Anda di halaman 1dari 19

(DASAR BUDIDAYA TANAMAN)

“ TANAMAN CENGKEH “
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA KELOMPOK :
KETUA : GITA NOVIANTI
ANGGOTA : GABRIEL UDENGE
EDI DARMAWANTO

SMK NEGERI 2 BANGGAI

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi pemaparan tentang salah satu tanaman hasil perkebunan, yaitu tanaman
cengkeh. Dalam makalah ini dibahas mengenai sejarah tanaman cengkeh, morfologi dan
klasifikasi tanaman cengkeh, panen dan pasca panennya, kandungan tanaman cengkeh,
pemanfaatan dan pohon industry tanaman cengkeh, serta diagram alir berbagai olahan cengkeh.
Makalah ini disusun untuk melengkapi nilai mata kuliah Agroindustri Perkebunan dalam
modul Pengenalan Komoditas Agroindustri Perkebunan dengan pengasuh modul Ibu Dr. Ir. Sitti
Nurmiah, M.Si.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. kami
pun menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sennatiasa kami harapkan.
Terima kasih.
Wassalam.

Banggai, 12 November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar belakang ……………………………………………………………….. 1
1.2 rumusan masalah ……………………………………………………………. 1
1.3 tujuan masalah ………………………………………………………………. 1
1.4 manfaat penulisan …………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tanaman Cengkeh .………………………………………………. 3
2.2 Morfologi Tanaman Cengkeh .……………………………………………. 4
2.3 Klasifikasi Tanaman Cengkeh ……………………………………………. 6
2.4 Panen dan Pasca Panen …………………………………………………… 8
2.5 Kandungan Gizi Tanaman Cengkeh ……………………………………… 12
2.6 Manfaat dan Pohon Industri Cengkeh…………………………………….. 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 15
3.2 Saran ……………………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….. 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman perkebunan dipandang menjanjikan untuk dikembangkan karena potensial
menjadi primadona negara dalam hal menambah devisa negara, salah satu tanaman perkebunan
yang potensila itu adalah tanaman cengeh. Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan
tanaman perkebunan atau industri berupa pohon dengan famili Myrtaceae. Cengkeh merupakan
salah satu tanaman herba abadi yang berbentuk kecil. Tanaman ini juga merupakan jenis tanaman
tahunan, dua tahunan, dan tanaman yang berusia pendek.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana sejarah tanaman cengkeh?
 Bagaimana morfologi tanaman cengkeh?
 Bagaimana klasifikasi tanaman cengkeh?
 Bagaimana panen dan pasca panen tanaman cengkeh?
 Bagaimana kandungan gizi tanaman cengkeh?
 Bagaimana pemanfaatan tanaman cengkeh dan penggambaran pohon industrinya?
 Bagaimana diagram alir olahan cengkeh?

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui sejarah tanaman cengkeh;
 Untuk mengetahui tanaman cengkeh;
 Untuk mengetahui klasifikasi tanaman cengkeh;
 Untuk mengetahui panen dan pasca panen tanaman cengkeh;
 Untuk mengetahui kandungan gizi tanaman cengkeh;
 Untuk mengetahui pemanfaatan tanaman cengkeh dan penggambaran pohon industrinya;
 Untuk mengetahui diagram alir olahan cengkeh.
1.4 Manfaat Penulisan
 Dapat menambah wawasan mahasiswa tentang potensi tanaman cengkeh;
 Memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi tanaman cengkeh;
 Sebagai masukan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan mengembangkan produksi
tanaman cengkeh di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tanaman Cengkeh


