Rentang
Golongan Ukuran Karakteristik Sistem Contoh
Partikel
Dispersi < 1,0 nm Partikelpartikel tidak tampak dalam Molekul oksigen,
molekular (mµ) mikroskop elektron; lolos melewati ion-ion biasa,
ultrafilter dan membran semipermeabel; glukosa.
difusi berlangsung cepat.
1
Larutan adalah campuran homogen dimana tidak terjadi pengendapan zat
terlaut dan zat terlarut ada dalam bentuk ion-ion atau molekul-molekul kecil.
Contoh, NaCl dan gula membentuk larutan sejati dalam air.
Suspensi terbentuk bila padatan halus seperti pasir ditambahkan ke dalam air
dan akan terjadi pengendapan. Partikel-partikel pasir masih kelihatan dan akan
mengendap secara perlahan-lahan.
Koloid merupakan keadaan intermediet antara larutan dan suspensi.
Kabut (fog) adalah contoh koloid yang terdiri dari titik-titik air yang amat kecil;
(fasa terdispersi) dalam udara (fasa kontinu, pendispersi).
3
DISPERSI KOLOIDAL
Ukuran dan Bentuk Partikel Koloidal
4
JENIS SISTEM KOLOIDAL
Koloid Liofilik:
Koloid Liofobik:
Partikel anorganik dalam air: emas, perak, arsen sulfida, belerang, perak
iodida.
Cara membuat:
• Dispersi : alat colloid mills
• Kondensasi : dari subkoloidal agregat koloidal
• Reaksi kimia : reduksi: (lar. Garam logam mulia + formaldehid),
oksidasi: (H2S),
hidrolisis: (FeCl3),
Perubahan sifat surfaktan pada (a) Misel bola dalam air; (b) misel dalam
cmc (critical micelle media nonair; (c) misel laminar, terbentuk
concentration) pada konsentrasi tinggi, dalam air
6
1 x1 x2
cmc campuran surfaktan:
cmc cmc1 cmc2
x2 = 1-0,75 = 0,25
1 0,75 0,25
5
CMC = 9,3 10-5M
CMC 8,1 10 15 10 5
7
SIFAT OPTIS KOLOID
Efek Faraday-Tyndall
Seberkas sinar kuat akan memperlihatkan suatu kerucut,.
Alat : melihat titik-titik cahaya yang membentuk kerucut Tyndall adalah
ultramikroskop.
Ukuran
• Mikroskop Elektron Bentuk Partikel koloidal
Bangun (Struktur)
H =
34 N
8
SIFAT KINETIK KOLOID
Gerakan Brown
Difusi
Hukum pertama Fick : jumlah zat dq yang berdifusi dalam waktu dt
melewati bidang seluas S adalah berbanding lurus dengan perubahan
konsentrasi dc terhadap jarak yang dilalui dx.
dc
dq DS dt
dx
D : koefisien difusi yaitu jumlah zat yang berdifusi per satuan waktu melewati
satu satuan luas jika dx/dt ( disebut konsentrasi gradien) sama dengan satu. D
mempunyai dimensi luas per satuan waktu.
Partikel koloidal berbentuk sferis, maka persamaan Sutherland-Einstein atau
Stokes-Einstein:
kT RT RT 3 4πN
D D
6πηr 6πηrN 6πηN 3Mv
k: tetapan Boltzmann M bobot molekul dan v volume spesifik
partial (kira-kira setara dengan volume
dalam cm3 dari 1 g solut yang diperoleh
dari pengukuran kerapatan). 9
Tekanan Osmotik
cg RT
1
RT
cg M RT ( Bc g )
M cg M
Kurva I : ideal
Kurva II dan III: real
10
Sedimentasi 2r 2 ( 0 ) g
v
9 0
Hukum Stokes:
Dalam sentrifuge percepatan gravitrasi digantikan oleh 2x, dalam
hal ini adalah kecepatan sudut, x adalah jarak partikel dari pusat
pemutaran (rotasi).
dx / dt ln( x 2 / x1 )
s 2 s 2
x (t 2 t1 )
Bobot molekul polimer dapat RTs
M
ditentukan oleh persamaan: D(1 v 0 )
11
Viskositas
Persamaan Einstein: 0 (1 2,5 )
sp sp
0 k
nrel 1 2,5 nsp 1 2,5 2,5
0 0 0 c
sp
k 1 k 2 c k 3c 2
persamaan Mark-Houwink:
[ ] KM
12
SIFAT LISTRIK KOLOID
Lar.
