Anda di halaman 1dari 23

ANATOMI TUMBUHAN BAGIAN BIJI

Disusun oleh :

Natasha Maureen 10717003


Muhammad Andhika Alfaridzi 10717008
Putri Fildzah 10717010
Gea Akmaloka S 10717018
Aprilia Hastuti Sanur 10717027
Mumpuningtyas Restu 10717040
Hana Karimah 10717054
Madeline Swajaya 10717071
Fadhila Alfatiharenzi 10717072
Agatha Cindy 10717073
Syimah Hanifah I P 10717074
Winny Marshelly 10717076
Nofa Aprilia 10717079
Chetellya Putri Sihombing 10717023
Giovanni 10717031
Agnesya 10717103
Radhi Maulidan 10717034
Zahra Hanifa Syahidah 10717049

PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI


SEKOLAH FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 2
BAB II ISI ....................................................................................................................................... 3

2.1 Definisi .................................................................................................................................. 3


2.2 Bagian Biji............................................................................................................................. 3

2.2.1 Kulit Luar ....................................................................................................................... 3


2.2.2 Funiculus ...................................................................................................................... 10
2.2.3 Inti Biji ......................................................................................................................... 10

2.3 Perkecambahan.................................................................................................................... 12
2.4 Perbedaan Biji Dikotil dan Monokotil ................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 21

1
BAB I
PENDAHULUAN

Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi
buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan berbiji (Spermatophyta), biji ini
merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru
(Lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat
pula berpencar ke lain tempat.

Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni
(placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat
pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya
putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak jelas pada biji.
Secara umum biji terdapat tiga bagian sebagai berikut :
a. Kulit biji (spermodermis)
b. Tali pusar (funiculus)
c. Inti biji (nucleus seminis)

2
BAB II
ISI

2.1 Definisi

Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang
termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi
penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.

2.2 Bagian Biji

2.2.1 Kulit Luar

1. Struktur Kulit Luar Pada Biji Angiospermae

A. Lapisan kulit luar (testa)


Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung utama bagian dalam biji. Lapisan ini
mempunyai bentuk yang bervariatif, ada yang tipis, kaku seperti kulit, ada juga yang
keras seperti kayu atau batu.

B. Lapisan kulit dalam (tegmen)


Lapisan ini lebih tipis seperti selapur dan lebih dikenal dengan kulit ari.

3
Gambar Penampang Biji
(Sumber : http :// www.biologia.edu.ar /botanica/ )animaciones/
ciclos/paraiso/paginas/semilla-clong.html)

2. Struktur Kulit Luar Pada Biji Gymnospermae

A. Kulit luar (sarcotesta)


Bagian terluar dan daging, meskipun kadang-kadang tidak ada. Berfungsi dalam
penyebaran benih dengan bertindak sebagai eleosome yaitu cadangan gizi (lemak,
gula, protein)
B. Kulit tengah (scleroresta)
Lapisan yang kuat, keras, dan berkayu menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada
buah batu.
C. Kulit dalam (endotesta)
Lapisan yang tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada inti biji.

4
3. Bagian Luar Biji :

a. Ala (Sayap)

Ala atau yang biasa disebut sayap biji merupakan pelebaran membran tipis dari
kulit terluar biji sehingga membentuk alat tambahan berupa sayap. Sayap tersebut
menyebabkan biji lebih mudah untuk diterbangkan. Contoh tanaman yang memiliki
sayap pada biji yaitu spatodea (Spathodea campanulata), kelor (Moringa oleifera),
mahoni (Swietenia mahagoni) dan bunga terompet india (Oroxylum indicum)

Gambar 2.3.1 Ala pada spatodea (Spathodea campanulata)


Sumber : http://www.botany.hawaii.edu/faculty/carr/bignoni.htm

b. Coma (Bulu)

Coma merupakan penonjolan sel-sel terluar kulit biji (testa) berupa rambut-
rambut yang halus umumnya pada bagian ujung atau puncak biji. Coma juga berfungsi
dalam memfasilitasi penyebaran biji karena biji dengan rambut-rambut halus lebih
mudah ditiup angin. Contoh tanaman yang memiliki bulu pada bagian luar kulit biji

5
yaitu biduri (Calotropis gigantea), kapas (Gossypium sp.) , bunga jepun (Nerium
oleander) dan bush banana (Marsdenia australis).