Tanaman cengkeh, (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa
Inggris disebut cloves adalah tangkai bunga kering beraroma dari suku Myrtaceae. Cengkeh
adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara –
negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh juga digunakan
sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan sebagai aroma terapi
dan juga untuk mengobati sakit gigi. Cengkeh di tanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda)
dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar, India, Sri Lanka. Pohon cengkeh merupakan
tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 10 – 20m, mempunyai daun
berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk – pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna
hijau, dan berwarna merah jika sudah mekar.
Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5 – 2cm. Tumbuhan ini adalah
flora identitas Provinsi Maluku Utara, pohonnya dapat tumbuh tinggi mencapai 20 – 30m dan
dapat berumur lebih dari 100 tahun. Tajuk tanaman cengkeh umumnya berbentuk kerucut,
pyramid atau pyramid ganda, dengan batang utama menjulang keatas. Cabang – cabangnya amat
banyak dan rapat, pertumbuhannya agak mendatar dengan ukuran relative kecil jika
dibandingkan batang utama. Daunnya kaku berwarna hijau atau hijau kemerahan dan bentuk elips
dengan kedua ujung runcing. Daun – daun ini biasa keluar setiap periode dalam satu periode
ujung ranting akan mengeluarkan satu set daun yang terdiri dari dua daun yang terletak saling
berhadapan, ranting daun secara keseluruhan akan membentuk suatu tajuk yang indah.
Pada abad keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang
yang mendekatinya untuk sebelumnya mengunyah cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkih,
pala dan merica sangatlah mahal pada zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar
oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih
jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan
perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultanTernate.
Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke
Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 gram emas. Perdagangan cengkih
akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis
berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih
dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar. Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga
cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkih disana dijadikan
salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi
tanaman cengkih tersebut. Sampai sekarang cengkih menjadi salah satu bahan yang diekspor ke
luar negeri.Pohon cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan
Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Pohon yang disebut
sebagai Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling
batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkih.
Nama daerah Cengkeh : Clove (Inggris), cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), wunga
lawing (Bali), cangkih (Lampung), sake (Nias), bungeu lawing (Gayo), cengke (Bugis), sinke
(Flores), canke ( Ujung Pandang), gomode (Halmahera, Tidore)

2.2 Morfologi Tanaman Cengkeh


 Daun
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun
(petioles), helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina).
Daunnya berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun
majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun.
 Batang
Batang dari daun cengkeh biasanya memiliki panjang 10 – 15m. Batang berbentuk
bulat (teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang – cabang yang
dipenuhi banyak ranting. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara
percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena dapat dibedakan antara
batang pokok dan cabangnya. Arah tumbuh cabangnya condong ke atas (patens). Selain
itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5
cm.
 Akar
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar
lembaga) yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk
berbentuk tombak (fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat
sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akar mampu masuk cukup
dalam ke tanah. Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang
dekat permukaan tanah banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk
menghisap makanan.
 Biji
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya
terdiri dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis).
Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan
sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak
dapat digunakan lagi untuk industri, misal rokok.
 Bunga
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai
pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga
cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu
ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar
bunga (repectaculum). Bunga cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih
dapat dibedakan menjadi bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar
bunganya (repectaculum) menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
 Buah
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat
sudah mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga
yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah. Buah cengkeh memiliki tangkai buah
yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna merah. Buahnya
secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit buah antara lain
epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada septum dan ovarium.
2.3 Klasifikasi Tanaman Cengkeh
2.3.1 Sistematika Tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
2.3.2 Tipe-tipe Tanaman Cengkeh
Di Indonesia banyak sekali ditemukan tipe-tipe tanaman cengkeh dan diantara satu
dengan yang lainnya sulit dibedakan. Misalnya cengkeh tipe ambon, tipe raja, tipe indari,
tipe dokiri, tipe cengkih afo, dan tipe tauro. Perkawinan antara berbagai tipe itu
membentuk tipe baru yang sulit digolongkan. Untuk mempermudah pengenalan, cengkeh
di Indonesia dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu si putih, si kotok, zanzibar, dan
ambon.
 Si Putih
Daun berwarna hijau muda (kekuningan) dengan daun relatif besar.
Cabang-cabang yang utama mati sehingga percabangan seolah baru dimulai pada
ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah. Cabang dan daun jarang sehingga
kelihatan kurang rindang. Mahkota berbentuk bulat atau agak bulat, relatif besar
dari si kotok dengan jumlah bunga pertandan kurang dari 15 kuntum. Bunga
masak tetap berwarna hijau muda. Atau putih tidak berubah menjadi kemerahan.
Tangkai bunganya relatif panjang, mulai berproduksi umur 6,5-8,5 tahun sejak
disemaikan. Produksi kualitas bunganya rendah.

 Si kotok
Daun pada awalnya berwarna hijau muda kekuningan kemudian berubah
menjadi hijau tua dengan permukaan atas licin dan mengkilap. Helaian daunnya
agak langsing dengan ujung agak membulat cabang yang utama tetap hidup
sehingga percabangannya kelihatan rendah sampai permukaan tanah. Ruas daun
dan cabang rapat serta rimbun. Mahkota bunga berbentuk piramid atau silindris.
Bunganya relaitif kecil dibandingkan dengan si putih, bertangkai panjang, jumlah
bunga 20-50 kuntum pertandan. Mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahun.
Bunganya berwarna hijau ketika masih muda dan menjadi kuning saat matang
dengan pangkal bertwarna merah. Adaptasi dan produksinya lebih baik daripada si
putih, tetapi lebih rendah daripada zanzibar. Cengkeh tipe sikotok ini termasuk
tipe cengkeh dengan kualitas sedang.

