PERCOBAAN I
ADSORBSI ISOTERMIS
OLEH
NAMA : ASA ANNISA D1B120172
IRMA LAWAI D1B120222
KRISNA SURYA D1B120226
NUR ASRINA D1B120
SISKA DEWI LARASANTI P D1B120
KELOMPOK : IV (ENAM)
KELAS : 05 ALIH JENJANG
ASSITEN :
UNIVERISTAS MEGAREZKY
FAKULTAS FARMASI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(adsorbsi). Zat yang diserap disebut adsorbat. Zat padat terdiri dari atom-atom
atau molekul-molekul yang saling tarik menarik dengan daya tarik Van Der
Waals. Kalau ditinjau molekul-molekul di dalam zat padat, maka gaya tarik
menarik antara satu molekul dengan molekul yang lain disekelilingnya adalah
seimbang. Sebab gaya tarik yang satu akan dinetralkan oleh yang lain yang
Peristiwa adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik
atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan
zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada
gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat
dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Komponen yang terserap disebut adsorbat
adsorpsi fisik dan kimia. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der
Waals dan merupakan suatu proses bolak-balik apabila daya tarik menarik antara
zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan
pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben
sedangkan adsorpsi kimia adalah dimana antara adsorben dan adsorbat terjadi
adsorbat makin besar zat yang dapat diserap. Proses adsorbsi berada dalam
Apabila salah satu zat ditambah atau dikurangi maka akan terjadi kesetimbangan
baru.
kuantitatif kita mendasarkan pada teori termodinamika dari Gibbs dan Van’t Hoff
(Firdaus, 2021).
B. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui adsorbsi suatu larutan
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati peristiwa adsorbsi suatu
D. Prinsip Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
1. Adsorbsi
Adsorbsi adalah suatu proses di mana molekul-molekul dari fasa gas atau
murah.
ion, maupun atom) yang terjadi pada batas antara dua fasa. Adsorbsi dapat
terjadi antara dua fasa, seperti fasa cair –padat, fasa padat-gas dan antara fasa
jumlah adsorbat pada adsorben sebagai fungsi tekanannya (jika gas) atau
konsentrasi (jika cair) pada suhu konstan. Kuantitas yang teradsorbsi hampir
Ada 5 bentuk isoterm adsorbsi yang sampai saat ini digunakan untuk
Emmet, dan Teller), seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Bentuk Isoterm Adsorbsi
dilalui.
pori sangat kecil atau mikropori dan interaksi yang berlangsung adalah
interaksi monolayer.
memiliki bentuk pori sangat besar atau makropori dengan interaksi dari
pori yang bervariasi yakni mikropori dan mesopori. (Loth Botahala, 2019).
yang semula ada pada larutan, menempel pada permukaan zat adsorben secara
fisika. Suatu molekul dapat teradsorpsi jika gaya adhesi antara molekul
adsorbat dengan molekul adsorben lebih besar dibanding dengan gaya kohesi
limbah cai dapat dimurnikan. Proses adsorpsi terjadi karena adanya luas
2. Jenis-Jenis Adsorbsi
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya gayagaya kimia dan diikuti oleh
reaksi kimia. Pada adsorpsi kimia hanya satu lapisan gaya yang terjadi.
Besarnya energi adsorpsi kimia sekitar 100 kj/mol. Adsorpsi jenis ini
reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi
berupa senyawa yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi
sangat kuat mengikat molekul gas atau cairan dengan permukaan padatan
sehingga sangat sulit untuk dilepaskan kembali. Artinya pelepasan
fisika tidak terikat kuat pada permukaan, dan biasanya terjadi proses balik
yang cepat, sehingga mudah untuk diganti dengan molekul yang lain.
Adsorpsi fisika didasarkan pada gaya Van Der Waals, dan dapat terjadi
pada permukaan yang polar dan non polar. Adsorpsi juga mungkin terjadi
Karena itu ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya dapat
karena adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan
ikatan secara kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepas kembali untuk dapat
Banyak kasus adsorpsi tidak hanya mengikuti satu jenis tipe adsorpsi
jumalah adsorbat pada adsorben sebagai fungsi tekanannya (jika gas) atau
konsentrasi (jika cair) pada suhu konstan. Kuantitas yang teradsorpsi hamper
adsorbat yang terjadi dalam larutan pada suhu konstan. Pada kondisi
kesetimbangan terjadi distribusi larutan antara fasa cair dengan fasa padat.
Rasio dari distribusi tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan. Pada
menyeluruh.
permukaan.
adsorbat.
adsorpsi kimia.
jenis dimana adsorpsi terjadi pada beberapa lapis dan ikatannya tidak kuat.
chemisorption.
adsorpsi. Jika fase cair yang berisi adsorben dalam keadaan diam, maka
adsorben maka luas permukaan akan semakin besar. Semakin besar pori-
pori adsorben maka semakin besar pula luas permukaan adsorben. Pori-
c. Jenis adsorben
Ada dua jenis adsoben yakni adsorben alam dan buatan. Adsorben
e. Temperatur
akan naik pada temperatur yang lebih rendah dan akan turun pada
membutuhkan panas.
f. Konsentrasi adsorbat
5. Karbon Aktif
permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan
pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya jerap karbon aktif
sangat besar, yaitu 25- 100% terhadap beratnya. Oleh karena hal tersebut,
karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Karbon aktif dapat
kayu, tempurung kelapa atau tulang-tulang hewan tanpa adanya zat asam
(oksigen) dalam tungku khusus dengan suhu sangat tinggi antara 800 – 900
Sebelum abad ke-19 yang digunkan adalah arang biasa (bara api yang
daya ikat arang aktif yang kita kenal sekarang.. Arang, bilamana diaktifkan,
mempunyai daya ikat sampai empat kali lipat dari arang biasa.