Gambar 2.3.2 Coma pada Bush banana (Marsdenia australis).


Sumber : saseedbank.com.au/species_information.php?rid=2840

c. Hilum/hilus

Hilum/hilus adalah bekas luka elips yang ditemukan pada benih, menandai titik
lampiran dari funicle. Pada bij monokotil, hilum sebagian tertutup oleh caruncle. Peran
hilum adalah titik yang melekatkan ovula ke plasenta.

Gambar Struktur bakal biji , biji jarak


Sumber : (qsstudy.com, biologydiscussion.com)

6
Gambar Biji black eye
Sumber : (pediaa.com)

d. Micropyle

Micropyle adalah lubang kecil di integumen dari ovule yang memungkinkan


sperma untuk mengakses ovum selama pembuahan. Pada bij monokotil, micropyle
benar-benar tertutup oleh caruncle. Peran micropyle yaitu air diserap melalui
micropyle ke embrio selama perkecambahan benih

.
Biji Kacang Panjang
Sumber : (KnowsWhy.com)

7
Gambar Biji Jarak Gambar Struktur Biji Dicotyledon
Sumber: (ogmconsulting.com) Sumber:(Dycotyledon diagram.svg)

e. Arillus (Salut Biji)

Arillus merupakan jaringan yang bertumbuh dari hilum atau funikulus (pusar biji)
yang menempel atau menutupi permukaan luar biji, misalnya Durio zibethinus
(Durian).

f. Arillodium (Salut Biji Semu)

Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar,
melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle).

g. Chalaza

Berkas-berkas pembuluh pengangkutan (chalaza) adalah tempat pertemuan integumen


dengan nuselus. Chalaza mudah dilihat pada biji anggur (Vitis vinifera).

8
Gambar penampang melintang dan membujur pada biji anggur
(Sumber : Walker et al.,1999)

h. Raphe

Tulang biji (raphe) adalah tali pusar pada biji, biasanya raphe hanya terlihat dari bakal
biji yang mengangguk (anantropus). Pada biji biasanya raphe tidak jelas terlihat, tetapi
pada biji jarak (Ricinus communis) raphe masih terlihat.

(a) (b)
Gambar (a) bagian eksternal biji jarak (R. communis); (b) Biji jarak (R. communis)
(Sumber : en.wikipedia.org)

9
2.2.2 Funiculus

Funiculus (tali pusar) adalah bagian biji menyerupai tangkai yang


menghubungkan biji dengan tembuni. Biasanya bila biji masak, biji akan terlepas dari tali
pusarnya ini dan hanya tampak bekasnya yang disebut sebagai pusar biji.

Gambar penampang membujur biji


(Sumber :www.gurupendidikan.co.id/penjelasan-biji-pada-tumbuhan-beserta-bagi)

2.2.3 Inti Biji

1. Lembaga
Lembaga (embryo) adalah calon tumbuhan baru yang terbentuk karena bersatunya gamet
jantan dan betina pada suatu proses tumbuhan dan antinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru,
setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Embrio merupakan sporofit muda, pada
beberapa tumbuhan embrionya mempunyai kloroplas dan berwarna hijau.
Lembaga terdiri dari
a. Radikula

b. Kotiledon

c. Kaulikulus

10
Gambar Penampang Biji
Sumber : (http://1.bp.blogspot.com/-
ddNo6n2beD0/VbOTJrhKtGI/AAAAAAAAtOA/DIUFqB8hR34/s1600/biji.jpg)

a. Radikula

Akar lembaga atau calon akar (radicula) yang biasanya akan tumbuh terus menjadi
akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong dalam Dicotyledoneae. Akar lembaga ini
ujungnya menghadap ke arah liang biji, dan pada perkecambahan biji akar tersebut akan
tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi.
b. Kotiledon

Pada tanaman dikotil, kotiledon mengelilingi embrio dan berfungsi sebagai sumber
makanan bagi embrio. Kotiledon juga digunakan oleh tumbuhan untuk menyimpan
cadangan makanan, bentuknya terlihat tebal dengan bentuk umum cembung di salah satu
sisi dan rata pada sisi lainnya. Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon
mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat
penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi
melindungi plumula.

