TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Sampel
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnioliopsida
Ordo : Violates
Famili : Caricacea
Genus : Carica
2. Morfologi
tangkai pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada
buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning.
Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan menonjol (oval)
bila dihasilkan tanaman banci. Daging buah berasal dari karpela yang
terpenoid dan alkaloid karpain. Manfaat biji pepaya dapat digunakan untuk
diseduh dengan setengah gelas air ditambahkan madu dan diminum selagi
hangat. Dapat juga digunakan untuk mengbati diare yaitu dengan segenggam
biji pepaya, dihaluskan diseduh dengan segelas air kemudian diminum tiga
Pengambilan bahan aktif dari suatu tumbuhan, dapat dilakukan dengan cara
dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut. Pengetahuan
(Depkes, 2000). Prinsip ektraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut
polar dan senyawa non polar dalam senyawa non polar. Metode ekstraksi dipilih
berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah obat, daya
yaitu:
1. Ekstraksi dingin
a. Maserasi
seterusnya.
b. Perkolasi
2. Ekstraksi panas
a. Refluks
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
b. Sokletasi
pendinginan balik.
c. Digesti
Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu)
pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu
d. Infusa
e. Dekok
Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari 30 menit)
C. Fraksinasi
ekstrak dengan menggunakan dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
Pelarut yang umumnya dipakai untuk fraksinasi adalah n-heksan, etil asetat, dan
metanol. Untuk menarik lemak dan senyawa non polar digunakan n-heksan, etil
asetat untuk menarik senyawa semi polar, sedangkan metanol untuk menarik
senyawa-senyawa polar. Dari proses ini dapat diduga sifat kepolaran dari senyawa
bersifat non polar akan larut dalam pelarut yang non polar sedangkan senyawa-
senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang bersifat polar juga
(Arwan, 2017).
Ekstrak awal merupakan campuran dari berbagai senyawa. Ekstrak awal
tunggal. Oleh karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang
memiliki polaritas dan ukuran molekul yang sama. Fraksinasi dapat dilakukan
dengan metode ektraksi cair-cair atau dengan kromatografi cair vakum (KCV),
1. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustaceae
Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae
Genus : Artemia
Artemia salina Leach merupakan hewan uji Brine Shrimp (udang laut),
2013).
3. Lingkungan hidup
mempunyai alat atau cara untuk membela diri, salah satu cara menghindarkan
diri dari pemangsa hewan lain dengan berpindah ke kondisi alam berupa
dapat hidup lagi pada kondisi itu. Makanan Artemia salina Leach terdiri atas
diberikan adalah katul padi, tepung terigu, tepung kedelai dan ragi (Arwan,
2017).
Suatu metode uji hayati yang tepat dan murah untuk skrining dalam
toksikan dalam air laut. Uji dengan organisme ini sesuai untuk aktifitas
lain cepat, murah, mudah dan sederhana. Penetasan telur Artemia salina
Leach yang baik perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu: hidrasi dari
Penelitian dengan larva Artemia salina Leach telah digunakan oleh Pusat
secara umum dan tidak spesifik untuk zat anti kanker. Namun demikian
hubungan yang signifikan dari sampel yang bersifat toksik terhadap larva
Berdasarkan hal tersebut maka larva Artemia salina Leach dapat digunakan
E. Toksikologi
Uji toksisitas merupakan salah satu bagian dari toksikologi. Uji toksisitas
diawali dari skrining mencari senyawa aktif kemudian dapat dilanjutkan kembali
merupakan ilmu yang mempelajari secara kuantitatif dan kualitatif pengaruh yang
buruk dari zat kimiawi, fisis, dan biologis terhadap suatu sistem biologis. Selain
itu, dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari racun, tidak saja efeknya,
tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme. Racun tersebut
dapat berupa zat kimia, fisis, dan biologis. Toksin atau racun diartikan sebagai zat
yang bila masuk ke dalam tubuh dalam dosis cukup, bereaksi secara kimiawi
2013).
menimbulkan kerusakan apabila masuk ke dalam tubuh dan lokasi organ yang
rentan terhadapnya. Suatu zat mempunyai kadar toksisitas yang berbeda sehingga
menentukan tingkat toksisitas suatu toksin yang sedang diuji coba pada berbagai
organisme. Tetapi toksisitas ini bergantung pada berbagai faktor, antara lain : (Nur
Rizkillah, 2013).
