Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEKHNIK STERILISASI
MATA KULIAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Dosen Pengampu :
Ridawati Sulaeman, S.Kep. Ns., MM

Disusun Oleh :
Kelompok 11 B
1. Fitratunnisa (P07120421057)
2. Lalu Muhammad Rizki Alfatihin (P07120421068)
3. Nurhayati Apriliyana (P07120421079)
4. Winda Ramdantillah (P07120421090)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS


TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tekhnik Sterilisasi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang sterilisasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ridawati Sulaeman, S. Kep, Ns,. MM selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 5 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2


A. Pengertian Tekhnik Sterilisasi ...................................................................... 2
B. Tujuan Tekhnik Sterilisasi ............................................................................ 2
C. Langkah-langkah Sterilisasi Alat Kesehatan ................................................ 2
D. Persiapan Alat Untuk Sterilisasi ................................................................... 6
E. Cara Melakukan Tekhnik Sterilisasi ............................................................. 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13


A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

CHECKLIST TEKHNIK STERILISASI ................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya, istilah sterilisasi kini bukan lagi hal yang awam di tengah-tengah
masyarakat. Sterilisasi adalah proses menghancurkan atau menghilangkan semua
mikroorganisme yang dapat mencemari obat-obatan atau bahan lain sehingga dapat
membahayakan kesehatan. Secara umum ada tiga macam metode sterilisasi yang hingga saat
ini dilakukan di berbagai bidang, yakni metode fisik, metode kimiawi, dan metode mekanik.
Dalam makalah ini, kami akan mencoba untuk membahas lebih spesifik mengenai sterilisasi
terhadap alat kesehatan.
Kelompok mikroorganisme yang menjadi target sterilisasi adalah jamur (fungi), protozoa,
bakteri pembentuk spora dan bukan pembentuk spora, serta virus. Dengan kata lain, semua
mikroorganisme yang membahayakan manusia maupun lingkungan bisa dibunuh dengan
menggunakan tekhnik sterilisasi. Sterilisasi biasanya dilakukan pada benda-benda yang
berhubungan dengan dunia medis. Dalam hal ini, pentingnya sterilisasi adalah untuk
memastikan bahwa instrumen medis dan bedah tidak menularkan patogen infeksi kepada
pasien maupun kepada tenaga medis itu sendiri.
Perangkat medis harus dipastikan steril ketika digunakan kepada pasien karena
kontaminasi mikroba apapun akan menularkan penyakit, baik kepada pasien itu sendiri maupun
kepada tenaga kesehatan yang bersangkutan. Barang-barang yang harus disterilisasi adalah
alat-alat yang digunakan secara terus menerus, yaitu artinya bukan merupakan alat kesehatan
sekali pakai saja. Tekhnik sterilisasi dijadikan sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi
yang ditimbulkan oleh bakteri maupun mikroorganisme yang tertinggal atau menempel pada
alat kesehatan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari tekhnik sterilisasi ?


2. Apakah tujuan dari dilakukannya tekhnik sterilisasi ?
3. Bagaimanakah langkah-langkah dalam melakukan sterilisasi alat kesehatan ?
4. Apa sajakah alat yang perlu disiapkan untuk melakukan sterilisasi ?
5. Bagaimanakah cara-cara (metode) untuk melakukan tekhnik sterilisasi ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui pengertian dari tekhnik sterilisasi.
2. Untuk mengetahui tujuan dari dilakukannya tekhnik sterilisasi.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah langkah-langkah dalam melakukan sterilisasi alat kesehatan.
4. Untuk mengetahui alat-alat yang perlu disiapkan untuk melakukan sterilisasi.
5. Untuk mengetahui cara (metode) melakukan tekhnik sterilisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tekhnik Sterilisasi

Makna harfiah kata sterilisasi adalah: "menghancurkan semua bentuk kehidupan".