11
c. Kaulikulus

Kaulikulus atau batang lembaga dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epikotil dan
hipokotil. Epikotil adalaah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menadi
batang dan daun. Hipokotil adalah ruas batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh
menjadi akar.

2. Putih Lembaga

Putih lembaga adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat
cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih Lembaga, misalnya
pada tumbuhan berbiji polong Leguminosae

2.3 Perkecambahan

Perkecambahan adalah pecahnya kulit biji dan munculnya semai sebagai permulaan
pertumbuhan aktif.(Amen, dalam Franklin 1991: 291). Semai ditandai dengan adanya
tumbuhan kecil dalam kotiledon sebagai hasil dari perkecambahan, hasil perubahan embrio
saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan radikula
menjadi batang. (Hariman, 2003)

12
Gambar Proses Perkecambahan
(Sumber : Seed Germination Types)

Menurut Sutopo (2002:22), tahapan-tahapan dari proses perkecambahan yaitu:


1. Proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan protoplasma terhidrasi.

2. Sel-sel tumbuhan mulai berkegiatan dengan adanya aktivitas enzim serta naiknya tingkat
respirasi benih. Pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak,
protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditraslokasikan ke titik-titik tumbuh.

3. Terjadi proses asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan di daerah meristematik untuk
menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru.

4. Pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pemanjangan sel,
juga pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Daun belum dapat berfungsi sebagai organ
untuk fotosintesis sehingga pertumbuhan kecambah sangat tergantung pada persediaan
makanan yang ada dalam biji.

13
Menurut Sutopo (2002: 21) terdapat dua tipe pertumbuhan awal dari suatu kecambah
tanaman, yaitu:
1. Epigeal

2. Hipogeal

1. Epigaeis

Perkecambahan di atas tanah atau disebut dengan epigaeis, yaitu jika pada
perkecambahan, karena pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga, daun
lembaganya lalu terangkat ke atas, muncul di atas tanah, misalnya pada kacang hijau
(Phaseolus radiatus L. ), daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat
digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang . Daun lembaga itu kemudian
gugur, dan sementara itu pada kecambah sudah terbentuk daun-daun normal yang dapat
melakukan tugas asimilasi. (Tjitrosoepomo, 2005)

Gambar Tanaman Epigaeis


Sumber :( https://www.bitkicayitarifleri.com/bitki-embriyo-kisimlarinin-gelismesi/)

14
Contoh tanaman dengan perkecambahan Epigaeis adalah Curcuma maxima (Waluh)

Gambar Curcuma maxima


Sumber : (http://www.biologydiscussion.com/seed/germination/seed-germination-types-
with-diagram/15789)

Radikula keluar dari biji dan memperbaiki benih ke tanah dengan akar sekunder
berkembang dari radikula. Selanjutnya, hipokotil tumbuh sangat cepat sehingga membentuk
lingkaran yang keluar dari tanah dan menarik keluar sisa benih. Kulit biji dilepaskan dan
kotiledon terbuka seperti dua daun, menjadi hijau, besar dan tipis sehingga mereka terlihat
dan berperilaku seperti daun biasa. Bulu kecil dalam kotiledon menjadi terbuka dan segera
tumbuh menjadi tunas udara

2. Hypogaeis

Perkecambahan hypogaeis atau hypogeal merupakan perkecambahan dibawah tanah.


