Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA
MIKROMERITIKA
KELOMPOK 2
SHIFT A

KAMIS 07.00 10.00


Disusun oleh:
Nadia Fauziah 260110160011 (Hasil)
Nisa Ayu Amalia 260110160012 (Daftar pustaka dan Edior)
Nisrina Hasna M 260110160013 (Pembahasan)
Annis Chumaedah T 260110160014 (Metode)
Anisa Marieta 260110160015 (Hasil)
Erlin Elisabeth H 260110160016 (Pembahasan)
Nadya Galuh K 260110160017 (Abstrak)
Yolanda Pertiwi 260110160018 (Simpulan dan lampiran)
Hafida Aulia Qodrina 260110160019 (Pendahuluan)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2017
ABSTRAK

Mikromeritika adalah ilmu dan teknologi mengenai partikel (partikulat). Praktikum


ini bertujuan untuk menentukan ukuran partikel secara mikroskopik, kerapatan
partikel dengan piknometer, kerapatan alir serbuk dan sudut, kerapatan curah (ruah,
longgar, bulk) dan kerapatan mampat, serta sifat aliran serbuk. Bahan yang digunakan
asetosal, amprotab, dan starch 1500. Hasil dari praktikum ini diketahui bahwa
kerapatan sejati asetosal adalah 1,26 g/ml, amprotab adalah 1,105 g/ml, dan starch
1500 adalah 1,245 g/ml. Sifat alir dari asetosal adalah buruk, amprotab cukup, dan
starch 1500 cukup. Sudut istirahat masing masing zat yaitu asetosal sebesar 31,190,
amprotab sebesar 22,60, dan starch 1500 sebesar 42,640.
Kata kunci : mikromeritik, kerapatan partikel, sifat aliran, sudut istirahat.

ABSTRACT

Micromeritics is the science and technology of particles (particulate matter).


This practice aims to determine microscopic particle size, particle density with
pycnometer, powder density and angle density, bulk density (ruah, loose, bulk) and
compact density, and powder flow properties. The materials used are acetosal,
amprotab, and starch 1500. The result of this practice is known that the particle
density of acetosal is 1,26 g/ml, amprotab is 1,105 g/ml, and starch 1500 is 1,245
g/ml. The flow properties of acetosal is poor, the amprotab is sufficient, and the
starch 1500 is sufficient. The rest angle of each substance is the assetosal of 31,190,
amprotab equal to 22,60, and starch 1500 equal to 42,640.

Keywords: micromeritics, particle density, flow properties, angle.