Tekhnik sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme, baik yang
berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora. Mikroorganisme yang dimaksud dapat
berupa kuman, virus, ricketsia maupun jamur. Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit
melalui proses fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat
perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahkan kimia.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan
organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Adapun hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan. jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang

B. Tujuan Tekhnik Sterilisasi

Adapun tujuan dilakukannya tekhnik sterilisasi terhadap alat-alat kesehatan adalah sebagai
berikut.
1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
2. Mencegah peralatan cepat rusak..
3. Mencegah terjadinya infeksi silang.
4. Menjamin kebersihaan alat.
5. Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman untuk digunakan kepada pasien.

C. Langkah-langkah Sterilisasi Alat Kesehatan

1. Dekontaminasi
Adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memusnahkan/mematikan mikroorganisme yang
pathogen sehingga aman untuk penanganan selanjutnya. Dekontaminasi merupakan langkah
pertama untuk menangani perlatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya
yang terkontaminasi. Dekontaminasi yaitu suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memutus rantai penularan infeksi dengan mengurangi tingkat kontaminasi microbial pada

2
instrumen bedah dan juga bertujuan untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme serta risiko
infeksi pada petugas apabila secara tidak sengaja terluka saat membersihkan alat-alat sehingga
mengurangi kontaminasi pada tangan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut.
a. Memakai sarung tangan

b. Menyiapkan bak perendaman yang diisi dengan larutan klorin 0,5 % dengan cara : Mencampur
100 ml byclin dengan 900 ml air (1 : 9).

c. Mengaduk larutan sampai terlarut.


d. Memasukkan alat – alat kesehatan yang sudah terpakai dan bisa digunakan lagi kedalam bak
perendaman klorin 0,5%.

e. Biarkan selama kurang lebih 10 menit.

2. Pencucian dan Pembilasan


Pencucian adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan dan instrumen yang kotor atau sudah digunakan. Baik
sterilisasi maupun desinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian
sebelumnya. Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah
didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-
bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin. Adapun hal-hal yang dapat
dilakukan dalam tindakan pencucian dan pembilasan adalah sebagai berikut.
1) Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam (model kran bukan putaran)
dengan tangan kanan.
2) Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang
peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit). Agar tidak merusak benda-benda
yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari
logam atau kaca.

3
3) Bila memungkinkan gunakan bak perendaman yang berbeda caranya dengan mengambil
satu persatu alkes atau peralatan laboratorium yang sudah didekontaminasi dengan
korentang.
4) Mencuci dengan hati-hati semua benda tajam atau yang terbuat dari kaca dengan cara :

a. Menggunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan
kotoran dengan cara : menyikat dengan perlahan, searah dan berulang-ulang di
bawah air mengalir sampai sisa darah dan kotoran bersih di semua permukaan.
b. Membuka engsel, gunting dan klem dengan cara memutar skrup secara perlahan ke
kiri sampai terlepas. Menyikat dengan seksama terutama pada bagian sambungan
dan sudut peralatan dengan cara : menyikat dengan perlahan, searah dan berulang-
ulang di bawah air mengalir sampai tidak tampak noda darah atau kotoran.
c. Memastikan sudah tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan
dengan cara melihat dengan membolak balik di bawah penerangan yang cukup
terang.
5) Mengulangi prosedur di atas setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih bila perlu)
dengan air dan sabun atau detergen.
6) Mengambil satu persatu alkes dan peralatan laboratorium untuk dibilas satu persatu di
bawah air mengalir.

7) Mengulangi prosedur tersebut untuk benda-benda lain. Jika peralatan akan didesinfeksi
tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan dalam larutan klorin 0,5%), tempatkan peralatan
dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum mulai proses (DTT) dengan cara :
a. Menyiapkan baki yang bersih dan kering.
b. Ambil alat satu-persatu sesuai dengan jenisnya (misalnya : tabung reaksi dengan
tabung reaksi, beaker glass dengan beaker glass).
8) Peralatan yang akan didesinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus atau rebus, atau
disterilisasi di dalam autoclave/oven panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum
proses sterilisasi dimulai.
9) Selagi masih menggunakan sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun,
kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih dengan cara :
a. Meletakan tangan yang masih bersarung tangan di bawah air mengalir.
b. Mengambil sabun. Menggosokkan kedua tangan dengan sabun sampai bersih.
10) Melepas sarung tangan.