 Tipe Zanzibar
Tipe ini merupakan cengkeh terbaik karena mempunyai daya adaptasi yang
luas, berproduksi tinggi, berkualitas baik, sehingga sangat dianjurkan untuk
dibudidayakan. Daun pada mulanya berwarna merah muda kemudian berubah
menjadi hijau tua mengkilap pada permukaan atas dan hijau pucat memudar pada
bagian bawah. Pangkal tangkai daun berwarna merah. Bentuk daunnya agak
langsing dengan bagian terlebar tepat di tengah. Ruas daun dan percabangannya
rapat merimbun. Cabang utama yang pertama hidup, sehingga tajuknya raqpat
dengan permukaan tanah. Sudut-sudut cabangnya lancip (kurang dari 45o)
sehingga mahkotanya berbentuk kerucut. Tipe ini mulai berbunga pada umur 4,5-
6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya agak langsing, bertangkai pendek, ketika
muda berwarna hijau dan berubah menjadi kemerahan setelah matang petik.
Percabangan bunaga banyak dengan jumlah bisa lebih dari 50 kuntum per tandan.
 Tipe Ambon
Tipe cengkeh ini tidak dianjurkan untuk ditanam karena produksi dan daya
adaptasinya rendah, serta kualitas hasil yang kurang baik.daun muda berwarna
hijau muda atau merah muda, lebih muda daripada daun tipe zanzibar. Permukaan
atas daun berwarna hijau tua dan kasar,sedangkan bagian bawahnya berwarna
hijau keabu-abuan. Daunnya agak lebarkira-kira 2/3 kali panjangnya. Cabang dan
daunnya jarang sehingga kurang rimbun. Mahkota agak bulat atau bulat, bagian
atas agak tumpul, sedangkan bagian bawahnya agak meruncing. Cabang-
cabangnya mati sehingga seolah percabangannya mulai pada ketinggian 1,5-2 m.
Tipe ini mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahunsejak disemaikan. Bunganya
gemuk dan bertangkai panjang, berwarna hijau saat muda, dan kuning pada saat
matang petik.percabangan bunganya sedukit dengan jumlah bunga kurang dari 15
kuntum pertandan.

2.4 Panen dan Pasca Panen


2.4.1 Panen
Masing-masing daerah waktunya tanaman berbunga itu tidaklah sama. Hal ini
sangat tergantung pada keadaan iklim setempat, tinggi tempat dan faktor-faktor lain yang
sangat bersar pengaruhnya. Maka mulai berbunga dan waktu pemungutannya pun tidak
sama.
 Di Sumatera : tumbuh kuncup bunga antara bulan Oktober – November maka musim
panennya sekitar bulan April – Juni
 Di Jawa : Tumbuh kuncup bunga antara bulan November – Januari maka panennya
jatuh pada bulan Mei-Juli
 Di Maluku : Tumbuh kuncup bunga antara bulan Mei-Juli dan waktu panennya pada
bulan Oktober _ Januari

