“ENZIM”
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 1 :
PENDIDIKAN BIOLOGI C / II
Puji dan syukur kami ucapkan kepada TYME atas berkat dan kemurahan-Nya kami
kelompok satu bisa menyelesaikan makalah kami ini dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
“BIOKIMIA” dengan materi “ENZIM”. Kami juga berterimakasih kepada Dosen pengampuh
mata kuliah Biokimia yang telah memberikan kami tugas dan membimbing dan mengarahkan
kami, sehingga pembuatan makalah kami ini berjalan dengan baik.
Kami sadar dalam pembuatan makalah kami ini juah dari kesempunaa. Baik dalam
pengetikan dan bentuk penyusunan makalah yang baik, sudah jauh berbeda dan tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Maka dari itu kami mohon kepada para pembaca, supaya dapat
memberikan saran dan komentar yang membangun. Suapaya dalam menyelesaikan makalah
selanjutnya kami bisa memperbaikinya.
Besar harapan kami, semoga materi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfat bagi
kita semua, terimaksi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4
1.3 TUJUAN................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Enzim...................................................................................................................6
2.2 Sejarah perkembangan...........................................................................................................6
2.3 Tatanama dan Klasifikasi Enzim...........................................................................................8
2.4 Ciri-ciri Enzim.....................................................................................................................11
2.5 Sumber Enzim......................................................................................................................12
2.6 Jenis-jenis Enzim.................................................................................................................13
2.7 Struktur Enzim.....................................................................................................................16
2.8 Cara Kerja Enzim.................................................................................................................16
2.9 Faktor yang Mempengaruhi Enzim......................................................................................17
2.10 Peranan dan Fungsi Enzim Dalam Kehidupan..................................................................19
BAB III..........................................................................................................................................21
PENUTUP.....................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................21
3.2 Saran.....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
BAB II
PENDAHULUAN
Sejak tahun 1926 pengetahuan tentang enzim atau enzimologi berkembang dengan cepat.
Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi
termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein
(apoenzim) dan suatu gugus bukan protein.
Enzim merupakan zat yang paling menarik dan penting di alam. Pertama, sangat penting
untuk menyadari bahwa enzim bukan merupakan benda hidup. Mereka benda mati, sama seperti
mineral. Tapi juga tidak seperti mineral, merka dibuat oleh sel hidup. Enzim adalah benda tak
hidup yang diproduksi oleh sel hidup.
Oleh karena itu, enzim sudah tidak diragukan memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan. Tidak hanya dalam kehidupan manusia, tetapi bagi hewan dan tumbuhan. Bahkan
bisa dikatakan bahwa enzim berperan penting dalam kelangsungan alam ini.
PEMBAHASAN
Enzim merupakan protein yang dihasilkan oleh organisme dan berfungsi sebagai
katalisator hayati yang sangat efesien. Enzim bisanya terdapat dalam sel dengan konsentrasi
yang sangat rendah, dimana mereka dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengubah posisi
kesetimbangan artinya baik laju reaksi maju maupun laju reaksi kebalikannya ditingkatkan
dengan kelipatan yang sama.
Katalis adalah zat yang menyebabkan reaksi kimia dapat berlangsung, dan dalam sel
mungkin berlangsung ratusan reaksi yang masing-masing memerlukan enzim tertentu. Enzim
mengkatalisis suatu sintesis yaitu pembentukan senyawa kompleks dari molekul sederhana, atau
mengkatalisis degradasi yaitu molekul kompleks dirombak menjadi unit yang sederhana dengan
cara hidrolisis.
Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia
pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari sebagai jurusan tersendiri, tetapi sejumlah program
studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu
pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh sekresi
pelarut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah diketahui. Namun,
mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum teridentifikasi.
Pada abad ke-19, ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh ragi, Louis
Pasteur menyimpulkan bahwa frementasi ini dikatalisis oleh gaya dorong vital yang terdapat
dalam sel ragi, disebut sebagi “fermen”, dan diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh
organisme hidup. Ia menulis bahwa “fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan
dengan kehidupan dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel
tersebut”.
Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kuhne (1837-1900) pertama kali
menggunakan istilah “enzyme”, berasal dari bahasa Yunani yang berarti “dalam bahan
pengembang” (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata “Enzyme” kemudian digunakan untuk
merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan kata ferment digunakan untuk merujuk pada aktivitas
kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannnya mengenai kemampuan ekstrak
ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet
eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa gula difrementasi bahkan apabila sel
ragi tidak terdapat pada campuran. Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai
“zymase” (zimase). Pada tahun 1907, ia menerima penghargaan nobel dalam bidang kimia atas
riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya. Mengikuti praktek Bucner,
enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya,
untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran –ase ditambahkan pada nama substrat enzim
tersebut (contohnya : lactase: merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis
reaksi yang dikatalisis (contohnya: DNA polymerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian pada sifat-
sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa aktivitas enzim
diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti Richard Willstatter berargumen
bahwa protein hanyalah bertindak sebagai pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat
melakuakan katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B. Summer mengkristalisasi enzim urease
dan menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein
murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang
meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan komotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih
penghargaan Nobel tahun 1946 pada bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan struktur enzim
ditentukan melalui Kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali diterapkan pada lisozim, enzim
yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur putih, yang mencerna lapisan pelindung
beberapa bakteri. Struktur enzim ini dipecahkan oleh sekolompok ilmuan yang diketahui oleh
David Chilton Phillips dan dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi
tinggi ini menandai dimulainya bidang biologi structural untuk memahami bagaimana enzim.