1. Spesies uji
Ada 2 jenis sifat efek toksik, yakni bersifat reversible (dapat kembali seperti
semula) dan bersifat irreversible (tidak dapat dirubah kembali). Berikut ciri efek
1. Bila jumlah zat toksik dalam tempat kerjanya atau reseptornya telah
habis, maka reseptor akan kembali seperti keadaan semula.
2. Efek toksik yang diakibatkan akan cepat hilang atau kembali normal.
dan eleminasi
Sedangkan ciri-ciri dari sifat efek toksik yang bersifat irreversible, yaitu :
3. Paparan dengan takaran yang sangat kecil dalam jangka panjang akan
oleh paparan dosis besar jangka pendek. Ini menunjukkan zat yang dapat
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan salah satu metode untuk
menguji bahan-bahan yang bersifat toksik dan digunakan sebagai suatu bioassay
yang pertama untuk penelitian bahan alam. Metode ini menggunakan larva
Artemia salina Leach sebagai hewan coba. Uji toksisitas dengan metode BSLT ini
merupakan 26 uji toksisitas akut dimana efek toksik dari suatu senyawa
ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang waktu selama 24 jam setelah
pemberian dosis uji. Prosedurnya dengan menentukan nilai LC50 dari aktivitas
komponen aktif tanaman terhadap larva Artemia salina Leach. Suatu ekstrak
dikatakan toksik berdasarkan metode BSLT jika harga LC < 1000 μg/ ml.
Zat yang telah diuji dengan uji toksisitas, akan melalui beberapa test
1. Uji toksisitas akut, yaitu uji untuk mengetahui nilai LC50 atau LD50 yang
2. Uji toksisitas subakut, adalah suatu uji untuk menentukan organ sasaran
3. Uji toksisitas kronik, adalah suatu uji yang tujuannya hampir sama
dengan toksisitas sub akut. Uji ini diperlukan jika obat nantinya akan
4. Uji efek pada organ reproduksi, suatu uji untuk melihat perilaku yang
dilahirkan.
5. Uji karsinogenik, adalah uji untuk mengetahui apakah suatu zat jika
dipakai jangka panjang akan dapat menimbulkan kanker. Uji ini
panjang.
6. Uji mutagenik, adalah suatu uji untuk melihat adanya perubahan gen jika
sebagai dosis atau konsentrasi yang diberikan sekali (tunggal) atau beberapa kali
dalam 24 jam dari suatu zat yang secara statistik diharapkan dapat mematikan
50% hewan coba. Besarnya toksisitas tergatung dari jumlah kematian larva
bersifat toksik jika harga LC < 1000 ppm, sedangkan untuk senyawa murni jika
LC <200 ppm berpotensi sebagai antikanker. Ekstrak atau fraksi senyawa yang
memiliki harga LC50 > 0-30 ppm berpotensi sebagai antikanker, LC50 > 30-200
ppm berpotensi sebagai antibakteri, sedangkan LC50 > 200-1000 ppm berpotensi
dari filum Arthropoda, kingdom Animalia. Artemia salina Leach biasanya hidup
di lingkungan danau berair asin. Kadar garam perairan sangat berpengaruh pada
proses penetasan udang, kadar garam < 6% menyebabkan telur udang tenggelam
dan tidak bisa menetas. Jika kadar garam > 25%, telur akan berada pada kondisi
embrio. Setelah 15-20 jam, pada suhu 250C kista akan menetas menjadi embrio.
