TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Morfologi
tanaman bisa mencapai 5 meter, batang lunak, bentuk silindris, saling membelit,
berwarna merah, dan bagian dalam solid dengan permukaan halus serta memiliki
akar tunggang berdaging lunak dan berwarna cokelat kotor. Memiliki daun
panjang daun 5-10 cm, lebar daun 3-7 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi
tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Banyak ditanam di dalam pot
sebagai tanaman hias dan obat. Berkembang secara generatif (biji), namun lebih
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Caryophyllales
7
Universitas Sumatera Utara
Suku : Basellaceae
Marga : Anredera
2.1.4 Sinonim
(Hariana, 2013).
2.1.7 Manfaat
darah, rematik, luka memar, asam urat, stroke, dan diabetes mellitus. Binahong
dalam mengatasi diabetes mellitus dan menurunkan kolesterol darah, dan diduga
menurunkan kadar gula darah dan kolesterol (Utami dan Puspaningtyas, 2013).
8
Universitas Sumatera Utara
binahong setara dengan persentase penurunan gula darah setelah meminum obat
penurun gula darah. Zat yang berperan untuk menurunkan kadar gula darah adalah
ROS, oksigen akan berikatan dengan elektron bebas. Antioksidan pada flavonoida
berikatan dengan radikal bebas menjadi senyawa yang lebih stabil (Ajie, 2015).
Stomatitis Aftose Rekuren (SAR). Hal ini diduga karena adanya kandungan
flavonoida, terpenoid, saponin dalam daun binahong. Ekstrak daun binahong juga
Balitbangkes, 2006; Fauziah, dkk., 2014; Jazilah, dkk., 2014; Kumalasari dan
Sulisyani, 2011).
9
Universitas Sumatera Utara
2.2 Ekstraksi
matriks atau simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode ekstraksi
yang digunakan tergantung pada jenis, sifat fisik, dan sifat kimia kandungan
senyawa yang akan diekstraksi. Pelarut yang digunakan tergantung pada polaritas
senyawa yang akan disari, mulai dari yang bersifat nonpolar hingga polar, sering
dilakukan dengan memerhatikan antara lain sifat senyawa, suhu dan tekanan
metode ekstraksi yang umum digunakan antara lain maserasi, perkolasi, refluks,
2.2.1 Maserasi
di luar dan di dalam sel sehingga diperlukan penggantian pelarut secara berulang.
pengadukan, sedangkan digesti adalah cara maserasi yang dilakukan pada suhu
yang lebih tinggi dari suhu kamar, yaitu 40-60oC (Hanani, 2015).
2.2.2 Perkolasi
selalu baru, dengan mengalirkan pelarut melalui simplisia hingga senyawa tersari
10
Universitas Sumatera Utara
sempurna. Cara ini memerlukan waktu lebih lama dan pelarut yang lebih banyak.
Perkolasi yang sempurna diketahui dengan cara perkolat diuji adanya metabolit
2.2.3 Refluks
Refluks adalah cara ekstraksi dengan pelarut pada suhu titik didihnya
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Hasil penyarian lebih baik atau sempurna, refluks
umumnya dilakukan berulang-ulang (3-6 kali) terhadap residu pertama. Cara ini
2015).
2.2.4 Soxhletasi
didih dengan alat soxhlet. Simplisia dan ekstrak berada pada labu berbeda.
2.2.5 Infudasi
suhu 96-98oC selama 15-20 menit (dihitung setelah suhu 96oC tercapai). Cara ini
sesuai untuk simplisia yang bersifat lunak, seperti bunga dan daun (Hanani, 2015).
2.2.6 Dekok
Dekok adalah cara ekstraksi yang mirip dengan infudasi, hanya saja
waktu ekstraksinya lebih lama yaitu 30 menit dan suhunya mencapai titik didih air
(Hanani, 2015).