PENDAHULUAN tengah yang sama. Jadi, garis tengah
permukaan ds, adalah garis tengah
Ilmu dan teknologi partikel kecil
suatu bulatan yang mempunyai luas
disebut mikromeritik oleh Dalla Valle.
permukaan yang sama seperti partikel
Pengetahuan dan pengendalian ukuran
yang diperiksa (Martin, 2008).
serta kisaran ukuran partikel sangat
Sekumpulan partikel biasanya bersifat
penting dalam farmasi. Jadi, ukuran
heterogen. Bentuk dan ukurannyapun
dan karenanya juga luas permukaan
sangat bervariasi, karenanya dalam
dari suatu partikel dapat dihubungkan
menentukan ukuran sekumpulan
secara berarti pada sifat kimia, fisika
partikel perlu diperkirakan interval
dan farmakologi dari suatu obat.Secara
(jarak) ukuran partikel yang ada dan
klinik, ukuran partikel suatu obat dapat
fraksi jumlah atau bobot dari setiap
mempengaruhi pelepasannya dari
jarak ukuran partikel (Budipratiwi,
bentuk-bentuk sediaan yang diberikan
2013).
secara oral, parenteral, rektal dan
Partikel dari serbuk obat mungkin
topical. Ukuran dari suatu bulatan
berbentuk sangat kasar dengan ukuran
dengan segera dinyatakan dengan garis
kurang lebih 10.000 mikron atau 10
tengahnya. Tetapi, begitu derajat
milimikron atau mungkin juga sangat
ketidaksimestrisan dari partikel naik,
halus mencapai ukuran koloidal, 1
bertambah sulit pula menyatakan
mikron atau lebih kecil. Agar ukuran
ukuran dalam garis tengah yang
partikel serbuk ini mempunyai standar,
berarti. Dalam keadaan seperti ini,
maka USP menggunakan suatu batasan
tidak ada garis tengah yang unik.
dengan istilah very coarse, coarse,
Makanya harus dicari jalan untuk
moderately coarse, fine and very fine,
menggunakan suatu garis tengah
yang dihubungkan dengan bagian
bulatan yang ekuivalen, yang
serbuk yang mempu melalui lubang-
menghubungkan ukuran partikel dan
lubang ayakan yang telah
garis tengah bulatan yang mempunyai
distandarisasi yang berbeda-beda
luas permukaan, volume, dan garis
ukurannya, pada suatu periode waktu tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu
tertentu ketika diadakan pengadukan slide dan ditempatkan pada pentas
dan biasanya pada alat pengaduk mekanik. Di bawah mikroskop
ayakan secara mekanis (Ansel, 1989). tersebut, pada tempat di mana partikel
Pentingnya mempelajari mikromiretik, terlihat, diletakkan mikrometer untuk
yaitu : memperlihatkan ukuran partikel
1. Menghitung luas permukaan tersebut. Pemandangan dalam
2. Sifat kimia dan fisika dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke
formulasi obat sebuah layar di mana partikel-partikel
3. Secara teknis mempelajari tersebut lebih mudah diukur, atau
pelepasan obat yang diberikan secara pemotretan bisa dilakukan dari slide
per oral, suntikan dan topical yang sudah disiapkan dan
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, diproyeksikan ke layar untuk diukur.
suspensi dan duspensi Kerugian dari metode ini adalah
5. Stabilitas obat (tergantung dari bahwa garis tengah yang diperoleh
ukuran partikel). Metode paling hanya dari dua dimensi dari partikel
sederhana dalam penentuan nilai tersebut, yaitu dimensi panjang dan
ukuran partikel adalah menggunakan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa
pengayak standar. Pengayak terbuta diperoleh untuk mengetahui ketebalan
dari kawat dengan ukuran lubang dari partikel dengan memakai metode
tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan ini. Tambahan lagi, jumlah partikel
untuk menyatakan jumlah lubang tiap yang harus dihitung (sekitar 300-500)
inchi linear (Parrot, 1970). agar mendapatkan suatu perkiraan
yang baik dari distribusi , menjadikan
Metode-metode yang digunakan untuk
metode tersebut memakan waktu dan
menentukan ukuran partikel :
jelimet. Namun demikian pengujian
1. Mikroskopi Optik
mikroskopis dari suatu sampel harus
Menurut metode mikroskopis, suatu selalu dilaksanakan, bahkan jika
emulsi atau suspensi, diencerkan atau digunakan metode analisis ukuran
partikel lainnya, karena adanya rumus sedimentasi Stocks. Dasar
gumpalan dan partikel-partikel lebih untuk metode ini adalah Aturan
dari satu komponen seringkali bisa Stokes:
dideteksi dengan metode ini. Metode yang digunakan dalam
2. Pengayakan Suatu metode penentuan partikel cara sedimentasi ini
yang paling sederhana, tetapi relatif adalah metode pipet, metode
lama dari penentuan ukuran partikel hidrometer dan metode malance
adalah metode analisis ayakan. Di sini (Parrot, 1970).
penentunya adalah pengukuran
geometrik partikel. Sampel diayak Metode paling sederhana dalam
melalui sebuah susunan menurut penentuan nilai ukuran partikel adalah
meningginya lebarnya jala ayakan menggunakan pengayak standar.
penguji yang disusun ke atas. Bahan Pengayak terbuta dari kawat dengan
