Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

“TEKNOLOGI ENZIM”

OLEH:

DHEA AZIZAH 18031099


FEMIL ADELLA 18031133
KHAFIZA SANIA 18031107
MARLIANI FATEMALUO 18031183
PUTRI SEPTI NOVRIANDS 18031162
ZAKIA AULIA 18031051

DOSEN PEMBIMBING
Dr. IRDAWATI, M.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teknologi Enzim” ini dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Bioteknologi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya.

Padang, 15 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Produksi Enzim.......................................................................................................................
B. Pemurnian Enzim dan Imobilisasi Enzim...............................................................................
C. Enzim-enzim yang Diproduksi Secara Bioteknologi..............................................................
D. Peluang Pengembangan Teknologi Enzim di Indonesia.........................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................
B. SARAN...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak jaman dahulu manusia sudah mengenal Bioteknologi. Dahulu bioteknologi
diasumsikan berupa pengolahan makanan dan minuman menggunakan mikroba. Dahulu
bioteknologi hanya menghasilkan tempe, keju, anggur, yogurt, dsb. Seiring dengan
perkembangan jaman, Bioteknologi menghasilkan alkohol, penicilin, sampai kemudian
antibbodi monoklonal.
Bioteknologi itu sendiri merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan
alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas
jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa (Bull, et all, 1982). Jasad hidup yang
dimaksud dalam pengertian tersebut adalah agen biologi. Bioteknologi di era modern
sekarang banyak menghasilkan produk dalam skala industri. Dalam memanfaatkan agen
biologi, bioteknologi menggunakan peranan penting enzim, sehingga enzim memegang
peranan penting dalam industri.
Enzim adalah protein tidak beracun namun mampu mempercepat laju reaksi kimia
dalam suhu dan derajat keasaman yang lembut. Produk yang dihasilkannya sangat spesifik
sehingga dapat diperhitungkan dengan mudah. Walaupun berat mikroba, seperti contohnya
bakteri hanya mencapai sepersejuta gram, kemampuan kimiawinya cukup mengagumkan.
Selnya tersusun atas ribuan jenis zat kimia, kebanyakan diantaranya bersifat sangat
kompleks. Semua zat ini tentunya dibangun dengan reaksi kimia dari bahan-bahan penyusun
yang relatif sederhana yang ditemukan mikroba di lingkungannya. Semua reaksi kimia harus
terkoordinasi secara harmonis dan protein yang disebut enzim memainkan peran utama pada
setiap tahap.
Enzim menjadi primadona industri bioteknologi saat ini dan di masa yang akan datang
karena melalui penggunaannya, energi dapat dihemat dan akrab dengan lingkungan. Saat ini
penggunaan enzim dalam industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri kulit dan
kertas di Indonesia semakin meningkat. Dilaporkan, enzim amilase yang digunakan dalam
industri tekstil di Bandung - Jawa Barat, jumlahnya tidak kurang dari 4 ton per bulan atau
sekitar 2- 3 juta dolar Amerika setiap bulannya dan semuanya diimpor.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Apakah pengertian produksi enzim?
2. Apakah yang dimaksud dengan pemurnian enzim dan imobilisasi enzim?
3. Apa sajakah enzim-enzim yang dapat diproduksi secara bioteknologi?
4. Bagaimana peluang pengembangan teknologi enzim di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar dapat mengetahui :
a. Dapat mengetahui pengertian dari produksi enzim
b. Dapat mengetahui pengertian pemurnian enzim dan imobilisasi enzim
c. Dapat mengetahui enzim-enzim yang dapat diproduksi secara bioteknologi
d. Dapat mengetahui peluang pengembangan teknologi enzim di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

1. Produksi enzim

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator (protein katalitik)


untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia.
Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reaksi telah
selesai. Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus
dipergunakan oleh reaksi tersebut. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya konsentrasi substrat, pH, suhu, dan inhibitor (penghambat). (Campbell, 1987:
98).

Berbeda dengan katalisator nonprotein (H+, OH-, atau ion-ion logam), tiap-tiap enzim
mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya satu. Jadi enzim adalah katalisator yang
reaksi-spesifik karena semua reaksi biokimia perlu dikatalis oleh enzim, sehingga terdapat
banyak jenis enzim.
Menurut Smith (1981: 39), enzim merupakan komplek molekul organik yang berada
dalam sel hidup yang beraksi sebagai katalisdalam mempercepat laju reaksi kimia. Tanpa
enzim, tidak akan ada kehidupan. Meskipun enzim hanya dibentuk dalam sel hidup, namun
beberapa dapat dipisahkan dari selnya dan melanjutkan fungsinya dalam kondisi in vitro.
Menurut Steve Prentis (1990: 12), enzim adalah katalisator biologis, karena suatu
katalisator merupakan suatu senyawa yang mempercepat laju reaksi kimia. Hampir semua
reaksi kimia yang penting bagi kehidupan akan berlangsung sangat lambat tanpa adanya
katalisator yang sesuai.
Bisa disimpulkan bahwa enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang
berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa
memperngaruhi keseimbangan reaksi. Dari beberapa pengertian tersebut jelaslah bahwa
enzim sangat berperan dalam sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup, tak
terkecuali mikroba yang banyak digunakan sebagai agen biologi dalam bioteknologi.
Mekanisme kerja enzim berlangsung dalam dua tahap. Banyak enzim menggunakan
lebih dari satu substrat tetapi untuk memahami prinsip dasar kerja enzim dengan mudah
dengan memperhatikan reaksi enzim dengan satu substrat seperti berikut (Primrose, 1987:
40):
Enzim (E) + Substrat (S)  ═     kompleks       ═    enzim + produk (P)
                                                Substrat (ES)
Segera setelah enzim bergabung dengan substratnya, akan bebas kembali.
Gambar 1. Reaksi Enzim dan Substrat

Kemampuan enzim yang unik, spesifik terhadap substrat meningkatkan


penggunaannya dalam proses industri secara kolektif yang dikenal dengan istilah teknologi
enzim. Teknologi enzim mencakup produksi, isolasi, purifikasi, menggunakan bentuk yang
dapat larutdan akhirnya sampai pada immobilisasi dan penggunaan enzim dalam skala yang
lebih luas melalui sistem reaktor.
Peranan teknologi enzim berkontribusi pada pemecahan beberapa masalah vital di era
modern seperti sekarang, misalnya produksi makanan, kekurangan dan pemeliharaan energi,
dan peningkatan lingkungan. Teknologi baru ini dasarnya dari biokimia tetapi diterangkan
lebih luas dengan mikrobiologi, kimia, dan proses alat teknologi yang mendukung
keberadaan sains.

