Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMASI FISIKA

Mikrometirik
Dosen Pengampu: Ayu Noviana S.Pd M.Pd,.

Disusun Oleh :

1. Arum Melati (190106052)


2. Arum Vika Sari (190106015)
3. Lintiana Fantika (190106056)
4. Meli Mega Arum (190106033)
5. Roy Sanjaya (190106034)
6. Siti Rahmawati (190106093)
7. Sri Lestari (190106007)
8. Sri Wahyuningsih (190106083)

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


LAMPUNG TENGAH
2020/202
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “
Mikromeritik” yang dipersembahkan sebagai salah satu penilaian pada mata kuliah
Farmasi Fisika.
. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ayu Noviana M.Pd selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam
penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami maupun orang lain.    

Pringsewu, 10 Maret 2020

` i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................................1
A.    Latar belakang.................................................................................................................1
B.     Rumusan masalah...........................................................................................................1
C.     Tujuan .............................................................................................................................2
Bab II Pembahasan.................................................................................................................2
A.    Pengertian mikromeritik.................................................................................................2
B.     Ukuran partikel dan distribusi ukuran........................................................................3
C.     Bentuk partikel dan luas permukaan...........................................................................6
Bab III Kesimpulan...............................................................................................................11
Daftar pustaka.......................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan
berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel
bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab
merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari
bahan obat tersebut Dalam pembuatan sediaan-sediaan seperti kapsul, tablet, granul,
sirup kering tentu mempertimbangkan ukuran partikel.Begitupula akan
mempengaruhi kecepatan disolusi atau kelarutan dari suatu sediaan obat sehingga efek
yang akan ditimbulkan dapat dengan cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama
sangat berpengaruh pada sediaan-sediaan obat yang mempunyai bentuk sediaan seperti
tablet , kapsul dan lain-lainnya yang bersifat padat atau yang lainnya.
Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus
tentang ukuran suatu partikel, yang mana ukuran partikel ini cukup
kecil.  Masalah  seperti ukuran partikel ini dalam bidang farmasi sangat
diperhitungkan sekali atau dapat dikatakan sangat penting.
Mengingat pentingnya mikromeritik dalam bidang farmasi, maka sudah
sewajarnya jika mahasiswa farmasi memahami mengenai mikromeritik ini, termasuk
cara-cara dalam melakukan pengukuran ukuran partikel suatu zat. Dalam makalh ini
akan dibahas tentang mikromeritik

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian mikromeritik?
2.      Apa saja metode dalam menentukan ukuran partike?
3.      Apa metode untuk menentukan luas permukaan?

C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari mikromeritik
2.      Untuk mengetahui metode dalam menentukan ukuran partikel

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MIKROMERITIK
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel
yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter
rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya.
Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata.
Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh Della Valle
yang dinamakan “Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyyai sifat karakteristik yaitu
partikel-partikelnya tidak dapat dilihat dibawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-
partikelnya dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada
dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya sebesar serbuk
kasar, granulat tablet atau granulat garam, ukurannya berada dalam jarak
pengayakan.
                 Kisaran ukuran kira-kira dari partikel dalam farmasi terdapat dalam tabel
1.1

Tabel 1.1. Dimensi Partikel dalam Sistem Oispersi Farmasetik

Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk


mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak
partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu sutau
perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-
tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk
sampel tersebut (1) 2
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi,
sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan
juga terhadap efek fisiologisnya. (1)
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu
1.      Menghitung luas permukaan
2.      kimia dan fisika dalam formulasi obat
3.      Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan
dan topikal
4.      Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5.      Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat


penting dalam farmasi. Sehingga luas permukaan dari suatu partikel dapat
dihubungkan secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat.
Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari
bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal.
Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan
respon farmakologis, juga bergantung pada  ukuran partikel yang dicapai dalam
produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran
yang benar dari granul dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus
mengetahuhi pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik .

B.     UKURAN PARTIKEL DAN DISTRIBUSI UKURAN


Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran (polidispers), dua sifat
penting yaitu :
a.       Bentuk dan luas partikel
b.      Kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel yang ada dan karenanya
luas permukaan total
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dalam garis tengahnya.
Tetapi, begitu derajat ketidaksimetrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula
menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berrti. Dalam keadaan seperti ini, tidak
ada garis tengah yang unik untuk suatu partikel. Makanya harus dicari jalan untuk
3
menggunakan suatu garis tengah buatan yang ekuivalen, yang menghubungkan
ukuranpartikel dan garis tengah bulatanyang mempunyai luas permukaan, volume dan
garis tengah yang sama. Jadi garis tengah permukaan / d 3 adalah garis tengah suatu
bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa.
Garis tengah suatu bulatan yang mempunyai volume yang sama seperti partikel adalah
garis tengh volume / dv. (2)
Garis tengah yang diproyeksikan /d p adalah garis tengah suatu bulatan yang
mempunyai luas pengamatan yang sama seperti partikel bila dipandang tegak lurus ke
bidangnya yng paling stabil. Ukuran tersebut bisa juga dinyatakan sebagai garis
tengah  Stokes, dst, yaitu garis tengah suatu bulatan yang mengalami sedimentasi pada
laju yang sama seperti partikel tidak simetris tersebut. Selalu jenis garis tengah yang
digunakan mencerminkan metode yang dipakai untuk memproleh garis tengah
tersebut. Seperti akan terlihat kemudian, garis tengah yang diproyeksikan didapatkan
dengan teknik mikroskopik, sedang garis tengah Stokes ditentukan dari penelitian
sedimentasi pada partikel-partikel tersuspensi. (2)
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak
partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada di dalam sampel. Jadi kita perlu suatu
perkiraan kisaran ukuran yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap
ukuran partikel. Ini adalah distribusi ukuran partikel, dan dari sini kita bisa
menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut. (2)
Ukuran Partikel Rata-rata, Misalkan kita telah melakukan suatu pemeriksaan
mikroskopik dari suatu sampel serbuk dan mencatat banyaknya partikel yang terletak
dalam berbagai kisaran ukuran. Data penentuan seperti itu ditunjukkan dalam table 5-
2. Untuk membandingkan harga ini dengan harga dari, katakanlah batch kedua dari
bahan yang sama, kita biasanya menghitung suatu garis tengah rata-rata sebagai dasar
untuk perbandingan. (2)
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:
a.       Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak
diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di
bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan
mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam
4
mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut
lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan
dan diproyeksikan ke layar untuk diukur .
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari
dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada
perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan
memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-
500) agar mendapatkan suatu perkiraan  yang baik dari distribusi , menjadikan metode
tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari
suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran
partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu
komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini (3).
b.      Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran
partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran
geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya
lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa
pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih
kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka  membentuk
bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan
kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-
kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang
telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan (3).

c.       Dengan cara sedimentasi


Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.

Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes:

5
                              
             
Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah
metode pipet, metode hidrometer dan metode malance.(6).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran
kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus
mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini
mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very
coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan
bagian serbuk yang mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi
yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan
pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (2).

