Disusun oleh :
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 2
BAB II ISI ....................................................................................................................................... 3
2.3 Perkecambahan.................................................................................................................... 12
2.4 Perbedaan Biji Dikotil dan Monokotil ................................................................................ 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi
buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan berbiji (Spermatophyta), biji ini
merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru
(Lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat
pula berpencar ke lain tempat.
Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni
(placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat
pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya
putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak jelas pada biji.
Secara umum biji terdapat tiga bagian sebagai berikut :
a. Kulit biji (spermodermis)
b. Tali pusar (funiculus)
c. Inti biji (nucleus seminis)
2
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang
termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi
penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.
3
Gambar Penampang Biji
(Sumber : http :// www.biologia.edu.ar /botanica/ )animaciones/
ciclos/paraiso/paginas/semilla-clong.html)
4
3. Bagian Luar Biji :
a. Ala (Sayap)
Ala atau yang biasa disebut sayap biji merupakan pelebaran membran tipis dari
kulit terluar biji sehingga membentuk alat tambahan berupa sayap. Sayap tersebut
menyebabkan biji lebih mudah untuk diterbangkan. Contoh tanaman yang memiliki
sayap pada biji yaitu spatodea (Spathodea campanulata), kelor (Moringa oleifera),
mahoni (Swietenia mahagoni) dan bunga terompet india (Oroxylum indicum)
b. Coma (Bulu)
Coma merupakan penonjolan sel-sel terluar kulit biji (testa) berupa rambut-
rambut yang halus umumnya pada bagian ujung atau puncak biji. Coma juga berfungsi
dalam memfasilitasi penyebaran biji karena biji dengan rambut-rambut halus lebih
mudah ditiup angin. Contoh tanaman yang memiliki bulu pada bagian luar kulit biji
5
yaitu biduri (Calotropis gigantea), kapas (Gossypium sp.) , bunga jepun (Nerium
oleander) dan bush banana (Marsdenia australis).
c. Hilum/hilus
Hilum/hilus adalah bekas luka elips yang ditemukan pada benih, menandai titik
lampiran dari funicle. Pada bij monokotil, hilum sebagian tertutup oleh caruncle. Peran
hilum adalah titik yang melekatkan ovula ke plasenta.
6
Gambar Biji black eye
Sumber : (pediaa.com)
d. Micropyle
.
Biji Kacang Panjang
Sumber : (KnowsWhy.com)
7
Gambar Biji Jarak Gambar Struktur Biji Dicotyledon
Sumber: (ogmconsulting.com) Sumber:(Dycotyledon diagram.svg)
Arillus merupakan jaringan yang bertumbuh dari hilum atau funikulus (pusar biji)
yang menempel atau menutupi permukaan luar biji, misalnya Durio zibethinus
(Durian).
Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar,
melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle).
g. Chalaza
8
Gambar penampang melintang dan membujur pada biji anggur
(Sumber : Walker et al.,1999)
h. Raphe
Tulang biji (raphe) adalah tali pusar pada biji, biasanya raphe hanya terlihat dari bakal
biji yang mengangguk (anantropus). Pada biji biasanya raphe tidak jelas terlihat, tetapi
pada biji jarak (Ricinus communis) raphe masih terlihat.
(a) (b)
Gambar (a) bagian eksternal biji jarak (R. communis); (b) Biji jarak (R. communis)
(Sumber : en.wikipedia.org)
9
2.2.2 Funiculus
1. Lembaga
Lembaga (embryo) adalah calon tumbuhan baru yang terbentuk karena bersatunya gamet
jantan dan betina pada suatu proses tumbuhan dan antinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru,
setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Embrio merupakan sporofit muda, pada
beberapa tumbuhan embrionya mempunyai kloroplas dan berwarna hijau.
