Anda di halaman 1dari 10

STERILISASI DENGAN TEKNIK MEKANIK

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen Savety
Yang dibina oleh Ibu Ni Wayan Dwi R., APP,.M.Kes.

Oleh:

Maulin Masyito ( P17220191001 )


Laila Firda (P17220191002)
Putri Nayla (P17220191003)
Charisma Putri ( P17220191004)
Alfia Indrawati (P17220191005)
Anggun Rury ( P17220191006)
Lia Intan (P17220191007)
Fatimmatuzzahroh (P17220191008)
Lenia Dwi (P17220191009)
Farza Aulia (P17220191010)
Nina Fitri (P17220191011)
Citra Noriya (P17220191012)
Dewi Suci ( P17220191013)
Aprillia Diyah (P17220191014)
Qonita ( P17220191015)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENEKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
Februari, 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya ciptaan-Nya.
Disini penulis sangat bersyukur karena bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
” Sterilisasi dengan Cara Mekanik ”

Dalam makalah ini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang pengertian


sterilisasi dan metode sterilisasi dengan cara mekanik. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan modul ini. Namun tidak
lepas dari semua itu,penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penyusuan bahasa dan aspek lainnya dan jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu penulis mohon maaf jika terdapat tulisan ataupun kata -
kata yang salah. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari modul ini.

Lawang, 04 Februari 2020

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sterilisasi ............................................................................... 1


2.2. Sterilisasi secara mekanik ....................................................................... 2

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-
penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran daripada si pengidap itu sendiri.
Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada di
rumah sakit paling gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat
membahayakan kehidupannya sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan
steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah
mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan
aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk
kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya
sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target


suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari
asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi
disebut sterilant (Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses
fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh
semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya
pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung
dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora
bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan
(Cappuccino, 1983).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sterilisasi ?


2. Bagaimana metode sterilisasi dengan cara mekanik?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sterilisasi.
2. Untuk mengetahui metode sterilisasi dengan cara mekanik .

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi
untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau
kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
- Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
- Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
- Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
- Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
- Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
- Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan sterilisasi ulang.
2.2 Sterilisasi Secara Mekanik

Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan


mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring

a. Filter Bakteri

Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan
mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut.
Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil
yang tidak membiarkan mikroorganisme untuk dapat melaluinya.

2
Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang tidak
tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi
membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan
berpasangan dengan sistem proses aseptik.
Keefektifan sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude dari beban
mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi yang tinggi dari
mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari peenyaring adalah parameter yang
harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi pada produk yang dapat diprediksi dan reproduksibel.
Ukuran nominal pori penyaring 0,2 μm atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan
seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester,
polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai tipe bahan lain termasuk memban logam.
Larutan dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui filter
bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus. Bagaimanapun alat ini tidak
mengurangi jumlah dan adanya virus, secara prinsip oleh adsorbsi pada dinding filter dan
penghilangan partikel besar dari bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi yang
tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter bakteri ditujukan untuk
filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar.
Sediaan obat yang disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan,
bakteristatik, kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau
merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh
ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan metode ini
karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari
bakteri dan steril, filter dengan berbagai tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari
silikon murni (diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini
mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-glass mungkin lebih
berguna untuk farmasis.
Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat
lambat untuk tujuan praktis. Dengan meningkatnya kekentalan dari lilin filter sangat menghasilkan
filtrasi yang efektif, tetapi kekurangannya adalah banyak dari bahan aktif larutan dihilangkan oleh
adsorbsi pada lilin. Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan kekentalan dari filter sampai
optimum. Filter dapat menjadi sangat efisien dan sangat cepat. Faktor lain dari filter bakteri yaitu
keseimbangan permukaan antara bahan dari filter dengan bakteri dari larutan, tekanan yang

3
digunakan, waktu filtrasi, muatan listrik dan filter, pH dari bahan yang disaring dan absorpsi dari
protein dan bahan lain.
b. Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi.
Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk
masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan
serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak
digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini
mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml.
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat.
Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat
menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin.
Hal ini dapat diatasi dengan perawatan pertama dengan filter dengan dibasahkan dengan HCl dan
kemudian dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat, membuat larutan tidak
cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan dari nilon atau sutra, di bawah
lapisan filter sebelum menempatkan lapisan di dalam filter atau sebuah fritted glass dapat
ditempelkan pada saluran. Kedua untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga cenderung
menghilangkan substrat dari filtrate dengan absorpsi.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari
lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di
bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan
cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat
dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari
bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran.
Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti
corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler

4
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari
tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas
berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
c. Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang
silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses
manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
d. Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori
kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
Metode mekanik adalah Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.
Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring
Filtrasi digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini
menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba
hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan
penguasaan teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya
terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.

6
DAFTAR PUSTAKA

Leon Lachmann et.all. 1998.Teori dan Praktek Farmasi Industri (terjemahan). jakarta : UI-
Press.
Michael J. 1988. Groves Parenteral Manual Technology. USA : Interpharm Press Inc.
James Agalloco. 2008. Validation of Pharmaceutical. USA : Informa Healthcare Inc

Anda mungkin juga menyukai