yang akan diayak dibawa pada ayakan ukuran lubang tertentu. Istilah ini
teratas dengan lebar jala paling besar. (mesh) digunakan untuk menyatakan
Partikel, yang ukurannya lebih kecil jumlah lubang tiap inchi linear
daripada lebar jala yang dijumpai, (Moechtar, 1990).
berjatuhan melewatinya. Mereka Pengetahuan dan pengendalian ukuran
membentuk bahan halus (lolos). dan kisaran ukuran partikel merupakan
Partikel yang tinggal kembali pada hal yang sangat utama dalam bidang
ayakan, membentuk bahan kasar. farmasi. Oleh sebab itu, ukuran dan
Setelah suatu waktu ayakan tertentu juga luas permukaan suatu partikel
(pada penimbangan 40-150 g setelah dapat dikaitkan secara bermakna
kira-kira 9 menit) ditentukan melalui dengan sifat fisik, kimia dan
penimbangan, persentase mana dari farmakologi suatu obat. (Sinko, 2005).
jumlah yang telah ditimbang ditahan
Secara alternative, resistensi terhadap
kembali pada setiap ayakan.
gerakan partikel, terutama untuk
3. Dengan cara sedimentasi Cara
serbuk-serbuk granuler dengan kohesi
ini pada prinsipnya menggunakan
kecil, dapat ditetapkan dengan atap dengan cara membuat alat uji
menentukan laju aliran serbuk melalui kemiringan yang memungkinkan
suatu celah lingkaran (misalnya untuk mengganti setiap 1o sudut
cetakan tablet) yang dipasang pada kemiringan dan memungkinkan untuk
dasar wadah silinder. mengganti dengan beberapa material
Sudut istirahat adalah sudut jenis penutup atap (Akbar dkk, 2015).
maksimum yang bisa didapat antara Sudut istirahat merupakan
permukaan tegak bebas dari tumpukan karakteristik fluiditas yang
serbuk dan dasar horizontal, berhubungan erat dengan kohesivitas
Pengukuran pengukuran semacam antar-partikel penyusun granul. Sudut
itu paling tidak memberikan ketetapan istirahat sendiri adalah sudut yang
kualitatif dari kohesi internal dan efek terbentuk antara permukaan tumpukan
hambatan di bawah tingkat bawah granul dengan bidang horizontal
muatan eksternal, yang mungkin (Kurniawan dkk, 2013).
dipakai pada pencampuran serbuk,
atau pada pencetak tablet (die) atau Uji sudut istirahat dilakukan dengan
pada proses pengisian cangkang kapsul menimbang 30 gram granul masukkan
(Lachman et al, 1989). dalam flowmeter (lubang bagian
Eksperimen sudut kemiringan untuk bawah ditutup untuk sementara),
mencari sudut istirahat pasir (angle of lepaskan penutup. Ukur tinggi puncak
repose) yang dilakukan dengan cara kerucut tumpukan granul. Lalukan
menuang pasir hingga membentuk replikasi sebanyak tiga dan ambil
gunungan dan mencari besar sudut Tan rataratanya.
, pasir yang diuji terdiri dari pasir =
kering, lembab dan basah karena
(Amelia dkk, 2016).
menyesuaikan dengan keadaan
dilapangan. Kemudian dilanjutkan
mencari sudut minimal kemiringan
METODE MENENTUKAN KECEPATAN
ALIR SERBUK DAN SUDUT
Alat
ISTIRAHAT
Alat yang digunakan pada praktikum Sampel ditimbang sebanyak 25 gram
kali ini adalah alat pemampat serbuk, lalu dimasukkan ke dalam corong yang
alat pengukur kecepatan alir serbuk, lubang bawahnya tertututp. Tutup
gelas ukur 100 ml, kertas perkamen, bawah dibuka kemudian amati dan
mikroskop optik dengan mikrometer, catat waktunya saat seluruh sampel
piknometer mulut lebar 25 ml. mengalir. Hal ini dilakukan dengan
Bahan dan tanpa alat penggetar. Timbunana
Bahan yang digunakan adalah sampel dapat digunakan untuk
amprotab, asetosal, gliserin, pati. menghitung sudut istirahat serbuk.
Prosedur Diameter serbuk diukur dengan
MENENTUKAN KERAPATAN menentukan 4 harga diameternya, lalu
PARTIKEL DENGAN dihitung rata ratanya, kemudian
PIKNOMETER mengukur tinggi puncak timbunan
Piknometer 25 ml yang kosong serbuk.
ditimbang terlebih dahulu lalu MENENTUKAN KERAPATAN
piknometer yang berisi gliserin CURAH DAN MAMPAT
ditimbang kemudian menuangkan 2-3
ml glisein dari piknometer yang tadi. Menimbang 25 gram asetosal, pati dan
Setelah itu menimbang 1-1,5 gr amprotab. Lalu satu persatu
sampel. Sampel dimasukkan ke dalam dimasukkan ke dalam gelas ukur 100
piknometer yang sudah berisi gliserin , ml dan catat volumenya. Ketiga serbuk
solven ditambahkan sampai volume diletakkan di tempat alat pemampat
piknometer dan timbang. yang mempunyai kecepatan 250/menit.
Pemampatan ditentukan dengan
berbagai variasi ketukan yaitu 0, 50, Asetosal
100, 125, 200, 250, 300. Peng Waktu t d T
HASIL ukur an
an
Perhitungan Kerapatan Sejati
1 0,02 2,5 7,5 0, 33,8
Berat piknometer kosong
67 2
(W1) = 15,532 gram
Berat piknometer + solven (W2) = 2 0,01 2,6 8,5 0, 31,5
144,092 - 5,532 = 28,56 gram 61 8
W3 Asetosal = 1,057 gram
3 0,01 2,3 8,5 0, 28,3
W3 Starch 1500 = 1,003 gram
54 7
W3 Amprotab = 1,002 gram
W4 (solven+sampel) Asetosal = 44,318 Rata- 0,02 2,4 8,1 0, 31,1

