PENDAHULUAN
kelembapan udara tinggi. Indonesia kaya akan sumber daya alam baik itu hayati
dan nonhayati. Khusus sumber daya alam hayati, Indonesia terkenal sebagai
dihasilkan berbagai macam obat tradisional berbahan dasar tanaman sudah banyak
tidak berdasarkan jenis radikal yang dihambat. DPPH berperan sebagai radikal
bebas yang diredam oleh antioksidan dari bahan uji, dimana DPPH akan bereaksi
sejumlah besar sampel dalam jangka waktu yang singkat atau cepat serta
mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi (Ambarsari et.al. 2013). Selain itu,
metode ini terbukti menghasilkan hasil yang bersifat akurat dan reliabel yaitu hasil
tetap sama jika dilakukan uji berulang-ulang serta praktis (Sayuti dan
mengenai uji Aktivitas antioksidan infusa daun sirih merah (Piper cornatum
1.3 Tujuan
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau refrensi bagi
peneliti selanjutnya.
TINJAUANPUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Nama lokal yang dikenal yaitu sirih merah. Nama daerah dari sirih merah
yaitu suruh, sedah (Jawa), Seureuh (Sunda), Ranub (Aceh), Cambai (Lampung),
base (Bali), nahi (Bima), mata (Flores), gapura, donlite, gamjeng dan perigi
mengkilap saat tertimpa cahaya, berbatang bulat dengan warna hijau keunguan.
Batang bersulur dan beruas, dengan jarak buku antara 5-10 cm dan pada setiap
buku tumbuh bakal akar. Perbedaan dengan sirih hijau selain dengan warnanya
merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aromanya lebih
Evizal, 2013).
pengobatan hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag,
kanker payudara, nyeri sendi, penurunan dan pengontrol kadar gula darah,
2.6 Ekstraksi
Ekstraksi adalah salah satu teknik pemisahan kimia untuk memisahkan atau
menarik satu atau lebih komponen atau senyawa-senyawa (analit) dari suatu
sampel dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Leba, 2017). Pelarut yang
digunakan untuk mengekstraksi yaitu air, eter atau campuran etanol dan air.
1. Proses Ekstraksi
a. Fase pembilasan
rusak atau tidak utuh lagi akibat penghalusan langsung bersentuhan dengan
mudah terlarut dalam cairan penyari.Oleh karena itu, dalam fase pertama
ekstraksi ini sebagian bahan aktif telah berpindah ke dalam bahan pelarut.
b. Fase ekstraksi
Pada fase ini, bahan pelarut harus mampu mendesak masuk kedalam sel
untuk mendesak komponen dalam asel keluar. Membran sel yang mengering,
memungkinkan pelarut masuk ke bagian dalam sel. Hal ini terjadi melalui
2.7.1 Maserasi
maserasi diartikan sebagai suau sediaan cair yang dibuat dengan cara merendam
bahan nabati menggunakan pelarut bukan air atau pelarut setengah air seperti
adalah salah satu metode ekstraksi yang dilakukan dengan cara merendam
Prinsip kerja maserasi adalah proses melarutnya zat aktif berdasarkan sifat
kelarutanya dalam suatu pelarut (like dissloved like). Ekstraksi zat aktif dilakukan
dengan cara merendam simplisia nabati dalam pelarut yang sesuai selama
beberapa hari pada suhu kamar dan terlindang dari cahaya. Pelarut yang
digunakan akan menembus dinding sel dan kemudian masuk dalam sel tanaman
yang penuh dengan zat aktif.pelarut yang ada pada sel mengandung zat aktif
2.7.2 Perkolasi
sesuai secara lambat pada simplisia dalam alat perkolator. Pada proses
menggunakan 0,3-1 bagian pelarut dan didiamkan selama 2 jam sampai terjadi
kemudian digunakan lagi untuk ekstraksi simplisia yang segar (Djamal, 2010).