perkecambahan ini ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan
tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah (hipokotil tetap berada di dalam
tanah). Proses ini dapat dilihat pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum) dan pada
jagung (Zea mays)

15
Sumber gambar : biologigonz.blogspot.com Sumber gambar : learningjust4u.files.wordpress.com

Contoh tanaman dengan perkecambahan Hipogaeis adalah Cocos nucifera (Kelapa)

Sumber : http://www.biologydiscussion.com/seed/germination/seed-germination-types-with-diagram/15789

Selama perkecambahan ujung bawah embrio membentuk kotiledon yang mulai


tumbuh sebagai struktur spons di dalam endosperm. Spons kotiledon ini bertambah besar
karena menyerap bahan makanan yang disimpan di endosperm. Ujung atas embrio
berkembang melalui 'mata' membawa radikula dan bulu kecil.

Plumula menusuk perikarp fibrosa dan muncul seperti tanduk. Plumula berkembang
menjadi tunas bahkan sebelum akar bersinggungan dengan tanah. Radikula gagal untuk

16
mengembangkan lebih jauh tetapi beberapa akar adventif tumbuh dari dasar plumula. Bibit
menjadi tegak saat akar adventif menembus tanah.

2.4 Perbedaan Biji Dikotil dan Monokotil

Pada angiospermae, biji dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu biji dikotil dan biji
monokotil. Kedua jenis tersebut memiliki ciri masing – masing pada struktur bijinya. Pada
tumbuhan berbiji dikotil, terdapat struktur sebagai berikut :
a. Testa : bagian yang melapisi seluruh biji atau kulit biji paling terluar.
b. Plumula : calon daun atau bagian ujung berupa pucuk dengan sepasang daun.
c. Hilum : berkas perlekatan dengan tali pusar atau area penempelan biji dengan dinding.
d. Micropyle : Lubang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada
peristiwa pembuahan
e. Epikotil : terdapat di atas pangkal, bakal batang yang tumbuh di atas tanah
f. Hipokotil : bagian pangkal, bagian biji yang akan berkembang menjadi batang dan akar
g. Radikula : terdapat pada ujung pangkal yang akan berkembang menjadi akar tunggang
h. Kotiledon : tempat cadangan makanan

Gambar Penampang Biji


Sumber : (seedbiology.de/structure.asp)

17
Sumber : (seedbiology.de/structure.asp)

Biji dikotil berisi dua kotiledon, yang tebal dan berdaging. Kotiledon bertanggung
jawab untuk penyerapan nutrisi dari endosperma sebelum perkecambahan biji. Setiap biji
dikotil memiliki kulit biji yang unik sehingga penampilannya khas. Embrio biji dikotil tidak
dilindungi oleh seludang, serta radikula dan plumula juga tidak terlindungi. Pada embrio biji
dikotil ukurannya cenderung lebih besar dan mudah terlihat, selain itu hilum dan mikrofil
pada biji dikotil juga terlihat jelas.
Pada dikotil umumnya endosperma tidak ada (Exalbuminou), namun terdapat
beberapa tumbuhan berbiji dikotil yang memiliki endosperma seperti apel custard dan opium
biji yang bersifat zat putih telur (Albuminou). Albuminou adalah biji yang mengandung
banyak endosperma. Endosperma adalah cadangan makanan yang dimiliki oleh biji. Baik
dikotil dan monokotil awalnya sama-sama memiliki endosperma namun ketika biji dikotil
telah masak, endosperma tersebut biasanya telah hilang. Endosperma pada dikotil hilang
karena semua cadangan makanan di dalamnya telah diserap semuanya hingga masuk ke
kotiledon.
Pada tumbuhan monokotil, terdapat struktur biji sebagai berikut :
a. Testa : bagian yang melapisi seluruh biji atau kulit biji paling terluar.
b. Plumula : calon daun atau bagian ujung berupa pucuk dengan sepasang daun.
c. Koleoptil : tudung yang melindungi plumula
d. Koleoriza : tudung yang melindungi radikula
e. Skutellum : transfer makanan dari endosperma ke bibit