15,532 = 28,786 gram Rata 6 60 9

W4 (solven+sampel) Starch 1500 =


44,174 15,532 = 28,642 gram Starch
W4 (solven+sampel) Amprotab = Peng Waktu t d Tan
44,059 15,532 = 28,527 gram ukura
= n
1 1,36 4 9 0,89 41,
1. Asetosal =
67
= 1,26 gr/ml
2. Starch 1500 = 2 1,58 4,6 9 1,02 45,
57
= 1,245 gr/ml
3 1,24 4,3 1 0,86 40,
3. Amprotab =
0 69
= 1,105 gr/ml
Rata- 1,32 4,3 9 0,92 42,
Perhitungan Kerapatan Alir dan
Rata , 3 64
Sudut Istirahat
3 0 39 0,6410
Amprotab
50 37 0,6756
Peng Waktu t d Ta
ukura n 100 35 0,7142

n 0,7575
125 33
1 0,42 3 13, 0,4 23,
200 30 0,8333
5 4 75

250 28 0,8928
2 0,22 2,8 13 0,4 23,
3 27 300 28 0,8928

3 0,22 2,6 13, 0,3 20,


5 8 8 Amprotab

Rata- 0,28 2,8 13, 0,4 22, Jumlah


Volume Kerapatan
Rata 3 1 6 Ketukan

0 52 0,4807

Perhitungan Kerapatan Mampat 50 49 0,5208


dan Kerapatan Curah
100 45 0,555
Kerapatan Longgar (b minimum) =
= 125 43 0,5813

Kerapatan mampat (b maksimum) = 200 42,5 0,5882


= 0,5952
250 42
Bobot sampel = 25 gram
300 41 0,6097

Asetosal
Starch
Jumlah
Volume Kerapatan
Ketukan Jumlah Volume Kerapatan
Ketukan % 125 = x 100%
0 55 0,4545
=19,3795 %

50 53 0,4716 % 200 = x 100%

0,5 =23,0769%
100 50
% 250 = x 100%
125 48 0,5208
=28,2034%
200 45 0,5555
% 300 = x 100%
250 43 0,5813
=28,2034% (BURUK)