Lar. KI
AgN03
13
Elektroforesis:
Berkaitan dengan pergerakan partikel bermuatan
melewati cairan dibawah pengaruh perbedaan
potensial.
v 4
( 9 10 4 )
E
: potensial zeta dalam volt; v adalah kecepatan bergerak
(migrasi) sol dalam cm/sek di dalam tabung elektroforesis
yang panjangnya tertentu dalam cm; visakositas medium ()
dalam poise (dyne sek/cm2 ); tetapan dielektrik medium ;
gradien potensial E dalam volt/cm. Suku v/E disebut sebagai
mobilitas.
v
Pada 200 C : 141
E
Pada 250 C, koefisien 141 menjadi 128
14
15
Kesetimbangan Membran Donnan
luar (o) dalam (i) Setelah kesetimbangan tercapai,:[ Na ] o [ Cl ]o
R-
di sebelah luar membran : Na Cl
o
o
Na+ Na+
Cl- Cl- dan di sebelah dalam: [ Na
] [ R
] [ Cl
]i
i i
16
SOLUBILISASI
Kemampuan dari misel untuk meningkatkan kelarutan zat yang secara
normal tidak larut, atau hanya sedikit larut, dalam medium dispersi
yang digunakan.
17
Faktor Yang Mempengaruhi Solubilisasi
Kimiawi Surfaktan:
Rantai alkil lipofilik lebih panjang akan lebih mensolubilisasi obat
hidrofobik.
Surfaktan ionik: peningkatan jari-jari inti hidrokarbon,
meningkatkan solubilisasi.
pH:
Merubah kesetimbangan antara solubilisat terion dan takterion.
Titik Krafft:
Suhu yang menunjukkan terjadinya kelarutan surfaktan = kmk (cmc)
Titik keruh (cloud point):
Suhu yang menunjukkan terjadinya kekeruhan (pengkabutan) yang
tiba-tiba. Jika suhu dinaikkan terjadi surfaktan memisah sebagai
presipitat atau kalau konsentrasi tinggi sebagai suatu gel.
18
• Partikel padat tidak terlarut dalam medium cair.
SUSPENSI
• Diameter partikel > 0,1 m
• Konsentrasi padat: 0,5 – 30%
• Stabilitas fisik: Kondisi partikel tidak teragregasi dan
tetap terdistribusi rata dalam sistemnya.
Partikel yang mengendap harus mudah terdispersi
kembali dengan sedikit pengocokan.
20
Hitunglah perubahan energi bebas permukaan dari zat
padat dalam suspensi jika luas permukaan total naik dari
103 cm2 menjadi 107 cm2. Tegangan antarmuka antara zat
padat dengan medium cair SL =100 dyne/cm
G SL . A
21
Partikel terflokulasi:
· Ikatan lemah
· Memisah dengan cepat
· Tak terbentuk cake
· Mudah diresuspensi
Partikel terdeflokulasi:
· Ikatan lebih kuat
· Memisah perlahan-lahan
· Terjadi agregasi –> cake
· Sukar diresuspensi
22
PEMISAHAN DALAM SUSPENSI
Teori Sedimentasi
Hukum Sokes: d 2 ( s o ) g
v
18 o
Suspensi encer: < 2% ; (0,5%)
n
Modifikasi Hk. Stokes:
v ' v
v’ adalah laju turun dari antarmuka dalam cm/sek
dan v adalah laju sedimentasi menurut hukum
Stokes. Suku : porositas awal sistem, bervariasi
dari nol sampai 1. Pangkat n : ukuran gangguan
sistem. 23
Diameter rata-rata partikel CaCO3 dalam suspensi adalah
54 m. Kerapatan CaCO3 = 2,7, kerapatan air = 0,997
g/cm3. Viskositas air=0,009 poise. Hitunglah laju turun v’
sampel CaCO3 pada dua porositas berbeda, 1 = 0,95 2 =
0,5. Harga n =19,73 d 2 ( s o ) g
v
Bentuk log pers: ln v’ = ln v + n ln 18 o
v
54 10
4 2
2,7 0,997 981 0,30 cm/sek
18 0,009
Untuk 1 = 0,95 –>ln v’ = –1,204 +[19,73(– 0,051)] = –
2,210 ––> v’ = 0,11 cm/sek
Untuk 2 = 0,5, maka diperoleh v’ = 3,510-7 cm/sek ––>
dengan porositas rendah (konsentrasi tinggi) maka sedimentasi
dihalangi.
24
SEDIMENTASI PARTIKEL
Suspensi terdeflokulasi
Suspensi terflokulasi 25
26
PARAMETER SEDIMENTASI
27
Derajat flokulasi, .
F = V / Vo
F adalah volume sedimentasi suspensi terdeflokulasi
(terpeptisasi).
= F /F
Vu / V0 Vu
V / V0 V
Vu 30
F = Vu / Vo F 0,3
V0 100
F 0,3
= F /F F 0,23
1,3
29
Pada gambar samping:
hitunglah
F
F
30
30
FORMULASI SUSPENSI
Pembasahan Partikel
• Pendispersian awal serbuk yang tak larut.: dengan cara ditaburkan pada
permukaan cairan.
