Anda di halaman 1dari 5

KASUS 1

Ny. VD (40 th) mengalami diare selama 2 hari terakhir, merasa kadang sesak nafas sesekali
padahal tidak memiliki riwayat asma. Setelah dilakukan rapid antigen, diperoleh hasil reaktif.
Kemudian melanjutkan test RT-PCR dan didapatkan hasil Positive Covid-19. Pemeriksaan rongent
Bronkopneumonia. Pasien MRS dan di rawat di Ruang isolasi covid19. Pasien diberikan terapi sbb:
R/
Attapulgit 3 x 1 tablet PO
Ranitidin 2 x 50mg IV
Ondansetron 2 x 1 IV
Azitromisin 1 x 500mg PO
Lopivia (Lopinavir + Ritonavir) 2 x 400mg
PO
Hari ke 3 rawat, diperoleh hasil darah rutin dan kimia klinik sbb: Leukosit 9,2 mcg/µl, Hasil nilai
laborat bilirubin total, direct dan indirect meningkat. Sedangkan hasil lainnya normal. Keluhan
selama dirawat adalah pusing. Pasien mengatakan sudah tidak mual dan diare, hanya makan masih
belum bisa normal seperti ketika sehat. TD 121/97 mmHg, S 37°C, RR 22x/men, HR 95x/men.
Setelah dokter visit, diberikan tambahan Ursodeoksikholidacid 3 x 1 kapsul, dan Ondansetron

stop. Pertanyaan :

1. Menurut anda, apakah keluhan pasien selama dirawat termasuk efek samping obat ?
jelaskan
2. Metode apa yang anda gunakan dalam menganalisis efek samping obat? Lakukan
analisis pada kasus tsb. Buka website : https://e-meso.pom.go.id . Download form
kuning untuk mengerjakan kasus.
3. Apa yang akan anda sampaikan ke dokter penanggungjawab pasien ketika visit bersama?
4. Buatlah daftar efek samping obat yang termasuk dalam informatorium obat covid 19
yang anda temukan dalam kasus diatas, tuliskan sumber yang anda gunakan!
5. Jika anda tiba2 diberi tugas sebagai anggota tim MESO dan belum ada tim meso
sebelumnya, sebutkan tugas yang akan anda lakukan sebagai anggota tim meso
sebagai perwakilan farmasi
JAWABAN :
1. Berdasarkan kasus tersebut didapatkan data lab. Berupa bilirubin mengalami
peningkatan, berdasarkan literatur interpretasi data klinik Bilirubin terjadi dari
hasil peruraian hemoglobin dan merupakan produk antara dalam proses hemolisis.
Bilirubin dimetabolisme oleh hati dan diekskresi ke dalam empedu. Sehingga
dengan meningkatnya bilirubin dapat terjadi kerusakan hati pada pasien,
berdasarkan literatur kerusakan pada hati di sebabkan oleh efek samping dari obat
azithromicyn.
Referensi:
Martinez, et all, 2015, Clinical and Histological Features of Azithromycin-
Induced Liver Injury, Journal Clin Gastroenterol Hepatol.
2.
FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT Kode Sumber Data :
PENDERITA
Nama (Singkatan) : Umur : Suku : Berat Badan : Pekerjaan :-
Nn. NI 21 Tahun - -
Kelamin ( Beri Tanda ): Penyakit Utama : Kesudahan Penyakit
Utama (Beri Tanda )
Pria......................... Positive Covid- 19, diare selama 2 hari :
terakhir, merasa kadang sesak nafas sesekali Sembuh
Wanita : Sembuh dengan
Hamil ................. gejala sisa
Belum sembuh
Tidak hamil ........ Meninggal
Tidak tahu .......... Tidak Tahu
Penyakit/Kondisi Lain yang Menyertai (Beri Tanda ) :
Gangguan Ginjal Kondisi medis lainnya
Gangguan Hati Faktor Industri, pertanian, kimia.
Alergi Lain-lain :
Bentuk/Manifestasi ESO yang Terjadi/ Masalah pada Saat/Tanggal Kesudahan ESO (Beri Tanda
Keluhan Lain : Mutu/ Kualitas Mula ) : Tanggal:
Produk Obat Terjadi :
Hasil nilai laborat bilirubin total, direct dan Sembuh
indirect meningkat. - -
Sembuh dengan gejala
sisa
Belum sembuh
Meninggal
Tidak Tahu

