Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN

PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR

Oleh :

NOVITA WIDIANINGSIH

NIM. 190550009

PROGRAM DIPOMA III KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN JEMBER

YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN JEMBER

JL. PANGANNDARAN NO. 42 ANTIROGO-JEMBER

TELP,/FAX.0331-325930

LEMBAR KONSULTASI

i
NO MATERI KONSULTASI NAMA & TANDA

TANGAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN

ii
Laporan asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir telah dilakasanakan pada
tanggal 27 juli 2020 di PBM

Jember, 20 juli 2020

Pembimbing Ruangan Mahasiswa

(…………………….)
(……………….)

Pembimbing Akademik

(………………………)

KATA PENGHANTAR

iii
Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan banyak
hikmah dan nikmat sehingga saya bisa menyelesaikan laporan yang saya buat dengan
judul “Asuhan Kebidanan Persalinan dan bayi baru Lahir.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada saya dalam menyusun laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya tidak luput dari banyak kekurangan, baik dari
segi tata bahasa, kalimat maupun isi. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran untuk
proses perbaikin, sekian penghantar dari saya semoga laporan ini sangat bermanfaat.

Jember 27 juli 2020

NOVITA WIDIANINGSIH

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGHANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………....7


1.2 Tujuan ……………………………………………………………………...7
1.3 Ruang Lingkup……………………………………………………………...8
1.4 Manfaat …………………………………………………………………....9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori ……………………………………………………………..10

2.1.1 Pengertian dan Tahap Persalinan ……………………………………..11

2.1.2 Permulaan dan Mekanisme Persalinan………………………………..12

2.1.3 Perubahan Fisiologi…………………………………………………...17

2.1.4 Perubahan Psikologi..............................................................................18

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan................................................20

2.1.6 Rencana Asuhan Fisiologis Persalinan dan Bayi Baru Lahir…………21

2.1.7 Rencana Asuhan pada Persalinan dengan Ketidaknyamanan yang

Sering Terjadi………………………………………………………..28

v
2.2 Manajemen Konsep Asuhan Kebidanan……………………………….…30

2.2.1 Pengkajian Data Subyektif dan Objektif…………………...…….....31

2.2.2 Interpretasi Data………………………………………………...…..33

2.2.3 Diagnosa Potensial………………………………………………….35

2.2.4 Antisipasi Penanganan Segera……………………………………...36

2.2.5 Intervensi…………………………………………………………....36

2.2.6 Implementasi………………………………………………………..36

2.2.7 Evaluasi……………………………………………………………..37

BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan …………………………………………………………………38

3.2 Saran……………………………………………………………………...38

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..39

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data dari kementrian kesehatan 2017 menunjukkan angka
kematian bayi dan ibu saat melahirkan mengalami penurunan sejak 2015 hingga
pertengahan tahun 2017.jumlah kasus kematian bayi turun dari 33.278 kasus pada
2015 menjadi 32.007 kasus pada 2016.sementara hingga pertengahan tahun 2017
tercatat sebanyak 10.294 kasus kematian bayi.demikian pula dengan angka kematian
ibu saat melahirkan turun dari 4.999 kasus pada 2015 menjadi 4.912 kasus pada
2016.sementara hingga pertengahan tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian ibu
saat proses persalinan(kemenkes,2017)
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada
proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melalui jalan lahir(Decherneyet al, 2007).Tujuan dari
pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang aman bagi ibu dan
bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan untuk mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi, sebab kematian ibu
dan bayi sering terjadi terutama saat proses persalinan (Koblinsky et al, 2006).
Tingginya komplikasi obstetric seperti pendarahan pasca persalinan,
eklampsia,sepsis dan komplikasi keguguran yang menimbulkan tingginya kasus
kesakitan dan kematian ibu di Negara berkembang. Persalinan yang terjadi di
Indonesia masih di tingkat pelayanan primer dimana tingkat keterampilan dan
pengethuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan masih belum memadai. Deteksi
dini dan pencegahan komplikasi dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan
ibu serta bayi baru lahir. Maka tenaga kesehatan perlu menerapkan asuhan
persalinan secara tepat waktu dan di gunakan sebaik dan semaksimal mungkin baik
sebelum atau saat masalah terjadi dan segera melakukan tindakan rujukan sebagai
upaya pencegahan atau deteksi dini adanya kemungkinan terjadi komplikasi,
sehingga ibu dan bayi baru lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan
kematian serta menerapkan prinsip dasar asuhan sayang ibu dengan mengikut
sertakan suami dan kelurga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.
(Kurnarium,2016)
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir diperlukan untuk
melakukan pemeriksaan dan pengawasan secara komprehensif yang dimulai dari
masa persalinan hingga bayi baru lahir, sesuai dengan tugas dan kewenangan
seorang bidan yang tercantum dalam pasal UU Kebidanan No 4 tahun 2019.

7
Maka penulis berharap dengan menyusun sebuah laporan yang berjudul “
Laporan Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru lahir, dengan ini mampu
untuk memberikan Asuhan secara komprehensif kepada ibu bersalin dan bayi baru
lahir di PMB.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Dengan pengambilan studi kasus ini diharapkan mahasiswa dapat


mengaplikasikan manajemen asuhan komprehensif dengan menggunakan
pendekatan manajemen SOAP dengan pola pikir varney secara tepat dan benar.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan 7 langkah varney meliputi Pengkajian


data,Diagnosa/masalah,Antisipasi masalah potensial / diagnosa lain,Menetapkan
kebutuhan segera untuk konsultasi dan kolaborasi, Perencanaan, Implementasi,
Evaluasi secara komprehensif.

1.3 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dari laporan tugas akhir ini untuk melakukan asuhan
kebidanan komprehensif pada Ny.Diana 25 tahun yang dimulai dari usia kehamilan
35 minggu 5 hari hingga bersalin,nifas dan bayi baru lahir di PMB.pelayanan ini
dilakukan di PMB karena pada PMB ini Bidan melakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif. Asuhan ini dilakukan pada bulan maret sampai april 2020.
1.3.1 Sasaran
ibu bersalin hingga bayi baru lahir
1.3.2 Tempat praktek
Praktik Mandiri Bidan (PMB)
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi institusi
Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa
memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan kebidaanan
koprehensif pada ibu hamil,bersalin,bayi baru lahir dan nifas yang telah
diberikan oleh institusi pendidikan selama proses pembelajaran serta menambah

8
bahan bacaan ilmu pengetahuan.serta sebagai dokumentasi dan bahan
perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat bagi lahan praktek


Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan,khususnya
bidan dalam menangani asuhan kebidanan komprehensif pada ibu
hamil,bersalin,bayi baru lahir dan nifas baik secara mandiri ,kolaborasi dan
rujukan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan

1.4.3 Bagi klien


Klien mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan.

9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengertian dan Tahapan persalian

a. Pengertian persalinan

Persalinan merupakan Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran


bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo2002).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Prawirohardjo, 2002).

Macam-macam persalinan,Persalinan spontan Bila persalinan berlangsung


dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut,Persalinan buatan Bila
persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau
dilakukan operasi Sectio Caesaria,Persalinan anjuran Persalinan yang tidak dimulai
dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian
pitocin atau prostaglandin.

b. Tahap persalinan

1. Kala I (Pembukaan Jalan Lahir)


Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri
dengan dilatasi serviks lengkap hingga 10 cm. Persalinan kala I berlangsung 18 –
24 jam. Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2 fase,
yaitu: (Yuliawati, 2019)

10
a. Fase laten : pembukaan < 4cm, berlangsung 6-8 jam, tidak ada standar
durasi waktunya
b. Fase aktif: pembukaan 4-10 cm. pada primipara 1cm/jam sedangkan
pada multipara 1-2 cm/ jam.
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan
deselerasi:
1) Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi
4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu
2 jam, pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
2. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan
1 jam pada multi.
a. Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1) Ibu ingin meneran
2) Perineum menonjol
3) Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5) His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6) Pembukaan lengkap (10 cm )
7) Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-
rata 0.5 jam
8) Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya
detak jantung bayi setelah kontraksi
c) Kondisi

11
3. Kala III
Kala III yaitu yang dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta.
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.
Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
a. Tanda-tanda Klinik dari Pelepasan Plasenta
1) Semburan darah
2) Pemanjatan tali pusat
3) Perubahan dalam posisi uterus:uterus naik di dalam abdomen
4. Kala IV
Kala IV yaitu Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam.
Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah
terjepit untuk menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi
terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan
perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka
episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan
bersama bayinya

2.1.2 Permulaan dan Mekanisme Persalinan


a. Permulaan
1. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya
menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa
bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri
pada anggota bawah.
2. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke 9 hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor,
fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah
mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung

12
kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut
Pollakisuria.
3. False labor
Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi
Braxton Hicks.
His pendahuluan ini bersifat:
a) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
b) Tidak teratur
c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan
bila dibawa jalan malah sering berkurang
d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
4. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke 9 hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix
yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih
lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan.
5. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam
sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan
fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum
persalinan dengan energi yang penuh.
6. Gastrointestinal Upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda
seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon
terhadap sistem pencernaan.
b. Mekanisme Persalinan
1) Masuknya kepala janin dalam PAP
a) Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida terjadi pada
bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya terjadi pada
permulaan persalinan.
b) Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang
menyesuaikan dengan letak punggung (Contoh: apabila dalam palpasi
didapatkan punggung kiri maka sutura sagitalis akan teraba melintang
kekiri/posisi jam 3 atau sebaliknya apabila punggung kanan maka sutura