4
11) Menggantung sarung tangan dan biarkan kering.
12) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

3. Sterilisasi Instrument
➢ Sterilisasi panas kering (oven)
Prinsip dasar dari sterilisasi panas kering ini, yaitu melalui mekanisme konduksi, yang mana
panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar dari peralatan yang disterilkan. Lalu merambat ke
bagian yang lebih dalam dari peralatan tersebut sampai suhu untuk sterilisasi tercapai secara
merata. Mikroba terbunuh dengan cara oksidasi, dimana protein mikroba akan mengalami
koagulasi. Alat yang dapat dilakukan dengan cara ini adalah benda logam, bahan seperti bubuk,
talk, vaselin, dan kaca. Peralatan yang akan disterilisasi harus dicuci, disikat, dan didesinfeksi
terlebih dahulu, kemudian dikeringkan dengan lap, dan diatur menurut kegunaannya, serta
perlu pemberian indikator pada setiap alat yang berbeda kegunaannya. Adapun hal-hal yang
dapat dilakukan ketika pelaksanaan sterilisasi panas kering untuk alat kesehatan adalah sebagai
berikut.
1) Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan disterilisasi dengan rapi. Bila
memungkinkan letakkan dalam nampan sesuai dengan klasifikasi penggunaannya
(misal : heacting set, partus set, THT set dan lain-lain) dengan cara : Menyusun alat
yang akan disterilkan dalam bak instrument tertutup dengan posisi yang sama (searah).
2) Memasukkan bak instrumen yang telah disusun ke dalam oven.
3) Menutup pintu oven dengan cara : Memastikan semua peralatan sudah masuk dengan
benar. Menutup pintu oven dengan rapat.
4) Tunggu sampai suhu mencapai 170℃ dan biarkan selama 60 menit.
5) Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka pintu oven, keluarkan alat-alat yang
sudah steril dengan menggunakan korentang steril dengan cara : Menunggu sekitar 15
menit setelah lampu indikator mati, membuka pintu oven pelan-pelan, serta
mengeluarkan alat yang telah disterilkan dengan korentang.
6) Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus atau tutupnya.

➢ Sterilisasi menggunakan autoclave


Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi, yaitu sebesar 121℃ selama kurang lebih 15
menit. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam sterilisasi menggunakan autoclave adalah
sebagai berikut.
1) Menuangkan air suling secukupnya ke dalam autoclave.
2) Menuang air suling sampai batas tertentu ke dalam autoclave.
3) Menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain di dalam wadah aluminium bagian dalam
sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air secara bebas diantara
alat-alat selama sterilisasi, letakkan wadah ke dalam autoclave dengan cara : tabung reaksi
diambil satu-persatu dengan korentang, kemudian disusun di dalam wadah alumunium
yang udah terdapat di dalam autoclave dengan jarak minimal 0,5 cm dengan alat yang lain.
4) Meletakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dan meletakkan baut-baut penahan
ke atas tempat yang sesuai dengan tutup sterilisator, kemudian kencangkan masing-masing
murnya secara bersama pada tempat yang berlawanan dengan cara : memutar baut pada
sudut yang bersilangan dan diputar kearah kanan, baru pada dua baut pada sisi sebelahnya
kearah kanan sampai erat dan tidak bisa diputar lagi.

