Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TEKNIK STERILISASI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
1. ANNIDA SETYA TAHIRA
2. FEBRIANTI MEGA KUSUMA
3. REVANDA DIVA KRISNA PUTRI
4.ZULHAN JAUHARI
Pengertian Sterilisasi| Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu benda. Prosesini melibatkan
aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi di desain untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme. Target suatumetode inaktivasi tergantung dari
metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau
membran mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant
(Pratiwi, 2006).

|Tujuan|

1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai


2. Mencegah peralatan cepat rusak
3. Mencegah terjadunya infeksi silang
4. Menjamin kebersihan alat
5. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan
pasien.

[18.02, 29/8/2021] revanda keperawatan: PENGERTIANDEKONTAMINASI

Proses menghilangkan sebagian mikroba daribenda yang tercemar atau


untukmenghilangkan kontaminasi.

Suatu proses untuk menghilangkan/memusnahkan mikroorganisme dan kotoran


yangmelekat pada peralatan medis sehingga amanuntuk penggunaan selanjutnya.

[18.02, 29/8/2021] revanda keperawatan: INDIKASI DEKONTAMINASI

Alat medis habis pakai.

Permukaan meja/ permukaan lain yang tercemar/tumpahan darah atau cairan


tubuh pasien.

Linen bekas pakai yang tercemar darah/ atau cairantubuh pasien.

[18.03, 29/8/2021] revanda keperawatan: MANFAAT DEKONTAMINASI


Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).

Untuk membuang kotoran yang tampak.

Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsungdengan alat pensteril


atau desinfektan.

Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien ataupermukaan lingkungan.

Untuk melindungi personal dan pasien.

[18.03, 29/8/2021] revanda keperawatan: Prosedur Dokumentasi

Cuci tangan

Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri (apron,masker, kaca mata) kalau perlu

Rendam alat medis segera setelah dipakai dalamlarutan klorin 0.5 % selama 10
menit. Seluruh alatmedis harus terendam dalam larutan klorin.

Buka sarung tangan

Cuci tangan

[18.04, 29/8/2021] revanda keperawatan: PROSEDUR DEKONTAMINASIPERMUKAAN


YANG TERCEMAR DARAHATAU CAIRAN TUBUH PASIEN

Cuci tangan


Pakai APD: sarung tangan, apron, masker, kaca mata

Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengankertas/su

Buang kertas/su penyerap kedalam kantong sampahmedis

Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan klorin0.5 %

Buka sarung tangan

Cuci tangan

) Pencucian dan pembilasan


1) Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam
(model
kran bukan putaran) dengan tangan kanan.

2) Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi


(hati-
hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan
jarum
jahit). Agar tidak merusak benda – benda yang terbuat dari plastik
atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari
logam atau kaca.

3) Bila memungkinkan gunakan bak perendaman yang berbeda


caranya
dengan mengambil satu persatu alkes atau peralatan laboratorium
yang sudah didekontaminasi dengan korentang.

4) Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat


dari kaca dengan cara :
i. Menggunakan sikat dengan air dan sabun untukmenghilangkan
sisa darah dan kotoran dengan cara : menyikat dengan
perlahan, searah dan berulang-ulang di bawah air mengalir
sampai sisa darah dan kotoran bersih di semua permukaan.

i. Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar


skrup secara perlahan ke kiri sampai terlepas. Menyikat
dengan seksama terutama pada bagian sambungan dan sudut
peralatan dengan cara : menyikat dengan perlahan, searah dan
berulang-ulang di bawah air mengalir sampai tidak tampak
noda darah atau kotoran. iii. Memastikan sudah tidak ada sisa
darah dan kotoran yang
tertinggal pada peralatan dengan cara melihat dengan
membolak balik di bawah penerangan yang cukup terang. 5)
Mengulangi prosedur di atas setiap benda sedikitnya tiga kali ( atau

lebih bila perlu ) dengan air dan sabun atau detergen. 6) Membilas
benda- benda tersebut dengan air bersih dengan cara 7)
Mengambil satu persatu alkes dan peralatan laboratorium. 8)
Membilas satu persatu di bawah air mengalir. 9) Mengulangi
prosedur tersebut untuk benda- benda lain. Jika
peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi ( misalkan
dalam larutan klorin 0,5% ), tempatkan peralatan dalam wadah
yang
bersih dan biarkan kering sebelum mulai proses (DTT) dengan cara
: a. Menyiapkan baki yang bersih dan kering. b. Ambil alat satu-
persatu sesuai dengan jenisnya ( mis : tabung
reaksi dengan tabung reaksi, beaker glass dengan beaker
glass).

10) Peralatan yang akan di desinfeksi tingkat tinggi dengan cara


dikukus
/ rebus, atau di sterilisasi di dalam autoclave / oven panas kering,
tidak perlu dikeringkan dulu sebelum proses sterilisasi dimulai. 11)
Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung tangan
dengan air dan sabun, kemudian bilas dengan seksama
menggunakan
air bersih dengan cara : a. Meletakan tangan yang masih bersarung
tangan di bawah air
mengalir. b. Mengambil sabun. Menggosokkan kedua tangan
dengan sabun
sampai bersih. 12) Melepas sarung tangan (lihat SOP memasang
dan melepas
handscoen). 13) Menggantung sarung tangan dan biarkan kering
14) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (lihat SOP
mencuci
tangan).
|Cara Sterilisasi| Cara sterilisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1.Terminal Sterlization (sterilisasi akhir). Menurut PDA Technical Monograph dibagi
menjadi dua, yaitu:

 Overkill Method, yaitu metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan


uap panas pada suhu 121C selama 15 menit. Penggunaan metode ini
biasanya dipilih untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat anorganik.
Dasar pemilihan metode ini adalah karena lebih efisien, cepat, dan aman.
 Bioburden Sterilitation, merupakan suatu metode sterilisasi yang dilakukan
dengan monitoring terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil
mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses
sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yang dipersyaratkan SAL 10 -6.
Dalam metode ini digunakan suatu zat yang dapat mengalami degradasi
kandungan bila dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi. Sebagai contoh
adalah penggunaan Dextrose yang bila dipanaskan dapat menghasilkan
senyawa Hidro Methyl Furfural (HMF) yang merupakan suatu senyawa
hepatotoksik.

2. Aseptic Processing, Metode ini merupakan metode pembuatan produk


steril menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau
bahan baku steril yang diformulasi dan dimasukkan ke dalam kontainer steril dalam
lingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan, dan petugas telah
terkontrol sedemikian hingga kontaminasi mikroba tetap berada pada level yang
dapat diterima dalam clear zone.

Anda mungkin juga menyukai