Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID

METODE EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI


DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL

DOSEN:
Amelia Febriani, Farm.,MSI,Apt

DISUSUN KELOMPOK 7 Kelas L:


Rana Almira 17334002
Risa Afriliyanti 17334009
Khaerunnisa 17334010
Tri Yuniati 17334019
Vidya Retno Prabandari 17334020

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


Program Studi Farmasi-P2K
Jakarta
2019
BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel yang kecil biasanya diartikan

mikromeritika oleh Dalla Valle. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-

rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel ialah ukuran diameter

rata-rata suatu partikel.

Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk

mengetahui tidak hanya suatu ukuran partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-

partikel dengan ukuran yang sama dalam sampel. Oleh karena itu perlu ukuran yang

spesifik dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikrel, dari sisni kita bisa

membedakan dan menghitung ukuran partikel dengan melihat rata-ratanya. Banyak

metode yang dapat digunakan dalam penentuan ukuran partikel. Metode-metode itu ialah

mikroskopik, sedimentasi, pengayakan, dan salah satu metode yang paling sering

digunakan ialah metode ayakan standar. Sedangkan untuk arti mikromeritik sendiri ialah

ilmu yang mempelajari tentang partikel-partikel yang kecil, yaitu diameter rata-rata dari

suatu partikel.

Ukuran partikel sangat bermanfaat dalam ilmu kefarmasian. Ukuran partikel dapat

mempengaruhi dispersi ataupun kelarutan dalam suatu sediaan, dapat mempengaruhi

bioavailabilitas sediaan dalam tubuh dan lain-lain.

Metode Evaluasi Distribusi Ukuran Partikel


Penentuan distribusi ukuran partikel dilakukan pada sediaan yang berupa sistem dispersi atau
sediaan yang memiliki syarat mengenai keberadaan partikel dengan ukuran tertentu. Sediaan
dengan sistem dispersi contohnya adalah suspensi, sedangkan sediaan yang dipersyaratkan
keberadaan partikel dengan ukuran tertentu contohnya adalah salep mata.

Untuk sediaan salep mata, yang ditentukan bukan distribusi ukuran partikel, tetapi jumlah
partikel (partikel logam) yang ada dalam salep mata. Cukup jelas mengapa jumlah partikel
dalam salep mata harus ditentukan, mengingat penggunaannya untuk mata, organ yang sangat
sensitif. Jumlah partikel berukuran 50 μm atau lebih besar tidak melebihi persyaratan yang
telah ditetapkan. Persyaratan ini merupakan persyaratan resmi karena tercantum dalam
Farmakope Indonesia IV.

Ukuran partikel ditentukan dengan bantuan mikroskop dengan lensa okuler dan kaca objek
khusus, istilah untuk alat ini adalah ocular and stage micrometer.

Penentuan distribusi ukuran partikel dilakukan pada sediaan yang berupa sistem dispersi atau
sediaan yang memiliki syarat mengenai keberadaan partikel dengan ukuran tertentu. Sediaan
dengan sistem dispersi salah satu contohnya adalah suspensi, sedangkan sediaan yang
dipersyaratkan keberadaan partikel dengan ukuran tertentu contohnya adalah salep mata.

METODE EVALUASI DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL PADA SEDIAAN SUSPENSI

Untuk sediaan suspensi, penentuan distribusi ukuran partikel bukanlah syarat resmi (bukan
persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope).

Ukuran dan distribusi ukuran partikel ini penting dalam formulasi untuk menghasilkan
suspensi yang stabil secara fisik.

Distribusi ukuran partikel (Panda, et al., 2011). Masing-masing formula dievaluasi distribusi
ukuran partikel yang dilakukan secara mikroskopis cahaya menggunakan lensa okuler pada
100x (10x10) yang dilengkapi kamera. Ukuran partikel dilakukan dengan mengukur 1000
partikel dari masing-masing formula dan dilakukan pengelompokan ukuran partikel.

Metode untuk menetukan ukuran partikel :


1. Mikroskopi optik
menurut metode mikroskopis, suatu emulsi/suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan,
dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Dibawah mikroskop
tersebut, pada tempat dimana pertiket terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan
ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan kesebuah layar
dimana partiket-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pometretan bisa dilakukan dari
slide yang sudah disipkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur.
Garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi
panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa di peroleh untuk mengetahui ketebalan dari
partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel yg harus dihitung
(sekitar 300-500)agar mendapatkan suatu perkiraan yg baik dri distribusi, menjadikan metode
tersebut memakan waktu dan rumit.
2. Pengayakan
Metode yang paling umum digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel karena
murah , sederhana dan cepat.
Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan dasar kawat kasar dengan lubang-lubang segi
empat. Di AS digunakan 2 standar ayakan.
Pada shla astandar Tyler, perbandingan lebar lubang pada urutan ayakan adalah 2 skalanya
0,0029 derajat mempunyai 200 lubang pada 1 inci.
Prosedurnya meliputi penggoyangan sampel secara mekanis melalui suatu seri urutan ayakan
yang lebih halus dan penimbangan bagian, dari sampel yang tertinggal pada masing-masing
ayakan.
Gerakan yang mempengaruhi pengayakan : gerakan vibrasi yang palin efisien diikuti
berturut-turut dengan pebgetukan dari samping, dari bawah, gerakan memutar negna
pengetukan dan gerakan memutar.