2.3 Tatanama dan Klasifikasi Enzim
Sebagian besar enzim diberi nama dengan manambahkan akhiran –ase pada nama
substrat enzim tersebut. Sebagai contoh, Maltase bekerja pada maltose, Urease pada urea
den sebagainya.
Digit :
2. Klasifikasi Enzim
Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis, daya
katalisisnya, dan cara terbentuknya.
Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan, hewan,
dan dari mikroorganisme yang terseleksi. Enzim yang secara tradisional diperoleh dari tumbuhan
termasuk protease (papain, fisin, dan bromelain), amylase, lipoksigenase, dan enzim khusus
tertentu. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pankraes, lipase dan enzim
untuk pembuatan mentega. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pancreas,
lipase, dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari kedua sumber tumbuhan dan hewan tersebut
mungkin timbul banyak persoalan, yakni : untuk enzim yang berasal dari tumbuhan, persoalan
yang timbul anatara lain variasi musim, konsentrasi rendah dan biaya proses yang tinggi.
Sedangkan yang diperoleh dari hasil samping industry daging, mungkin persediaan enzimnya
terbatas dan ada persaingan dengan pemanfaatan lain. Sekarang jelas bahwa banyak dari sumber
enzim yang tradisional ini tidak memenuhi syarat untuk mencukupi kebutuhan enzim masa kini.
Oleh karena itu, penigkatan sumber enzim sedang dilakukan yaitu dari mikroba penghasil enzim
yang sudah dikenal atau penghasil enzim-enzim baru lainnya.
Program pemilihan produksi enzim sangat rumit, dan dalam hal tertentu jenis kultivasi
yang digunakan bahwa galur tertentu hanya akan menentukan metode seleksi galur. Telah
ditunjukkan bahwa galur tertentu hanya akan menghasilkan konsentrasi enzim yang tinggi dari
permukaan atau media padat, sedangkan galu yag lain memberi respon pada teknik kultivasi
terbenam (submerged), jadi teknik seleksi harus seleksi harus sesuai dengan proses akhir
produksi komersial.
Enzim Sumber
α- amylase Aspergillus oryzae
2.6 Bacillus amyloliquefaciens Jenis-
jenis Bacillus licheniformis Enzim
a. β-glukonase Aspergillus niger Rannet
R a n n Bacilluseamyloliquefaciens
t a d a
Glucoamy lase Aspergillus niger dari
Rhizopus sp bahan
Glukosa isomerase Arthobacter sp
dasar
Bacillus sp
Lactase Kluyveromyces sp usus.
Lipase Candida lypolytica Susu
Pectinase Aspergillus sp
adalah
Penicillin acylase Eschericia coli
Protease, asam Aspergillus sp cairan
Protease, alkali Aspergillus oryzae yang
Bacillus sp
Protease, netral Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus thermoproteolyticus
Pullulanase Klebsiela aerogenes
tersusun atas protein yang terutama kasein yang dapat mempertahankan bentuk cairnya.
Rannet merupakan kelompok enzim protease yang ditambahkan pada susu pada saat
pembuatan keju. Rannet berperan untuk menghidrolisis kasein terutama kappa keasein
yang berfungsi mempretahankan susu dari pembekuan. Enzim yang palin umum yang
diisolasi dari rannet adalah chymosin. Chymosin dapat diisolasi dari beberapa jenis
binatang, mikroba atau sayuran, akan chymosin yang berasal dari mikroorganisme lokal
atau asli yang belum mendapat rekayasa genetic kadang aplikasinya dalam pembuatan
keju atau chedder menjadi kurang efektif.
b. Lactase
Lactase adalah enzim likosida hydrolase yang berfungsi untuk memecah laktosa
menjadi gula penyususnnya yaitu glukosa dan galaktosa. Tanpa suplai atau produksi
enzim lactase yang cukup dalam usus halus, akan menyebabkan terjadinya lactase
intolerant yang mengakibatkan rasa tidak nyaman diperut seperti kram, banyak buang
gas, atau diare dalam saluran cerna selama proses pencernaan produk-produk susu.
