Anda di halaman 1dari 13

5 benang merah

Kelompok 4 :

Novita Ardiyanti
Nur Aflah Lubis
Nur Khairunnisa
Putri Krisna
Putri Miranda
Rika May Hajar
Rizky Ayu Andari
Lima Benang Merah
Lima aspek dasar/lima benang merah yang
penting dan saling terkait dalam persalinan yang
bersih dan aman adalah: Membuat keputusan klinik,
Asuhan sayang ibu dan bayi, Pencegahan infeksi,
Pencatatan/Rekam medis, dan Rujukan.
1. Membuat Keputusan Klinik
Melakukan keputusan klinik dilakukan dengan
melalui proses pemecahan masalah yang sistematis
yaitu mengumpulkan dan analisa informasi, membuat
diagnosa kerja (menentukan kondisi yang dikaji
normal atau bermasalah), membuat rencana tindakan
yang sesuai diagnose, melaksanakan rencana tindakan
dan mengevaluasi hasil asuhan/ tindakan yang telah
diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir.
Proses tersebut bisa disimpulkan menjadi empat
langkah pengambilan keputusan klinik, yaitu:
a) Pengumpulan data
Data yang terkumpul diklasifikasi dalam data subyektif dan data obyektif. Data
subyektif adalah data yang dikeluhkan oleh pasien didapatkan dengan metode
pengumpulan data wawancara. Data obyektif adalah data yang bisa diperoleh
pemeriksa dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan observasi.
b) Diagnosa
Data yang terkumpul, kemudian dilakukan analisis data untuk selanjutnya
dirumuskan diagnosa. Pastikan data yang ada dapat mendukung dignosa. Perhatikan
bahwa mungkin terdapat sejumlah diagnosa banding/ganda. Pengumpulan data
untuk merumuskan diagnosa bukan proses linier melainkan proses sirkuler
(melingkar) yang berlangsung terus menerus. Selanjutnya lakukan antisipasi
masalah/penyulit yang mungkin terjadi setelah diagnosa dibuat.
c). Penatalaksanaan asuhan
Penatalaksanaan asuhan diawali dengan membuat rencana, yang selanjutnya
pelaksanaan rencana asuhan. Dalam penatalaksanaan asuhan yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Susun rencana penatalaksanaan yang memadai bagi ibu dan BBL.
2. Terdapat beberapa pilihan intervensi efektif, diskusikan dengan ibu/keluarga. Pilihan
ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a) Bukti-bukti klinik (pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium).
b) Keinginan dan kepercayaan ibu.
c) Tempat dimana asuhan diberikan.
d) Perlengkapan, bahan, obat yang tersedia.
e) Biaya.
f) Tingkat keterampilan.
g) Sumber daya yang mendukung.
3. Laksanakan rencana secara tepat waktu dan mengacu keselamatan klien.