Lembaga terdiri dari
a. Radikula
b. Kotiledon
c. Kaulikulus
10
Gambar Penampang Biji
Sumber : (http://1.bp.blogspot.com/-
ddNo6n2beD0/VbOTJrhKtGI/AAAAAAAAtOA/DIUFqB8hR34/s1600/biji.jpg)
a. Radikula
Akar lembaga atau calon akar (radicula) yang biasanya akan tumbuh terus menjadi
akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong dalam Dicotyledoneae. Akar lembaga ini
ujungnya menghadap ke arah liang biji, dan pada perkecambahan biji akar tersebut akan
tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi.
b. Kotiledon
Pada tanaman dikotil, kotiledon mengelilingi embrio dan berfungsi sebagai sumber
makanan bagi embrio. Kotiledon juga digunakan oleh tumbuhan untuk menyimpan
cadangan makanan, bentuknya terlihat tebal dengan bentuk umum cembung di salah satu
sisi dan rata pada sisi lainnya. Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon
mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat
penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi
melindungi plumula.
11
c. Kaulikulus
Kaulikulus atau batang lembaga dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epikotil dan
hipokotil. Epikotil adalaah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menadi
batang dan daun. Hipokotil adalah ruas batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh
menjadi akar.
2. Putih Lembaga
Putih lembaga adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat
cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih Lembaga, misalnya
pada tumbuhan berbiji polong Leguminosae
2.3 Perkecambahan
Perkecambahan adalah pecahnya kulit biji dan munculnya semai sebagai permulaan
pertumbuhan aktif.(Amen, dalam Franklin 1991: 291). Semai ditandai dengan adanya
tumbuhan kecil dalam kotiledon sebagai hasil dari perkecambahan, hasil perubahan embrio
saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan radikula
menjadi batang. (Hariman, 2003)
12
Gambar Proses Perkecambahan
(Sumber : Seed Germination Types)
2. Sel-sel tumbuhan mulai berkegiatan dengan adanya aktivitas enzim serta naiknya tingkat
respirasi benih. Pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak,
protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditraslokasikan ke titik-titik tumbuh.
3. Terjadi proses asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan di daerah meristematik untuk
menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru.
4. Pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pemanjangan sel,
juga pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Daun belum dapat berfungsi sebagai organ
untuk fotosintesis sehingga pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan
makanan yang ada dalam biji.
13
Menurut Sutopo (2002: 21) terdapat dua tipe pertumbuhan awal dari suatu kecambah
tanaman, yaitu:
1. Epigeal
2. Hipogeal
1. Epigaeis
Perkecambahan di atas tanah atau disebut dengan epigaeis, yaitu jika pada
perkecambahan, karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga, daun
lembaganya lalu terangkat ke atas, muncul di atas tanah, misalnya pada kacang hijau
(Phaseolus radiatus L. ), daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat
digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang . Daun lembaga itu kemudian
gugur, dan sementara itu pada kecambah sudah terbentuk daun-daun normal yang dapat
melakukan tugas asimilasi. (Tjitrosoepomo, 2005)
14
Contoh tanaman dengan perkecambahan Epigaeis adalah Curcuma maxima (Waluh)
Radikula keluar dari biji dan memperbaiki benih ke tanah dengan akar sekunder
berkembang dari radikula. Selanjutnya, hipokotil tumbuh sangat cepat sehingga membentuk
lingkaran yang keluar dari tanah dan menarik keluar sisa benih. Kulit biji dilepaskan dan
kotiledon terbuka seperti dua daun, menjadi hijau, besar dan tipis sehingga mereka terlihat
dan berperilaku seperti daun biasa. Bulu kecil dalam kotiledon menjadi terbuka dan segera
tumbuh menjadi tunas udara
2. Hypogaeis
15
Sumber gambar : biologigonz.blogspot.com Sumber gambar : learningjust4u.files.wordpress.com
Sumber : http://www.biologydiscussion.com/seed/germination/seed-germination-types-with-diagram/15789
Plumula menusuk perikarp fibrosa dan muncul seperti tanduk. Plumula berkembang
menjadi tunas bahkan sebelum akar bersinggungan dengan tanah. Radikula gagal untuk
16
mengembangkan lebih jauh tetapi beberapa akar adventif tumbuh dari dasar plumula. Bibit
menjadi tegak saat akar adventif menembus tanah.