3. Sedimentasi
a. Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.
b. Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes.
c. Metode sedimentasi digunakan pada ukuran yang berkisar antara 1-200 mikron.
Metode pipet (adreasen) adalah cara paling sederhana analisis partikel.
Suatu suspensi 1% dari serbuk pada medium cairan yang sesuai diletakkan dalam pipet pada
interval waktu yang ditentukan, sampel diambil dari keadaan tertentu tanpa menggangu
suspensi, kemudian dikeringkan sehingga residu dapat dikeringkan.

4. Pengukuran ukuran partikel


Suatu alat yang mengukur volume partikel adalah Coulter counter.
Alat khusus ini berkerja berdasarkan prinsip bahwa jika suatau partikel disuspensikan dalam
suatu cairan yang mengkonduksi melalui suatu lubang kecil, yang pada kedu sisinya ada
elektroda, akan terjadi perubahan tahan listrik. Dalam pengerjaan, suatau volume suspensi
encer dipompakan melalui lubang tersebut. Karena suspensi tersebut sudah encer, partikel-
partikel dapat melewatinya satu per satu pada suatu waktu.

5. Metode lain
Metode yang dapat digunakan untuk mengukur ukuran partikel meliputi absobsi, hantaran
listrik, penyinaran cahaya dan sinar X, permeametri dan trayektori partikel.
Bentuk partikel
Bentuk partikel mempengaruhi aliran dan sifat-sifat pengemasan dari suatu serbuk, juga
mempengaruhi beberapa pengaruh terhadap luas permukaan. Luas permukaan pesatuan berat
atau volume merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika seseorang mempelajari
adsorpsi permukaan dan laju disolusi.
Distribusi ukuran partikel adalah penyebaran partikel pada suatu sediaan. Penentuan
distribusi ukuran partikel dilakukan pada sediaan yang berupa sistem dispesi atau sediaan
yang memiki syarat mengenai keberadaan partikel dengan ukuran tertentu.

Menampilkan distribusi ukuran partikel dapat ditentukan oleh kelas masing masing partikel
yang terlibat dalam fasa dispersi. Sediaan dengan sistem dispersi contohnya adalah suspensi.
Ukuran dan distribusi ukuran partikel ini penting dalam formulasi untuk menghasilkan
suspensi yang stabil secara fisik.Jangka waktu distribusi ukuran partikel diambil dari statistik.
Ada frekuensi dan distribusi frekuensi pada fitur tertentu, seperti distribusi normal, distribusi
tidak simetris, distribusi frekuensi kumulatif, distribusi log normal, dll.

Metode yang terutama digunakan menghitung distribusi ukuran partikel yaitu:

a. Mikroskopi Sedimentasi Pengayakan

Penentuan Secara MikroskopiCara mikroskopis adalah metode yang digunakan secara


langsung untuk mengukur distribusi ukuran. Perlengkapan penting yang harus disediakan
yaitu mikroskop, okuler dan kaca objek khusus yang namanyaocular and stage micromete.
Lensa mikrometer okuler (ocular micrometer)

b. Kaca objek (stage micrometer)

Suatu partikel tidak dapat diurai jika ukurannya mendekati panjang gelombang dari sumber
cahaya. Untuk sinar putih digunakan mikroskop biasa untuk mengukur partikel dari 0,4
sampai 150 mikron. Pada ultramikroskopis, penguraian diperbaiki dengan penggunaan
penyinaran bidang gelap. Daya ukur ultamikroskopis berkisar dari 0,01 sampai 0,2 mikron.

Jumlah bidang yang akan dihitung tergantung pada jumlah partikel tiap bidang. Pada
Prinsipnya jumlah partikel yang diukur harus cukup besar, sehingga hasilnya tidak berubah
pada pengukuran jumlah yang lebih besar.The British Stadart pada perhitungan dengan
mikroskopi menganjurkan paling sedikit 625 partikel. Jika distribusi ukuran partikel lebar,
mungkin perlu untuk menghitung lebih banyak partikel. Jika distribusi ukuran partikel sempit
, 200 partikel saja mungkin cukup.pengayakanMengayak adalah metode yang paling umum
digunakan untuk mengukur distibusi ukuran partikel karena murah, sederhana dan cepat.
Pengayakan didefinisikan sebagai suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat
sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki
ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan. Metode pengayakan (screening)
diaplikasikan untuk partikel dengan ukuran diameter lebih besar dari 38 m.Teknik
pengayakan dibagi menjadi dua yaitu pengayakan secara manual dan mekanik .Teknik
pengayakan manual dilakukan tanpa menggunakan mesin sedangkan teknik pengayakan
mekanik dilakukan dengan bantuan mesin. Sebuah ayakan terdiri dari suatu panci dengan
dasar kawat kasar dengan lubang lubang segi empat. Untuk mendapatkan ukuran partikel
yang diinginkan, dapat ditentukan ukuran ayakan berdasarkan jumlah lubang pada ayakan
biasanya disebut mesh.Teknik Pengayakan secara manual,bahan dipaksa melewati lubang
ayakan, umumnya dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat.
Beberapa farmakope memuat spesifikasi ayakan dengan lebar lubang tertentu. Sekelompok
partikel dikatakan memiliki tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi
lebar lubang yang sesuai (tanpa sisa di ayakan).