2.7.3 Sokletasi
merendam evator yang dibungkus dalam kantong kertas. Setelah tanda batas,
secara keseluruhan akibat adanya gravitasi pada sistim pipa kapiler dan pengaruh
mengosongkan wadah evapor dan akan terisi kembali secara kontinu akibat
2.7.4 Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisa nabati
dengan menggunakan air pada suhu 90o selama 15 menit. Campur simplisia
dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan
diatas penangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900 C sambil
sesekali diaduk. Serkahi selagi panas melalui kain flanel tambahakan air panas
Infusa merupakan proses penyarian yang umunya digunakan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati.Proses infusa ini
menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang
karena air bisa menjadi media pertumbuhan kuman dan kapang. Sari yang
diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih 2infusa ini menghasilkan
sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang karena air bisa
menjadi media pertumbuhan kuman dan kapang. Sari yang diperoleh dengan cara
ini tidak boleh disimpan lebih 24 jam.Keuntungan dari infusa adalah cara
2.7.5 Dektosa
dengan temperatur titik didih air sambil sesekali diaduk selama 30 menit
(Djamal,2010).
2.8 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani mengunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua pelarut diuapkan dan massa atau sebuk yang terisisa diperlukan
Ekstrak cair merupakan sediaan cair simplisa yang mengandung etanol sebagai
pelarut atau pengawet. Ekstrak cair tiap mL mengandung bahan aktif 1 g simplisa
yang memenuhi syarat dan cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan
2.9 DPPH(1,1-diphenyl-2-pycrilhydrazil)
Radikal bebas adalah molekul yang mengandung satu atau lebih elektron
yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dengan mudah
dan endogen. Jika antioksidan endogen tidak mencukupi tubuh manusia salah
seseorang dapat berasal dari dua sumber yaitu sumber endogenus (dari dalam
1. Sumber endogenus
oksidasi ion-ion logam transisi, atau akibat adanya iskemia (Winarno 2015).
2. Sumber Eksogenus
Menurut Tapan (2005) radikal bebas yang berasal dari luar tubuh meliputi
Menurut Sayuti dan Yenrina (2015) radikal bebas dalam tubuh bisa terbentuk
seperti anion superoksida, hidroksil dan lain-lain. Radikal juga dapat terbentuk
dari senyawa lain yang sebenarnya bukan radikal bebas tapi mudah berubah
adanya radikal bebas dalam tubuh antara lain sinar UV, asap mobil, bahan kimia
2.10 Antioksidan
oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekuL yang sangat reaktif.
1. Aktivitas Antioksidan
Menurut Sayuti dan Yenrina (2015) aktivitas antioksidan terdiri atas beberapa
2. Manfaat Antioksidan
2016).
DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering
bahan alam.Prinsip uji DPPH adalah penghilang warna untuk antioksidan yang
dengan nitrogen organik terpusat adalah radikal bebas stabil dengan warna ungu
gelap yang ketika direduksi menjadi bentuk nonradikal oleh antioksidan menjadi
DPPH tersebut akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning.
berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada DPPH. Hal ini dapat terjadi
Asam galat adalah senyawa aktif yang terdapat pada tanin sebagai metabolit
Senyawa asam galat dapat bergabung degan glukosa untuk membentuk tanin
intensitas sinar Uv dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar
ultraviolet dan tampak cahaya memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan
elektron pada kulit terluar pada tingkat energi yang paling tinggi. Spektrum UV-
Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi yang bisa didapat
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksankan pada bulan Juni sampai Juli 2022 bertempat
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu pipet volume (pyrex), tabung reaksi (pyrex),
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain daun sirih merah
(Piper ornatum N.E.Br.). aquadm, metanol (Smart-lab), HCl pekat, serbuk Mg,
merah(Pipercrocatum).
Daun sirih merah dipetik kemudian disortir lalu dicuci hingga bersih,
masukan aquadm sebanyak 100 mL didalam penangas air setelah mendidih ukur
15 menit di angkat dari penangas air lalu di saring dengan kain flanel, tambahkan
air secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus mencapai 100 mL.