300 42,5 0,5882 2. Amprotab

% 50 = x 100%

=7,6996%
Rasio Hausner
% 100 = x 100%
1. Asetosal = = = 1,39
=13,4653%
2. Amprotab = = = 1,26
% 125 = x 100%
3. Starch = = = 1,29
=17,3060%

Rasio Indeks Carr % 200 = x 100%


Komprebilitas (%) =18,2760%
= x 100% % 250 = x 100%

1. Asetosal =19,2372%
% 300 = x 100%
% 50 = x 100%
=21,1579% (CUKUP)
= 5,1213%
3. Starch
% 100 = x 100%
% 50 = x 100% =
=10,2492 %
3,6259%
% 100 = x 100% = 9,1% bagi sifat-sifat. Baik sifat fisika, kimia,
dan farmakologik dari bahan tersebut.
% 125 = x 100% =
Dalam pembuatan sediaan-sediaan
12,73% seperti kapsul, tablet, granul, atau sirup
% 200 = x 100% = kering tentu perlu mempertimbangkan
18,18% ukuran partikel. Begitu pula akan
mempengaruhi kecepatan diskusi atau
% 250 = x 100% =
kelarutan dari satu sediaan obat
21,81%
sehingga efek yang ditimbulkan akan
% 300 = x 100% =
cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini
22,73% (CUKUP) terutama sangat berpengaruh pada
PEMBAHASAN sediaan-sediaan yang mempunyai
bentuk sediaan seperti tablet, kapsul,
Praktikum kali ini yaitu tentang
dan lain-lainnya yang bersifat padat
mikromeritika, bertujuan menentukan
atau yang lainnya. Ukuran partikel
ukuran partikel secara mikroskopik,
bahan obat padat memiliki peranan
menentukan kerapatan partikel dengan
penting, sebab ukuran partikel
piknometer, menentukan kerapatan alir
memiliki pengaruh besar dalam
serbuk dan sudut, menentukan
pembuatan sediaan obat dan juga
kerapatan curah (ruah, longgar, bulk)
terhadap efek terapinya. Pengetahuan
dan kerapatan mampat, serta
dan pengendalian ukuran partikel
menentukan sifat aliran serbuk.
sangat penting dilakukan. Ukuran
Mikromeritika sendiri merupakan ilmu
partikel, yang berarti juga luas
yang mempelajari bentuk dan ukuran
permukaan spesifik partikel dapat
partikel kecil.
dihubungkan dengan sifat-sifat fisika,
Pengetahuan dan pengendalian ukuran
kimia, dan farmakologi satu obat.
dalam kisaran bentuk dan ukuran
Dalam pembuatan tablet dan kapsul,
partikel sangat penting dalam bidang
pengontrolan ukuran partikel sangat
farmasi, sebab merupakan penentu
penting dilakukan untuk mendapatkan
sifat alir yang tepat dari granulat dan massa dan mengukur volumenya,
serbuk. Formulasi yang berhasil dari karena kemungkinan ada celah celah
suspensi, emulsi, dan tablet, baik antara butiran-butiran sampel yang
dipandang dari segi stabilitas fisika terisi dengan udara. Oleh karena itu,
maupun dari segi respons biologisnya penentuan kerapatan dari asetosal
juga tergantung dari ukuran partikel digunakan piknometer sebagai alat
dan bahan obatnya. Secara klinik, penentu kerapatan partikel.
ukuran partikel mempengaruhi Piknometer adalah alat yang terbuat
pelepasan obat dari sediaannya yang dari kaca dan bentuknya menyerupai
diberikan baik secara oral, parental, botol parfum. Piknometer digunakan
resital, dan topikal. untuk mengukur kerapatan atau
Praktikum kali ini dilakukan percobaan densitas suatu zat. Piknometer
menentukan kerapatan partikel dengan memiliki berbagai ukuran volume, ada
piknometer, menentukan kecepatan yang 10 ml dan ada yang 25 ml. pada