C.     BENTUK PARTIKEL DAN LUAS PERMUKAAN


Pengetahuan mengenai bentuk partikel dan luas pemukaan sangat diperlukan.
Bentuk partikel mempengaruhi  aliran dan sifat-sifat pengemasan dari suatu serbuk,
juga mempunyai beberapa pengaruh terhadap luas  permukaan. Luas permukaan per
satuan berat atau volume  merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika kita
akan mempelajari adsorpsi permukaan dan laju disolusi.
1.1  Bentuk Partikel     
Suatu bola mempunyai luas permukaan minimum per satuan volume. Makin
tidak simetris suatu partikel, makin besar luas permukaan per satuan volumenya.
Seperti telah dibicarakan sebelumnya, suatu partikel berbentuk bola diberi ciri
sempurna dengan garis tengahnya.  Jika partikel menjadi lebih tidak simetris,
semakain sulit untuk menetapkan garis tengah yang berarti bagi partikel tersebut. Oleh
karena itu seperti telah kita lihat, perlu sekali garis tengah bola ekuivalen dengan
partikel tersebut. Adalah suatu hal yang mudah untuk memperoleh luas permukaan
atau volume dari suatu bola, karena untuk partikel seperti itu :    
luas permukaan =  d2    (9)   dan       volume =  d3 / 6   (10)
6
Dimana d adalah garis tengah (diameter) partikel. Oleh karena itu luas
permukaan dan volume dari partikel bulat (berbentuk bola)  berbanding lurus dengan
garis tengah kuadrat (d2) dan garis tengah pangkat tiganya (d3). Namun demikian
untuk mendapatkan suatu perkiraan dari luas permukaan atau voume suatu partikel
(atau sekumpulan partikel) yang bentuknya tidak bulat, seseorang harus memilih suatu
garis tengah yang merupakan karakteristik dari partikel tersebut dab menghubunkan
garis tengah ini dengan luas permukaan atau volumenya, dengan menggunakan suatu
faktor koreksi. Misalkan partikel-partikel tersebut dilhat di bawah mikroskop, dan
diingikan untuk menghitung luas permukaan dan voume dari garis tengah yang
diproyeksikan, dp, dari partikel tersebut. Kuadrat atau pangkat tiga dari dimensi yang
dipilih ini (dalam hal ini dp) berturut-turut sebanding dengan luas permukaan dan
volume. Dengan memakai konstanta perbandingan, maka kita dapat menuliskan :
luas permukaan = sdp2  =  d  s2      (11)
s adalah faktor luas permukaan dan Dimana ds adalah diameter permukaan
ekivalen (equivalent surface diameter)
Untuk volume kita tuliskan :

Volume = vdp3  =       (12)    


Dimana v adalah faktor volume dan dv adalah diameter volume ekivalen. “Faktor
bentuk “ dari luas permukaan dan volume dalam kenyataannya adalah perbandingan
dari garis tengah yang satu dengan garis tengah yang lainnya. 
2.1  Luas Permukaan Spesifik
Luas permukaan spesifik adalah luas permukaan per satuan volume (Sv) atau per
satuan berat (Sw)  dan bisa diturunkan dari persamaan (11) dan (12).
3.1  Metode Untuk Menentukan Luas Permukaan
Luas permukaan suatu sampel serbuk dapat dihitung dari hasil distribusi ukuran
partikel yang diperoleh dengan menggunakan salah satu metode yang telah
dibicarakan diatas.Ada dua metode yang biasa digunakan untuk menghitung luas
permukaan secara langsung.
Metode pertama, didasarkan atas jumlah gas atau solut dari cairan yang
diabsorpsi pada sampel serbuk untuk membentuk lapisan tunggal (monolayer) yang
merupakan fungsi langsung dari luas permukaan.
7
Metode kedua berdasarkan pada kenyataan, bahwa kecepatan gas atau cairan
merembes (fermeasi) melalui suatu bentangan (bed) serbuk  yang berhubungan dengan
luas permukaan serbuk tersebut.
a)      Ukuran pori
Bahan-bahan yang mempunyai luas spesifik tingi bisa mempunyai retakan-
retakan dan pori-pori yang mengabsorpsi gas dan uap, seperti air, ke dalam sela-
selanya. Serbuk obat yang relatif tidak larut dalam air bisa melarut lebih atau kurang
cepat dalam medium air bergantung pada absorpsinya terhadap kelembaban atau
udara.

 Cara untuk mengukur pori yakni :


Ø  Penggunaan aseton sehingga meningkatkan absorpsi air dan jumlah tempat untuk
serapan air.
Ø   Menggunakan alat Permeabilitas udara sehingga dapat diperoleh garis tengah pori-
pori rata-rata dari tablet.