13
sagitalis melintang ke kanan/posisi jam 9) dan pada saat itu kepala dalam
posisi fleksi ringan.
c) Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka
masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang terkecil
dari PAP
d) Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir yaitu tepat di
antara symphysis dan promontorium, maka dikatakan dalam posisi
”synclitismus” pada posisi synclitismus os parietale depan dan belakang
sama tingginya.
e) Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke
belakang mendekati promontorium, maka yang kita hadapi adalah posisi
”asynclitismus”
f) Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati symphisis
dan osparietale belakang lebih rendah dari os parietale depan.
g) Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale
belakang
h) Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus posterior
ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi yang disebut
dengan engagement.
2) Majunya Kepala janin
a) Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam
rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II
b) Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga
panggul terjadi bersamaan.
c) Majunya kepala bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu:
fleksi,putaran paksi dalam, dan ekstensi
d) Majunya kepala disebabkan karena:Tekanan cairan intrauterine,Tekanan
langsung oleh fundus uteri oleh bokong, Kekuatan mengejan,Melurusnya
badan bayi oleh perubahan bentuk Rahim.
3) Fleksi
a) Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling
kecil yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus (9,5 cm) menggantikan
suboccipito frontalis (11 cm)
b) Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau dasar panggul
c) Akibat adanya dorongan di atas kepala janin menjadi fleksi karena
momement yang menimbulkan fleksi lebih besar daripada moment yang
menimbulkan defleksi

14
d) Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal.
Kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke
bawah depan
e) Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin yang
disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi yang
disebut sebagai putaran paksi dalam.
4) Putaran paksi dalam
a) Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
symphisis
b) Pada presentasi belakang kepala bagian terendah adalah daerah ubun-ubun
kecil dan bagian ini akan memutar ke depan ke bawah symphisis
c) Putaran paksi dalam mutlak diperlukan untuk kelahiran kepala, karena
putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala
dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah
panggul
d) Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan tidak
terjadi sebelum kepala sampai di Hodge III, kadang-kadang baru terjadi
setelah kepala sampai di dasar panggul

5) Ekstensi
a) Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar
panggul,terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan di
atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati
pintu bawah panggul.
b) Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul
UUK berada di bawah simfisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion
kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.
c) Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin makin
tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding
rektum.
d) Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-turut tampak
bregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
e) Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut
putaran paksi luar.
6) Putaran paksi luar
a) Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung janin.
b) Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.

15
c) Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya hingga di dasar panggul, apabila kepala telah
dilahirkan bahu akan berada dalam posisi depan belakang.
d) Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dulu baru kemudian bahu
belakang,kemudian bayi lahir seluruhnya.

7. Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu
lahir disusul lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir janin
seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu belakang dan seluruhnya.
(Yuliawati, 2019)

2.1.3 Perubahan Fisiologi


A. FISIOLOGI KALA I
a) Uterus: Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan
dan ke bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang
dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus kontraksi berkontraksi dan
relaksasi memungkinkan kepala janin masuk ke rongga pelvik.
b) Serviks : Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut:
a. Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan
pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir
kehamilan normal berubah – ubah (beberapa mm sampai 3 cm).
Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang secara
teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh
b. Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dari serviks.
Untuk mengukur dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran
centimeter dengan menggunakan jari tangan saat peeriksaan dalam.
Serviks dianggap membuka lengkap setelah mencapai diameter 10
cm
c. Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan
darah sedikit atau sedang dari serviks
B. FISIOLOGI KALA II
a. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit

16
b. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya
cairan kekuning-kuningan sekonyong-konyong dan banyak
c. Pasien mulai mengejan
d. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
panggul,perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka
e. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang
lagi waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar.
Kejadian ini disebut “Kepala membuka pintu”
f. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva
sehingga tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah
lahir dan subocciput ada di bawah symphisis disebut “Kepala keluar
pintu”
g. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun besar,
dahi dan mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk primipara,
perineum biasanya akan robek pada pinggir depannya karena tidak
dapat menahan regangan yang kuat tersebut
h. Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar, sehingga
kepala melintang, vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh
jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan cairan
i. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan
disusul seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi
jalan lahir
j. Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak keluar
waktu ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah
k. Lama kala II pada primi 50 menit pada multi 20 menit.
C. Fisiologi Kala III
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam
uterus, kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan
mengecil. Pengurangan dalam ukuran uterus ini akan menyebabkan
pengurangan dalam ukuran tempat melekatnya plasenta. Oleh karena tempat
melekatnya plasenta tersebut menjadi lebih kecil, maka plasenta akan menjadi
tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian dari
pembuluh-pembuluh darah yang kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat
melekatnya plasenta akan berdarah terus hingga uterus seluruhnya
berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan berkontraksi dan
menekan semua pembuluh-pembuluh darah ini yang akan menghentikan
perdarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Sebelum uterus
berkontraksi, wanita tersebut bisa kehilangan darah 350-360 cc/menit dari
tempat melekatnya plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya
berkontraksi hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran

17
yang cepat dari plasenta segera setelah ia melepaskan dari dinding uterus
merupakan tujuan dari manajemen kebidanan dari kala III yang kompeten.
D. Fisiologi Kala IV
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah
pusat. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara
anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
perdarahan setelah plasenta dilahirkan.

2.1.4 Perubahan Psikologi


a. Pengalaman sebelumnya
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri ini
timbul ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya menghadapi
pengalaman yang buruk yang pernah ia alami sebelumnya, efek
kehamilanterhadap kehidupannya kelak, tanggung jawab ,yang baru atau
tambahan yang akan di tanggungnya, kecemasan yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk nenjadi seorang ibu.
b. Kesiapan emosi
Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bias terkendali yang di
akibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri serta
pengaruh dari orang-orang terdekatnya, ibu bersalin biasanya lebih sensitive
terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang dan terkendali biasanya lebih sering
bersosialisasi dengan sesame ibu-ibu hamil lainnya untuk saling tukar pengalaman
dan pendapat.
c. Persiapan menghadapi persalinan ( fisik, mental,materi dsb)
Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran menghadapi
persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah siap untuk menghadapi
kebutuhan dan penambahan tanggung jawab yang baru dengan adnya calon bayi
yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang berhubungan dengan risiko
keselamtan ibu itu sendiri maupun bayi yang di kandungnya.
d. Support system
Peran serta orang-orang terdekat dan di cintai sangat besar pengaruhnya
terhadap psikologi ibu bersalin biasanya sangat akan membutuhkan dorongan dan

18
kasih saying yang le bih dari seseorang yang di cintai untuk membantu kelancaran
dan jiwa ibu itu sendiri. (Rosyati, 2017).
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan antara lain:
1) Passenger
Malpresentasi atau malformasi janin dapat mempengaruhi persalinan
normal (Taber, 1994). Pada faktor passenger, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan
posisi janin. Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, maka ia
dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004).
2) Passage away
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan
lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang
keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses
persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir
yang relatif kaku (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
3) Power
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his
sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga
panggul (Wiknjosastro dkk, 2005). Ibu melakukan kontraksi involunter dan
volunteer secara bersamaan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
4) Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi
tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih
hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaki sirkulasi. Posisi tegak
meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok (Bobak, Lowdermilk
& Jensen, 2004).
5) Psychologic Respons
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi
wanita dan keluarganya. Rasa takut, tegang dan cemas mungkin
mengakibatkan proses kelahiran berlangsung lambat. Pada kebanyakan
wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi uterus pertama dan
dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan melahirkan
kemudian berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai proses ikatan
dengan bayi. Perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan
keluarganya dalam melalui proses persalinan supaya dicapai hasil yang

19
optimal bagi semua yang terlibat. Wanita yang bersalin biasanya akan
mengutarakan berbagai kekhawatiran jika ditanya, tetapi mereka jarang
dengan spontan menceritakannya (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004)

2.1.6 Rencana Asuhan Fisiologi Ibu Bersalin dan BBL


Penatalaksanaan ibu bersalin normal kala I sampai dengan kala IV
a) Asuhan kala I yaitu :
1) Penggunaan Partograf
Mencatat kemajuan persalinan,Mencatat asuhan yang diberikan selama
persalinan & kelahiran,Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara
dini,mengidentifikasi adanya penyulit,Menggunakan informasi yang ada
untuk membuat keputusan klinik yang sesuai & tepat.
2) Mencatat Temuan Pada Partograf
Informasi tentang ibu, Kesehatan & Kenyamanan Janin, Kemajuan
Persalinan, Jam dan waktu, Kontraksi uterus, Obat-obatan & cairan yang
diberikan, Kesehatan & kenyamanan, Asuan, pengamatan & kuputusan
klinik
3) Dukungan Dalam Persalinan
Kehadiran pendamping persalinan ( bidan, keluarga, teman ),Rasa nyaman
( lingkungan, kebutuhan, eliminasi ),Dorongan semangat,Pemberian
informasi tentang kemajuan persalinan,Kelengkapan dan sterilisasi alat
pertolongan persalinan,Penerimaan sikap dan perilaku ibu.
4) Pengurangan Rasa Sakit
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit menurut Varney’s
Midwifery:
a) Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
b) Pengaturan posisi
c) Relaksasi & latihan pernafasan
d) Istirahat & privasi
e) Penjelasan mengenai proses / kemjuan/ prosedur yang akan
dilakukan. Asuhan diri
f) Sentuhan dan masase
g) Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
sacroliaka
h) Pijatan ganda pada pinggul
i) Penekanan pada lutut
j) Kompres hangat & kompres dingin
k) Berndam
l) Pengeluaran suara