Infusa daun sirih merah (Piper crocatum) dimasukan dalam tabung reaksi 2
Infusa daun sirih merah (Piper croactum) dimasukan dalam tabung reaksi
Infusa daun sirih merah (Piper croacatum) dimasukan kedalam tabung reaksi
sebanyak 2 mL, kemudian ditambahkan 2 tetes FeCl3 5%. Reaksi positif jika
Infusa daun sirih merah (Piper crocatum) dimasukan kedalam tabung reaksi
ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 1-2 tetes pereaksi mayer dan
dragendoroff. Reaksi mayer ditandai dengan adanya kabut putih hingga gumpalan
Infusa daun sirih merah (Piper crocatum) dimasukan kedalam tabung reaksi
Infusa daun sirih merah (Piper crocatum) dimasukan kedalam tabung reaksi
asetat anhidrat. Reaksi positif adanya golongan terpenoid apabila larutan menjadi
terhitung mulai suhu 900C sambil sesekali diaduk. Serkai selagi panas melalui
kain flanel , tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh
volume infus mencapai 100 mL. Sehingga didapatkan larutan induk 1000 ppm
dari larutan 1000 ppm dibuat seri konsentrasi 500 ppm dan 250 ppm.
labu ukur 100 mL. Homogenkan hingga diperoleh larutan DPPH 0,1 mM.
(Lampiran 7)
0,1 mM lalu masukan kedalam vial dan diinkubasi selama 30 menit ditempat
yang gelap dan terlindung dari cahaya matahari. Ukur absorbansi larutan DPPH
sehingga didapatkan konsentrasi 1000 ppm sambil dikocok homogen. Dari larutan
Larutan pembanding dipipet dengan perbandingan DPPH dan sampel Ambil 3,8
ml DPPH tambahkan sampel uji 0,2 mL. Inkubasi selama 30 menit ditempat yang
gelap dan terlindung dari cahaya. Ukur nilai absorbansi dengan spektrofotometri
Keterangan :
4.1 Hasil
kimia alkoloid, flavonoid, tanin, saponin dan terpenoid. Hasilnya dapat dilihat
Tabel 4.1 Hasil skrining fitokimia infusa daun sirih merah (piper crocatum.)
No. Uji Fitokimia HasilReaksi Keterangan
1 Alkaloid Endapan putih - merah +
2 Fenolik Warna coklat +
3 Flavonoid Warna merah bata +
4 Tannin Warna hijau kehitaman +
5 Saponin Terdapat busa +
6 Terpenoid Warna merah +
3. Hasil persen inhibisi dan dari infusa daun sirih merah (Piper crocatum.) dan
pembanding asam galat dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil absrobansi aktivitas antioksidan infusa daun sirih merah
(piper crocatum.) dan asam galat yang telah direaksikan dengan
DPPH
No Sampel Uji Konsentrasi (ppm) % Inhibisi
250 ppm 38,76 %
500 ppm 49,02 %
1. Infusa daun sirih merah 1000ppm 62,47 %
50ppm 79,82 %
40ppm 57,51 %
2. Pembanding Asam 30ppm 41,3 %
Galat 20ppm 21,60 %
10ppm 6, 43 %
4.2 Pembahasan
Sampel segar daun sirih merah (Piper ornatum N.E.Br) sebanyak 300gram
Pemeriksaan uji fitokimia terhadap kandungan kimia infusa daun sirih merah
sekunder yang terdapat pada infusa daun sirih merah (Piper ornatum N.E.Br)
terpenoid.
Pada uji aktivitas anti oksidan menggunakan metode DPPH. DPPH dibuat
dengan konsentrasi 0,1 mM dan diinkubasi selama 30 menit ditempat yang gelap
dan terlindung dari cahaya karena DPPH sangat mudah teroksidasi. Menurut
Molyneux (2004). pemilihan waktu 30 menit karena waktunya sudah cukup untuk
DPPH berekasi. Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer elektron
atau radikal hidrogen pada DPPH akan menetralkan radikal bebas dari DPPH lalu
Perubahan ini diukur sesuai dengan jumlah atom hidrogen yang ditangkap
oleh molekul DPPH akibat adanya zat reduktor, aktivitas ini yang disebut sebagai
0,461.