Sumber Enzim
Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan,
hewan, dan dari mikroorganisme yang terseleksi. Enzim yang secara tradisional diperoleh
dari tumbuhan termasuk protease (papain, fisin, dan bromelain), amilase, lipoksigenase, dan
enzim khusus tertentu. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pankreas,
lipase dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama
adalah tripsin pankreas, lipase, dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari kedua sumber
tumbuhandan hewan tersebut mungkin timbul banyak persoalan, yakni: untuk enzim yang
berasal dari tumbuhan, persoalan yang timbulantara lain variasi musim, konsentrasi rendah
dan biaya proses yang tinggi. Sedangkan yang diperoleh dari hasil samping industri daging,
mungkin persediaan enzimnya terbatas dan ada persaingan dengan pemanfaatan lain.
Sekarang jelas bahwa banyak dari sumber enzim yang tradisional ini tidak memenuhi syarat
untuk mencukupi kebutuhan enzim masa kini. Oleh karena itu, peningkatan sumber enzim
sedang dilakukan yaitu dari mikroba penghasil enzim yang sudah dikenal atau penghasil
enzim-enzim baru lainnya.
Program pemilihan produksi enzim sangat rumit, dan dalam hal tertentu jenis kultivasi
yang digunakan akan menentukan metode seleksi galur. Telah ditunjukkan dahwa galur
tertenttu hanya akan menghasilkan konsentrasi enzim yang tinggi pada permukaan atau
media padat, sedangkan galur yang lain memberi respon pada teknik kultivasi terbenam
(submerged), jadi teknik seleksi harus sesuai dengan proses akhir produksi komersial.

Beberapa sumber enzim disajikan dalam tabel berikut:


Enzim Sumber
α-amilase Aspergillus oryzae
Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus licheniformis
β-glukonase Aspergillus niger
Bacillus amyloliquefaciens
Glucoamylase Aspergillus niger
Rhizopus sp
Glukosa isomerase Arthobacter sp
Bacillus sp
Lactase Kluyveromyces sp
Lipase Candida lipolytica
Pectinase Aspergillus sp
Penicilin acylase Eschericia coli
Protease, asam Aspergillus sp
Protease, alkali Aspergillus oryzae
Bacillus sp
Protease, netral Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus thermoproteolyticus
Pullulanase Klebsiela aerogenes
Tabel 1. Enzim dan sumbernya (Primrose, 1987: 80)

Enzim selulase adalah enzim yang mampu mendegradasi selulosa dengan produk
utamanya yakni glukosa, selobiosa dan selooligosakarida. Selulase memiliki sistem enzim
yang terdiri dari endo-1,4-β-glukanase, ekso-1,4-β-glukanase dan β-D-glukosidase. Ketiga
enzim ini bekerja secara sinergis mendegradasi selulosa dan melepaskan gula pereduksi
sebagai produk akhirnya. Endo-1,4- β-glukanase memotong ikatan rantai dalam selulosa
menghasilkan molekul selulosa yang lebih pendek, ekso-1,4-β-glukanase memotong ujung
rantai selulosa menghasilkan molekul selobiosa, sedangkan β-D-glukosidase memotong
molekul selobiosa menjadi dua molekul glukosa (Kim, 2001). Selama ini telah banyak
penelitian yang dilakukan tentang produksi enzim selulase dari berbagai jenis mikroba baik
bakteri maupun kapang. Menurut Astutik et al. (2010), beberapa jenis kapang yang mampu
menghasilkan enzim selulase cukup tinggi adalah Penicillium sp.1, Penicillium sp.2,
Penicillium sp.3, Aspergillus niger, dan Paecylomyces sp.1. Kemampuan Aspergillus niger
menghasilkan enzim selulase yang cukup tinggi juga dilaporkan oleh Adri et-al (2013)
dengan memanfaatkan jerami padi dan CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) sebagai induser.
Enzim selulase merupakan enzim yang bersifat induktif. Produksi enzim selulase oleh
mikroba membutuhkan adanya induser dalam medium fermentasinya. Induser tersebut yang
akan menginduksi pembentukan enzim selulase pada sel mikroba. Jumlah enzim yang ada di
dalam sel tidak tetap, bergantung indusernya. Jumlahnya akan bertambah beberapa kali lipat
apabila dalam medium mengandung substrat yang menginduksi. Senyawa induser yang
diperlukan umumnya berupa substrat enzim tersebut (Adri et al., 2013). Induser yang sering
digunakan untuk memproduksi enzim selulase dari Aspergillus niger adalah CMC (Carboxyl
Methyl Cellulose) yang merupakan senyawa turunan dari selulosa. Namun penggunaan
induser tersebut dirasakan kurang efektif karena hanganya cukup mahal, sehingga banyak
penelitian yang dilakukan untuk menggantikan peran CMC tersebut. Pada saat ini, penelitian
tentang penggunaan induser alami terus berkembang.

Beragam induser yang telah diteliti kebanyakan berasal dari limbah pertanian.
Penggunaan induser alami ini merupakan alternatif penggunaan induser yang lebih ramah
lingkungan dengan nilai ekonomis yang rendah. Berdasarkan penelitian yang dilaporkan
Maranatha (2008), ada beberapa jenis limbah pertanian yang dapat dijadikan induser alami
yakni jerami padi, tongkol jagung. Sedangkan pada penelitian ini dikembangkan lagi
penggunaan induser alami dari limbah pertanian berupa sekam padi dan ampas tebu. Sekam
padi dan ampas tebu merupakan limbah pertanian yang ketersediaannya sangat melimpah di
Indonesia. Jika dilihat dari sisi ekonomisnya tentu lebih murah dan ramah lingkungan.
Pemilihan kedua limbah tersebut didasari oleh banyaknya jumlah selulosa yang terkandung di
dalamnya. Kandungan sekam padi terdiri dari beberapa komponen utama yakni 50% selulosa,
25-30% lignin, 15-20% silika, dan kadar air 9,02% (Irvan et al., 2013) sedangkan komponen
utama yang terdapat pada ampas tebu adalah hemiselulosa 20- 32,2%, selulosa 40,3-55,35%,
dan lignin 11,2- 15,27% (Enny et al., 2010). Tingginya kandungan selulosa pada sekam padi
dan ampas tebu ini diharapkan mampu menginduksi produksi enzim selulase yang tinggi.