alir dan sudut istirahat, menentukan percobaan ini digunakan volume
kecepatan curah (ruah) dan kerapatan piknometer 25 ml. sebelum
mampat untuk menentukan ukuran piknometer digunakan untuk
partikel secara mikroskopik kita tidak menentukan kerapatan asetosal,
melakukan percobaan tersebut piknometer perlu dibersihkan terlebih
dikarenakan keterbatasan alat dan dahulu agar kotoran yang ada
waktu, dan dalam percobaan ini pada piknometer tidak memengaruhi
sampel yang digunakan yaitu hasil kerapatannya, dan juga
amprotab, starch 1500, dan asetosal. piknometer perlu dikaibrasi dahulu.
Dalam menentukan kerapatan suatu zat Kalibrasi merupakan kegiatan untuk
dilakukan dengan membandingkan menentukan kebenaran nilai. Tujuan
massa dan volumenya, namun dari kalibrasi ini untuk mengurangi
pengukuran ini kurang akurat jika kesalahan dalam percobaan ini. Dalam
dilakukan dengan hanya menimbang menggunakan piknometer harus hati-
hati, seperti dalam memegang
piknometer jangan kontak langsung dalam suatu waktu tertentu. Suatu
dengan kulit tangan, karena itu akan serbuk dapat mengalir karena
memengaruhi nilai kerapatan sampel. dipengaruhi oleh ukuran partikel,
Sehingga dalam memegang bentuk, porositas dan kerapatan serta
piknometer bisa menggunakan sarung tekstur dari permukaannya.
tangan ataupun tisu. Ketika seluruh serbuk jatuh, terdapat
Menentukan kerapatan dengan timbunan serbuk, timbunan serbuk ini
piknometer ini merupakan penentuan dapat digunakan untuk menghitung
kerapatan partikel yang sederhana sudut istirahat. Sudut istirahat adalah
karena hanya membutuhkan alat sudut yang terbentuk antara lereng
piknometer dan cairan pelarut yang suatu timbunan serbuk dengan bidang
tidak melarutkan zat. Dari hasil di horizontal. Sudut istirahat dari
dapatkan kerapatan asetosal 1,26 percobaan ini adalah asetosal 31,19
gram/ml, starch 1,245 gram/ml, dan dengan waktu alir 0,02 detik,
amprotab 1,105 gram/ml. Penentuan
amprotab 22,6 dengan waktu 0,2867
kerapatan dengan piknometer
detik dan starch 1500 42,64 dengan
menggunakan solven berupa gliserin.
waktu 1,3267 detik. Umumnya serbuk
Asetosal tidak larut di gliserin.
Penggunaan solven yang tidak memiliki sudut istirahat antara 34-
melarutkan zat adalah untuk 48. Serbuk yang akan lebih mudah
mempermudah proses penentuan mengalir yaitu yang memiliki sudut
kerapatan. istirahat lebih kecil. Dengan demikian
Selanjutnya adalah penentuan serbuk yang memiliki laju alir tercepat
kecepatan alir sampel dan sudut berdasarkan sudut istirahatnya yaitu
istirahat. Waktu alir adalah waktu yang amprotab.
diperlukan untuk mengalir dari Selanjutnya menentukan kerapatan
sejumlah zat melalui lubang corong, mampat serbuk starch 1500, amprotab
yang diukur adalah zat yang mengalir dan asetosal. Pertama serbuk
ditimbang sebanyak 25 gr, kemudian ini memiliki hubungan dengan sifat
dimasukkan ke dalam gelas aliran serbuk. Semakin tinggi
ukur 100ml. Lalu volume awal persentase dari kompresibilitas suatu
dicatat, dan didapatkan volume awal serbuk, maka semakin buruk sifat
dari asetosal 39 ml, amprotab 52 ml, alir serbuk tersebut.
dan starch 55 ml. Kemudian, gelas Sifat alir serbuk juga dapat ditentukan