 Waktu Pemetikan
Di atas telah dijelaskan bahwa waktu cengkeh berbunga itu di setiap daerah tidak sama.
Maka sebagai gambaran, di bawah ini diketengahkan masa-masa berbunga atau panen yang
berbeda.
 Pada umumnya cengkeh berbunga itu di Indonesia itu satu tahun sekali, demikian pula
waktu panennya. Walaupun waktu panen itu makan waktu minimal tiga bulan, lebih-lebih bila
luas arealnya luas, panennya tidak cukup 3-4 bulan. Tanaman yang normal setelah umur 15-20
tahun bisa menghasilkan sekitar 3 kg per pohon. Ini adalah merupakan suatu perhitungan yang
normal. Memang sering dialami ada pohon yang menhasilkan lebih dari 5 kg cengkeh kering tiap
pohon, tetapi pada suatu ketika ada pohon yang sama sekali tidak berbuah sesuai dengan
siklusnya. Jadi perhitungan secara normal adalah diambil rata-ratanya saja.
 Di Malagasi juga hanya ada satu musim panen yang pendek saja yakni musim kemarau mulai
pertengahan Oktober hingga Desember yang berarti satu tahun hanya satu musim berbunga.
 Di Zanzibar, terdapat dua musim berbunga yang berarti dua musim panen yaitu, panen besar
mulai Juli-September dan panen kecil musim November-Januari. Produksi pertahun rata-rata
3 kg tiap pohonnya.
Perbedaan tingkat pemasakan bunga, waktu panen, tepatnya waktu pemetikan dan teknik
pengolahan hasil akan menyebabkan kualitas hasik yang berbeda pula. Sedang di daehah
penghasil cengkeh yang musim kemaraunya bersamaan, tetapi berlainan lokasinya, maka musim
panennya juga berbeda. Juga pengaruh pola hujan, temperature dan tinggi tempat pertanaman
akan membawa pengaruh yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemetikan harus dilakukan pada
tingkat kemasakan yang tepat yakni pada waktu bunga berwarna pucat yang sebelumnya itu
berwarna hijau, kemudian menguning akhirnya keunguan muda dan merah tua. Saat yang paling
bagus adalah pada saat kepala buah yang terdiri dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar
bentuknya, berisi dan mengkilat. Apabila bunga itu warnanya menjadi merah muda berarti
sebentar lagi akan membuka.
Jika pemetikan dilakukan terlalu awal, maka akan menghasilkan cengkeh kering yang
keriput, berat rendemennya sangat kurang, kadar minyak kurang sehingga harganya pun rendah.
Sedangkan jika pemetikannya terlambat misalnya bunga banyak yang mekar akan meghasilkan
cengkeh kering yang tidak berkepala sehingga ruas dan aromanya sangat berkurang. Itulah
sebabnya, maka pemetikan cengkeh harus dilakukan pada waktu yang tepat . pemetikan biasanya
dilakukan setelah ada beberapa bunga yang membuka dalam pohon itu, misalnya ada 2-3 yang
sudah membuka.

 Cara Pemetikan
Bunga cengkeh yang sudah tua atau masak untuk dipungut jangan dibiarkan sampai
mekar. Sebelum dilakukan pemetikan, dibawah tajuk pohon harus dibersihkan terlebih dahulu,
maksudnya bila ada bebrapa bunga yang jatuh diwaktu pemetikan mudah dipungut. Adapun cara
pemetikannya tergantung keadaan tanaman itu sendiri.
 Apabila tanaman itu belum tinggi, pemetikan dapat dilakukan cukup dengan berdiri
mengelilingi pohon yang paling bawah. Selanjutnya kalau pohon agak tinggi dapat
menggunakan kait supaya lebih mudah.
 Kalau tanaman sudah cukup besar dan tinggi, lebih baik menggunakan tangga yang berkaki
tiga, tangga itu mudah dipindah-pindahkan.
 Pada pohon yang sangat besar, yang umumnya lebih dari 25 tahun pemetikannya bisa
dilakukan dengan memanjat pohon dengan menggunakan kait sebab rantingnya dapat ditarik
dengan kait itu sehingga memudahkan pemetikannya. Tapi pekerjaan ini hanya dapat
dilakukan pada ranting-ranting yang dekat dengan btang pokok. Yang lebih sulit batang sudah
tinggi dan besar. Maka untuk keperluan ini, pada sekitar pohon itu harus diberi tiang dari
bambu, diberi palang-palang dan diikat kuat-kuat sehingga bisa dipergunakan untuk memnjat
dengan demikian pemungutan dapat dilakukan lebih mudah. Sebagaimana diketahui bunga
cengkeh itu terdapat pula pucuk-pucuk ranting yang jauh dari batang atau cabang, maka
pemungutannya harus pandai jangan sampai merusaknya.

Alat yang diperlukan untuk panen cengkeh antara lain karung berukuran kecil atau
keranjang bambu dan karung besar. Apabila sudah tinggi dan kita tidak dapat menjangkau
dengan tangan, maka diperlukan tangga segitiga berkaki empat. Pemetikan yang lazim dilakukan
yaitu dengan jalan mematahkan rumpun bunga pada bukunya sehingga sepasang daun akan ikut
terpetik. Tetapi cara demikian sebenarnya kurang baik, sebaiknya yang dipetik hanya tandannya
saja, sepasang daun pada tandan tidak usah diikut sertakan. Maksudnya untuk memperbanyak
jumlah sirung baru yang keluar dari pemetikan kelak. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat di
atas buku daun berakhir dengan menggunakan kuku jari atau pisau yang kecil dan tajam. Daun
termuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh ikut dipetik agar tidak menggangu
pertumbuhan tunas berikutnya. Apabila daun ikut terpetik, dapat mengurangi jumlah tunas hingga
1/3 -1/2 bagian.
Bunga yang sudah dipetik dimasukkan kedalam keranjang atau karung kecil yang sudah
disediakan dan dibawa mengikuti geraknya arah pemetikan. Setelah penuh, cengkeh dipindahkan
karung besar kemudian dibawa kesuatu tempat pemroses selanjutnya. Rata-rata satu hari kerja
seseorang dapat memperoleh 20-30 kg cengkeh segar. Hal ini sangat tergantung pada banyaknya
cengkeh yang bisa dipetik dan juga keterampilan mereka (pekerja). Satu pohon cengkeh biasanya
dipetik 3-4 kali bahkan ada yang sampai 6 kali dengan jarak 5-7 hari. Hal ini tergantung pada
umur dan besarnya pohon. Untuk suatu kebun luas yang terdapat ribuan pohon dengan jenis yang
berlainan, pemetikannya bisa makan waktu 3-4 bulan.

