Anda di halaman 1dari 8

HANDOUT

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Praktek Klinik ( KDPK )

Kode Mata Kuliah : BD. 208

Topik : Pemrosesan Alat

1. Dekontaminasi Alat

2. Pencucian / Pembilasan

Waktu : 1 X 60 Menit ( Teori )

Dosen :

OPS (Terminal Objektif) : Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat

melakukan pemrosesan alat / instrumen.

Sumber Pustaka :

1. Tietjen, Linda, dkk. 2003. Buku Panduan Pencegahan Infeksi;Untuk Fasilitas

Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber terbatas.YBP-SP. Jakarta.Hal. 9.1.

2. Depkes, MNH & JPNK-KR. 2002. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. JHPIEGO.

Jakarta. Hal. 1.15.

3. Johnson R, Taylor W. 2000. Skill For Midwifery Practice. Churchill Livingstone.

London. Hal. 74 - 75.


PENDAHULUAN

Dalam bekerja menciptakan lingkungan bebas infeksi, yang penting dan rasional adalah

melakukan setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan dan keterbatasannya. proses

pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk menurunkan transmisi penyakit dari

instrumen yang kotor, sarung tangan bedah dan barang-barang lain yang dipakai kembali

adalah dekontaminasi, pembersihan, sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT).

ISI

1. Pemrosesan Alat

Tiga langkah pokok dalam pemrosesan alat dan benda-benda lain dalam upaya

pencegahan infeksi yaitu :

- Dekontaminasi

- Pencucian dan pembilasan

- Desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi.

Setiap benda, baik instrumen metal yang kotor maupun sarung tangan memerlukan

penanganan dan pemrosesan khusus agar :

a. Mengurangi risiko perlukaan aksidental atau terpapar darah atau duh tubuh terhadap

setiap pembersih dan rumah tangga.

b. membersihkan hasil akhir berkualitas tinggi (umpamanya instrumen atau benda lain

yang steril atau yang didesinfeksi tingkat tinggi (DTT).

Adapun pemrosesan peralatan bekas pakai dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Dekontaminasi

( Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit )


Keseluruhan di cuci dan di bilas

( Pakai sarung tangan dan pelindung lain seperti kacamata, visors atau geogle )

Cara yang diinginkan Cara yang bisa di terima

Sterilisasi DTT

2. Dekontaminasi

a. Definisi

Dekontaminasi adalah langkah pertama menangani peralatan, perlengkapan, sarung

tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi. Proses yang membuat benda mati

lebih aman untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktivikasi

HBV, HBC dan HIV) dan mengurangi tapi tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme

yang mengkontaminasi.

b. Produk-produk Dekontaminasi

- Larutan klorin 0,5 % dan 0,1 %.

- Etil 70 %

- Alkohol

- Bahan Fenolik atau karbol 0,5 % - 3 %.

Bahan klorin mempunyai daya kerja yang cepat untuk mematikan virus hepatitis B dan

HIV, bila benda-benda yang terkontaminasi di rendam dalam larutan klorin selama 10

menit. Namun daya kerja tersebut akan cepat mengalami penurunan sehingga larutan

tersebut harus diganti paling sedikit setiap 24 jam atau lebih cepat jika terlihat telah kotor

atau keruh.
Rumus Untuk membuat Larutan Klorin 0,5 %

dari larutan Konsentrat berbentuk cair.

% Larutan Konsentrat

Jumlah bagian air = - 1

% Larutan yang di inginkan

Rumus Untuk membuat Larutan Klorin 0,5 %

dari bubuk klorin kering.

% Larutan Konsentrat

Jumlah bagian air = X 1000

% Konsentrat

c. Tips-tips Dekontaminasi

- Gunakan tempat plastik untuk dekontaminasi agar mencegah :

1). Tumpulnya pisau ( misal gunting ) saat bersentuhan dengan kontainer logam.

2). Berkaratnya instrumen karena reaksi kimia (elektrolisis) yang terjadi antara dua logam

yang berbeda (misal instrumen dan wadah) bila direndam dalam air.

- Jangan merendam instrumen logam yang berlapis elektro (artinya tidak 100 % baja

tahan gores) meski dalam air biasa selama beberapa jam karena akan berkarat.

