Anda di halaman 1dari 27

ADSORBSI

Farmasi Fisika I
ADSORBSI

Peristiwa penyerapan suatu zat lain


pada permukaan zat
• Zat yang diadsorbsi disebut
adsorbat
• Zat yang mengabsorbsi disebut
adsorben
• Zat yang akan diadsorbsi sebelum
berada dipermukaan disebut
adsorpt.
PERBEDAAN ADSORPSI & ABSORBSI
Adsorpsi Absorbsi

 Prosespenyerapan  Merupakan
dengan penyerapan sampai ke
menggunakan dalam pori-pori
pori-pori absorbent.
adsorbent,
sehingga adsorbate
tidak bisa masuk
ke dalam pori
adsorben
Kedua fenomena ini bisa terjadi
bersama-sama sehingga sulit dalam
menentukan fenomena apa yang
terjadi, oleh karena itu kalau belum
jelas fenomena apa yang terjadi,
maka dapat dikatakan dengan
sorbsi
PENGGOLONGAN

Fisika
Proses
Adsorpsi
Kimia
ADSORBSI FISIKA
 Gaya interkasi antara adsorben dan adsorbat
lemah sehingga panas adsorbsinya kecil ± 20-40
kj/mol
 Gaya interkasi menyebabkan kondensasi gas
untuk membentuk cairan yang umumnya
disebut gaya van der walls dan bersifat
reversibel
 Dinamakan juga adsorbsi van der waals
ADSORBSI KIMIA/CHEMISORPTION
 Ditandai dengan terjadinya reaksi kimia antara
adsorben dan adsorbat dimana gaya interaksinya
sangat kuat dan bersifat irreversibel.
 Panas adsorbsinya cukup tinggi 40 – 400 kj/mol
sehingga sanggup mematahkan ikatan dalam
molekul adsorbat yang mengakibatkan
terjadinya reaksi kimia antara adsorben dan
adsorbat.
 Makin naik temperatur laju adsorbsi makin
besar
PENERAPAN TENTANG PROSES
ADSORBSI DALAM BIDANG FARMASI
 Formulasi sediaan penawar racun seperti pulvis
NMT (Norit, MgO, Tanin), pulvis adsorben (Mg
peroksida, Norit)
 Menghilangkan bau yang tidak enak dari
ruangan
 Penambahan adsorben ke dalam serbuk yang
mengandung zat yang mudah lembab/basah
 Penambahan adsorben pada larutan untuk
mengadsorbsi kotoran larutan, contoh : gula
 Pemakaian adsorben untuk membebaskan
pyrogen dari larutan injeksi
 Menghilangkan warna larutan yang tidak
diinginkan
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ADSORBSI FISIKA
 SUHU
makin tinggi suhu, derajat adsorbsi makin kecil
 KONSENTRASI ADSORBAT
Makin besar konsentrasi adsorbat makin besar
derajat adsorbsinya
 BM
Makin besar BM, derajat adsorbsi makin besar
 KELARUTAN
Makin kecil kelarutan suatu zat dalam pelarut maka
makin kuat diabsorsinya
 LUAS PERMUKAAN ADSORBSI
Serbuk yang halus dan berpori mempunyai
permukaan yang luas sehingga derajat adsorbsinya
tinggi
CONTOH ADSORBEN YANG SERING
DIPAKAI
 Carbo adsorben (norit)
 Kaolin

 Bentonit

 Silica gel

 Mgo

 Tanin
DERAJAT ADSORBSI GAS OLEH
SUATU ZAT PERGANTUNG PADA

 Sifat kimia adsorben


 Sifat fisika adsorbat

 Luas permukaan adsorben

 Suhu

 Tekanan paralel gas yang diadsorbsi


ADSORPSI ISOTERM
 Hubungan antara jumlah substansi yang diserap
oleh adsorbent pada kesetimbangan dng suhu
konstan.
 Adsorpsi isoterm biasanya digambarkan dalam
bentuk kurva berupa plot distribusi
kesetimbangan adsorbat antara fase padat
dengan fase gas atau cair pada suhu konstan.
ADSORPSI ISOTERM

x/m Log x/m

p Log p

x = juml. gas yg diadsorpsi , m = massa adsorben


ALAT U/ MENGUKUR ADSORBSI GAS PADA
PADATAN
ISOTERM FREUNDLICH

y = x/m = k p1/n

Keterangan :

Y : massa gas yang di adsorpsi persatuan


massa
X : jumlah gas yang diadsorbsi
P : tekanan gas pada kesetimbangan
k, dan n : nilai konstanta yang di dapat dr
eksperiment

Log x/m = log k + 1/n log p


ISOTERM LANGMUIR

Isoterm ini berdasar asumsi bahwa:


- Adsorben mempunyai permukaan yang homogen,
energi adsorpsi konstan di semua sisi.
- Semua proses adsorpsi sama rata di setiap
permukaan adsorben.
- Setiap sisi adsorben hanya bisa menyerap satu
molekul adsorbate.
ISOTERM LANGMUIR
 Langmuir mengembangkan suatu persamaan
berdasarkan teori bahwa molekul atau atom gas
akan diadsorbsi pada tempat-tempat aktif dari
zat padat membentuk suatu lapisan 1 molekul
(monolayer)
 Fraksi dari pusat zat padat yang ditempati oleh
molekul-molekul gas pada pada tekanan p
dilukiskan dengan θ dan fraksi yang tidak
ditempati molekul gas adalah 1 – θ
 Kecepatan adsorbsi atau kondensasi molekul-
molekul gas pada permukaan (r1) sebanding
dengan tempat yang tidak ditempati

 Kecepatn penguapan = kecepatan desorbsi dari


molekul gas yang terikat pada permukaan
sebanding dengan fraksi permukaan yang
ditempati (θ )

Pada saat keseimbangan r1 = r2


p = 1 + p
y b ym ym

 Persamaan Langmuir tentang adsorpsi


gas pada zat padat = isoterm tipe 1 =
isoterm Langmuir
TIPE ISOTERM
ISOTERM TIPE II
 Bentuk sigmoid
 Gas mengalami adsorbsi fisika pada
padatan tak berpori untuk membentuk
suatu lapisan tunggal yg diikuti oleh
pembentukan multilapisan.
 Titik belok pertama menggambarkan
pembentukan lapisan tunggal
 Adsorpsi kontinue dengan
meningkatnya tekanan menunjukkan
pembentukan multi lapis berikutnya.
 Untuk menjelaskan persamaan tipe II
menguunakan persamaan BET
PERSAMAAN BET
ISOTERM TIPE IV
 Untuk padatan berpori
 Titik belok pertama jika di
ekstrapolasikan ke tekanan nol juga
menyakan jumlah gas yang
dibutuhkan untuk membentuk suatu
lapisan tunggal pada permukaan
padatan
 Pembentukan dan kondensasi
multilapisan di dalam pori-pori
padatan diduga menyebabkan
terjadinya adsorpsi lebih lanjut yang
mencapai suatu harga batas sebelum
tekanan uap jenuh.
ISOTERM III DAN V
 Dihasilkan ketika panas adsorpsi gas pada
lapisan pertama kurang dari panas laten
kondensasi dari lapisan-lapisan berikutnya
 Isoterm tipe V menunjukkan adanya kondensasi
kapiler
 Adsorpsi mencapai harga batas sebelum Po di
capai
ISOTERM TIPE II
 Isoterm tipe II dihasilkan ketika nilai b lebih
besar dari 2 dalam persamaan BET

Anda mungkin juga menyukai