2.4.2 Pasca Panen


Untuk mendapatkan hasil yang bermutu baik, masalah pengolahan juga perlu untuk
diperhatikan dengan seksama. Pengolahan cengkeh dilakukan dengan melalui beberapa tahap
yaitu sortasi basah, pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan.

 Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi
ini dilakukan dengan memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya pada
tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu dipisahkan karena mempunyai
harga da mutu yang berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk diperhatikan karena jika
tangkai dan bunga tercampur maka akan menurunkan mutu.

 Pemeraman
Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan kedalam
karung atau peti untuk selanjutnya diperam selama 24 jam. Selain untuk mempersingkat
waktu pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat
mengkilap.

 Pengeringan
Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan kadar
air cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah
terserang jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di bawah 12 %
cengkeh akan mudah hancur sehingga mutunya rendah.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau kombinasi cara buatan dan cara
alami. Pengeringan dengan cara alami dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di
bawah terik matahari dengan menggunakan lantai beton atau anyaman bambu.
Pengeringan secara alami umumnya tidak mengalami banyak hambatan karena pada
umumnya cengkeh dipanen pada musim kemarau. Apabila tidak ada mendung, cengkeh
sudah dapat kering dalam waktu 5-6 hari. Tanda bahwa cengkeh sudah kering dengan
kadar air sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah bila ditekan.
Di perkebunan pesar, kadar air diukur dengan alat pengukur kadar air.
Pengeringan dengan cara buatan dilakukan dengan mesin pengering dengan menggunakan
bahaan bakar minyak atau kayu. Namun mesin hanya boleh digunakan untuk
mengeringkan cengkeh hingga kadar air 22-25 %. Dengan demikian perlu dilakukan
pengeringan dengan cara alami dibawah terik matahari hingga kadar air mencapai 12-14
%. Pengeringan dengan mesin tidak boleh mencapai kadar air 14% dan suhu lebih dari 56
derajat Celcius karena dapat menyebabkan rusaknya senyawa-senyawa cengkeh atau
hancurnya cengkeh. Kombinasi pengeringan dengan cara alami dan buatan memiliki
beberapa keuntungan yaitu waktu pengeringan lebih pendek (2-3 hari), aroma cengkeh
lebih tajam serta warna lebih seragam dan mengkilap.

 Sortasi Kering dan Pengemasan


Pada tahap sortasi, cengkeh dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara ditampi
menggunakan tampah. Cengkeh yang sudah bersih dimasukkan ke dalam karung kecil
berkapasitas 30-40 kg atau karung berkapasitas 50-60 kg kemudian dijahit zig zag.
Cengkeh yang telah dikemas dalam karung siap untuk dipasarkan atau disimpan untuk
bebrapa waktu. Penyimpanan dilakukan di gudang yang tidak lembab, mempunyai
banyak ventilasi dan berlantai semen. Di atas lantai dibuat para-para dari balok kayu yang
kuat setinggi 25-30 cm kemudian karung berikut cengkehnya disusun di atasnya.