Pada penelitian ini infusa daun sirih merah (Piper ornatum N.E.Br.) dibuat
konsentrasi 1000 ppm , 500 ppm, 250 ppm diperoleh % inhibisi yaitu 69,64%,
et.al (2017) nilai % inhibisi yang didapat menunjukkan semakin tinggi konsentrasi
maka semakin tinggi pula % inhibisi yang diperoleh dikarenakan semakin tinggi
DPPH adanya perubahan dari intensitas warna ungu pada DPPH yang sebanding
dengan konsentrasi larutan DPPH tersebut. Radikal bebas DPPH yang memiliki
elektron tidak berpasangan akan memberikan warna ungu pada larutan. Warna
intensitas warna ini terjadi karena adanya peredaman pada radikal bebas yang
dihasilkan reaksi dari molekul DPPH dengan atom hidrogen yang dilepaskan oleh
molekul senyawa sampel sehingga terbentuk senyawa definil pikril hydrazin dan
Perubahan warna dari ungu menjadi kuning ini akan memberikan perubahan
concetration).
5.1 Kesimpulan
antioksidan.
2. Kandungan kimia yang terdapat pada infusa daun sirih merah (Piper ornatum
danterpenoid.
5.2 Saran
ekstraksi yang berbeda atau dengan pelarut yang berbeda untuk lebih
membuktikan aktivitas antioksidan dari infusa daun sirih merah (Piper ornatum
N.E.Br).
Ambarsari, I., Qanytah, dan Sarjana. 2013. Perubahan Aktivitas Antioksidan Pada
Bawang Putih Selama Proses Pengolahan dan Penyimpanan. Buletin
Teknologi Pasca Panen Pertanian.
Anonim, 2008, Sirih Merah sebagai Tanaman Obat Multi Fungsi, http
://balitto@telkom.net, diakses pada tanggal 2 Maret 2008 Ansel, H.C.
Popouich, N.G., 1990, Pharmaceutical Dosage Form.
Lim SN, Cheung PC, Ooi VE, and Ang PO. 2002. Evaluation of antioxidative
activity of extracts from a brown seaweed, Sargassum siliquastrum.
Marino, T., Galano, A., and Russo, N. (2014). Radical Scavenging Ability of
Gallic Acid Toward OH and OOH Radicals: Reaction Mechanism and Rate
Constants from the Density Functional Theory. The Journal of Physical
Chemistry B. 118(35), 10380-10389.
Marsifah., Rahman, N., dan Abram, P., H. (2017). Uji aktivitas antioksidan
ekstrak dau dan kulit labu air (Lagenaria siceraria (Molina) Standl). Jurnal
Akademika Kimia, 6(2),98-106.
Murray, R. K., Granner, D.K., Rodwell, V.W. (2009). Biokimia Harper, (Andri
Hartono)., Edisi 27. Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Phaniendra, A., Jestadi, D.B dan Peryasamy, L. (2015). Free Radicals: Properties,
Sources, Targets, and Their Implication in Various Diseases. Indian J Clin
Biochem. 30(1). 11-26.
Parfati, N dan Widono, T. (2016). Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
Kajian Pustaka Aspek Botani, Kandungam Kimia dan Aktivitas Farmakologi.
Media Pharmaceutical Indonesia, 1(2), 106-115.
Rachmawati, S. I., & Ciptati. (2011). Isolasi senyawa antioksidan dari daun sirih
merah (Piper crocatum). Prosiding Simposium Nasional Inovasi
Pembelajaran dan Sains. Robinson, T. (1995). Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Penerjemah K. Padmawinata. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Setiawan, A. A., Megawati, S dan Nisa, D. (2016). Uji Aktivitas Ekstrak Etanol
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav) Sebagai Antiinflamasi Pada
Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley. Farmagezine, 3(1), 1-6.
Sumarwoto, Susilowati, & Adhityanti, Y. (2008). Uji sirih merah (Piper crocatum
ruiz and pav) pada berbagai intnsitas sinar matahari dan media tanam. Jurnal
Pertanian Mapeta, II(1), 1-8
Wardani K.R, Tjahjaningsih, W., & Rahardja, S. B. (2012). Uji efektivitas ekstrak
daun sirih merah (Piper Crocatum) terhadap bakteri aeromonas hydrophila
secara in vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(1), 1-12. Wijaya, A.