5
5) Membuka pengatur klep pengaman, dalam keadaan terbuka penahan tersebut letaknya
lurus. Pasang pemanasnya. Uap yang terbentuk pada dasar sterilisator akan mengalir ke
atas di seputar wadah bagian dalam dan kemudian ke bawah diantara labu-labu dan tabung-
tabung ke dasar wadah, memaksa keluarnya udara dari dasar ke atas melalui tabung
pengeluran fleksibel dan klep pengaman.
6) Bila uap air mulai keluar dengan deras (menimbulkan bunyi mendesis) tutuplah klep
pengaman dengan cara mendorong pengaturnya ke bawah sehingga posisinya mendatar.
Tekanan dalam sterilisator akan naik dan dapat dibaca pada alat pengukur tekanan.
7) Mempertahankan tekanan pada suhu 121℃, dengan cara mengurangi pemanasan
seperlunya untuk mempertahankan tekanan tersebut dengan cara : mengecek tekanan dan
suhu pada alat penunjuk suhu dan tekanan.
8) Menyeterilkan media dan peralatan dengan cara mempertahankan tekanan 1 atm selama15-
20 menit dengan cara : membiarkan alat bekerja selama 15-20 menit sambil terus diawasi
pada tekanan 1 atm.
9) Mengawasi tekanan selama proses sterilisasi dengan cara : mengawasi angka yang tertera
pada penunjuk tekanan.
10) Mematikan pemanasan dan tunggulah sampai tekanan kembali nol, dengan cara:
mematikan alat dengan cara mencabut steker listrik dan mendiamkannya selama 15 menit
sambil dibuka penutupnya.
11) Bila alat penunjuk tekanan sudah mencapai nol dan suhu telah turun sampai jauh di bawah
100℃, bukalah pengatur klep pengaman dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan
sisa uap yang tertinggal di dalam. Kendurkan mur, lepaskan baut-bautnya dan angkat
tutupnya.
12) Membuang air yang tersisa di dalam sterilisator dan keringkan bai-baik semua bagiannya
dengan cara : menunggu sampai alatnya dingin kemudian membersihkan air yang tersisa
sebanyak kurang lebih 1 cm dengan lap yang bersih sampai kering.

4. Penyimpanan Instrument
1) Alat yang sudah disteril dikeluarkan dari autoclave atau sterilisasi panas kering.
2) Kemudian alat steril tersebut dimasukkan ke dalam lemari kaca di ruang penyimpanan alat
steril sesuai dengan tempat set yang sudah disediakan. Kassa dimasukkan ke dalam lemari
kassa, tromol disimpan dimeja instrumen.
3) Setiap hari alat dicek tanggal kadaluarsanya jika sudah melewati tanggal kadaluarsa alat
disterilkan kembali.
4) Pintu lemari/ruang steril harus selalu dalam keadaan tertutup
5) Petugas yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan masuk pada daerah alat-alat steril
6) Catatan : Suhu ruangan 18°C - 22°C, Kelembaban 35 % - 75 % dan tekanan udara ruangan
positif.

D. Persiapan Alat Untuk Sterilisasi

Adapun alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk melakukan tekhnik sterilisasi terhadap alat
kesehatan adalah sebagai berikut.
a) Sterilisator kering yang terhubung dengan aliran listrik 1 buah.

6
b) Sterilisator basah atau autoclave 1 buah.

c) Sterilisator panas kering (oven)

d) Larutan hypochlorite/klorin 0,5%.

e) Sarung tangan 1 pasang.

7
f) Sikat.

g) Baskom.

h) Handuk kering.

E. Cara Melakukan Tekhnik Sterilisasi


Berikut cara-cara (metode) yang dapat dilakukan untuk tekhnik sterilisasi
A. Sterilisasi dengan metode fisik
Selama senyawa kimia yang disterilkan tidak berubah atau terurai akibat suhu tinggi
dan atau tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik dapat dilakukan, misalnya dengan
pemanasan udara panas, uap air bertekanan, pemijaran, penggunaan sinar-sinar bergelombang
pendek seperti sinar X, sinar gamma, UV dan sebagainya. Sterilisasi dengan udara panas
(kering) dengan menggunakan alat yaitu oven (Hot Air Sterilizer), cara ini umum digunakan
untuk mensterilkan peralatan gelas. Suhu yang digunakan 170℃ – 180℃ selama 2-3 jam.
Sterilisasi dengan uap air bertekanan, merupakan cara yang paling banyak digunakan.
Alat yang dipakai adalah otoklaf, umumnya material yang disterilkan berupa medium, air dan
sebagainya. Suhu yang digunakan 121℃, dengan tekanan 15 lbs selama 15 menit. Sterilisasi
dengan otoklaf merupakan cara yang paling sering digunakan karena; uap air panas dengan
tekanan tinggi memperbesar kemungkinan terjadinya penetrasi uap air ke dalam sel
mikroorganisme, yang menyebabkan koagulasi protein protoplasma sehingga mengakibatkan
kematian sel mikroorganisme. Adapun penjelasan lebih detail mengenai sterilisasi dengan
metode fisik adalah sebagai berikut.

