“ TANAMAN CENGKEH “
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA KELOMPOK :
KETUA : GITA NOVIANTI
ANGGOTA : GABRIEL UDENGE
EDI DARMAWANTO
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar belakang ……………………………………………………………….. 1
1.2 rumusan masalah ……………………………………………………………. 1
1.3 tujuan masalah ………………………………………………………………. 1
1.4 manfaat penulisan …………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tanaman Cengkeh .………………………………………………. 3
2.2 Morfologi Tanaman Cengkeh .……………………………………………. 4
2.3 Klasifikasi Tanaman Cengkeh ……………………………………………. 6
2.4 Panen dan Pasca Panen …………………………………………………… 8
2.5 Kandungan Gizi Tanaman Cengkeh ……………………………………… 12
2.6 Manfaat dan Pohon Industri Cengkeh…………………………………….. 13
Si kotok
Daun pada awalnya berwarna hijau muda kekuningan kemudian berubah
menjadi hijau tua dengan permukaan atas licin dan mengkilap. Helaian daunnya
agak langsing dengan ujung agak membulat cabang yang utama tetap hidup
sehingga percabangannya kelihatan rendah sampai permukaan tanah. Ruas daun
dan cabang rapat serta rimbun. Mahkota bunga berbentuk piramid atau silindris.
Bunganya relaitif kecil dibandingkan dengan si putih, bertangkai panjang, jumlah
bunga 20-50 kuntum pertandan. Mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahun.
Bunganya berwarna hijau ketika masih muda dan menjadi kuning saat matang
dengan pangkal bertwarna merah. Adaptasi dan produksinya lebih baik daripada si
putih, tetapi lebih rendah daripada zanzibar. Cengkeh tipe sikotok ini termasuk
tipe cengkeh dengan kualitas sedang.
Tipe Zanzibar
Tipe ini merupakan cengkeh terbaik karena mempunyai daya adaptasi yang
luas, berproduksi tinggi, berkualitas baik, sehingga sangat dianjurkan untuk
dibudidayakan. Daun pada mulanya berwarna merah muda kemudian berubah
menjadi hijau tua mengkilap pada permukaan atas dan hijau pucat memudar pada
bagian bawah. Pangkal tangkai daun berwarna merah. Bentuk daunnya agak
langsing dengan bagian terlebar tepat di tengah. Ruas daun dan percabangannya
rapat merimbun. Cabang utama yang pertama hidup, sehingga tajuknya raqpat
dengan permukaan tanah. Sudut-sudut cabangnya lancip (kurang dari 45o)
sehingga mahkotanya berbentuk kerucut. Tipe ini mulai berbunga pada umur 4,5-
6,5 tahun sejak disemaikan. Bunganya agak langsing, bertangkai pendek, ketika
muda berwarna hijau dan berubah menjadi kemerahan setelah matang petik.
Percabangan bunaga banyak dengan jumlah bisa lebih dari 50 kuntum per tandan.
Tipe Ambon
Tipe cengkeh ini tidak dianjurkan untuk ditanam karena produksi dan daya
adaptasinya rendah, serta kualitas hasil yang kurang baik.daun muda berwarna
hijau muda atau merah muda, lebih muda daripada daun tipe zanzibar. Permukaan
atas daun berwarna hijau tua dan kasar,sedangkan bagian bawahnya berwarna
hijau keabu-abuan. Daunnya agak lebarkira-kira 2/3 kali panjangnya. Cabang dan
daunnya jarang sehingga kurang rimbun. Mahkota agak bulat atau bulat, bagian
atas agak tumpul, sedangkan bagian bawahnya agak meruncing. Cabang-
cabangnya mati sehingga seolah percabangannya mulai pada ketinggian 1,5-2 m.
Tipe ini mulai berbunga pada umur 6,5-8,5 tahunsejak disemaikan. Bunganya
gemuk dan bertangkai panjang, berwarna hijau saat muda, dan kuning pada saat
matang petik.percabangan bunganya sedukit dengan jumlah bunga kurang dari 15
kuntum pertandan.
Waktu Pemetikan
Di atas telah dijelaskan bahwa waktu cengkeh berbunga itu di setiap daerah tidak sama.
Maka sebagai gambaran, di bawah ini diketengahkan masa-masa berbunga atau panen yang
berbeda.
Pada umumnya cengkeh berbunga itu di Indonesia itu satu tahun sekali, demikian pula
waktu panennya. Walaupun waktu panen itu makan waktu minimal tiga bulan, lebih-lebih bila
luas arealnya luas, panennya tidak cukup 3-4 bulan. Tanaman yang normal setelah umur 15-20
tahun bisa menghasilkan sekitar 3 kg per pohon. Ini adalah merupakan suatu perhitungan yang
normal. Memang sering dialami ada pohon yang menhasilkan lebih dari 5 kg cengkeh kering tiap
pohon, tetapi pada suatu ketika ada pohon yang sama sekali tidak berbuah sesuai dengan
siklusnya. Jadi perhitungan secara normal adalah diambil rata-ratanya saja.
Di Malagasi juga hanya ada satu musim panen yang pendek saja yakni musim kemarau mulai
pertengahan Oktober hingga Desember yang berarti satu tahun hanya satu musim berbunga.
Di Zanzibar, terdapat dua musim berbunga yang berarti dua musim panen yaitu, panen besar
mulai Juli-September dan panen kecil musim November-Januari. Produksi pertahun rata-rata
3 kg tiap pohonnya.
Perbedaan tingkat pemasakan bunga, waktu panen, tepatnya waktu pemetikan dan teknik
pengolahan hasil akan menyebabkan kualitas hasik yang berbeda pula. Sedang di daehah
penghasil cengkeh yang musim kemaraunya bersamaan, tetapi berlainan lokasinya, maka musim
panennya juga berbeda. Juga pengaruh pola hujan, temperature dan tinggi tempat pertanaman
akan membawa pengaruh yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemetikan harus dilakukan pada
tingkat kemasakan yang tepat yakni pada waktu bunga berwarna pucat yang sebelumnya itu
berwarna hijau, kemudian menguning akhirnya keunguan muda dan merah tua. Saat yang paling
bagus adalah pada saat kepala buah yang terdiri dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar
bentuknya, berisi dan mengkilat. Apabila bunga itu warnanya menjadi merah muda berarti
sebentar lagi akan membuka.
Jika pemetikan dilakukan terlalu awal, maka akan menghasilkan cengkeh kering yang
keriput, berat rendemennya sangat kurang, kadar minyak kurang sehingga harganya pun rendah.
Sedangkan jika pemetikannya terlambat misalnya bunga banyak yang mekar akan meghasilkan
cengkeh kering yang tidak berkepala sehingga ruas dan aromanya sangat berkurang. Itulah
sebabnya, maka pemetikan cengkeh harus dilakukan pada waktu yang tepat . pemetikan biasanya
dilakukan setelah ada beberapa bunga yang membuka dalam pohon itu, misalnya ada 2-3 yang
sudah membuka.
Cara Pemetikan
Bunga cengkeh yang sudah tua atau masak untuk dipungut jangan dibiarkan sampai
mekar. Sebelum dilakukan pemetikan, dibawah tajuk pohon harus dibersihkan terlebih dahulu,
maksudnya bila ada bebrapa bunga yang jatuh diwaktu pemetikan mudah dipungut. Adapun cara
pemetikannya tergantung keadaan tanaman itu sendiri.
Apabila tanaman itu belum tinggi, pemetikan dapat dilakukan cukup dengan berdiri
mengelilingi pohon yang paling bawah. Selanjutnya kalau pohon agak tinggi dapat
menggunakan kait supaya lebih mudah.
Kalau tanaman sudah cukup besar dan tinggi, lebih baik menggunakan tangga yang berkaki
tiga, tangga itu mudah dipindah-pindahkan.
Pada pohon yang sangat besar, yang umumnya lebih dari 25 tahun pemetikannya bisa
dilakukan dengan memanjat pohon dengan menggunakan kait sebab rantingnya dapat ditarik
dengan kait itu sehingga memudahkan pemetikannya. Tapi pekerjaan ini hanya dapat
dilakukan pada ranting-ranting yang dekat dengan btang pokok. Yang lebih sulit batang sudah
tinggi dan besar. Maka untuk keperluan ini, pada sekitar pohon itu harus diberi tiang dari
bambu, diberi palang-palang dan diikat kuat-kuat sehingga bisa dipergunakan untuk memnjat
dengan demikian pemungutan dapat dilakukan lebih mudah. Sebagaimana diketahui bunga
cengkeh itu terdapat pula pucuk-pucuk ranting yang jauh dari batang atau cabang, maka
pemungutannya harus pandai jangan sampai merusaknya.
Alat yang diperlukan untuk panen cengkeh antara lain karung berukuran kecil atau
keranjang bambu dan karung besar. Apabila sudah tinggi dan kita tidak dapat menjangkau
dengan tangan, maka diperlukan tangga segitiga berkaki empat. Pemetikan yang lazim dilakukan
yaitu dengan jalan mematahkan rumpun bunga pada bukunya sehingga sepasang daun akan ikut
terpetik. Tetapi cara demikian sebenarnya kurang baik, sebaiknya yang dipetik hanya tandannya
saja, sepasang daun pada tandan tidak usah diikut sertakan. Maksudnya untuk memperbanyak
jumlah sirung baru yang keluar dari pemetikan kelak. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat di
atas buku daun berakhir dengan menggunakan kuku jari atau pisau yang kecil dan tajam. Daun
termuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh ikut dipetik agar tidak menggangu
pertumbuhan tunas berikutnya. Apabila daun ikut terpetik, dapat mengurangi jumlah tunas hingga
1/3 -1/2 bagian.
Bunga yang sudah dipetik dimasukkan kedalam keranjang atau karung kecil yang sudah
disediakan dan dibawa mengikuti geraknya arah pemetikan. Setelah penuh, cengkeh dipindahkan
karung besar kemudian dibawa kesuatu tempat pemroses selanjutnya. Rata-rata satu hari kerja
seseorang dapat memperoleh 20-30 kg cengkeh segar. Hal ini sangat tergantung pada banyaknya
cengkeh yang bisa dipetik dan juga keterampilan mereka (pekerja). Satu pohon cengkeh biasanya
dipetik 3-4 kali bahkan ada yang sampai 6 kali dengan jarak 5-7 hari. Hal ini tergantung pada
umur dan besarnya pohon. Untuk suatu kebun luas yang terdapat ribuan pohon dengan jenis yang
berlainan, pemetikannya bisa makan waktu 3-4 bulan.
Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi
ini dilakukan dengan memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya pada
tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu dipisahkan karena mempunyai
harga da mutu yang berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk diperhatikan karena jika
tangkai dan bunga tercampur maka akan menurunkan mutu.
Pemeraman
Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan kedalam
karung atau peti untuk selanjutnya diperam selama 24 jam. Selain untuk mempersingkat
waktu pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat
mengkilap.
Pengeringan
Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan kadar
air cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah
terserang jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di bawah 12 %
cengkeh akan mudah hancur sehingga mutunya rendah.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau kombinasi cara buatan dan cara
alami. Pengeringan dengan cara alami dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di
bawah terik matahari dengan menggunakan lantai beton atau anyaman bambu.
Pengeringan secara alami umumnya tidak mengalami banyak hambatan karena pada
umumnya cengkeh dipanen pada musim kemarau. Apabila tidak ada mendung, cengkeh
sudah dapat kering dalam waktu 5-6 hari. Tanda bahwa cengkeh sudah kering dengan
kadar air sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah bila ditekan.
Di perkebunan pesar, kadar air diukur dengan alat pengukur kadar air.
Pengeringan dengan cara buatan dilakukan dengan mesin pengering dengan menggunakan
bahaan bakar minyak atau kayu. Namun mesin hanya boleh digunakan untuk
mengeringkan cengkeh hingga kadar air 22-25 %. Dengan demikian perlu dilakukan
pengeringan dengan cara alami dibawah terik matahari hingga kadar air mencapai 12-14
%. Pengeringan dengan mesin tidak boleh mencapai kadar air 14% dan suhu lebih dari 56
derajat Celcius karena dapat menyebabkan rusaknya senyawa-senyawa cengkeh atau
hancurnya cengkeh. Kombinasi pengeringan dengan cara alami dan buatan memiliki
beberapa keuntungan yaitu waktu pengeringan lebih pendek (2-3 hari), aroma cengkeh
lebih tajam serta warna lebih seragam dan mengkilap.
3.1 Kesimpulan
Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di
Negara –Negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.
Morfologi cengkeh terdiri dari dari : daun, akar, batang, biji, bunga, dan buah.
Klasifikasi tanaman cengkeh terdiri dari : si putih, si kotok, Tipe Zanzibar, dan tipe Ambon.
Waktu panen cengkeh di setiap daerah bereda-beda karena masing-masing daerah waktunya
tanaman berbunga itu tidaklah sama. Penanganan pasca panennya meliputi : sortasi basah,
pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan pengemasan.
Cengkeh kaya akan karbohidrat dan lemak.
Cengkeh dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan utama rokok, dan bermanfaat bagi
berbagai kesehatan.
3.2 Saran
Saran bagi pemerintah sebaiknya potensi cengkeh yang lainnya lebih dikembangkan
seperti minyak cengkeh dan eugenol dari minyak cengkeh, karena sepertinya di Indonesia
produksi cengkeh lebih mengarah kepada pembuatan rokok, sehingga tidak menutup
kemungkinan suatu saat di Indonesia produksi cengkeh habis terserap untuk kebutuhan pabrik
rokok.
DAFTAR PUSAKA