(1996). Radikal bebas
Yuliani, N.N., Sambara, J., dan Mau, M.A. (2016). Uji aktivitas antioksidan fraksi
etil asetat ekstrak etanol rimpang jahe merah (Zingiber officinalevar.Rubrum)
dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Jurnal Info
Kesehatan. 14(1):1091-1111.
(a)
(b)
Keterangan :
Ditimbang 10 gram
27
Lampiran 3. Hasil Skrining Fitokimia infusa daun sirih merah (Piper
ornatum N.E.Br)
28
Lampiran 4. Perhitungan Pembuatan Infusa Daun Sirih Merah (Piper
crocatum)
Timbang 10 gram daun sirih merah lalu di masukan dalam penangas air sebanyak
Ppm= mg/L
X =104
10-1
X =103
X = 1000 ppm
29
Lampiran 5. Skema Kerja Uji Aktivitas Antioksidan infusa daun sirih
merah (Piper ornatum N.E.Br)
Sebanyak 3,94 mg
DPPH dilarutkan dalam
100 mL metanol
Pengukuran λ max dan
pengukuran absorbansi
Timbang 10 gram daun sirih merah lalu di masukan dalam penangas air sebanyak
Ppm= mg/L
X = 104
10-1
X =103
X = 1000 ppm
Dari larutan induk 1000 ppm dibuat konsentrasi 500 ppm dan 250 ppm
V1.M1=V2.M2
= 5 mL
V1.M1=V2.M2
= 2,5 mL
31
Lampiran 7. Perhitungan Reagen DPPH Untuk Pengujian Aktivitas
Antioksidan
M = 0,1 mM
= 10-4M
Ditanya g ?
M=
M=
g = M x BM x L
= 394, 32 x 10-5
= 0,0039432 g
= 3,94 mg
32
Lampiran 8. Perhitungan konsentrasi pembanding asam galat
Pembuatan larutan induk asam galat 1000 ppm dalam 10 mg dalam labu ukur 10
Ppm =
1000 =
= 1000 x 102
= 103 x 102
= 10 mg
V1.M1=V2.M2
V1 = 0,5 mL
V1.M1=V2.M2
V1 = 0,4 mL
V1.M1=V2.M2
33
Lanjutan lampiran 8
V1 = 0,3 mL
V1.M1=V2.M2
V1 = 0,2 mL
V1.M1=V2.M2
V1 = 0,1 mL
34
Lampiran 9. Hasil Panjang Gelombang Maksimum DPPH
Keterangan:
Absorbansi: 0,461
35
Lampiran 10. Uji aktivitas Antioksidan Infusa Daun Sirih Merah
50
40
30
20
10
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Konsentrasi (ppm)
Keterangan :
36
Lampiran 11. Hasil Persen Inhibisi Infusa Daun Sirih merah (piper
crocatum)
−
Rumus % inhibisi =
−
250 μg/mL = x 100%
= 29,55%
−
500 μg/mL = x 100%
= 38,76%
−
1000 μg/mL = x 100%
= 69,64 %
37
Lampiran 12. Hasil Konsentrasi Pembanding Asam Galat
(a)
y = 1,841x - 13,497
kurva asam galat R² = 0,9962
90
80
70
60
% inhibisi
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60
konsentrasi (ppm)
(b)
Keterangan:
a.Tabel absorbansi antioksidan pembanding asam galat
b.Kurva pembanding asam galat
38
Lampiran 13. Hasil Persen Inhibisi Asam Galat
−
Rumus % inhibisi =
−
10 ppm = x 100%
= 6,43 %
−
20 ppm = x 100%
= 21,60 %
−
30 ppm = x 100%
= 41,3 %
−
40 ppm = x 100%
= 57,51%
−
50 ppm = x 100%
= 79, 82 %
39
Lampiran 14. Gambar Perubahan Warna infusa daun sirih merah (Piper
ornatum N.E.Br)yang Direaksikan dengan DPPH
40
Lampiran 15. Sertifikat DPPH
41
Lampiran 16. Sertifikat Asam Galat
42