2. Pengertian pemurnian enzim dan imobilisasi enzim

Produksi enzim secara industri saat ini sangat mengandalkan metode


fermentasi tangki dalam (deep tank). Penggunaan mikroorganisme sebagai sumber bahan
produksi enzim dikembangkan dengan beberapa alasan penting, yaitu:

1.            Secara normal mempunyai aktivitas spesifik yang tinggi per unit berat kering
produk.
2.          Fluktuasi musiman dari bahan mentah dan kemungkinan kekurangan makanan
kaitannya dengan perubahan iklim.

3.    Mikroba mempunyai karakteristik cakupan yang lebih luas, seperti cakupan pH, dan
resistansi temperatur.

4.          Industri genetika sangat meningkat sehingga memungkinkan mengoptimalisasi hasil


dan tipe enzim melalui seleksi strain, mutasi, induksi dan seleksi kondisi pertumbuhan,
yang  akhir-akhir ini, menggunakan inovasi teknologi transfer gen.

Bahan mentah (raw material) untuk industri fermentasi enzim biasanya terbatas pada
unsur-unsur dimana bahan tersedia dengan harga yang murah, dan aman secara nutrisi.
Beberapa yang lazim menggunakan substrat amilum hidrolase, mollase, air dadih, dan
beberapa gandum.

Dalam produksi enzim, menggunakan batch untuk proses fermentasi dengan aerasi


yang baik (diagram 1), tetapi proses mungkin ditingkatkan dengan memelihara satu atau
beberapa komponen selama fermentasi.

Diagram 1. Penggambaran tahap dalam persiapan produksi enzim cair

Beberapa enzim yang digunakan dalam skala industri adalah enzim ekstraseluler,
enzim yang secara normal dihasilkan oleh mikroorganisme sesuai dengan substratnya dalam
lingkungan eksternal dan dapat disamakan dengan enzim pencernaan pada manusia dan
hewan. Kemudian ketika mikroorganisme memproduksi enzim untuk memisahkan molekul
eksternal besar agar bisa dicerna biasanya digunakan media fermentasi. Dalam fermentasi
sari dari kultivasi mikroorganisme tertentu, seperti contoh, bakteri, yeast atau filamentous
jamur, dijadikan sumber utama protease, amilase dan sedikit selolosa, lipase, dsb.
Kebanyakan industri enzim hidrolase mampu bertindak tanpa komplek kofaktor, yang segera
dipisahkan dari mikroorganisme tanpa merusak dinding sel dan larut dalam air. Beberapa
enzim intraseluler, sekarang juga banyak diproduksi secara industri dan diantaranya glukosa
oksidase untuk pengawetan makanan, asparginase untuk terapi kanker, dan penicilin asilase
untuk antibiotikTahap pemulihan standar untuk enzim ekstraseluler seperti berikut:
memindah mikroorganisme, mengkonsentrasikan, penambahan bahan pengawet, standarisasi
dan pengepakan. Untuk ekstraksi enzim intraseluler memerlukan cara mekanis, fisik atau
gangguan kimiapada dinding sel atau membran.Pada akhir proses fermentasi, kondisi ideal
adalah cairan dengan konsentrasi enzim tinggi, sebuah organisme biomass yang mudah
dipisahkan.Produk enzim yang aman sebaiknya mempunyai potensi alergi yang rendah, dan
dalam partikelnya terbebas dari kontaminan.

Immobilisasi Enzim
Sebagai molekul bebas yang laruut dalam air, enzim sulit dipisahkan dari substrat dan
produk, selain itu enzim sulit untuk digunakan secara berulang-ulang. Dewasa ini, berbagai
usaha telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu dengan proses immobilisasi
enzim. Immobilisasi biasanya dapat dianggap sebagai perubahan enzim dari yang larut dalam
air, keadaan bergerak menjadi keadaan tak bergerak yang tidak larut. Immobilisasi mencegah
difusi enzim ke dalam campuran reaksi dan mempermudah memperoleh kembali enzim
tersebut dari aliran produk dengan teknik pemisahan padat atau cair yang sederhana.
Immobilisasi enzim dapat dicapai dengan mengikat enzim secara kovalen ke
permukaan bahan yang tak larut dalam air: pengikatan silang dengan bahan yang cocok untuk
menghasilkan partikel yang baru; penjebakan di dalam suatu matrik atau gel yang permeabel
terhadap enzim, substrat, dan produk; enkapsulasi; dan dengan absorbsi pada zat pendukung.
Keuntungan immobilisasi enzim antara lain;
1.      Memungkinkan penggunaan kembali enzim yang sudah pernah digunakan.
2.      Ideal untuk proses berkelanjutan (continous procces).
3.      Memungkinkan kontrol yang lebih akurat untuk proses katalisis.
4.      Meningkatkan stabilitas enzim.
5.      Memungkinkan pengambangan sistem reaksi multienzim.

Enzim merupakan unit protein fungsional yang berperan mengkatalisis reaksi-reaksi


dalam metabolisme sel dan reaksi-reaksi lain dalam tubuh. Spesifikasi enzim terhadap
substratnya teramat tinggi dalam mempercepat reaksi kimia tanpa produk samping
(Lehninger, 1982). Lipase (triacylglycerol acylhydrolase) adalah enzim yang menghidrolisis
triasilgliserol menjadi asam lemak bebas dan gliserol serta mempunyai aktivitas maksimum
pada daerah interface minyak dan air (Brockerhoff dan Jensen, 1974).

Enzim sangat mudah terpengaruh oleh kondisi pH dan juga suhu. Kestabilan enzim
juga mudah terkontaminasi dengan produk yang dihasilkan karena enzim sulit dipisahkan
setelah digunakan dalam suatu reaksi (Krajewska, 2004). Sulitnya memisahkan enzim di
akhir reaksi ini menyebabkan sebagian besar enzim hanya digunakan untuk satu kali reaksi.
Untuk memisahkan enzim di akhir reaksi, agar dapat digunakan kembali, diperlukan suatu
metode dengan cara mengikatkan enzim pada padatan yang tidak larut dalam air. Metode ini
biasa disebut sebagai imobilisasi enzim. Imobilisasi enzim artinya melokalisir enzim,
sehingga enzim dapat digunakan secara berkelanjutan. Keuntungan dari imobilisasi enzim
adalah enzim dapat dipisahkan di akhir reaksi, tanpa mengkontaminasi hasil reaksi, sehingga
enzim dapat digunakan kembali untuk reaksi selanjutnya.