20
m) Visulisasi & pemusatan perhatian
n) Musik
5) Persiapan Persalinan Dikenal dengan istilah “ baksoku” B : Bidan A : Alat
( alat partus, perlengkapan ibu & bayi ) K : Kendaraan S : Surat persetujuan
( Informed Consent ) O : Obat ( infuse, oksitosin, dll ) K : Keluarga U :
Uang.
6) Pemenuhan Kebutuhan Fisik & Psikologis Ibu dan Keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik, meiputi : Kebutuhan makanan & minuman
Kebutuhan cairan (iv ),Kebutuhan eliminasi,Posisi saat bersalin Pemenuhan
kebutuhan psikologis, meliputi : Kehadiran pendamping persalinan (bidan,
keluarga, teman ),Kenyamanan ,Penerimaan atas sikap & perilakunya
,Informasi tentang kemajuan persalinan.
7) Tanda Bahaya Kala I
Segera rujuk ketempat berfasilitas lengkap bila : Ketuban pecah > 24
jam ,Perdarahan pervaginam ( curiga plasenta previa, solusio plasenta ) ,Ibu
dg hipertensi ( bahaya preeklamsi, eklamsi ),Ibu dengan riwayat SC,Ibu
dengan anemia,Partus lama, partus tak maju,Riwayat bayi basar
8) Pendokumentasian kala I

b) Asuhan kala II
1) Mengamati tanda dan gejala kala II
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan atau
vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva, vagina dan spingter anal membuka.
2) Menyiapkan pertongan persalianan
a. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan
bayi baru lahir. Untuk asfiksia → tempat dan datar dan keras, 2 kain
dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60
cm dari tubuh bayi.
b. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi.

21
c. Menyiapkan antitoksin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.
d. Memakai celemek plastic
e. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
f. Memakai sarung tangan DTT pada tahun yang akan di gunakan untuk
periksa dalam.
g. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alt suntik).
3) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a. Membesihkan vulva dan perineum, dengan hati – hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang di basahi air
DTT.
b. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan kebelakang.
c. Buang kapas atau kasa pembersih ( terkontaminasi ) dalam wada yang
tersedia.
d. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi ( dekontaminasi, lepaskan
dan rendam dalam larutan klorin, 0,5 %.
e. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.
f. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara menyelupkan tangan yang
masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan
0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan di
lepaskan.
g. Memeriksa DJJ setelah kontraksi atau saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 120 – 160 x/menit ).

22
4) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
5) Mendokumentasikan hasil hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-
hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
6) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit
(2jam 2menit) meneran (primigravida) atau 60 menit ( 1 jam) meneran
(multigravida).
7) Menyiapkan pertongan kelahiran bayi
a. Meletakkan handuk bersih ( untuk meneringkan bayi ) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
b. Meletakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
c. Membuka tutup parus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
d. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
e. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perinem dengan 1 tanagan yang di lapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahahn kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepal. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal
8) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesui jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
9) Jika tali pusat meliliti leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
10) Jika tali pusat meliliti leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong di antara 2 klem tersebut.
11) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
12) Melahirkan bahu Setelah kepalka melakukan putaran paksi luar, pegang
secara bipareintal. Anjurkan ibu untuk meneran saat berkontraksi.
Dengan lenbut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
13) Melahirkan badan dan tungkai

23
14) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kea rah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
15) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari – jari lainnya).
16) Penanganan bayi baru lahir
a. Melakukan penilaian ( sepintas ) :
1. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan ?
2. Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
b. Mengeringkan tubuh bayi Mengeringkan bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain
yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
c. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (janin tunggal).
d. Memberitahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
e. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosi 10 unit im
(intra muskuler) di 1/3 paha atas bagian distal laterl (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
f. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
g. Memotong dan mengikat tali pusat.
1. Dengan 1 tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem
tersebut.