8
➢ Pemanasan
Metode ini dilakukan dengan memanaskan media secara langsung dengan
menggunakan instrument tertentu. Metode sterilisasi fisik dengan pemanasan bisa kita lakukan
dengan beberapa cara dintaranya:
1. Pemijaran Langsung

Cara sterilisasi dengan metode pemanasan ini secara teknis sangatlah mudah, yakni
dengan memanaskan benda pada api yang menyala secara langsung. Dengan kata lain
membakar benda yang disterilkan pada kobaran api. Proses ini biasanya dilakukan pada jarum,
pinset, dal lain sejenisnya yang umumnya terbuat dari bahan logam.

2. Direbus

Sterilisasi pemanasan berikutnya yakni dengan cara direbus atau boiling, yakni
merebus alat-alat atau benda yang disterilkan menggunakan media air yang dimasak langsung
hingga mendidih. Terkadang dicampurkan bahan kimia tertentu untuk lebih memaksimaklkan
proses sterilisasi. Metode ini juga dilakukan pada benda-benda yang tahan panas.

9
3. Radiasi Panas Kering

Metode ini dikenal dengan istiaih Sterilisasi Panas Kering. Metode ini dilakukan
menggunakan Oven. Namun sekarang sudah tersedia secara khusus, alat sterilisasi radiasi yang
disebut dengan sterilisator kering. Alat ini didesain secara khusus untuk dapat meradiasikan
panas dari elemen pemanas yang terdapat di dalamnya.

4. Steam (Uap)
Steam atau uap juga merupakan salah satu metode sterilisasi fisik dengan pemanasan
yang umum dilakukan. Secara teknis metode ini dilakukan dengan main steam (mengukus)
benda atau alat-alat yang disterilkan dengan menggunakan instrument tertentu. Alat yang
digunakan bisa bermacam-macam, intinya alat tersebut dipanaskan menggunakan uap yang
keluar dari rebusan air mendidih. Sterilisasi uap adalah pemaparan uap jenuh pada tekanan
tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pembunuhan
mikroorganisme secara ireversible akibat dari denaturasi atau koagulasi protein sel.

5. Uap Bertekanan (Autoclave)

Sedikit berbeda dengan metode uap sebelumnya, metode ini melibatkan tekanan yang
tinggi dalam prosesnya. Intinya adalah alat ini (autoclave) merupakan alat yang digunakan
dalam proses sterilisasi fisik dengan panas uap bertekanan tinggi.

10
➢ Penyinaran

Selain pemanasan metode fisik juga meliputi aspek penyinaran, yakni menggunakan
radiasi sinar ultra violet (UV) gelombang tinggi. Namun alat ini digunakan secara khusus pada
media-media tertentu seperti pada ruangan, air dan beberapa media lainnya. Metode ini juga
digunakan di berbagai bidang seperti kesehatan untuk mensterilkan ruangan di rumah sakit,
dan juga bidang industri makanan kemasan yang harus dalam kondisi steril agar terhindar dari
mikroba yang dapat menimbulkan pembusukan. Biasanya sudah terdapat alat khusus yang
didesain untuk penggunaan tertentu seperti lampu uv sterilisasi ruang untuk digunakan di
rumah sakit dan klinik.