Secara komersial lactase komersial lactase digunakan untuk menyiapkan produk-produk
bebas laktosa seperti susu. Ini juga dapat digunakan untuk membuat es krim untuk
membuat cream dan rasa produk yang lebih manis. Lactase biasanya diisolasi dari yeast
(Kluyveromyces sp.) dan fungi (Aspergillus sp.)
c. Katalase
Katalase adalah enzim yang dapat diperoleh dari hati sapi (bovine livers)atau
sumber microbial. Dan digunakan untuk mengubah hydrogen peroksida menjadi air dan
molekul oksigen. Enzim ini digunakan secara terbatas pada proses produksi keju.
d. Lipases
Lipase digunakan memecah atau menghidrolisis lemak susu dan memberikan
flavor keju khas. Flavor dihasilkan oleh karena adanya asam lemak bebas yang
diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis.
e. Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida dari
senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana (asam
amino). Contoh protease yang dapat dimanfaatkan adalah bromelin dan papain sebagai
bahan pengempuk daging.
f. Amylase
Amylase merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis amilum (pati) menjadi
gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amylase dapat digunakan dalam
proses pembuatan biscuit, minuman beralkohol, dan pembuatan sirup glukosa.
g. Oksidoreduktase
Golongan enzim yang mengkatalisis pengambilan atom hydrogen dari suatu
senyawa baik dehidrogenese maupun oksidase
h. Transferase
Enzim yang mengkatalisis reaksi pemindahan suatu gugus dari sautu senyawa
kepada senyawa lain.
i. Hydrolase
Enzim yang berperan sebagai katalisis pada reaksi hidrolisis, baik pemecahan
ester, glikosida, dan peptide.
j. Liase
Enzim mengkatalisis dalam reaksi pemisahan gugus dari suatu substrat (bukan
cara hidrolisis) atau sebaliknya.
k. Isomerase
Enzim yang bereaksi pada reaksi perubahan intramolekuler
l. Ligase
Enzim yang mengkatalisis reaksi penggabungan dua molekul.
2.7 Struktur Enzim
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu dalam
ragi. Menurut Mayrback (1952), enzim adalah senyawa protein yang dapat mengatalisis reaksi-
reaksi kimia dalam sel dan jaringan makhluk hidup. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa enzim adalah biokatalisator, yang artinya senyawa organic berupa protein bermolekul
besar yang dapat mempercepat jalannya reaksi-reaksi metabolisme tanpa mengalami perubahan
struktur kimia.
Kebanyakan enzim yang terdapat didalam alat-alat atau organ-organ organisme hidup
berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung dan cairan
pancreas. Pembentukan enzim memerlukan bahan baku asam amino sehingga pembentukannya
akan mengalami hambatan jika sumber bahan baku ini berkurang. Beberpa enzim, seperti pepsin,
tripsin dan kimotripsin yang hanya terdiri atas satu rantai polipeptida disebut enzim monomeric.
Enzim lain, seperti heksokinase, laktat dehydrogenase, endase dan piruvat kinase yang terdiri
atas dua atau lebih rantai polipeptida disebut enzim oligomerik. Seperti protein, enzim dapat
mengalami denaturasi, misalnya akibat pengaruh pemanasan, gelombang ultrasonic dan radiasi
ultraviolet atau pengaruh penambahan asam, basa dan pelarut organic terntentu. Denaturasi ini
menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau tidak dapat bekerja.
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan
apoenzim, sedangakan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugu
prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organic
yang mengandung logam.
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu ke satuanyang disebut haloenzim, tapi
ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus protestiknya tidak menaytu. Bagian gugus
propestik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif seperti halnya gugus propestik. Contoh
koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (missal : vitamin B1, B2, B6, oniasindan biotin).
Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik biokimia enzim sama
karakteristik protein, yang disintesis oleh sel memerlukan DNA, bila rusak oleh lingkungan yang
tidak mendukung seperti akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan barrier energy aktivasi,
sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada sel hidup. Enzim dapat
mepercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tetapi jauh lebih lambat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enzim merupakan protein yang dihasilkan oleh organisme dan berfungsi sebagai
katalisator hayati yang sangat efesien. Enzim bisanya terdapat dalam sel dengan konsentrasi
yang sangat rendah, dimana merka dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengubah posisi
kesetimbangan artinya baik laju reaksi maju maupun laju reaksi kebalikannya ditingkatkan
dengan kelipatan yang sama.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkatan keasaman) optimum
yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika
suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim huga dipengaruhi oleh molekul lain. Inbihitor
adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah yang meningkatkan aktivitas
enzim. Banyak obat dan racun adalah inhibitor enzim.
3.2 Saran
Kesempurnaan makalh ini tergantung pada motivasi dan saran yang membangun dari
para pembaca. Maka dari itu, penulis mengharapkan masukan ataupun saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2016.”enzim”. (http://ikhsankes.blogspot.co.id/).
Fauzanna,nada.2014.”makalah
biokimia”(https://nadafauzannablog.wordpress.com/2014/05/27/makalah-biokimia-enzim/).
Wahyudi,rony.2013.”makalah tentang enzim”(http://www.mentari-dunia.com/2013/02/makalah-
tentang-enzim.html).