24
2. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
denan simoul kunci pada sisi lainnya.
3. Melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah di
sediakan.
h. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehinng bayi menempel di
dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.
i. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
c) Asuhan kala III
1. Tanda plasenta telah lahir
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus bulat penuh dan tinggi fundus
biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta
terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah alpukat
dan fundus berada di atas pusat (seringkali mengarah ke sisi kanan).
b. Tali pusat memanjang menjulur keluar melalui vulva.
c. Adanya semburan darah mendadak dan singkat, yang akan membantu
mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Dapat pula
darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas bila kumpulan
darah dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam
plasenta melebihi kapasitas tampungnya
2. Melakukan manajmen aktif kala III meliputi :
a. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 - 10 cm dari
vulva.
b. Meletakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
c. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso-

25
kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri) jika plasenta
tidal lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontrksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melekukan stimulasi putting susu.
d. Mengeluarkan plasenta
e. Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian kea rah atas, mengikuti poros jalan
lahir (tetaplakukan tekanan dorso-kranial). ika tali pusat bertambah
panjanng, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5- 10cm dari vulva
dan lahirkan plasenta.
f. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudaian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah di
sediakan.
g. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakuakan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras).
3. Menilai perdarahan
a. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke
dalam kantong plastik atau tempat khusus.
b. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan
yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
c. Melakukan prosedur pasca persalinan
d. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.

26
d) Asuhan kala IV
1. Melakukan pengakajian pada ibu
a. Keadaan umum ibu , mencakup : kesadaran, tekanan darah,
pernafasan , suhu dan nadi
b. Tinggi fundus uteri dan kontraksi
c. Kandung kemih apakah penuh atau tidak.
d. Melakukan deteksi apakah ada perdarahan aktif atau tidak
e. Mencari kemungkinan dari sumber perdarahan (kontraksi uterus/
robekan jalan lahir)
f. Melakukan estimasi berapa darah yang keluar
2. Pemantauan keadaan bayi
a. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
b. Sebagian besar bayi akn berhasil melekukan insiasi menyusu dini
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama basanya berlangsung
sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
c. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
d. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes
mata anti biotic profilaksis, dan vitamin K1, 1 mg im dip aha kiri
anterolateral.
e. Setelah 1 jam pemberian vit. K1, berikan suntikan imunisasi Hepatitis
B dipaha kana anterolateral.
f. Meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu waktu bias di
susukan. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi beleum
berhasil menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi
berhasil menyusu..
g. Memeriksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal ( 36,5-37,5 ).
3. Kebersihan dan keamanan
a. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di
dkontaminasi.
b. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.

27
c. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering.
d. Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga unntuk member ibu minuman dan makanan yang
di inginkannya.
e. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klotin 0,5 %.
f. Celupkan kain tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%. balikkan
bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
g. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
h. Dokumentasi Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
periksa tanda vital dan asuhan kala IV. (Suprapti,2018)

2.1.7 Rencana Asuhan pada Persalinan dengan Ketidaknyamanan yang Sering Terjadi
a) Asuhan kala I:
1) Bantulah ibu dalam poersalinan jika ibu tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan :
a. Berikan dukungan dan yakinkan dirinya.
b. Berikan informasi mengenai proses dan kemajuanpersalinannya.
c. Dengarkanlah keluhannya
d. Dan cobalah untuk lebih sensitive
2) Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan atau asuhan yang dapat
diberikan :
a. Lakukan berubahan posisi
b. Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur
sebaiknya di anjurkan tidur miring ke kiri
c. Sarankan ibu untuk berjalan
d. Ajaklah orang untuk menemaninnya ( suami/ ibunya ) untuk memijat dan
menggosok punggungnya atau membasuh mukenya di antara kontraksi.
e. Ibu di perbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya.
f. Ajarkan kepadanya teknik bernafas : ibu di minta untuk menarik nafas
panjang, menahan nafasnya sebentar kemudian di lepaskan dengan cara
meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi.