Setelah dekontaminasi, instrumen harus segera dicuci dengan air dingin untuk

menghilangkan bahan organik sebelum dibersihkan secara menyeluruh. Jarum habis

pakai dan semprit harus diletakkan dalam wadah yang baik untuk dikubur. Apabila akan

digunakan kembali maka jarum dan semprit harus dibersihkan dan dicuci secara
menyeluruh setelah didekontaminasi. Sekali instrumen atau benda lainnya telah di

dekontaminasi maka selanjutnya di proses dengan aman.

3. Pencucian dan Pembilasan

a. Definisi

Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar

mikroorganisme pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan.

b. Perlengkapan / bahan-bahan untuk mencuci peralatan

- sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks

- Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi)

- Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml ; untuk membilas bagian dalam kateter termasuk

kateter pengisap lendir.

- Wadah plastik atau baja antikarat (stainless steel)

- Air bersih

- Sabun atau deterjen.

c. Kegunaan pencucian

- Sebagai cara yang efektif untuk mengurangi jumlah mikroorganisme terutama

endospora yang menyebabkan tetanus pada peralatan dan instrumen tercemar.

- Sebagai langkah awal, sebelum instrumen di sterilisasi atau di desinfeksi tingkat tinggi.

Karena tidak ada prosedur sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) yang efektif

tanpa melakukan pencucian terlebih dahulu (Porter, 1987)

d. Tahap-tahap pencucian dan pembilasan

- Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan.

- Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang
peralatan yang tajam seperti gunting dan jarum jari).

- Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci

segera bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam

- Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati :

1). Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran

2). Buka engsel gunting dan klem

3). Sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan dan pojok peralatan

4). Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan.

5). Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali atau lebih jika diperlukan dengan air dan sabun

atau deterjen.

6). Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih.

- Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain

- Jika peralatan akan di desinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan dalam larutan

klorin 0,5 %) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum

memulai proses DTT. Karena peralatan yang masih basah akan mengencerkan larutan

kimia dan membuat larutan menjadi kurang efektif.

- Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus atau direbus atau

di sterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum

proses DTT atau sterilisasi dimulai.

- Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan

kemudian bilas secara seksama dengan menggunakan air bersih.

- Gantungkan sarung tangan dan biarkan dengan cara di angin-anginkan.

e. Tips-tips Pencucian dan Pembilasan


- Gunakan sarung tangan saat membersihkan instrumen dan peralatan.

- Gunakan pelindung mata (Plastik, Pelindung muka, Goggles atau kaca mata) dan rok

plastik jika ada, saat membersihkan alat untuk meminimalkan risiko cipratan cairan yang

terkontaminasi pada mata dan badan.

- Instrumen harus dibersihkan dengan sikat yang lembut (sikat gigi bekas baik untuk

digunakan) dalam air sabun.

- Semprit (berbahan kaca atau plastik) saat akan digunakan kembali harus dilepas setelah

didekontaminasi atau dibersihkan dengan air sabun.

- Sarung tangan bedah harus dibersihkan dalam air sabun, kedua bagian dalam dan luar

dibersihkan dan dicuci dengan air bersih sampai tidak ada sabun yang tersisa.

- Karet atau tabung plstik, misalnya tabung penghisap nasogastik untuk proses kelahiran

bila akan digunakan kembali harus dibersihkan secara menyeluruh, dicuci dan

dikeringkan.

- Endoskopi Operasi (misalnya Laparoskop) harus secara hati-hati dibersihkan karena

pembersihan yang tidak bnar merupakan penyebab utama masalah mekanis, begitupula

dengan penularan infeksi kepada pasien berikutnya (Weber & Rutala, 201).

- Untuk mencuci kateter (termasuk kateter penghisap lendir, lakukan tahap-tahap berikut

ini ;

1) Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada

kedua tangan.

2) Lepaskan penutup wadah penempung lendir (untuk kateter penghisap lendir)

3) Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya tiga kali

(atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun


4) Bila kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih.

5) Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum dilakukan

proses DTT.

- Kateter harus didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) secara kimiawi karena kateter bisa rusak

bila di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara di rebus.

Anda mungkin juga menyukai