Salah satu metode imobilisasi enzim yang paling sederhana adalah dengan cara
adsorpsi pada suatu padatan pendukung. Menurut Cahyaningrum (2009) padatan pendukung
yang dapat digunakan dalam imobilisasi enzim harus area permukaan yang luas, dapat
ditembus, tidak dapat larut, memiliki stabilitas kimia, stabilitas termal, kekakuan yang tinggi,
mempunyai bentuk dan ukuran pori yang cocok, tahan terhadap serangan mikrobial dan dapat
diregenerasi. Zeolit alam merupakan mineral yang terdiri dari kristal aluminosilikat terhidrasi
yang mengandung kation alkali atau alkali tanah. Kation ini dapat digantikan oleh kation atau
molekul lain tanpa merusak struktur zeolit. Molekul lain yang menggantikan ini dapat
bergerak bebas, sehingga memungkinkan zeolit untuk digunakan sebagai padatan pendukung
dalam imobilisasi enzim (Amalia, 2002).

3. Enzim-enzim yang dapat diproduksi secara bioteknologi

a. selulase
Pengupas termomekanik konvensional adalah energi-intensif proses di mana dua pelat
logam beralur digunakan untuk memperbaiki kayu menjadi bubur. Konsumsi energi untuk
pemurnian dapat dikurangi , bagaimanapun, dengan pelunakan serat kayu dengan suatu
enzim selulase sebelum pengolahan.

b. lakase
Konstituen utama kayu adalah selulosa , lignin dan xylan . di pembuatan kertas, lignin
adalah zat yang memberi warna gelap untuk pulp dan perlu dihapus untuk membuat kualitas
kertas yang menyala . di pembuburan kimia tradisional , lignin dihilangkan dengan
menambahkan besar jumlah zat kimia klorin dan alkali dalam proses yang disebut '
Pemutihan ' . Atau , enzim lignin - merendahkan ( lakase ) dapat digunakan dalam proses
pemutihan.

c. xilanase
Mirip dengan lakase , enzim xilanase dapat digunakan dalam pemutihan proses.
Xilanase degradasi xilan di kayu dan memfasilitasi lignin penghapusan . Penggunaan xilanase
dalam pembuatan pulp kimia mengurangi kebutuhan untuk bahan kimia pemutihan. The LCA
studi oleh Skals et al . (2008 ) mengungkapkan bahwa mengurangi konsumsi bahan kimia
pemutihan , terutama ClO2 , disimpan dalam jumlah besar listrik , yang pada gilirannya
mengurangi kontribusi ke global pemanasan dan dampak energi terkait lainnya.

d. lipase
Dalam pengolahan mekanik pulp , bahan lipofilik hadir dalam kayu membentuk
deposit larut dikenal sebagai ' lapangan ' ( Herbots et al . , 2008) yang menurunkan kualitas
kertas dan juga menghalangi operasi yang optimal dari mesin kertas . Dalam konvensional
proses , bahan pembersih dan bedak yang ditambahkan ke log untuk menghindari lapangan
formasi. Dalam proses enzimatik, bahan pembersih dan bedak digantikan oleh enzim lipase ,
yang menghidrolisis ikatan lipofilik material, sehingga menghemat bahan kimia dan waktu
operasi. The LCA studi oleh Skals et al (2008) mengungkapkan bahwa bahan kimia dan
energi yang disimpan oleh proses kontrol pitch lipase yang dibantu mengurangi konsumsi
energi bersih , kontribusi ke global pemanasan dan kategori dampak energi terkait lainnya.

e. esterase
Aglomerat perekat ( disebut 'tempelan ' ) merupakan kendala utama dalam pengolahan
kertas daur ulang , karena mereka menyebabkan lubang dan kertas istirahat , menghasilkan
kualitas kertas buruk dan mesin sering berhenti untuk membersihkan . Pendekatan
konvensional kontrol 'tempelan ' adalah dengan pembersihan mekanis dan kimia peralatan
operasional yang mengarah ke listrik, uap dan pelarut konsumsi . sebuah alternatif cara untuk
mengendalikan perekat adalah dengan menggunakan enzim esterase , yang menghidrolisis
dengan polivinil

f. protease dan lipase


Kulit binatang berisi rambut , protein dan lemak yang tidak diinginkan , yang perlu
dihapus sebelum diolah menjadi kulit . Secara konvensional , protein dan lemak yang tidak
diinginkan pada kulit dibuang oleh perlakuan mekanik dalam drum dengan air , dan soda di
tensides proses yang disebut perendaman , diikuti oleh suatu proses pengapuran , di mana
rambut dicerna oleh aksi sulfida . Protease dan enzim lipase mampu mendegradasi protein
dan lemak khusus , dan dapat digunakan dalam yang merendam dan pengapuran proses
sebagai suplemen. Menggunakan protease dan lipase dalam perendaman memerlukan kurang
waktu proses, tensides, dan soda, sehingga listrik dan penghematan kimia. Nielsen ( 2006)
menggunakan LCA untuk membandingkan dampak lingkungan perendaman dan pengapuran
proses konvensional dengan enzymeassisted proses . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dampak lingkungan memproduksi enzim kecil dibandingkan dengan dampak listrik dan
bahan kimia yang disimpan . The dihindari produksi sulfida , khususnya, disimpan cukup
banyak energi. Selain proses enzimatik mengurangi limbah polusi karena rambut itu tetap
utuh dan tidak dikonversi.

