, selimut dll)

selimut
18

Cara-cara sterilisasi
o

Sterilisasi uap (Autoklaf)

Metode ini digunakan untuk sterilisasi alat gelas,


alat berskala, bahan karet dan larutan yang
ditujukan untuk infeksi pada tubuh.

Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi


seperti produk-produk yang terbuat dari minyak dan
serbuk.

Waktu

yang

diperlukan

dalam

proses

atau

metodeini adalah 1210 C selama 12 menit

Langkah-langkah Sterilisasi uap


-

Menyiapkan alat-alatyang akan digunakan

Mendekontaminasikan, membersihkan dan


mengeringkan seluruh instrument yang akan
di sterilisasikan

Membuka semua kunci peralatan berengsel


dan membongkar instrument yang terdiri
atas beberapa bagian atau sorong
19

Membungkus alat dengan kain katun ganda


atau kertas Koran. Bila tidak dibungkus
meletakkan alat dalam baki atau wadah
terbuka

Menyusun paket dalam ruang sterilisator


untuk emudahkan sirkulasi yang bebas dan
penetrasi uap ke seluruh permukaan.

Mengatur sterilisator, melakukan sterilisasi


dengan suhu 1210C dengan tekanan 106 kPa
selama20 menituntuk alat tidak terbungkus
dan 30 menit untuk alat terbungkus.

Menunggu 20-30 menit (tekanan turun


hingga 0 ) sampai sterilisator dingin

Membuka

penutup

autoklaf

untuk

instrument

kering

mengeluarkan nuap
-

Membiarkan

paket

sebelum diangkat (kurang lebih 30 menit)


-

Megeluarkan paket dari sterilisator

Menempatkan baki atau paket steril diatas


permukaan yang dilapisi kertas atau bahan
kain untuk mencegah kondensasi

Menempatkan

instrument

yang

tidak

dibungkus dalam wadah steril dan tertutup.

20

Catat kondisi proses sterilisasi (waktu,


temperature, tekanan ) dalam buku khusus

Instrument yang dibungkus kain atau kertas


dianggap steril sepanjang paket tetap kering,
bersih dan utuh.

Sterilisasi Panas Kering ( oven )

Beberapa waktu yang diperlukan untuk sterilisasi


panas kering (oven)
-1700C selama 1 jam
-1600C selama 2 jam
-1500C selama 2.5 jam
-1400C selama 3 jam

Langkah-langkah sterilisasi panas kering (oven)


-

Menyiapkan alat-alat yang digunakna

Mendekontaminasikan, membersihkan dan


mengeringkan seluruh instrument yang akan
di sterilkan

Membuka semua kunci peralatan berengsel


dan membongkar instrument yang terdiri
atas beberapabagian atau sorong.
21

Membungkus alat dengan kertas aluminium


atau menempatkan pada container logam
yang

tertutup.

Bila

tidak

dibungkus

meletakakan alat dalam wadah logam atau


diatas baki
-

Meletakan laat-alat dalamoven

Memanaskan oven dalam suhu 1700C


selama 1 jam ; suhu 1600C Selama 2 jam;
1500C selama 2.5 jam; 1400C selama 3 jam

Memulai

mengukur

waktu

dan

mempertahankan suhu sesuai suhu dan


waktu yang dipilih
-

rutan Menunggu oven dan alat dingin

Mengakat paket atau wsadah logam dan


menyimpannya

Untuk

alat

yang

tidak

dibungkus:

mengeluarkan dengan cunam ateril dan


menaruh dalam wadah steril dan ditutup
rapat.
o

Sterilisasi kimia

22

Glutraldehid 2-4 , direndam selama 10 jam

Formalindehid 8 % direndam selama 24 jam

Bilas dengan air yang steril sebelum digunakan


kembali atau sebelum disimpan.

Langkah-langkah sterilisasi kimia


-

Menyiapkan

alat-alat

yang

kan

digunakan,termasuk larutan kimia yang kan


digunakna
-

Mendekontaminasikan, membersihkan dan


mengeringkan seluruh instrument yang kan
di sterilkan

Membuka semua kunci peralatan berengsel


dan membongkar instrument yang terdiri
atas beberapa bagian atau sorong.

Memasukkan alat-alat ke dalam larutan


glutradehid 2 % atau formaldehid 8 %

Memastikan semua alat terendam

Menutup wadah, rendam selama waktu yang


ditentukan ( 8-10 jam untuk glutradehid dan
24 jam untuk formaldehid)

Mengangkat alat-alat dengan cunam steril

23

Membilas

alat-alat

dengan

air

steril

sebanyak 3 kalli dan keringkan sebentar di


udara
-

Menaruh alat dalam wadah steril dan


menutup rapat bila tidak digunakan.