B. Sterilisasi dengan metode kimiawi

Sterilisasi secara kimia yaitu memaparkan alat atau bahan yang mengandung
mikroorganisme terhadap suatu senyawa kimia sehingga dengan suatu reaksi tertentu dapat
membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme tersebut tanpa merusak bahan
atau alat yang disterilisasi. Tidak semua bahan-bahan kimia dapat digunakan dalam proses
sterilisasi kimiawi. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan, yaitu senyawa alkohol, klorin,
iodium, fenol, hydrogen feroksida, zat derivate akridin, aldehid, dan lain sebagainya. Selain
waktu sterilisasi, efektivitas suatu senyawa kimia dalam membunuh mikroorganisme
dipengaruhi oleh beberapa faktor juga. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
• Jumlah mikroorganisme. Semakin besar jumlah kontaminan maka semakin lama waktu
sterilisasi.
• Keadaan populasi mikroorganisme. Seringkali kontaminan yang harus dimusnahkan bukan
satu spesies, melainkan campuran bakteri, jamur, spora dan virus sehingga membutuhkan
spektrum bahan antimikroba yang luas.
• Temperatur dan pH dari lingkungan.
• Konsentrasi (dosis) senyawa antimikroba.

11
• Cara senyawa antimikroba dalam membunuh (mode of action).
• Adanya pelarut, senyawa organik lain yang menginterferensi dan Inhibitor seperti saliva, darah
dan feces.

C. Sterilisasi dengan metode mekanik

Beberapa media atau bahan akan mengalami perubahan karena tidak tahan terhadap
pemanasan tinggi ataupun tekanan tinggi. Dengan demikian maka sterilisasi yang efektif yaitu
secara mekanik misalnya, penyaringan menggunakan filter khusus, misalnya filter setz, filter
chamberland pasteur, dan filter berkefeld. Jenis filter yang digunakan juga tergantung dari jenis
medium. Prinsip sterilisasi secara mekanik (filtrasi) yaitu menyaring suatu cairan non steril
dengan kertas membran sehingga cairan yang melewatinya akan terbebas dari mikroorganisme
(steril). Pada umumnya bahan yang disterilkan melalui cara ini adalah bahan yang mengandung
senyawa tidak tahan suhu tinggi atau tekanan tinggi seperti serum darah, antibiotik, glukosa
dll.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tekhnik sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme,
baik yang berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora. Sterilisasi banyak
dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Dimana tujuan utama
dilakukannya tindakan tekhnik sterilisasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi
silang dan menjamin kebersihan. Ketika dalam melakukan proses sterilisasi maka
perlakuan dekontaminasi serta pencucian dan pembilasan harus dilakukan karena
ketiga hal tersebut sudah menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan.
Sterilisasi juga dalam penerapannya harus sesuai dengan prosedur seperti misalnya
memahami hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses
sterilisasi.

B. Saran
Sebelum melakukan sterilisasi, khususnya dengan menggunakan cara (metode)
kimiawi perlu dikaji terlebih dahulu benda yang akan di sterilisasi. Setelah itu pilih
bahan yang efektif sesuai dengan tujuan sterilisasi. Saat memegang alat sebaiknya
praktikan menggunakan handspon, agar dipastikan alat benar-benar steril.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ma’at, Suprato. (2009). Sterilisasi dan Disinfeksi. Surabaya: Airlangga University Press.
Padoli. (2016). Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan.
Hafsan. (2014). Mikrobiologi Analitik. Makasar: Alauddin University Press.
Anggraini, Yanti dan Damanik, Sri Melfa. (2021). Petunjuk Praktikum Manajemen Patient
Safety. Jakarta Timur : Universitas Kristen Indonesia.
Kurnia, Ani. (2015). Desinfeksi dan Sterilisasi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah
Porwokerto.
Lestari, Sri Indry. (2015). Konsep dan Cara Sterilisasi. Denpasar: Politeknik Kesehatan
Denpasar.
GloriyaMedica.Com. (2018, 5 Juli). Mengenal Macam-Macam Metode Sterilisasi. Diakses
Pada 6 September 2021, dari https://www.gloryamedica.com/macam-macam-
sterilisasi/
Kristina, Komang Ratnadewi. (2018). Pelaksanaan Layanan Sterilisasi Sentral Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah. Denpasar: Politeknik Kesehatan Denpasar.

14
15

Anda mungkin juga menyukai