g. Pektat liase
Rawcotton mengandung kotoran seperti lilin dan mineral terikat ke noncellulosic
( pektin ) komponen . Kotoran ini menghambat pencelupan operasi dalam produksi kain
katun dan dihapus melalui proses yang disebut gosok . Penggosok konvensional
hightemperature sebuah proses kimia yang mengkonsumsi sejumlah besar energi, air dan
bahan kimia seperti hidrogen peroksida , natrium hidroksida dan natrium karbonat . Pektat
liase adalah enzim yang degradasi pektin dan digunakan dalam proses gosok untuk
membantu dengan menghilangkan kotoran dengan energi yang lebih rendah dan kimia
Konsumsi. Sebuah studi LCA oleh Nielsen et al . ( 2009) pada proses gosok menunjukkan
bahwa dampak enzim produksi rendah dibandingkan dengan dampak dari energi, air , dan
bahan kimia yang disimpan.

h. katalase
Kain rajutan dan benang untuk kain cahaya diputihkan dengan hidrogen peroksida
sebelum pencelupan dan setiap hidrogen peroksida kiri pada kain harus dihapus setelah
proses pemutihan untuk menghindari interferensi dengan langkahlangkah pencelupan
berikutnya . Hidrogen peroksida adalah tradisional dihapus oleh membilas kain dikelantang
dengan air panas atau dengan memperlakukannya dengan zat pereduksi ( natrium tiosulfat ) ,
mengkonsumsi sejumlah besar energi dan air dan , dalam beberapa kasus , bahan kimia.
Sebuah enzim katalase mampu menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen
pada suhu yang lebih

i. arylesterase
Serupa dengan katalase , enzim arylesterase dapat digunakan dalam kapas proses
pemutihan . Enzim mengkatalisis perhydrolyzes propilen glikol diasetat dan hidrogen
peroksida untuk propilena glikol dan asam perasetat . Bertindak asam perasetat sebagai agen
pemutih sesuai dengan kondisi operasional yang lebih ringan daripada tradisional pemutihan
proses , sehingga menghemat energi dan menghindari kehilangan kapas . sebuah LCA studi
oleh Dettore ( 2011) pada proses bleaching menunjukkan bahwa dampak lingkungan dari
proses pemutihan enzim – dibantu kecil dibandingkan dengan dampak lingkungan dari
konvensional proses pemutihan .

4. Peluang pengembangan teknologi enzim di Indonesia

Ribuan tahun yang lalu proses seperti membuat bir, membuat roti, dan produksi keju
melibatkan enzim yang belum diketahui jenisnya. Dalam cara konvensional ini, teknologinya
dipercayakan pada konversi enzim sebelum bangun pengetahuan yang koheren
dikembangkan.
Di negara barat, industri menggunakan enzim pada produksi yeast dan ragi dimana
pembuatan bir dan roti secara tradisional sudah jarang dikembangkan. Beberapa
perkembangan awal biokimia dipusatkan pada fermentasi yeast dan konversi energi pada
glukosa. Di negara timur, industri yang sama memproduksi sake dan banyak makanan
fermentasi, semuanya dibuat dari filamentous fungi sebagai sumber aktivitas enzim.
Pada tahun 1896, memperlihatkan permulaan yang sebenarnya dari teknologi
mikrobia enzim dengan pemasaran pertama takadiastase, campuran kasar dari enzim
hidrolitik yang disiapkan pada pertumbuhan jamur Aspergillus oryzae pada tepung gandum.
Perkembangan lebih lanjut dari penggunaan enzim meningkatkan proses secara konvensional
ke era baru. Meskipun sebagian besar produksinya masih menghasilkan enzim kasar.
Sampai saat ini lebih dari 200 enzim telah diisolasi dari mikroorganisme, tumbuhan
dan hewan, tetapi kurang dari 20 macam enzim yang digunakan pada skala komersial atau
industri. Kini, produsen enzim komersial memasarkan enzim dalam bentuk kasar karena
proses isolasinya lebih sederhana, terutama digunakan dalam makanan dan dalam industri
detergen (menggunakan enzim amilase), industri roti (menggunakan enzim proteinase),
industri pembuatan bir (menggunakan enzim betaglukanase, amiloglukosidase), industri
tekstil (menggunakan enzim amilase), industri kulit (menggunakan enzim tripsin), industri
farmasi dan obat-obatan (menggunakan enzim tripsin, enzim pankreatic tripsin).

a. Aplikasi Enzim Lipase Dalam Berbagai Bidang


Lipase mikroba merupakan suatu kelompok yang penting biotechnologically enzim
yang berharga , terutama karena fleksibilitas sifat mereka diterapkan dan kemudahan
produksi massal . mikroba lipase secara luas diversifikasi dalam sifat enzimatik mereka dan
spesifisitas substrat , yang membuat mereka sangat menarik untuk aplikasi industri . Di
segmen industri, dan lipase selulase diantisipasi untuk memposting keuntungan terbaik.
Diharapkan bahwa dalam fewyears berikutnya lipase akan mendapatkan keuntungan dari
fleksibilitas mereka dan penetrasi terus ke dalam deterjen dan pasar kosmetik . Selulase ,
yang berbagi fleksibilitas lipase ' , akan terus yang akan digunakan untuk meniru batu - cuci
denim sementara membuat keuntungan besar dalam industri pulp dan kertas sebagai
pemutihan lignin dan agen - removal .

Lipase dalam industri lemak dan oleokimia


Lipase merupakan bagian dari keluarga hidrolisis yang bertindak atas karboksilat
ikatan ester. Peran fisiologis lipase adalah untuk menghidrolisis trigliserida menjadi
digliserida, monogliserida, asam lemak, dan gliserol. Selain fungsi alami mereka
menghidrolisis ikatan ester karboksilat , lipase dapat mengkatalisis esterifikasi ,
interesterifikasi , dan transesterifikasi reaksi berair media. Fleksibilitas ini membuat enzim
lipase pilihan untuk aplikasi potensial dalam makanan , deterjen, farmasi , kulit, tekstil ,
kosmetik , dan industri kertas. Beberapa lemak jauh lebih berharga daripada yang lain karena
mereka struktur . Lemak kurang berharga dapat diubah menjadi lebih berguna spesies
menggunakan campuran metode kimia tetapi ini cenderung memberikan produk cukup acak .

Produksi polimer biodegradable


Lipase telah menjadi salah satu kelompok paling penting dari enzim untuk aplikasi
dalam sintesis organik . lipase dapat digunakan sebagai biokatalis dalam produksi berguna
biodegradable senyawa . 1 - Butil oleatewas dihasilkan oleh esterifikasi langsung butanol dan
asam oleat untuk mengurangi viskositas biodiesel digunakan musim dingin. Ester
trimetilolpropan juga sama disintesis sebagai pelumas . Lipase dapat mengkatalisis sintesis
ester dan reaksi transesterifikasi dalam sistem pelarut organik memiliki membuka
kemungkinan enzim katalis produksi poliester biodegradable . Poliester aromatik dapat
disintesis oleh Biocatalysis lipase.