(RENDAM DALAM LARUTAN KLORIN 0,5 % SELAMA 10)

Cuci (bilas
(gunakan deterjen, sikat dan sarung tangan tebal)
Metode yang
dipilih
Uap ; (106 kPa; 20tak
terbungkus, 30
berbungkus)
Oven; (1700 C;60)
Kimiawi ; Rendam 10
jam

Metode alternatif

DTT

sterilisasi

Pemrosesan alat bakas pakai

Dekontaminasi

Rebus/kukus
(panci
tertutup; 20)
Kimiawi
(rendam
20)

24

2.2

Cara Membuat Larutan Klorin


Larutan klorin 0.5 % dari serbuk kering

Jumlah bagian air

Jumlah bagian air =

= 10-1 = 9 bagian

Campur 1 bagian larutan pekat dengan 9 bagian air


Jadi, air : klorin = 9 : 1

Contoh:
Buat larutan klorin 0.5 % sebanyak 150 cc?
Jawab:
Air

Klorin

150 = 15 cc

Jadi, air : klorin = 135 : 15 = 150 cc


Buat larutan klorin 0.5 % sebanyak 2 liter?
Jawab:
2 liter = 2000 cc
Air
25

Klorin

Jadi, air : klorin = 1800 : 200 = 2000 cc


2.3

Pemilihan cara pengelolaan alat kesehatan sesuai resiko infeksi dan jenis penggunaan alat

Resiko tinggi
Suatu alat termasuk dalam katagori resikotinggi karena penggunaan alat
tersebut beresiko tinggi untuk menyebabkan infeksi apabila alat terseut
terkontaminasi oleh mikroorganisme. Alat tersebut harus dalam keadaan
steril karena penggunaanya menembus jaringan atau system pembuluh
darahyang steril. Katagori yang termasuk resiko tinggi meliputi alat
kesehatan bedah,kateter jantung dan lat yang ditanam.

Resiko sedang
Alat yang digunakan untuk menyetuh lapisan mukosa atau kulit yang tidak
utuh harus bebas dari semua mikroorganisme kecuali spora. Lapisan mukosa
yang utuh pada umumnya dapat menahan infekssi spora tetapi rentan
terhadap infeksi basil TBC dan virus, yang termasuk dalam katagori resiko
sedang antara lain alat untuk terapi pernapasan, alat anastesi, endoskopi dan
ring diafgrama. Alat beresiko sedang menggunakan cara pengelolaan
desinfeksi tingkat tinggi.

Resiko rendah
Alat yang masuk dalam katagori resiko rendah adalah yang digunakna pada
kulit yang utuh dan bukan untuk lapisan mukosa. Contoh alat yang masuk
katagori resiko rendah adalah pispot, tensi meter, tempat tidur, peralatan

26

makan, perabotan dan lantai. Cara pengelolaannya bisa dilakukan dengan cuci
bilas.

27

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Tiga langkah pokok dalam pemrosesan alat dan benda-benda lainnya dalam upaya
pencegahan infeksi, yaitu dekontaminasi, cuci bilas, desinfeksi tingkat tinggi atau
sterilisasi. Mengapa ada tiga pokok dalam pemrosesan karena jika masih bisa melakukan
cara pemrosesan dengan sterilisasi kita tidak perlu lagi menggunakan desinfeksi tingkat
tinggi keculi pada daerah yang terpencil yang sangat tidak memungkinkan melakukan
sterilisasi karena tidak adanya alat untuk melakukan itu, alternatif yang baik adalah
dengan menggunakan cara desinfeksi tingkat tinggi.
Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menagani peralatan, perlengkapan,
sarung tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi. Dekontaminasi adalah suatu
tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme pathogen yang menempel
pada alat kesehatan sehingga aman digunakan untuk pengolahan selanjutnya. Pencucian
merupakan cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada
peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan termasuk endospora
penyebab tetanus. Pencucian yang benar dan baik dengan menggunakan sabun dan air
mengalir.
sebelum melakukan proses desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi, harus
melakukan dekontaminasi dan pencucian dan pembilasan terlebih dahulu agar semua
perlatan tersebut dapat bersih baru dimasukkan kedalam prsoses desinfeksi tingakt tinggi,
yaitu dengan cara perebusan, penguapan dan kimiawi atau menggunakan cara sterilisasi,
28

yaitu dengan sterilisasi uap, sterilisasi panas kering dan sterilisasi kimia. Ini merupakan
cara-cara dalam pemrosesan alat kesehatan.

29

DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati, Yuni.2010.Penutun Belajar Keterampilan Dasar Parktik Klinik
Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya.
Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat.2008.Praktikum Dasar Praktik Klinik:Aplikasi
Dasar-dasar Praktik kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.
Uliyah, Musrifatul dan A. AzizAlimul Hidayat.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk
Kebidanan (edisi 2).Jakarta:Salemba Medika.

30

Anda mungkin juga menyukai