Dalam waktu 20-24 jam, embrio tersebut berubah menjadi naupli (larva udang)
yang dapat berenang bebas. Siklus hidup Artemia salina Leach dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya pH, cahaya, suhu, kadar garam, dan aerasi O2. pH
terbaik untuk siklus hidup Artemia salina Leach adalah sebesar 8-9, sedangkan
sangat diperlukan untuk proses penetasan dan pertumbuhan Artemia salina Leach.
Selain itu, kadar oksigen harus tetap dijaga dengan baik untuk mendukung
Leach akan tumbuh dan berkembang dengan cepat. Apabila kadar oksigen dalam
air rendah, air mengandung polutan organik, atau salinitas perairan meningkat,
Artemia salina Leach akan memakan bakteri, plankton, dan sel khamir. Pada
Pada proses inkubasi selama 24 jam, larva udang Artemia salina Leach
proses terjadinya kontak antara air dan udara, sehingga terjadi perpindahan
dalam air, menghilangkan CO2, H2S, dan menghilangkan rasa serta bau yang
menurunkan suhu termal air laut.16 Proses aerasi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu cara pertama adalah dengan memompakan udara atau oksigen ke dalam air,
sehingga dihasilkan gelembung udara yang berkontak langsung dengan air. Cara
yang kedua adalah dengan menekan air ke atas untuk berkontak langsung dengan
permukaan air.
Pemilihan larva udang sebagai hewan uji pada penelitian didasarkan karena
pada tipe DNA-dependent RNA polimerase Artemia salina Leach serupa dengan
yang terdapat pada mamalia dan organisme yang memiliki ouabaine- sensitive
Na+ dan K+ dependent ATPase, sehingga senyawa maupun ekstrak yang terdapat
aktivitas pada sistem tersebut dapat terdeteksi. Selain itu, pemilihan Artemia
salina Leach dikarenakan telur Artemia salina Leach memiliki daya tahan yang
lama (dapat tetap hidup dalam kondisi kering, selama beberapa tahun), lebih
mudah menetas dalam waktu 48 jam, sehingga dapat dihasilkan naupli (larva
udang) dalam jumlah banyak untuk diuji. Larva udang pun memiliki kemampuan
untuk mengatasi perubahan tekanan osmotik dan regulasi ionik yang tinggi.
Alasan lain yang menyebabkan dipilihnya larva udang (naupli) sebagai hewan
uji adalah karena larva udang memiliki membran kulit yang tipis, sehingga
kematian suatu larva akibat efek sitotoksik dari senyawa bioaktif dapat
dianalogikan dengan kematian sebuah sel dalam organisme. Disamping itu, larva
udang juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap selang salinitas yang luas,
mulai dari air tawar hingga air yang bersifat jenuh garam.
Persen kematian Artemia salina Leach dapat dihitung setelah periode
inkubasi selama 24 jam, setelah pemberian sejumlah larutan uji pada media
tubuhnya. Selain itu, sistem pertahanan tubuh (imunitas) yang dibentuk larva
udang masih belum mampu untuk menghambat dan menoleransi senyawa bioaktif
dengan tidak adanya motilitas (pergerakan) dari larva udang. Selanjutnya dihitung
Ajrina, A. 2013. “Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami
Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT)”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah:
Jakarta.
Arwan, B. 2017. “Uji Toksisitas Fraksi Ekstrak Etanol 70% Akar Parang
Romang (Boehmeria virgata (Forst) Guill.) Terhadap Larva Udang
(Artemia salina Leach) Dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT)”. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.
Manurung, S. 2019. “Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica
papaya L.) Tehadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dengan
Kloramfenikol Sebagai Pembanding”. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan.
Nur, Rizkqillah. 2013 Uji Toksisitas Akut Ekstrak N-Heksan Daun Garcinia
Benthami Pierre Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)