Pada angiospermae, biji dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu biji dikotil dan biji
monokotil. Kedua jenis tersebut memiliki ciri masing – masing pada struktur bijinya. Pada
tumbuhan berbiji dikotil, terdapat struktur sebagai berikut :
a. Testa : bagian yang melapisi seluruh biji atau kulit biji paling terluar.
b. Plumula : calon daun atau bagian ujung berupa pucuk dengan sepasang daun.
c. Hilum : berkas perlekatan dengan tali pusar atau area penempelan biji dengan dinding.
d. Micropyle : Lubang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada
peristiwa pembuahan
e. Epikotil : terdapat di atas pangkal, bakal batang yang tumbuh di atas tanah
f. Hipokotil : bagian pangkal, bagian biji yang akan berkembang menjadi batang dan akar
g. Radikula : terdapat pada ujung pangkal yang akan berkembang menjadi akar tunggang
h. Kotiledon : tempat cadangan makanan
17
Sumber : (seedbiology.de/structure.asp)
Biji dikotil berisi dua kotiledon, yang tebal dan berdaging. Kotiledon bertanggung
jawab untuk penyerapan nutrisi dari endosperma sebelum perkecambahan biji. Setiap biji
dikotil memiliki kulit biji yang unik sehingga penampilannya khas. Embrio biji dikotil tidak
dilindungi oleh seludang, serta radikula dan plumula juga tidak terlindungi. Pada embrio biji
dikotil ukurannya cenderung lebih besar dan mudah terlihat, selain itu hilum dan mikrofil
pada biji dikotil juga terlihat jelas.
Pada dikotil umumnya endosperma tidak ada (Exalbuminou), namun terdapat
beberapa tumbuhan berbiji dikotil yang memiliki endosperma seperti apel custard dan opium
biji yang bersifat zat putih telur (Albuminou). Albuminou adalah biji yang mengandung
banyak endosperma. Endosperma adalah cadangan makanan yang dimiliki oleh biji. Baik
dikotil dan monokotil awalnya sama-sama memiliki endosperma namun ketika biji dikotil
telah masak, endosperma tersebut biasanya telah hilang. Endosperma pada dikotil hilang
karena semua cadangan makanan di dalamnya telah diserap semuanya hingga masuk ke
kotiledon.
Pada tumbuhan monokotil, terdapat struktur biji sebagai berikut :
a. Testa : bagian yang melapisi seluruh biji atau kulit biji paling terluar.
b. Plumula : calon daun atau bagian ujung berupa pucuk dengan sepasang daun.
c. Koleoptil : tudung yang melindungi plumula
d. Koleoriza : tudung yang melindungi radikula
e. Skutellum : transfer makanan dari endosperma ke bibit
18
f. Endosperma : tempat menyimpan cadangan makanan
g. Radikula : terdapat pada ujung pangkal yang akan berkembang menjadi akar tunggang
19
(perikarp) menyatu dengan kulit biji (testa), sehingga di dalam permukaan dari perikarp
merupakan bagian dari biji.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ai,N.S., Ballo,M. 2010. Peranan Air dalam Perkecambahan Biji. Jurnal Imiah
Sains.10(2)pp. 190-195 ISSN. 1412-3770. Diakses pada 17 November 2018 pukul
16.27
Anonim. 2012. Longitudinal Section of Seed. Botanicavirtual.udl.es/llavor/testa.htm
diakses pada 16 November 2018 19.00
Anonim. 2012. Penampang Membujur Biji. http :// www.biologia.edu.ar /botanica/
animaciones/ ciclos/paraiso/paginas/semilla-clong.html. Diakes 19 November
2019 pukul 20.00 WIB
Aryulina, Diah. dkk. 2004. Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga. Halaman 6
21
Franklin, F. Gardner, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Terjemahan Sri
Andani.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia (UII Press)
Thacker, W. 1842. The Bengal Dispensatory : Chiefly Compiled From The Works of
Roxburgh, etc. The British Library. (halaman 120)
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.Halaman 251-252
Walker, D. H. ; Thorne, P. J. ; Sinclair, F. L.;Thapa, B. ; Wood, C. D. ; Subba, D. B.,
1999. Agricultural Systems. The British Library. 62: 87-103
Youngken, Heber.1914. Pharmaceutical Botany. Philadelphia : P. Blakiston’s & Son.co
22