b)      Sifat – sifat turunan serbuk


Telah dibicarakan sebelumya tertama berhubungan dengan distribusi ukuran dan
luas permukaan serbuk, ini merupakan dua sifat dasar dari tiap kmpulan partikel.
Sebagai tambahan pada dua sifat tersebut, ada banyak sifat turunan yang
berhubungan dengan farmasi, sebagai berikut :
Ø  Porisitas
Misalkan suatu serbuk sebagai contoh zink oksid, ditempatkan dalam glas ukur
dan volume totalnya dicatat. Volume yang ditempatkan dikenal sebagai volume
bulk,Vb.   Jika serbuk tidak berpori, yakni tidak mempunyai pori-pori dalam (pori-pori
internal) atau ruang kapiler, voume serbuk bulk terdiri dari volume partikel-partikel
padat sebenarnya ditambah volume ruang antara partikel-partikel tersebut.  Volume
ruang tersebut dikenal sebagai volume rongga v, diberikan oleh persamaan :  
v = Vb – Vp
Dimana Vp adalah volume sebenarnya dari partikel-partikel tersebut.
Ø  Kerapatan Partikel
Kerapatan partikel-partikel dalam suatu keadaan tertentu dapat keras atau lunak
dan dalam keadaan ain kasar atau seperti spon, mk hendakya hati-hati dalam
8
menyatakan kerapatannya. Kerapatan secara universal didefinisikan sebagai bobot
per satuan volume. Kesukaran timbul jika seseorang mau menentukan volume partikel
yang mengandung “microscopic cracks”, pori-pori internal dan ruang-ruang kapler.
Pada umumnya dapat didefinisikan tiga tipe kerapatan yaitu :
(a)    kerapatan sesungguhnya dari bahanya sendiri tidak termasuk void-void dan pori-
pori interpartike yang lebih besar dari dimensi molekuler atau dimensi atomik di dalm
kisi-kisi kristal.
(b)   Kerapatan granular 10 mikron.seperti yang ditentukan dengan jalan pemindahan
mercuri yang tidak merembes pada tekanan-tekanan biasa didalam pori-pori yang
lebih kecil dari 
(c)    Kerapatan bulk serbuk  seperti yang ditentkan dari volume bulk dn bobr suatu
serbuk kering di dalam gelas ukur silindris.
Bilamana zat padat tidak porous, maka kerapatan sesungguhnya dan kerapatan
granulya adalah identik dan dua-duanya dapat diperoleh dengan jalan memindahkan
helium atau zat cair seperti mercuri, benzena atau air.
c)      Sifat alir Serbuk
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non-Newton yang menunjukkan aliran
plasik dan kadang-kadang aliran dilatan, diamana partikel-partikelnya dipengaruhi
daya tarik menarik sampai derajat yang bervariasi. Oleh karena itu serbuk bisa jadi
mengalir bebas (free-flowingm), aliran partikel melalui lubang dihambat
karena gaya lekat () atau melekat. Neumann telah membicarakan faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat aliran dari serbuk. Terutama yang jelas adalah ukuran partikel,
porositas dan kerapatan, dan kehalusan permukaan. Akan halnya partikel-partikel
yang relatif kecil (kurang dari 10 kohesif) antar partikel kurang lebih sama
dengan gaya gravitasi. Karena gaya gravitasi ini merupakan fungsi dari diameter
pangkat tiga, maka pengaruh gravitasi akan menjadi lebih jelas jika ukuran partikel
bertambah sehingga terjadilah aliran. Kecepatan alir maksimum dapat tercapai,
kemudian berkurang jika ukuran partikel mendekati ukuran lubang. Jika serbuk
mengandung partikel-partikel kecil yang jumlahnya cukup banyak, sifat alir serbuk itu
dapat diperbaiki dengan menghilangkan “fines” atau mengabsorpsinya pada partikel-
partikel yang lebih besar. Kadang-kadang aliran yang jelek disebabkan adanya
kelembaban, dalam hal ini pengeringan partikel akan mengurangi sifat kohesifnya
9
BAB II
KESIMPULAN

1.      Mikromeritik adalah suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel


yang kecil
2.      Metode yang digunakan untuk menentukan ukuraan partikel adalh metode
mikroskopi optik, pengayakan,dan pengukuran volume partikel
3.      Sifat – sifat dari turunan serbuk diantaranya adalah porositas dan kerapatan partikel

10
DAFTAR PUSTAKA

1.    Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisik jilid III. UI Press:Jakarta


2.    http://arimjie.blogspot.com/2012/03/mikromeritik.html. diakses tanggal 4 juli 2013
16:43:10
3.    Ansel, Howard.1989.”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”. UI Press:Jakarta
4.    http://iyanvalidasi.blogspot.com/2012/02/mikromeritik.html. diakses tanggal 4 juli
2013 16:45:06
5.    http://tutut-posangi.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-mikromeritik.html di
akses tanggal 4 juli 2013 16:47:19
6.    http://fitrirosdiana.blogspot.com/2010/12/mikromeritik.html diakses tanggal 4 juli
2013 16:45:34

11

Anda mungkin juga menyukai