11
Universitas Sumatera Utara
2.2.7 Destilasi uap
yang ikut menguap dengan air sebagai pelarut. Proses pendinginan, senyawa dan
uap air akan terkondensasi dan terpisah menjadi destilat air dan senyawa yang
diekstraksi. Cara ini umum digunakan untuk menyari minyak atsiri dari tumbuhan
(Hanani, 2015).
Cara ekstraksi ini serupa dengan cara perkolasi, tetapi simplisia bergerak
berlawanan arah dengan pelarut yang digunakan. Cara ini banyak digunakan
2.2.9 Ultrasonik
dengan frekuensi 20-2000 kHz sehingga permeabilitas dinding sel meningkat dan
isi sel keluar. Frekuensi getaran memengaruhi hasil ekstraksi (Hanani, 2015).
ekstraksi yang selektif dan digunakan untuk senyawa yang memiliki dipol polar.
dan banyak digunakan untuk ekstraksi minyak atsiri atau senyawa yang bersifat
karena bersifat inert toksisitasnya rendah, aman bagi lingkungan, harga relatif
murah, dan tidak mudah terbakar pada kondisi superkritisnya (Hanani, 2015).
12
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kolesterol dan Hiperkolesterolemia
2.3.1 Kolesterol
dalam diet semua orang, dan dapat dibasorpsi dengan lambat dari saluran
pencernaan ke dalam saluran limfe usus. Kolesterol sangat larut dalam lemak
tetapi hanya sedikit larut dalam air. Kolesterol secara spesifik mampu membentuk
Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol. Inti sterol selurunya dibentuk
dari molekul asetil-KoA. Inti sterol dapat dimodifikasi dengan berbagai rantai
samping untuk membentuk (1) kolesterol, (2) asam kolat, yang merupakan dasar
dari asam empedu yang dibentuk dihati, dan (3) beberapa hormon steroid penting
yang diekskresi oleh korteks adrenal, ovarium, dan testis (Guyton dan Hall, 2007).
13
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.2 Metabolisme kolesterol
kompleks bersama dengan fosfolipid dan protein (apoprotein) dalam partikel yang
sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan transport lipid.
yang berbeda dan mempunyai komposisi lipid dan apoprotein khas. Prinsipnya
jalur biosintesis kolesterol), dan ekskresi dari saluran pencernaa (asam empedu)
(Davey, 2005).
2.3.2 Hiperkolesterolemia
tubuh sudah melebihi kadar normal dalam darah. Kadar kolesterol yang berlebih
aliran darah dan mengganggu sistem peredaran darah normal (Wirawan, 2013).
peningkatan kolesterol LDL namun trigliserida normal. Tipe IIb dan III,
Ward, 2010).
14
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.1 Klasifikasi hiperkolesterolemia
A. Hiperkolesterolemia familial
berkurang atau tidak adanya ambilan partikel LDL, sehingga terakumulasi dalam
tinggi (10-25 mmol/L) dan penyakit jantung koroner pada usia remaja atau 20-an.
Heterozigot (1/500) memiliki kolesterol yang cukup tinggi (7-12 mmol/L) dan
berisiko mengidap penyakit jantung koroner (PJK) dini. Pasien bisa memiliki
B. Hiperkolesterolemia poligenik
600) ditandai oleh kadar kolesterol yang agak meningkat (7-12 mmol/L) dengan
atau tanpa kadar trigliserida yang tinggi, tidak disebabkan oleh kelainan tunggal,
1. Kadar kolesterol total > 6,5 mmol/L melipatgandakan risiko PJK yang
mematikan: > 7,8 mmol/L meningkatkan risiko sampai empat kali lipat.
2. Penurunan kadar kolesterol total sebesar 20% akan menurunkan risiko koroner
sebesar 10%.