18
f. Endosperma : tempat menyimpan cadangan makanan
g. Radikula : terdapat pada ujung pangkal yang akan berkembang menjadi akar tunggang

Gambar Penampang membujur Zea mays


Sumber : (geochembio.com dan meriam webster.inc 2006)

Gambar Penampang melintang Triticum


Sumber : (Youngken, halaman 54)
Biji monokotil hanya memiliki satu kotiledon dan mempunyai ukuran yang tipis.
Kotiledon pada biji dikotil setara dengan koleoptil dan skutelum pada biji monokotil.
Kotiledon bertanggung jawab untuk penyerapan nutrisi dari endosperma sebelum
perkecambahan biji. Seperti pada biji dikotil, biji monokotil memiliki plumula dan radikula,
namun dilindungi oleh koleoptil dan koleoriza. Bagian yang termasuk dari embrio yaitu
koleoptil, skutelum, plumula, radikula, dan koleoriza. Endosperma berfungsi untuk
menyuplai makanan, seperti protein, minyak dan pati, kepada embrio melalui skutelum.
Pada tumbuhan jagung, biji jagung sebenarnya merupakan buah kariopsis, kulit dari buah

19
(perikarp) menyatu dengan kulit biji (testa), sehingga di dalam permukaan dari perikarp
merupakan bagian dari biji.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ai,N.S., Ballo,M. 2010. Peranan Air dalam Perkecambahan Biji. Jurnal Imiah
Sains.10(2)pp. 190-195 ISSN. 1412-3770. Diakses pada 17 November 2018 pukul
16.27
Anonim. 2012. Longitudinal Section of Seed. Botanicavirtual.udl.es/llavor/testa.htm
diakses pada 16 November 2018 19.00
Anonim. 2012. Penampang Membujur Biji. http :// www.biologia.edu.ar /botanica/
animaciones/ ciclos/paraiso/paginas/semilla-clong.html. Diakes 19 November
2019 pukul 20.00 WIB
Aryulina, Diah. dkk. 2004. Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga. Halaman 6

Barton, B. S. 1803. Elements of Botany or Outline of The Natural History of


Vegetables:Illustrated by Thirty Plates. Harvard University : Library of Gray
Herbarium.halaman 53-55
Bewley, J. D., etc. 2006. The Encyclopedia of Seeds: Science, Technology and Uses.
United Kingdom: Cromwell Press. (halaman 92)
Kozlowski, Theodore Thomas. 2012. Seed Biology. Volume 1: Importance, Development,
and Germination. Amsterdam : Elsevier.

Kumar, Srinibas. “Seed Germination Types (With Diagram)”.


http://www.biologydiscussion.com/seed/germination/seed-germination-types-
with-diagram/1578 diakses pada 18 November 2018 01.04 A.M.

Lakna. 2017. Difference Between Hilum and Micropyle. pediaa.com/difference-


between-hilum-and-micropyle/. Diakses pada 17 November 2018 pukul 07.30
WIB
Leubner, Gerhard. 2000. Seed Structure and Anatomy. London : Lab Royal Holloway
University of London. http://www.seedbiology.de/structure.asp. Diakses pada 17
November 2018 pukul 18.50 WIB

Sadjad, Sjamsoe’oed.1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta : Gramedia


Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Grafindo Persada

21
Franklin, F. Gardner, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Terjemahan Sri
Andani.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia (UII Press)
Thacker, W. 1842. The Bengal Dispensatory : Chiefly Compiled From The Works of
Roxburgh, etc. The British Library. (halaman 120)
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.Halaman 251-252
Walker, D. H. ; Thorne, P. J. ; Sinclair, F. L.;Thapa, B. ; Wood, C. D. ; Subba, D. B.,
1999. Agricultural Systems. The British Library. 62: 87-103
Youngken, Heber.1914. Pharmaceutical Botany. Philadelphia : P. Blakiston’s & Son.co

22

Anda mungkin juga menyukai