d). Evaluasi
Penatalaksaan yang telah dilaksanakan dievalusai untuk menilai tingkat
efektifitasnya.
Membuat keputusan klinik adalah komponen esensial dalam asuhan bersih dan
aman pada ibu selama persalinan/kelahiran, nifas, dan BBL. Proses membuat suatu
keputusan klinik memungkinkan dihasilkannya keputusan yang benar dan tepat
waktu bagi asuhan spesifik yang diperlukan seorang ibu dan BBL (mencegah
terjadinya komplikasi dan memungkinkan pengenalan dini tanda dan gejala adanya
penyulit).
2. Asuhan Sayang Ibu
Asuhan Sayang Ibu dan Bayi adalah asuhan
dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan ibu. Membayangkan
asuhan sayang ibu/ASI adalah dengan menanyakan
pada diri kita sendiri “apakah asuhan seperti ini yang
saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang
hamil.” Salah satu prinsip Asuhan Sayang Ibu adalah
dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama
persalinan.
Beberapa contoh penerapan Asuhan Sayang
Ibu saat persalinan adalah :
a) Panggil ibu sesuai nama, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.
b) Jelaskan asuhan yang akan diberikan sebelum memulai asuhan.
c) Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarga.
d) Anjurkan ibu bertanya, membicarakan rasa takut/khawatirnya dan
dengarkan.
e) Anjurkan ibu ditemani keluarga/suaminya.
f) Ajarkan suami dan keluarga bagaimana cara memperhatikan dan
mendukung ibu.
g) Lakukan praktek Pencegahan Infeksi/PI yang baik secara konsisten.
h) Ibu dipimpin meneran dalam posisi yang diinginkan.
i) Anjurkan ibu minum dan makan makanan ringan bila menginginkan.
j) Hargai privacy ibu.
k) Hargai dan perbolehkan praktek tradisional yang tidak merugikan.
i) Hindari tindakan yang tidak ada indikasinya.
L) Bayi diberikan pada ibu untuk dipeluk segera setelah lahir.
m) Membantu memulai pemberian ASI dalam ½ jam pertama kelahiran.
n) Siapkan rencana rujukan (Kalau perlu).
o) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi.
p) Ibu boleh berjalan-jalan sampai pembukaan lengkap.
q) Episiotomi pada janin gawat.
r) Bidan mengupayakan kenyamanan ibu selama proses persalinan.
s) Bayi ditaruh di atas perut ibu segera setelah lahir.
t) Tidak melakukan pengisapan lendir segera setelah bayi lahir secara rutin.
u) Segera mengeringkan bayi setelah lahir.
v) Tidak langsung memandikan bayi segera setelah lahir.
w) Menutup kepala bayi segera setelah lahir dan dikeringkan.
3. Pencegahan Infeksi / PI
Tujuan PI adalah melindungi ibu, BBL, keluarga,
penolong persalinan dan tenaga kesehatan lain sehingga
mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur. PI juga
bertujuan untuk menurunkan resiko penularan penyakit
berbahaya (hepatitis, HIV/AIDS).
Ada beberapa tindakan yang akan sering kita temui dalam
PI, yang perlu diketahui pengertiannya. Tindakan tersebut
antara lain adalah asepsis, tehnik aseptik, antiseptik,
dekontaminasi, desinfeksi, cuci bilas, desinfeksi, desinfeksi
tingkat tinggi, sterilisasi.
Defenisi tindakan dalam PI tersebut adalah :
a. Asepsis adalah suatu tindakan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
kedalam tubuh.
b. Tehnik aseptik adalah suatu tindakan membuat prosedur lebih aman dengan
menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh mikroorganisme pada kulit,
jaringan dan instrumen hingga tingkat yang aman.
c. Antisepsis adalah suatu tindakan PI dengan cara membunuh/menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit/jaringan tubuh.
d. Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
petugas kesehatan dapat menangani secara aman berbagai benda yang
terkontaminasi darah, cairan tubuh.
e. Mencuci dan membilas adalah suatu tindakan untuk menghilangkan darah, cairan
tubuh atau benda asing dari kulit/instrumen.
f. Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorganisme pada benda mati/instrumen.
g. Desinfeksi Tingkat Tinggi/DTT adalah suatu tindakan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri.
h. Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
termasuk endospora pada benda mati/instrumen.
Prinsip PI yang perlu kita pegang
adalah :
a) Setiap orang harus dianggap menularkan penyakit.
b) Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
c) Permukaan benda yang akan dan telah bersentuhan dengan
permukaan kulit yang tidak utuh harus dianggap
terkontaminasi dan harus diproses secara benar.
d) Jika ragu alat/benda telah diproses maka alat/benda tersebut
dianggap terkontaminasi.
e) Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan total, tapi dikurangi
hingga sekecil mungkin dengan menerapkan PI secara benar
dan konsisten
Tindakan PI :
a. Cuci tangan : kapan? Cara?
b. Memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindungan lain.
1) Ganti sarung tangan untuk setiap ibu dan BBL.
2) Proses sarung tangan jangan >3 kali proses.
3) Sarung tangan steril/DTT dipergunakan untuk tindakan yang kontak dengan
jaringan dibawah kulit.
4) Sarung tangan bersih dipergunakan untuk menangani darah dan cairan tubuh.
5) Sarung tangan tebal dipergunakan untuk cuci peralatan, menangani sampah.

c. Menggunakan tehnik aseptik Penggunaan pelindung diri, antisepsis (cuci tangan,


pengelolaan antiseptik), menjaga tingkat sterilitas/DTT.
d. Memproses alat bekas pakai (Dekontaminasi, cuci bilas, DTT /sterilisasi)
f. Menangani peralatan tajam dengan aman.
g. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (pengelolaan sampah).
4.Pencatatan (Dokumentasi)

Anda mungkin juga menyukai