Riwayat ESO yang Pernah Dialami :


-

Nama (Nama Obat Pemberiaan


Dagang/ Nama Bentuk yang Indikasi Penggunaan
Generik/ Industri Sediaa No. Dicur
Bets Dosis/ Tgl Tgl.
Farmasi) n igai Cara
Waktu . Akhi
(Beri Tanda
Mul r
)
a

1. Attapulgit Tablet - - Oral 3x1 - - Diare


sehari
2 Ranitidin Injeksi - - Intravena 50 - - Tukak lampung
mg/2x1
sehari
3. Ondansentron Injeksi - - Intravena 2x1 - - Mual/muntah
sehari
4. Azitromisin Tablet - Oral 500mg/ - - Covid-19
1x1
sehari
5. Lopivia Tablet - - Oral 400mg/ - - Covid-19
(Lopinavir+Ritonavir) 2x1
sehari
Data Laboratorium (bila ada) :
Leukosit 9,2 mcg/µl, bilirubin total, direct dan
indirect meningkat, TD 121/97 mmHg, S 37°C, RR
22x/men, HR 95x/men.
Tgl. Pemeriksaan :
4 Maret 2021
Tanda Tangan Pelapor

(Apt. Indy Nur Ari Ramadan S.Farm )

RAHASIA MONITORING EFEK SAMPING OBAT NASIONAL

KIRIM BALASAN
Izin KP-II Jakarta Timur No. 14 /Kirbal/Jat/2012
KIRIM
TANPA
PERANGKO
KEPADA
PT. POS INDONESIA (PERSERO)
KEPALA KANTOR POS
JAKARTA13000

Untuk diserahkan Kepada:


PUSAT MESO NASIONAL
Direktorat Pengawasan Distribusi
Produk Terapetik &PKRT
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Jl. Percetakan Negara No. 23, Kotak Pos No. 143 Jakarta 10560
Telp. : (021) 4245459, 4244755 ext. 111
Fax. : (021) 4243605, 42885404
Email : Indonesia-MESO-BadanPOM@hotmail.com
ditwas_dist_ptpkrt@pom.go.id

Scale
No. PENGIRIM : Pertanyaan / Questions Tidak Diketahui/
Ya/Yes Tidak/N Unknown
o
Nama: Indy Nur Ari Ramadan
1. Apakah ada laporan efek samping obat yang serupa? (Are there previous conclusive reports on this reaction? 1 0 0
) Keahlian: Profesi Apoteker
2.
Alamat:Jl Kaliurang KM 14,5
Apakah efek samping obat terjadi setelah pemberian obat yang dicurigai? (Did the ADR appear after the
Nomor Telepon:0895322-34181 2 -1 0
suspected drug was administered?