Serbuk hidrofob : belerang, arang, dan magnesium stearat.
Serbuk hidrofilik : seng oksida, talk, dan magnesium karbonat..
• Gliserin dan zat higoskopik yang serupa: untuk menggerus basah (levigasi)
bahan tak larut.
Gliserin mengalir ke dalam ruang hampa di antara partikel untuk mengusir
udara dan selama pencampuran akan melapisi dan memisahkan partikel
sedemikian rupa sehingga air dapat meresap dan membasahi masing-masing
partikel.
31
Flokulasi Terkontrol
Reogram yang
menunjukkan tiksotropi.
• Skala kecil
• Skala besar
Penerapan Farmasetis
fase terdispersi mempunyai rasa yang tidak enak.
akan diserap lebih baik (sempurna) dalam bentuk emulsi.
untuk pemakaian eksternal dalam produk farmasetis dan kosmetika.
37
38
TEORI EMULSIFIKASI
Dua cairan yang tak bercampur dan dikocok : cairan yang satu terdispersi dalam
cairan lainnya membentuk tetes halus dalam waktu yang cepat kedua cairan
tersebut akan memisah kembali membentuk dua lapisan.
Pemisahan yang terjadi : gaya kohesif lebih besar daripada gaya adhesif.
Gaya kohesif dari masing-masing fase ditunjukkan sebagai energi antarmuka
atau tegangan pada batas antara cairan-cairan tersebut.
Jika 1 cm3 minyak mineral didispersikan menjadi globul yang mempunyai garis
tengah volume-surface dvs 0,01 m (10-6 cm) dalam 1 cm3 air sehingga
membentuk emulsi yang halus, maka luas permukaan tetes minyak menjadi
600 meter persegi. Energi bebas permukaan yang berkaitan dengan luas
tersebut adalah 34107 erg, atau 8 kalori. Volume total sistem tetap 2 cm3 .
6 6
Sv Sv 6 10 6
cm 2
600 m 2
d vs 10 6
Usaha atau kenaikan energi bebas permukaan :
W γ ow ΔA
sedangkan tegangan antarmuka antara minyak mineral dengan air adalah 57 dyne/cm (erg/cm 2 )
W 57 erg/cm 2 (6 10 6 cm 2 ) 34 10 7 erg 34 joule 8 kalori karena 1 kalori = 4,184 joule
39
Kenaikan energi akibat luas permukaan yang membesar menjadikan sistem
secara termodinamis tidak stabil, ––> kecenderungan tetes-tetes untuk
bersatu kembali (koalesensi).
Untuk mencegah koalesensi (memperkecil lajunya): emulgator.
Koloid liofilik hidrat dianggap sebagai zat aktif permukaan karena terlihat pada
antarmuka minyak-air.
Dibedakan dengan surfaktan :
(1) tidak menurunkan tegangan antarmuka, dan
(2) membentuk film multimolekular pada antarmuka
Daya kerja berdasarkan efek ke (2) karena film yang terbentuk sifatnya kuat dan
menahan terjadinya koalesensi.
Efek tambahan adalah kenaikan viskositas medium dispersi.
Stabilitas emulsi :
• bebas koalesensi fase dalam,
• bebas kriming,
• tetap baik dari segi penampilan, bau, warna, dan sifat fisis lain-nya.
Faktor yang paling penting dalam stabilitas emulsi : sifat fisik film
emulgator pada antarmuka.
44
Evaluasi Stabilitas
• Analisis frekuensi-ukuran emulsi dari waktu kewaktu sesuai umur produk.
• Untuk emulsi yang pecah dengan cepat: pengamatan makroskopik
• Emulsi m-a dengan natrium stearat menjadi tipe a-m : + kalsium klorida.
• Mengubah perbandingan volume-fase –––––> emulgator m-a dicampur
minyak lalu ditambah air sedikit sampai korpus emulsi. Ketika ditambahkan air
sedikit demi sedikit maka berangsur tercapai titik inversi; selanjutnya air dan
emulgator akan membungkus minyak sebagai globul halus sehingga akhirnya
terbentuk emulsi m-a.
Pengawetan Emulsi
47
MIKROEMULSI
Mikroemulsi:
Zona F (fluid) dan G (gel)
48
SEMISOLIDA
GEL
49
Gel sistem dua fase : Massa gel dapat terdiri dari flokul
partikel halus bukan molekul besar, seperti pada gel
alumunium hidroksida, magma bentonit, dan magma
magnesia. Struktur gel pada sistem dua fase tersebut
(Gambar 22a,b) tidak selalu stabil, dan gel tersebut dapat
bersifat tiksotropik.
52
pengembangan (swelling). Berlawanan dengan
sinerisis adalah pengambilan cairan oleh gel dengan
bertambahnya volume.
53