2.5 Kandungan Gizi Tanaman Cengkeh


Cengkeh biasa diolah dalam keadaan kering. Cengkeh yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia memiliki kandungan energi sebesar 292 kilokalori, protein 5,2 gram,
karbohidrat 57,4 gram, lemak 8,9 gram, kalsium 740 miligram, fosfor 100 miligram, dan zat besi
5 miligram. Selain itu di dalam Cengkeh Kering juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU,
vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan
penelitian terhadap 100 gram Cengkeh Kering, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100
%.
Nutrient Units Value per 100 gram
Energi Kkl 292
Protein Gram 5,2
Karbohidrat Gram 57,4
Lemak Gram 8,9
Kalsium Milligram 740
Fosfor Milligram 100
Zat Besi IU 5
Vitamin A Milligram 0
Vitamin B1 Milligram 0
Vitamin C Milligram 0

2.6 Manfaat dan Pohon Industri Cengkeh


2.6.1 Manfaat Tanaman Cengkeh
Pada umumnya, cengkeh dijadikan bahan masakan. Di Indonesia cengkeh menjadi bahan
masakan yang paling sering digunakan. Selain menjadi bahan masakan, tanaman tropis yang
berasal dari Maluku ini sudah banyak dibudidayakan untuk diambil bunga dan minyaknya.
Minyak cengkeh (Eugniae aromatica) dapat dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh
kering (clove oil), serbuk tangkai kuntum cengkeh (clove stem oil), dan daun cengkeh kering
(clove leaf oil). Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai penghilang rasa
sakit. Selain itu, tanaman ini juga digunakan dalam industri farmasi, dan wewangian.
 Sebagai obat tradisional cengkeh memiliki khasiat mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual dan
muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid,
rematik, campak, dan lain-lain;
 Adapun khasiat lain yaitu, dapat mencegah peradangan karena berbagai zat aktif seperti
flavanoid ditemui pada minyak asli cengkeh. Flavanoid bekerja dengan sifat anti inflamasinya
sehingga akan mengurangi peradangan pada gejala penyakit rematik misalnya. Rasanya yang
hangat juga bisa menjadi ekspektoran untuk mengobati berbagai kondisi gangguan saluran
pernapasan;
 Mengandung nutrisi penting. Berbagai vitamin, kalsium dan magnesium merupakan nutrisi
penting bagi tubuh dan cengkeh menyediakannya sebagai khasiat dari alam. Bahkan terdapat
zat yang menyediakan energi pada cengkeh yang juga mengandung serat;
 Menyehatkan jantung. Sudah sejak lama penyakit jantung manjadi momok menakutkan
penduduk dunia. Kandungan Eugenol pada cengkeh berfungsi untuk mencegah pembekuan
pada darah yang mencegah terjadinya gejala penyakit stroke;
 Meredakan batuk. Mengunyah cengkeh dapat menyembuhkan batuk gatal
ditenggorokan. Rasanya mungkin sedikit getir dan ada pahitnya, tetapi kandungan kimia
dalam cengkeh adalah ekspektoran alami yang mengencerkan dahak;
 Manfaat untuk kesehatan :
o Sakit Gigi
o Sinusitis
o Mual
o Muntah
o Kembung
o Masuk Angin
o Sakit kepala
o Radang lambung
o Batuk
o Terlambat haid
o Rematik
o Camp
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di
Negara –Negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.
 Morfologi cengkeh terdiri dari dari : daun, akar, batang, biji, bunga, dan buah.
 Klasifikasi tanaman cengkeh terdiri dari : si putih, si kotok, Tipe Zanzibar, dan tipe Ambon.
 Waktu panen cengkeh di setiap daerah bereda-beda karena masing-masing daerah waktunya
tanaman berbunga itu tidaklah sama. Penanganan pasca panennya meliputi : sortasi basah,
pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan pengemasan.
 Cengkeh kaya akan karbohidrat dan lemak.
 Cengkeh dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan utama rokok, dan bermanfaat bagi
berbagai kesehatan.

3.2 Saran
Saran bagi pemerintah sebaiknya potensi cengkeh yang lainnya lebih dikembangkan
seperti minyak cengkeh dan eugenol dari minyak cengkeh, karena sepertinya di Indonesia
produksi cengkeh lebih mengarah kepada pembuatan rokok, sehingga tidak menutup
kemungkinan suatu saat di Indonesia produksi cengkeh habis terserap untuk kebutuhan pabrik
rokok.
DAFTAR PUSAKA

Wikipedia. 2012. cengkeh. http://id.wikipedia.org/wiki/Mengkudu


http://krueng-cengkeh.blogspot.com/2012/01/tanaman-cengkeh.html
http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-232-indonesia-salah-satu-produsen-dan-konsumen-
cengkeh-terbesar-dunia-.html
http://toorestpoenya.blogspot.com/2010/10/cengkeh.html
http://manfaatdankandungan.blogspot.com/2013/11/manfaat-dan-kandungan-cengkeh.html
http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-cengkeh-kering-komposisi-nutrisi-bahan-
makanan.html

Anda mungkin juga menyukai