28
3) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain
menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa
sepengetahuan dan seijin pasien/ibu.
4) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur
yang akan di laksanakan dan hasil2 pemeriksaan.
5) Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
setelah BAK/BAB.
6) Ibu bersalin biasanya merasa panas dan bnyak keringat, atasi dengan cara :
a. Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar.
b. Menggunakan kipas biasa.
c. Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.
7) Untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi, berikan cukup
minum.
8) Sarankan ibu untuk berkemih sesegera mungkin.
a. Asuhan kala II
2) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran.
3) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
4) Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) da
dokumentasika semua temuan yang ada.
5) Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
6) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, dan ibu ke posisi setengah duduk
atau posisisi lain yang di inginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
7) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran

29
2.2 Manajemen Asuhan Konsep Kebidanan
Manajemen kebidanan, adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi. Asuhan
kebidanan, adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah di bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. (Handayani, 2017)

2.2.1 Pengkajiaan Data Subjektif dan Objektif

Pengkajian Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang


akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk
memperoleh data dengan cara: (Yulizawati,2019)

a. Anamnese
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Khusus
d. Pemeriksaan Penunjang
Data dasar ini meliputi pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik, dan hasil
pemeriksaan sebelumnya.
a. Mengidentifikasi identitas ibu dan suami (Nama, Umur, Suku, Agama, Status
Pernikahan, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan , Alamat)
b. Keluhan yang dialami dan dirasakan oleh ibu
Rasa sakit pada perut dan pinggang akibat kontraksi yang datang lebih kuat,
sering dan teratur, keluarnya lendir darah dan keluarnya air ketuban dari jalan
lahir merupakan tanda dan gejala persalinan yang akan dikeluhkan oleh ibu
menjelang akan bersalin (Mochtar, 2011).
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
d. Riwayat reproduksi (Menarche, Lama Haid, Siklus Haid, Dismenorhe)
e. Riwayat kesehatan keluarga

30
f. Riwayat kontrasepsi (Metode Kontrasepsi, Efek Samping, Alasan
Penghentian)
g. Pola kebutuhan sehari-hari (Nutrisi, Eliminasi, Personal Hygiene)
h. Data psikososial, spiritual dan ekonomi

Data objektif :

1. Pemeriksaan umum
a) Keadaan Umum: Baik
b) Kesadaran: Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami
kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cukup terhadap
stimulus yang diberikan
c) Keadaan Emosional: Stabil.
d) Berat Badan
e) Tanda-tanda Vital
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka: terdapat Chloasma Gravidarum, ada pembengkakan , bentuk
simetris
b. Mata: Konjungtiva yang normal berwarna merah muda, pandangan mata
yang kabur terhadap suatu benda untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya pre-eklampsia.
c. Payudara: payudara menjadi lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit
akan lebih terlihat, puting payudara membesar, kehitaman dan tegak,
areola meluas dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan
kulit payudara. kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran
ASI.
d. Ekstremitas: Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella
menunjukkan respons positif.
3. Pemeriksaan Khusus
a. Obstetri Abdomen Inspeksi : Menurut Mochtar (2011), muncul garis-garis
pada permukaan kulit perut (Striae Gravidarum) dan garis pertengahan
pada perut (Linea Gravidarum)

31
b. Palpasi :
1) Leopold 1, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat pada
fundus.
2) Leopold 2, menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang, menentukan
letak kepala janin.
3) Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin dan menentukan apakah
bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas panggul atau
masih dapat digerakkan.
4) Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian terbawah
janin masuk ke pintu atas panggul (Mochtar, 2011).
c. Tafsiran Tanggal Persalinan: Bertujuan untuk mengetahui apakah
persalinannya cukup bulan, prematur, atau postmatur. Tafsiran Berat
Janin:
1) Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas panggul Berat janin =
(TFU – 12) × 155 gram
2) Jika kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul Berat janin =
(TFU – 11) × 155 gram
d. Auskultasi: DJJ normal antara 120-160 ×/menit (Kemenkes RI, 2013).
e. Bagian Terendah: Presentasi kepala dengan letak memanjang dan sikap
janin fleksi.
f. Kontraksi: Kontraksi pada awal persalinan berlangsung 15 sampai 20 detik
sedangkan pada persalinan kala I fase aktif berlangsung dari 45 sampai 90
detik dengan durasi rata-rata 60 detik. B
4. Gynekologi Ano – Genetalia
a. Inspeksi: Adanya varises pada sekitar genetalia. Namun tidak semua ibu
hamil akan mengalami varises pada daerah tersebut (Mochtar, 2011). Pada
keadaan normal, tidak terdapat hemoroid pada anus serta pembengkakan
pada kelenjar bartolini dan kelenjar skene. Pengeluaran pervaginam seperti