Arang aktif atau biasa juga disebut karbon aktif, activated charcoal
atau carbo adsorbens, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas
permukaan yang sangat besar atau luas. Hal ini diperoleh dengan
hanya untuk tujuan memperbesar luas permukaannya saja, namun usaha itu
aktif itu.
Menurut Raymund Hall dan M. Baldwin dalam bukunya, arang aktif
didefinisikan sebagai karbon yang tidak mempunyai bentuk yang tetap dan
yang penuh dengan pori-pori, yang terjadi oleh destilasi destruktif dari hampir
semua bahan berkarbon, seperti kayu, tempurung kelapa, tongkol jagung, dan
jerap / arang aktif) adalah sisa destilasi destruktif dari beberapa bahan organik
yang telah diberi perlakuan khusus untuk mempertinggi daya jerap. (P.A
Siboro, 2020).
dibutuhkan untuk bereaksi secara tepat dengan zat yang terdapat dalam
biasanya dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi atau titran. Larutan
akhir titrasi terjadi pada saat terjadi perubahan warna. Perubahan warna dapat
dilihat dengan menggunakan zat penunjuk atau indikator. Pada saat itulah
gram ekivalen dari titran sama dengan gram ekivalen dari zat yang dititrasi,
Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-basa.
Proses ini dinamakan alkalimetri. Basa dan garam dari asam lemah dapat
basa yang tepat ekivalen dengan jumlah basa yang ada. Titik di mana saat
tersebut tercapai dinamakan titik ekivalen atau titik akhir teoritis, di mana
jumlah asam adalah ekivalen dengan jumlah basa. Untuk menentukan titik
ekivalen ini digunakan indikator asam-basa, yaitu suatu zat yang berubah
warnanya tergantung pH-nya. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu
timbul perubahan warna, maka titik akhir titrasi telah tercapai dan titik
gliserol p
diudara.
a. Bunsen/kaki tiga/kasa
b. Buret
c. Cawan Porselin
d. Corong
e. Eksikaor
f. Gelas arloji
g. Gelas ukur
h. Handscoon
i. Kertas Saring
j. Labu Erlenmeyer
k. Pipet ukur
l. Statif/klem
a. Asam Asetat
b. HCl
c. Indikator PP
d. NaOH 0,1 N
B. Cara Kerja
2. Buatlah larutan asam asetat dengan konsentrasi 0,15; 0,12; 0,09; 0,06; 0,03
dan 0,015 M dengan volume masing-masing 100 ml. Larutan ini dibuat dari
3. Satu erlenmeyer yang tidak ada karbon aktifnya diisi 100 ml 0,03 M larutan
4. Tutup semua labu dan kocoklah secara periodik selama 30 menit, kemudian
kertas saring.
6. Titrasi 25ml larutan filtrat dengan 0,1N NaOH baku dengan indikator PP.
A. Hasil
2. Pembanding
B. Pembahasan
gram setalah itu akan dilakukan pemanasan arang terlebih dahulu. Pemanasan
dihentikan pada saat timbul asap, bukan pada saat arang menjadi berwarna merah
membuka sehingga nantinya arang menjadi aktif dan dapat digunakan untuk
mengabsorbsi asam asetat secara maksimal. Apabila pemanasan arang terlalu
lama, akibatnya akan berubah menjadi abu dan tidak lagi dapat digunakan
sebagai absorben lagi. Filtrat pertama dibuang untuk meminimalisir kertas saring.
digunakan, yakni 0,15; 0,12; 0,09; 0,06; 0,03; dan 0,015 m. variasi konsentrasi
larutan titrat yang akan di titrasi dengan dua hingga tiga tetes indicator PP
berubah warna menjadi pink dengan volume titrasi 34,6 ml. kemudian
konsentrasi II 0,12 m di tirasi dengan NaOH berubah warna menajdi pink dengan
volume titrasi 26,7 ml. konsentrasi III 0,09 m di titrasi dengan NaOH berubah
warna menjadi pink dengan volume titrasi 20,4 ml. kemudia konsentrasi IV 0,15
m di titrasi dengan NaOH berubah warna menjadi pink dengan volume titrasi 4
dengan volume titrasi 9,3 ml. kemudian yang terakhir dengan konsentrasi VI
0,06 m di titrasikan dengan NaOH berubah warna menjadi pink dengan volume
pembanding ini di titrasikan menghasilkan warna pink dengan volume titrasi 9,4
ml.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sampai titrasi keenam didapatkan volume titrasi. Pada titrasi satu sampai ke
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh praktikan adalah sebagai berikut:
2. Sedangkan untuk para asisten, agar semakin semangat dan tetap menjalin
sesuai pemahamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Khamaluddin, dkk. 2016. Penentuan Model Isoterm Adsorpsi Ion Cu(II) Pada
Lopes Yos. F. da, dkk. 2016. Titrasi Asam & Basa. Department of Dryland
Tenggara Timur
Loth Botahala. 2019. Perbandingan Efektivitas Daya Adsorbsi Sekam Padi dan
Cangkang Kemiri terhadap Logam Besi (Fe) pada air Sumur Gali,
Deepublish, Yogyakarta
Masruhin. 2018. Penjerapan Logam Berat Timbal (Pb) Dengan Menggunakan Lignin
Muslim Indonesia.
P.A Siboro.2020. Arang Aktif Penyembuh Berbagai Penyakit, .The Siboro Institute
Wijayanti Imas Eva. 2019. Studi Kinetika Adsorpsi Isoterm Persamaan Langmuir