ukur tersebut diketuk- ketukan dengan dengan menggunakan rasio hausner
alat kompresibilitas hingga mencapai dengan membandingkan kerapatan
volume yang tetap (konstan). Dari mampat dengan kerapatan longgar.
percobaan ini dapat ditentukan nilai Nilai rasio hausner yang kurang
indeks Carr dengan cara kerapatan dari 1,25 menunjukkan sifat aliran
mampat dikurangi dengan kerapatan yang baik, sedangkan apabila nilainya
nyata, kemudian dibagi dengan lebih dari 1,5 maka serbuk tersebut
kerapatan mampat. Nilai indeks Carr memiliki aliran yang buruk. Pada
ini dinyatakan dalam persen.Dari praktikum ini diperoleh nilai rasio
percobaan ini, semakin banyak hausner untuk asetosal sebesar 1,39
jumlah ketukan maka volume ; amprotab 1,26 ; dan starch 1500
serbuk pada gelas ukur akan 1,29. Dengan demikian amprotab
menjadi semakin kecil atau padat. memiliki sifat aliran yang paling baik
Penurunan volume inilah yang dibandingkan dengan asetosal dan
menyebabkan nilai kerapatannya starch 1500.
menjadi lebih besar. Semakin
kerapatannya meningkat, maka
persentase Kompresibilitasnya
meningkat pula. Dari indeks Carr
SIMPULAN Amelia, Reni, Muh., Yani Zamzam,
dan Yusup. 2016. Formulasi
1. Dapat menentukan ukuran partikel
Granul Efervesen Ekstrak
secara mikroskopik
Kering Kulit Buah Manggis
2. Dapat menentukan kerapatan sejati
(Garciniae Mangostanae
dengan piknometer asetosal = 1,26
g
Cortex Fructus). Jurnal
/ml, starch = 1,245 g/ml, amprotab =
Medicalsains. Vol. 1 No. 1.
1,105 g/ml.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk
3. Dapat menentukan kecepatan alir
Sediaan Farmasi,
serbuk, asetosal = 2,467 s ; starch =
diterjemahkan oleh Ibrahim,
4,3 s; amprotab = 2,8 s, sedangkan
F., Edisi IV. Jakarta :
sudut asetosal = 31,19, amprotab =
Universitas Indonesia Press.
22,6, starch = 42,64
Budipratiwi, 2013. Buku Petunjuk
4. Dapat menentukan kerapatan curah
Praktikum Farmasi Fisik.
dan mampat
Tersedia online di
5. Dapat menentukan sifat aliran
http://library.unej.ac.id/client/
serbuk, asetosal = buruk, amprotab
search/asset/353 [Diakses
= cukup, starch = cukup
pada 15 Mei 2017]
Kurniawan, Dhadhang Wahyu, Adi,
DAFTAR PUSTAKA Yugatama, dan Rahajeng,
Akbar, Firman, Heru Sufianto, dan Puput Aryani. 2013.
Subhan Ramdlani. 2015. Penggunaan Tepung Agar
Model Atap Rumah yang Sebagai Pengikat Dalam
Tanggap terhadap Abu/Pasir Tablet Antidiabetes Ekstrak
Vulkanik Studi Kasus: Etanol Bawang Merah.
Letusan Gunung Kelud Lachman, L., dkk. 1989. Teori dan
Kecamatan Ngantang Praktek Farmasi Industri.
Malang. Jurnal Arsitektur. Jakarta: UI Press, Jakarta.
Vol. 1 No. 1.
Martin, A. 2008. Farmasi Fisika, edisi
II, Jilid 3. Jakarta: UI Press.
Moechtar. 1990. farmasi fisik.
Yogyakarta : UGM-press.
Parrot, E.L., 1970, Pharmaceutical
Technology Fundamental
Pharmaceutics, Third Ed., 82,
Burgess Pub. 6, Mineapolis.
Sinko, P. J. 2011. Martin Farmasi
Fisika dan Ilmu Farmasetika
edisi 5, diterjemahkan oleh
Tim Alih Bahasa Sekolah
Farmasi ITB, 706. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Lampiran
a. Kerapatan sejati

b. Kerapatan alir dan sudut istirahat


c. Kerapatan curah dan mampat

Anda mungkin juga menyukai