Penggunaan lipase dalam industri tekstil


Lipase digunakan dalam industri tekstil untuk membantu dalam penghapusan ukuran
pelumas , untuk menyediakan kain dengan lebih serap untuk meningkatkan levelness dalam
pencelupan . Penggunaannya juga mengurangi frekuensi coretan dan retakan pada sistem
abrasi denim . Persiapan komersial yang digunakan untuk desizing denim dan kain katun
lainnya , mengandung kedua enzim alfa amilase dan lipase enzim. Rakuto Kasei Israel , Ltd
adalah enzim yang memproduksi untuk tekstil industri . Mereka menyediakan enzim untuk
desizing , cuci batu Denim dan Jeans , katalase sebagai Peroksida Kille (setelah pemutihan) ,
enzimatik cuci , polishing bio barang-barang rajutan , semua bahan kimia lainnya untuk jeans
pengobatan cuci batu dan pengobatan silikon. Dalam industri tekstil , poliester memiliki
kelebihan kunci tertentu termasuk

Lipase dalam industri deterjen


Bidang yang paling penting secara komersial dari aplikasi untuk lipase hidrolitik
adalah tambahan mereka terhadap deterjen , yang digunakan terutama dalam rumah tangga
dan industri binatu dan dalam rumah tangga mesin pencuci piring . Kekuatan pembersihan
deterjen tampaknya memiliki memuncak , semua deterjen mengandung bahan-bahan yang
sama dan didasarkan pada mekanisme detergensi serupa. Untuk meningkatkan detergensi ,
modern jenis deterjen bubuk tugas berat dan otomatis pencuci piring deterjen biasanya
mengandung satu atau lebih enzim , seperti protease , amilase , selulase dan lipase.

Lipase dalam pengolahan makanan , pengembangan rasa dan


Meningkatkan kualitas Pada hari ini , lemak dan modifikasi minyak adalah salah satu
daerah utama dalam industri pengolahan makanan yang menuntut Novel teknologi dan
ekonomi hijau . Minyak nabati Disesuaikan dengan nutrisi penting trigliserida terstruktur dan
iubah sifat fisikokimia memiliki potensi yang besar di masa depan pasar . Lipase mikroba
yang asam regiospecific dan lemak tertentu, yang penting besar dan dapat dimanfaatkan
untuk retailoring minyak nabati

Resolusi Campuran rasemat


Lipase dapat digunakan untuk menyelesaikan Campuran rasemat Dan mensintesis
blok Bangunan kiral untuk obat- obatan , agrokimia Dan Pestisida. Beberapa lipase
mempertahankan AKTIVITAS mereka Dalam, Data Toksisitas organik nonpolar . Artikel
Baru demikian dapat digunakan Dalam, hidrolisa ester tidak larut air , seperti Dalam, resolusi
rasemat Campuran melalui hidrolisis
alat diagnostik
Lipase merupakan target obat juga penting atau enzim penandadi sektor medis .
Mereka dapat digunakan sebagai alat diagnostik dan kehadiran mereka atau meningkatkan
tingkat dapat menunjukkan infeksi tertentu atau penyakit . Lipase digunakan dalam
penentuan enzimatik serum trigliserida untuk menghasilkan gliserol yang kemudian
ditentukan oleh enzim terkait reaksi kolorimetri . Tingkat lipase dalam serum darah dapat
digunakan sebagai alat diagnostik untuk kondisi mendeteksi seperti pankreatitis akut dan
pankreas cedera. Pankreatitis akut biasanya terjadi sebagai akibat dari penyalahgunaan
alkohol atau saluran empedu obstruksi .

Produk roti , permen dan bumbu keju


Lipase banyak digunakan dalam industri susu untuk hidrolisis lemak susu. Aplikasi
saat ini meliputi rasa peningkatan keju , percepatan pematangan keju, pembuatan keju seperti
produk , dan lipolisis dari mentega dan krim . Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh
tindakan lipase pada lemak susu memberkati banyak produk buku harian , terutama keju
lunak , dengan karakteristik rasa khusus mereka . Jadi penambahan lipase yang terutama
melepaskan rantai pendek ( terutama C4 dan C6 ) asam lemak mengarah pada pengembangan
tajam , tajam rasa, sedangkan pelepasan rantai menengah ( C12 , C14 ) lemak asam
cenderung menanamkan rasa sabun ke produk . Selain itu, asam lemak bebas mengambil
bagian dalam reaksi kimia sederhana, serta sebagai yang dikonversi oleh populasi

kosmetik
Unichem Internasional (Spanyol ) telah meluncurkan produksi dari isopropil miristat ,
isopropil palmitat dan 2 - ethylhexylpalmitate untuk digunakan sebagai emolien dalam
perawatan pribadi produk seperti kulit dan krim matahari - tan , minyak mandi dll amobil
Rhizomucor meihei lipase digunakan sebagai biokatalis . itu klaim perusahaan bahwa
penggunaan enzim di tempat konvensional katalis asam memberikan produk-produk
berkualitas lebih tinggi , memerlukan pemurnian hilir minimal. Ester lilin ( ester asam lemak
dan alkohol lemak ) memiliki persamaan aplikasi dalam produk perawatan pribadi dan juga
menjadi diproduksi secara enzimatik ( Croda Universal Ltd ) . perusahaan menggunakan C.
cylindracea lipase dalam bioreaktor.

Lipase dalam pengolahan teh


Kualitas teh hitam tergantung sebagian besar pada dehidrasi , melanggar mekanik dan
fermentasi enzimatik yang tunas teh dikenakan . Selama pembuatan hitam teh kerusakan
enzim lipid membran memulai formasi produk volatil dengan sifat rasa khas menekankan
pentingnya lipid dalam pengembangan rasa. Lipase diproduksi oleh Rhizomucor miehei
meningkatkan tingkat Asam lemak tak jenuh ganda yang diamati oleh penurunan total lipid
isi.