c. Ayakan Manual

Pengayakan secara mekanik (pengayakan getaran, guncangan, atau kocokan) dilakukan


dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set ayakan dengan ukuran lebar
lubang standar yang berlainan. Vibrosieve merupakan ayakan dengan bantuan energigetar
untuk mempercepat proses pengayakan. Ayakan disusun berdasarkan ukuran diameternya,
dengan ayakan ukuran terkecil berada pada posisi paling bawah. Partikel yang akan
ditentukan ukuran partikelnya ditempatkan pada susunan ayakan paling atas. Setelah
pengayakan, partikel akan terpisah-pisah sesuai dengan interval ukurannya masing-masing.
Kekurangan analisis dengan menggunakan Vibrosieve antara lain membutuhkan sampel yang
banyak, tidak dapat diaplikasikan untuk serbuk dengan ukuran kecil dari 38 m serta adanya
variasi ukuran akibat proses manufaktur sekitar 3-7%2)Ayakan Mekanik

Di Amerika Serikat digunakan dua standar ayakan. Pada skala standar Tyler , perbandingan
lebar lubang pada urutan ayakan adalah 2. Skala skandar Tyler didasarkan pada lubang
(0,0029) pada kasa yang mempunyai 200 lubang pada setiap 1 inci, yaitu 200 mesh. Skala
standar Amerika yang dianjurkan oleh Biro standar Nasional umumnya menggunakan
perbandingan 2, tetapi didasarkan pada lubang 1 mm (18 mesh).

Tipe gerakan yang mempengaruhi pengayakan : gerakan vibrasi yang paling efesien diikuti
berturut turut dengan pengetukan dari samping , dari bawah, gerakan memutar dengan
pengetukan , dan gerakan memutar. Waktu merupakan faktor penting pada pengayakan.
Beban atau ketebalan serbuk per satuan luas dari ayakan mempengaruhi waktu pengayakan.
Untuk satu set ayakan tertentu kira kira sebanding dengan beban ayakan. Oleh karena itu
pada analisis ukuran dengan cara mengayak, tipe gerakan , waktu pengayakan , dan beban
harus distandardisasi.SedimentasiMetode sedimentasi dapat digunakan untuk ukuran yang
berkisar dari 1 sampai 200 mikron untuk mendapatkan suatu kurva distribusi berat dan
memungkinkan perhitungan ukuran partikel.

Metode sedimentasi didasarkan pada ketergantungan laju sedimentasi partikel pada pada
ukurannya sebagaimana dinyatakan dengan persamaan stokes :

Dimana dstokes adalah diameter efektif , adalah viskositas dari cairan dispersi, x/t adalah laju
sedimentasi atau jarak x pada waktu t, g adalah konstanta gravitasi, dan dan o masing masing
adalah kerapatan partikel dan kerapatan medium. Jika konsentrasi suspensi tidak melebihi 2%
tidak ada interaksi yang bermakna di antara partikel partikel dan partikel itu akan mengendap
tanpa tergantung satu sama lain.

d. Metode Pipet (Andreasen)


Metode Pipet (Andreasen) adalah cara paling sederhana dari analisis ukuran partikel. Sebuah
Andreasen pipet adalah peralatan laboratorium kaca dalam kimia fisik. Hal ini digunakan
untuk penentuan distribusi ukuran partikel partikel sampai dengan ukuran sekitar 1 mikron.
(Fisik Farmasi / Martin, Alfred N. ISBN 3804717225) Mekanisme pengukuran dengan
menggunakan pipet andreasen yaitu1% sediaan suspensi diletakkan dalam pipet pada interval
waktu yang telah ditentukan. sampel diambil dari kedalaman tertentu tanpa menggangu
suspensi, kemudian dikeringkan sehingga residu dapat ditimbang. Dengan persamaan stokes,
diameter partikel yang bersesuaian dengan masing masing interval waktu dihitung, dimana x
merupakan tinggi cairan diatas ujung bawah pipet pada waktu t ketika masing masing sampel
dikeluarkan. Karena ukuran partikel tidak sama, partikel akan mengendap pada laju yang
berbeda beda. 34Distribusi-ukuran dan konsentrasi dari partikel bervariasi apabila terjadi
sedimentasi.Partikel yang lebih besar mengendap pada laju yang lebih cepat, dan jatuh
dibawah ujung pipet lebih dulu dari partikel yang lebih kecil sehingga masing masing sampel
yang ditarik mempunyai konsentrasi yang lebih rendah dan mengandung partikenya yang
dimeternya lebih kecil dari sampel sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai