Pengamatan yang dilakukan pada sediaan suspensi kering salisilamid yang telah
direkonsitutsi diadalah pertumbuhan mikroorganisme, terjadinya cap-locking, dan perubahan
organoleptik meliputi warna, bau, dan rasa. Pengamatan dilakukan dari hari pembuatan sediaan
pada Rabu, 16 September 2019 (hari ke-0) hingga Selasa, 22 September 2019 (hari ke-6). Pada
pengamatan pertumbuhan mikroorganisme sulit diamati karena biasanya secara visual adanya
mikroorganisme diamati dari kekeruhan suatu cairan. Suspensi yang dibuat berwarna merah
muda agak gelap sehingga pengamatan pertumbuhan mikroorganisme sulit dilakukan. Tetapi
dapat disimpulkan tidak terdapat pertumbuhan mikroorganisme baik bakteri dan jamur pada
sediaan dengan penggabungan hasil dari pengamatan perubahan organoleptik sediaan. Perubahan
organoleptik yang terjadi hanyalah perubahan warna sediaan dikarenakan suspensi yang diamati
pada tabung sedimentasi telah pecah sehingga terbentuk fasa air yang warnanya sedikit lebih
gelap dibanding fasa minyak yang warnanya sama dengan warna sediaan yang dibuat. Tidak
terdapat perubahan bau dan rasa pada sediaan yaitu sediaan memiliki bau seperti perisa
strawberry dan rasa yang sangat manis. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi
pertumbuhan mikroba dikarenakan biasanya substansi yang telah ditumbuhi mikroba mengalami
perubahan bau dan rasa menjadi berbau tidak sedap dan rasanya menjadi pahit/asam. Pada
pengamatan cap-locking, tidak terjadi peristiwa cap-locking pada sediaan selama pengamatan.
Hal ini dapat terjadi karena tidak digunakan sukrosa/sirupus simplex pada formulasi sediaan.
Parasetamol
Permasalahan yang dihadapi saat pembuatan lotion Virgin Coconut Oil (VCO) adalah
mengenai viskositas lotion yang relatif cair. Konsentrasi cera alba yang digunakan sebagai
peningkat viskositas dalam sediaan adalah 2%. Konsentrasi tersebut seharusnya ditingkatkan ke
3-4% agar viskositas sediaan bertambah. Penambahan cera alba disarankan tidak sampai 5%
karena setelah dibuat viskositas sediaan terlalu besar sehingga viskositasnya sudah menyerupai
krim. Lamanya penggunaan ultra turax sebagai stirrer juga sebaiknya diperhatikan. Pengadukan
saat pencampuran fase minyak dan fase air harus cukup lama untuk memastikan fase minyak
telah terdispersi sempurna dalam fasa air agar emulsi tidak pecah, tetapi tidak terlalu lama
sampai terbentuk busa.
Analisis titik kritis saat pembuatan sediaan adalah diantaranya suhu fase air dan fase
minyak harus sama atau berdekatan pada 70ºC. Saat tercapai suhu tersebut tegangan permukaan
air dan minyak menurun dikarenakan molekulnya yang lebih renggang akibat pemanasan. Hal
tersebut mengakibatkan pencampuran fasa minyak dalam fasa air lebih mudah sehingga fasa
minyak dapat terdispersi sempurna dalam fasa air membentuk globul. Sediaan lotion VCO
merupakan emulsi minyak dalam air sehingga konsentrasi fasa minyak perlu diperhatikan agar
tidak terjadi inversi fasa. Inversi fasa dapat terjadi pada penambahan fasa minyak yang melebihi
fasa air. Kecepatan pencampuran fasa air dan fasa minyak juga penting untuk diperhatikan.
Dibutuhkan kecepatan yang tinggi agar dapat dipastikan semua fasa minyak terdispersi dalam
fasa air dan membentuk globul dengan ukuran seragam. Oleh karena itu dalam pembuatan
sediaan digunakan ultra turax yang memiliki kecepatan pengadukan yang tinggi. Jika tidak
semua fasa minyak terdispersi pada fasa air dapat menimbulkan koalesensi yaitu pecahnya
emulsi karena globul fasa minyak menyatu menjadi fasa tunggal yang terpisah. Pada pembuatan
sediaan lotion juga perlu diperhatikan penerimaan sediaan. Ditambahkan oleum rosae sebagai
pengharum/pewangi agar penerimaan sediaan lebih baik. Penambahan oleum rosae pada sediaan
dilakukan pada tahap akhir bersamaan dengan penggenapan volume sediaan. Oleum rosae tidak
ikut dipanaskan bersama fasa minyak agar tidak terurai. Oleum rosae yang terurai tidak akan
memberikan fungsinya sebagai pewangi pada sediaan.