32
bloody show dan air ketuban juga harus dikaji untuk memastikan adanya
tanda dan gejala persalinan (Mochtar, 2011).
b. Vaginal Toucher: Pemeriksaan vaginal toucher bertujuan untuk mengkaji
penipisan dan pembukaan serviks, bagian terendah, dan status ketuban.
Jika janin dalam presentasi kepala, moulding, kaput suksedaneum dan
posisi janin perlu dikaji dengan pemeriksaan dalam untuk memastikan
adaptasi janin dengan panggul. Pembukaan serviks pada fase laten
berlangsung selama 7-8 jam. Sedangkan pada fase aktif dibagi menjadi 3
fase yaitu fase akselerasi, fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi yang
masing-masing fase berlangsung selama 2 jam (Mochtar, 2011).
c. Kesan Panggul: Panggul paling baik untuk perempuan adalah jenis
ginekoid dengan bentuk pintu atas panggul hampir bulat sehingga
membantu kelancaran proses persalinan (Prawirohardjo, 2010).
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin: Kadar hemoglobin mengalami peningkatan 1,2 gr/100 ml.
b. Cardiotocography (CTG): Bertujuan untuk mengkaji kesejahteraan janin.
c. USG: Pemeriksaan USG dimaksudkan untuk memastikan presentasi janin,
kecukupan air ketuban, tafsiran berat janin, denyut jantung janin dan
mendeteksi adanya komplikasi (Mochtar, 2011).
d. Protein Urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein dan glukosa

2.2.2 Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan

identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang


akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnose dan masalah
yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena
masalah tidak dapat didefenisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan

2.2.3 Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial

33
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial berdasarkan diagnosa atau
masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ini bidan dituntut untuk
mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah
potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar
diagnosa atau masalah potensial tidak terjadi.

2.2.4 Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk


dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu
dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada langkah
sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk
segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan
segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat
rujukan.

2.2.5 Merencana Asuhan Secara Menyeluruh

Upaya ini di kenal sebagi kesiapan menghadapi persalinan dan tanggap


terhadap komplikasi yang mungkin terjadi (birth preparations and complacation
readines),sehingga bidan mampu melakukan deteksi dini jika ada gangguan atau
penyulit dalam persalinan

2.2.6 Implementasi

Melaksanakan asuhan / intervensi terpilihRencana asuhan atau intervensi


bagi ibu bersalin di buat kajian data obyektif dan subyektif, identifikasi kebutuhan
dan kesiapan asuhan atau intervensi efekstif dan mengukur sumber daya atau
kemampuan yang di miliki. Semua di lakukan agar ibu bersalin dapat di tangani
secara baik, terlindungi dari masalah atau penyulit yang dapat menganngu upaya
untuk menolong pasien, hasil pelayanan, kenyamanan dan keselamatan ibu dan
bayinya..

34
2.2.7 Evaluasi

Memantau dan mengevaluasi efektivitas asuhan atau intrevensiRencana


kerja yang telah di kerjakan, akan di evaluasi untuk menilai tingkat efektivitasnya.
Proses pengumpulan data, membuat diagnosis, memilih intervensi, menilai
kemampuan diri, melaksanakan asuhan dan evaluasi. Asuhan yang efektif apabila
masalah yang di hadapi dapat diselesaikan atau membawa dampak yang
menguntungkan terhadap diagnosis yang telah di tegakan. Asuhan atau intervensi
di anggap membawa dampak menguntungkan terhadapdiagnosis yang telah di
tegakan. Bila asuhan atau intevensi tidak membawa hasil atau dampak seperti
yang di harapkan maka sebaiknya di lakukan kajian ulang dan penyusunan
kembali rencana asuhan sehingga pada akhirnya dapat memberi dampak seperti
yang di harapkan.

35
BAB 3

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002).

Manajemen kebidanan, adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan


dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi. Asuhan
kebidanan, adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah di bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. (Handayani, 2017)

3.2 Saran

Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dan dapat
dipahami dalam mengenai asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal dan bayi
baru lahir.

36
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, R,2017.Dokumentasi Kebidanan.Pusdik SDM Kesehatan: Jakarta Selatan.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFIS-DAN-
DOKUMENTASI-KEBIDANAN.pdf

file:///C:/Users/NOVITA~1/AppData/Local/Temp/BUKU-AJAR-Asuhan-Persalinan-
Managemen-Nyeri-Persalinan_NEW_2.pdf

Kepmenkes RI,2019.Panduan Pelayanan Pasca Persalinan Bagi IBu dan Bayi Baru
Lahir.Kementrian Kesehatan RI: Jakarta

Kurniarum, A,2016.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Pusdik SDM


Kesehatan:Jakarta Selatan

Mochtar, Rustam, 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 2. EGC. Jakarta

MODUL BAHAN AJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI


BARU LAHIR Sultanah Zahariah

Prawirohardjo. 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta : FKUI.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Rosyati, H,2017.Asuhan Kebidanan Persalinan.Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah:Jakarta

Yulizawati, Ayunda,dan Lusiana,2019.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada


Persalinan.Ed 1.Indomedia Pustaka: Sidoarjo.

37

Anda mungkin juga menyukai