3. ApakahPENJELASAN
efek samping:obat membaik setelah obat dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan?
1 0 0
(Did the ADR improve when the drug was discontinued or a specific antagonist was administered?)
4. Apakah1.Efek
Monitoring Efekterjadi
Samping Obat Samping Obat
berulang (MESO)
setelah yang dilakukan
obat diberikan di Indonesia
kembali? (Did bekerja
the ADR recure sama dengan WHO-Uppsala
when
Monitoring
the drug was Center (Collaborating Center for International Drug Monitoring) yang 2 dimaksudkan
readministered?)
-1
untuk0
5.
memonitor semua efek samping obat yang dijumpai pada penggunaan obat. Laporan Efek Samping Obat (ESO)
Apakah ada alternative penyebab yang dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya efek samping obat?
(Are theredapat disampaikan secara
could elektronik
on their ownmelalui subsite
the e-meso (http://e-meso.pom.go.id/) yang
-1 juga dapat
2 diakses0
alternative causes that have caused reaction?)
melalui laman Badan POM (http://www.pom.go.id/new/) pada menu Layanan Online bagian Layanan Informasi
6. Apakah efek samping obat muncul kembali ketika plasebo diberikan? (Did the ADR reappear when a placebo
atau konten Aplikasi Publik.
was given?)
-1 1 0
2. Hasil evaluasi dari semua informasi yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan penilaian
7. Apakah obat yang dicurigai
kembali obat yangterdeteksi
beredardiserta
dalam darahmelakukan
untuk atau cairan tubuh lainnya
tindakan dengan konsentrasi
pengamanan yang
atau penyesuaian yang diperlukan.
1 0 0
toksik? (Was the drug detected in the blood (or other fluids) in concentrations known to be toxic?)
3. Umpan balik akan dikirim kepada pelapor.
8. Apakah efek samping obat bertambah parah ketika dosis obat ditingkatkan atau bertambah ringan ketika obat
diturunkan dosisnya? (Was the ADR more severe when the dose was increased or less severe when the dose 1 0 0
was decreased?)
9. Apakah pasien pernah mengalami efek samping obat yang sama atau dengan obat yang mirip sebelumnya?
1 0 0
(Did the patient have a similar ADR to the same or similar drugs in any previous exposure?)
10. Apakah efek samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang obyektif? (Was the ADR confirmed
1 0 0
by objective evidence? )
Total Score 4 0 0
NARANJO PROBABILITY SCALE :
Score Category
9+ Highly probable
5-8 Probable
1-4 Possible
0- Doubtful

3. Memberitahukan kepada dokter bahwa keluhan yang diderita pasien berdasarkan


dengan algoritma Naranjo di peroleh score 4 yang berarti Azithromicyn bisa jadi
memiliki efek samping pada gangguan hati.
4.
DAFTAR EFEK SAMPING OBAT
Nama Obat Efek Samping
Lopivia Diare, Mual, Muntah, Hipertrigliserida, Hiperkolesterolemia,
(Lopinavir + Kelahan, Tinja yang abnormal, Hipertensi, mengigil, demam.
Ritonavir) Referensi:
BPOM, 2020, Informatorium Covid-19 di Indonesia
Azitromicyn Gangguan hati terjadi dalam 1-3 minggu setelah azitromisin
Referensi :
Martinez, et all, 2015, Clinical and Histological Features of
Azithromycin-Induced Liver Injury, Journal Clin Gastroenterol
Hepatol.
Mual, Muntah, nyeri perut, gangguan pendengaran, diare,
urtikaria, hepatitis, pusing, gagal hati.
Referensi :
BPOM, 2020, Informatorium Covid-19 di Indonesia.

5. Tugas farmasi sebagai tim MESO adalah sebagai berikut :


 Identifikasi ESO
 Mencatat data : pasien, manifestasi ESO, obat yg digunakan/dicurigai
 Catat hasil koordinasi pada formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
(CPPT- RM.09).
 Catat pada formulir Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional, untuk dilaporkan
ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
 Menelusuri literatur tentang ESO, Menetapkan skor algoritme Naranjo.
 Tindak lanjut bersama Tim MESO di ruang rawat / poli
 Hasil yang didapat dievaluasi oleh Tim Manajemen obat setiap 6 bulan.
 Laporkan hasil evaluasi pada Instansi terkait / KSM rumah sakit setiap 6 bulan.
 Laporkan hasil evaluasi pada (Balai Pengawas Laporkan hasil evaluasi pada (Balai
Pengawas Obat d an Makanan) BPOM an Makanan) BPOM setiap 12 bulan.
Referensi:
Panduan Manajemen Efek Samping Obat, 2016.

Anda mungkin juga menyukai