Lipase sebagai biosensor


Sebuah biosensor berdasarkan pembubaran enzim -katalis dari film polimer
biodegradable telah dikembangkan . polymerenzyme The sistem, poli ( trimetilen ) suksinat ,
diteliti untuk digunakan dalam sensor , yang terdegradasi oleh lipase . potensi bidang aplikasi
seperti sistem sensor adalah deteksi konsentrasi enzim dan pembangunan pakai
immunosensors berbasis enzim, yang mempekerjakan polymerdegrading enzim sebagai label
enzim. Probe polynucleotide radiolabelled telah dipekerjakan ekstensif untuk mendeteksi
asam nukleat komplementer dengan hibridisasi spesifik . Dalam beberapa tahun terakhir ,
berbagai metode telah dikembangkan menggunakan probe enzim –label untuk menghindari
isotop tidak stabil dan berbahaya . Dengan skrining berbagai enzim hidrolitik agar sesuai
dengan tuntutan khusus , lipase jamur ternyata yang paling praktis. Lipase dapat bergerak ke
pH / elektroda oksigen di kombinasi dengan oksidase glukosa , dan fungsi ini sebagai lipid
biosensor dan dapat digunakan dalam trigliserida dan penentuan kolesterol darah.

biodegradasi minyak
Biodegradasi hidrokarbon minyak bumi di lingkungan yang dingin , termasuk tanah
Alpine , adalah hasil dari adat adaptasi dingin mikroorganisme dapat mendegradasi
kontaminan ini . Tujuh genotipe yang terlibat dalam degradasi n – alkana ( P. putida GPo1
alkB , . Acinetobacter spp alkM ; Rhodococcus spp . alkB1 , dan Rhodococcus spp . alkB2 ) ,
hidrokarbon aromatik

Industri pulp dan kertas


Industri pulp dan kertas proses sejumlah besar biomassa lignoselulosa setiap tahun .
Teknologi untuk pulp manufaktur sangat beragam , dan banyak kesempatan yang ada untuk
aplikasi enzim mikroba . Secara historis , enzim telah menemukan beberapa penggunaan
dalam industri kertas , tetapi ini telah terutama terbatas pada bidang-bidang seperti modifikasi
pati mentah . The enzimatik metode kontrol lapangan menggunakan lipase telah di digunakan
dalam proses pembuatan kertas skala besar sebagai operasi rutin sejak awal tahun 1990-an.

Penggunaan lipase dalam produksi biodiesel


Keterbatasan sumber daya ( dan cepat semakin berkurang ) dari bahan bakar fosil ,
meningkatnya harga minyak mentah , dan masalah lingkungan hidup memilikimenjadi alasan
beragam untuk mengeksplorasi penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar alternatif.
The bahan bakar biodiesel dari minyak.

Degreasing dari kulit


Lipase merupakan suatu metode suara lebih ramah lingkungan dari menghapus lemak.
Untuk menyembunyikan sapi , lipase memungkinkan tensides menjadi diganti sepenuhnya.
Untuk kulit domba , yang berisi hingga 40 % lemak,

Limbah / cairan pengobatan / limbah


Lipase digunakan dalam lumpur aktif dan lain aerobik proses limbah , di mana lapisan
tipis lemak harus terus menerus dihapus dari permukaan tangki aerasi untuk memungkinkan
oksigen transportasi ( untuk mempertahankan kondisi kehidupan biomassa ) . ini skim cair
kaya lemak dicerna dengan lipase seperti bahwa dari C. rugosa . Rincian Efektif padatan dan
kliring dan pencegahan penyumbatan lemak atau syuting di limbah sistem yang penting
dalam operasi industri banyak . contoh meliputi: ( i ) degradasi organik puing – komersial
campuran lipase , selulase , protease , amilase , nutrisi anorganik , dedak gandum , dll
digunakan untuk tujuan ini , (ii ) limbah pengobatan, pembersihan tanki , septic tank ,
perangkap minyak , dan lain-lain Pengolahan limbah juga diperlukan dalam industri
pengolahan unit, seperti pemotongan hewan , industri pengolahan makanan , kulit industri ,
pengolahan limbah unggas. Kedua P. aeruginosaLP602 sel dan lipase yang ditampilkan untuk
dapat digunakan untuk kaya lipid pengolahan air limbah. Lemak di pabrik pengolahan air
limbah yang berisi terutama trigliserida dihidrolisis oleh amobil lipase. Sebuah produk dari
Oasis Lingkungan Ltd , WW07P mengandung

b. aplikasi medis
Lipase dan / atau esterases ( selanjutnya disebut sebagai esterases ) terisolasi dari
ngengat lilin ( Galleria mellonella ) ditemukan memiliki tindakan bacteriocidal pada
Mycobacterium tuberculosis ( MBT ) H37Rv . Studi awal ini dapat dianggap sebagai bagian
skrining tidak dipilih global bahan biologi dan lainnya untuk mendeteksi sumber baru yang
menjanjikan obat. Lipase dapat digunakan sebagai alat bantu pencernaan. Lipase adalah
aktivator Tumor Necrosis Factor dan karena itu dapat digunakan dalam pengobatan tumor
ganas. Meskipun lambung manusia lipase ( HGL ) merupakan lipase asam yang paling

c. Aplikasi Enzim Dalam Bidang industri deterjen


Surfaktan adalah konstituen utama dari deterjen yang menghilangkan noda dari
pakaian selama laundrywashing . surfaktan paling aktif pada temperatur tinggi dan jumlah
besar energi yang digunakan untuk memanaskan air cucian , khususnya di negara-negara
dingin . Selain itu , surfaktan dilepaskan ke lingkungan setelah cuci beracun untuk spesies air
kecuali mereka dihapus dalam efisien instalasi pengolahan air limbah. Enzim memiliki
kemampuan untuk menurunkan noda di cuci rendah suhu dan kurang beracun dari surfaktan
dan digunakan sebagai suplemen dalam deterjen. Nielsen dan Skagerlind ( 2007) melakukan
studi pada LCA model deterjen di mana empat enzim ( protease , lipase , amilase dan selulase
) diganti tiga surfaktan ( alkohol teretoksilasi , linier alkil benzena sulfonat dan sabun natrium
)

d. Aplikasi Enzim Dalam Bidang industri Makanan dan Minuman


Produk makanan dan minuman adalah sumber utama dari lingkungan Dampak karena
mereka menggunakan besar jumlah bahan baku pertanian, energi dan air. pertumbuhan
populasi dan ekonomi membaik di banyak negara meningkat permintaan untuk produk
makanan dan minuman , dan makanan dan industri minuman perlu mengurangi dampak
lingkungan per unit produk yang dihasilkan. enzim memiliki telah digunakan dalam produksi
makanan dan minuman selama bertahun-tahun untuk Produksi bahan dan hasil perbaikan.
Beberapa enzim yang membantu untuk meningkatkan hasil dalam industri makanan dan telah
dikenakan LCA penelitian diringkas dalam bagian berikut.