15
Universitas Sumatera Utara
3. Hubungan yang paling erat adalah dengan kolesterol-LDL, sedangkan
indikator yang bisa digunakan adalah rasio LDL : HDL, risiko tinggi bila rasio
mencapai > 4.
endothelium dini pada proses aterosklerosis dan dibawa oleh makrofag (sel busa)
ke dalam ini lipid dari plak yang telah terbentuk. Menurunkan kadar kolesterol-
LDL dapat mengurangi deposisi kolesterol menjadi plak aterosklerotik dan bisa
membalikkan proses ini. Menurunkan kadar kolesterol sangat penting karena akan
Pada saat ini dikenal sedikitnya 6 jenis obat yang dapat memperbaiki
profil lipid serum yaitu bile acid sequestran, HMG-CoA reductase inhibitor
(statin), derivat asam fibrat, asam nikotinik, ezetimibe, dan asam lemak omega-3.
Selain obat tersebut, pada saat ini telah dipasarkan obat kombinasi dua jenis
penurun lipid dalam satu tablet seperti Advicor (lofastatin dan niaspan), Vytorin
dan colesevelam. Obat ini tidak diserap diusus, dan bekerja mengikat asam
empedu di usus halus dan akan dikeluarkan dengan tinja, sehingga asam empedu
yang kembali ke hati akan menurun, hal ini akan memacu hati memecahkan
usus. Akibatnya kolesterol darah akan lebih banyak ditarik ke hati sehingga
16
Universitas Sumatera Utara
Dosis untuk kolestiramin adalah 8 – 16 g/hari, colestipol 10 – 20 g/hari
(keduanya dalam bentuk granul), dan 6,5 g/hari colesevelam. Obat golongan resin
inhibitor, obat bile acid sequestrants semakin jarang digunakan (Adam, 2006).
kerja enzim HMG-CoA reductase yaitu suatu enzim di hati yang berperan pada
menurunkan sintesis Apo B100, disamping itu meningkatkan reseptor LDL pada
Efek samping yang sering terjadi ialah adanya miositis yang ditandai
dengan nyeri otot dan meningkatnya kadar chreatin phophokinase. Efek samping
Efek samping lainnya ialah terjadinya gangguan fungsi hati. Oleh karena itu
penting sekali untuk memantau fungsi hati, karena terlihat ada korelasi antara efek
samping dengan dosis obat, makin tinggi dosis makin besar kemungkinan
trigliserid di hati. Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang
17
Universitas Sumatera Utara
kerjanya memecahkan trigliserid. Obat ini meningkatkan kadar kolesterol-HDL
yang diduga melalui peningkatan apoprotein A-I dan A-II. Saat ini banyak
D. Asam nikotinik
diperkenalkan. Oleh karena bentuk yang lama yaitu asam asam nikotinik serap
cepat mempunyai efek samping yang cukup, maka obat ini tidak banyak dipakai,
absorpsi di usus berjalan lambat, maka efek samping menjadi lebih kurang
(Adam, 2006).
jaringan adipose, dengan demikian akan mengurangi jumlah asam lemak bebas.
Diketahui bahwa asam lemak ada dalam darah sebagian akan ditangkap oleh hati
Efek samping yang paling sering terjadi adalah flushing yaitu perasaan
panas pada muka bahkan di badan. Mencegah hal tersebut, pada penggunaan asam
misalnya selama satu minggu 375 mg/hari kemudian ditingkatkan secara bertahap
sampai mencapai dosis maksimal sekitar 1500 – 2000 mg/hari. Asam nikotinik
18
Universitas Sumatera Utara
yang baru yaitu lepas lambat (Niaspan) efek samping sangat berkurang. Hasil
E. Ezetimib
makanan maupun dari asam empedu di usus halus. Umumnya obat ini tidak
digunakan secara tunggal, tetapi dikombinasikan dengan obat penurun lipid lain
kolesterol. Obat ini dipasarkan dalam bentuk kapsul dengan dosis yang tergantung
dari jenis asam lemak omega-3. Dosis obat tergantung dari jenis kombinasi asam
lemak. Sebagai contoh Maxepa yang terdiri atas 18% asam eicosapentaenoic dan
2006).
19
Universitas Sumatera Utara