e. Aplikasi Enzim Dalam Bidang industri Pakan Ternak


Beberapa konstituen pakan ternak tidak terdegradasi oleh ternak dan oleh karena itu
energi, protein dan mineral tidak sepenuhnya dimanfaatkan . Pakan dan konsumsi mineral
karena mungkin lebih tinggi dari yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah daging.
Produksi pakan dan suplemen anorganik adalah energi – intensifdan nutrisi tercerna
dikeluarkan oleh ternak ke dalamlingkungan menyebabkan masalah pencemaran. Enzim
mampu komponen kompleks merendahkan dalam pakan , dan penambahan enzim diproduksi
industri meningkatkan energi dan nutrisi nilai pakan dan mengurangi emisi ke lingkungan
Enzim yang digunakan dalam industri pakan ternak yang telah dikenakan penelitian LCA
adalah diringkas dalam bagian berikut .

f. Aplikasi Enzim Dalam Bidang Farmasi


Sintesis bahan farmasi melibatkan beberapa reaksi langkah dan unit operasi, yang
mengkonsumsi energi dan bahan kimia , menghasilkan limbah berbahaya dan menyebabkan
dampak lingkungan. Perusahaan farmasi karena itu di bawah tekanan untuk mengembangkan
dan menerapkan ramah lingkungan proses. Penerapan enzim dalam sintesis bahan farmasi
memiliki potensi untuk mengurangi beban lingkungan dan enzim yang telah dikenakan
AMDAL atau Studi LCA diringkas dalam bagian berikut .

g. Aplikasi Enzim Dalam Bidang Industri Ki mia


industri kimia memainkan peran penting dalam memasok murni senyawa enansiomer
untuk farmasi dan kosmetik industri , dll enantiomer secara tradisional diproduksi melalui
rute sintetis dengan resolusi campuran rasemat menggunakan bahan kimia katalis. Namun ,
rute sintetis melibatkan banyak reaksi menengah dan mengkonsumsi sejumlah besar bahan
baku , energi dan pelarut , serta menghasilkan limbah bermasalah . Enzim yang sangat
spesifik dapat digunakan sebagai alternatif katalis kimia dan penggunaan enzim menghemat
energi, bahan kimia dan limbah karena spesifisitas tinggi dan kondisi ringan reaksi. Bagian
berikut memberikan wawasan enzim yang digunakan dalam produksi bahan kimia yang telah
tunduk pada studi AMDAL .
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Enzim merupakan unit protein fungsional yang berperan mengkatalisis reaksi-reaksi
dalam metabolisme sel dan reaksi-reaksi lain dalam tubuh
b. Pengertian enzim secara umum yaitu enzim merupakan senyawa organik bermolekul
besar yang berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh
tanpa memperngaruhi keseimbangan reaksi. Enzim banyak berperan pada pemecahan
beberapa masalah vital di era modern seperti sekarang, misalnya produksi makanan,
kekurangan dan pemeliharaan energi, dan peningkatan lingkungan dan beberapa
industri.
c. Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan,
hewan, dan dari mikroorganisme yang terseleksi.
d. Produksi enzim secara industri saat ini sangat mengandalkan metode fermentasi
tangki dalam (deep tank). Dalam produksi enzim, menggunakan batch untuk proses
fermentasi dengan aerasi yang baik (diagram 1), tetapi proses mungkin ditingkatkan
dengan memelihara satu atau beberapa komponen selama fermentasi.
e. Produk enzim dari mikroba harus memenuhi spesifikasi yang ketat berkenaan dengan
sifat racun dan aspek keamanan yang lain dengan legislasi.
f. Untuk mengatasi hambatan pemisahan enzim dari substratnya dan produk, serta
enzim yang sulit untuk digunakan secara berulang-ulang, maka dilakukan proses
immobilisasi.
g. Saat ini, produsen enzim komersial memasarkan enzim dalam bentuk kasar karena
proses isolasinya lebih sederhana, terutama digunakan dalam makanan dan dalam
beberapa industri.

2. Saran
Dengan penulisan makalah ini semoga dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca
khussusnya tentang enzim-enzim yang dapat diproduksi secara bioteknologi dan
mengetahui peluang pengembangan teknologi enzim di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Albert Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Amalia, 2002, Amobilisasi Enzim Papain dari Getah Pepaya pada Zeolit Alam yang Telah

Brockerhoff, I dan R.G. Jensen, 1974, Lipolytic Enzimes, Academic Press, London.

Cahyaningrum Sari Edi, 2009, Peranan Jembatan Kation Logam Dalam Imobilisasi Papain
Pada Kitosan, Disertasi, Jurusan Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta.

Campbel and Reece. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hameed A, Hasan F, Shah AA. 2006. Industrial applications of microbial lipases. J Enzyme
and Microbial Technology. 39 : 235–251.

Jegannathan RK, Nielsen HP. 2013. Environmental assessment of enzyme use in industrial
production. Journal of Cleaner Production. 42 : 228e240.

John E. Smith. 1981. Biotechnology. London: Edward Arnold Publisher.

Krajewska, B., 2004, Application of Chitin and Chitosan based Materials for Enzyme
Immobilzations: a Review, Enz Microb. Technol., 35, 126-139

Lehninger, A.L. 1990, Dasar-dasar Biokimia (diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaya),


Edisi 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Primrose. 1987. Modern Biotechnology. London: Blackwell Scientific Publications.

https://docplayer.info/35292869-Bab-i-pendahuluan-teknologi-aplikasi-enzim-menyebabkan-
penggunaan-enzim-dalam-industri-semakin.html

http://www.biotek.lipi.go.id/index.php?option=content&task=view&id=36. Diakses tanggal


12 Maret 2008.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Enzim. Diakses tanggal 12 Maret 2008. Diaktifasi, Universitas


Andalas, Padang

Anda mungkin juga menyukai