Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“PERANAN DAN MEKANISME ENZIMATIS MIKROBA DALAM


BIOTEKNOLOGI”

Mata Kuliah Bioteknologi

Dosen Pengampu : Isnainar, S.Pd., M.Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

MUH. YAZID ILMANY A22120029

MARCELLA DIVARANI LELONO A22120061

ANNI BATU A22120110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sebisa mungkin menulis upayakan dengan didukung bantuan


dari berbagai pihak sehingga penyusunan makalah berjalan dengan baik dan lancar. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa juga penulis sangat
mengharapkan semoga makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya.

Palu, Februari 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

A. Mekanisme Reaksi Enzimatis ................................................................................. 3


B. Peran Mikroba Dalam Bioteknologi ...................................................................... 8
C. Contoh Reaksi Enzim Oleh Mikroba ..................................................................... 8
D. Contoh Penelitian Bioteknologi Yang Menggunakan Mikroba .......................... 9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................12

A. Kesimpulan ...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi
kimia dalam sistem biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini
adalah protein. Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya
sebagai protein. Enzim mengikat molekul substrat membentuk kompleks enzim
substrat yang bersifat sementara dan lalu terurai membentuk enzim bebas dan
produknya (Lehninger, 1995). Enzim mempunyai kekhususan aktivitas, yaitu
peranannya sebagai katalis hanya terhadap satu reaksi atau beberapa reaksi yang
sejenis saja. Jadi dapat melibatkan beberapa jenis substrat (Poliana dan MacCabe,
2007). Spesifinitas enzim didefinisikan sebagai kemampuan suatu enzim untuk
mendiskriminasikan substratnya berdasarkan perbedaan afinitas substrat-substrat
untuk mencapai sisi aktif enzim. Sifat spesifinitas ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan
reaksi atau jenis produk yang diharapkan (Stryer, 2000).
Mikroorganisme adalah semua makhluk hidup dengan berbagai ukuran mikron
atau lebih kecil. Bakteri tersebut termasuk Jamur atau jamur bermutu rendah, ragi
yang masuk secara sistemik kombinasi jamur, alga, hewan uniseluler atau protozoa
dan virus hanya terlihat di bawah mikroskop elektron (Dwidjoseputro, 1990). Tidak
semua jenis mikroorganisme bersifat buruk bagi manusia. Terdapat mikroorganisme
yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk makanan.
Bioteknologi adalah salah satu bidang ilmu dalam biologi yang mengkaji bagaimana
sebuah komponen mahkluk hidup dapat dimanfaatkan untuk menhasilkan produk
yang dapat digunakan oleh manusia. Pemanfaatan makhluk hidup ini salah satunya
menggunakan bakteri maupun jamur sebagai agen untuk mengubah makanan menjadi
produk baru yang mempunyai kualitas dan gizi yang baik bagi kesehatan manusia.
Bioteknologi terbagi menjadi dua jenis, yaitu bioteknologi konvensional dan
bioteknologi Modern. Produk bioteknologi konvensional termasuk kecap, keju,
yogurt, kefir, nata, tape dan tempe. Pada saat yang sama, produk bioteknologi modern
mencakup glukosa yang dihasilkan oleh enzim dan hidrolisis Enzim dan beberapa
bahan tambahan makanan dan produk yang dimodifikasi secara genetic.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
mekanisme reaksi enzimatis dan peranan mikroba dalam bioteknologi.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme reaksi enzimatis?
2. Bagaimana peran mikroba dalam bioteknologi?
3. Apa saja contoh reaksi enzimatis oleh mikroba?
4. Apa saja contoh penelitian bioteknologi yang menggunakan mikroba?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme reaksi enzimatis
2. Untuk mengetahui peran mikroba dalam bioteknologi
3. Untuk mengetahui contoh reaksi enzimatis oleh mikroba
4. Untuk mengetahui penelitian bioteknologi yang menggunakan mikroba

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mekanisme Reaksi Enzimatis


Berdasarkan tempat bekerjanya, bakteri memiliki juga jenis enzim yaitu
endoenzim dan eksoenzim. Endoenzim yaitu enzim yang berkerja dalam sel,
sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang bekerja di luar sel. Sebagian besar eksoenzim
bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim menguraikan molekul kompleks
menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih sederhana. Molekul-molekul yang
lebih kecil ini kemudian dapat memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel.
Karena melibatkan reaksi, eksoenzim sebagian besar berperan sebagai enzim
hidrolitik untuk mereduksi bahan yang memilki berat molekul besar ke dalam
kompleks yang dibangunnya dengan memasukkan air ke dalam molekul. Molekul-
molekul kecil yang terlepas kemudian diangkut kedalam sel dan di assimilasi
(dicerna).
Aktivitas enzimatis mikroorganisme, yaitu sebagai berikut:
a) Uji aktivitas eksoenzim, yaitu:
1. Uji amilolitik
2. Uji lipolitik
3. Uji proteolitik
b) Uji aktivitas endoenzim, yaitu:
1. Uji oksidase
2. Uji katalase
3. Uji Triple Sugar Iron Agar

Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai mekanisme aktivitas/reaksi


enzimatis pada mikroorganisme, yaitu sebagai berikut:

a) Uji aktivitas eksoenzim


1. Uji amilolitik

Dalam uji amilolitik digunakan pati sebagai nutrisi mikroba tetapi terlebih
dahulu dihidrolisis dulu menjadi bentuk yang sederhana yakni glukosa dengan
bantuan enzim amilase. Enzim amilase memecahkan ikatan glikosidik dari pati
yang terletak di α-1.4 rantai glukan pati dari sebelah dalam sehingga
menghasilkan glukosa terlarut yang dapat ditransfer masuk kedalam sel. Pada uji

3
amilolitik ini, digunakan Nutrien Agar yang mengandung pati 2%, hal ini karena
media tersebut merupakan medium untuk pertumbuhan bakteri, selain itu
kandungan pati yang terkandung dalam media NA yang nantinya akan digunakan
untuk produksi amilase. Indikator yang digunakan pada uji amilolitik ini adalah
lugol iodin, dimana pati akan berekasi dengan lugol iodin membentuk kompleks
berwarna biru hitam yang terlihat pada media. Warna biru hitam tersebut terjadi
apabila lugol iodin masuk kedalam bagian kosong pada pati yang berbentuk spiral.
Sehingga akan terlihat sebagaian zona jernih di sekeliling koloni. Dengan adanya
zona bening ini, menunjukkan adanya aktivitas dari enzim amilase dalam proses
menghidrolisis pati (Panil, 2004).

Cara kerja:

1) Inokulasi Nutrient Agar yang mengandung pati (2 g/l) dengan E. coli dan
Bacillus sp. secara streak.

2) Inkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC

3) Setelah selesai inkubasi, tetesi cawan dengan lugol’s iodine secukupnya


sehingga seluruh permukaan media terkena.

4) Hidrolisis zat pati terlihat sebagai zona jernih di sekeliling koloni,


sedangkan hasil negatif ditunjukkan warna sekitar koloni tetap biru hitam.

2. Uji lipolitik

Uji lipolitik ditujukan untuk mengetahui kemampuan mikroba dalam


menghasilkan enzim lipase dari hasil metabolisme mikroba. Untuk mendapatkan
makanan atau nutrisi dari lipid, terlebih dahulu harus menghidrolisis atau
memotong-motong lipid tersebut menjadi bentuk sederhana yakni gliserol dan
asam lemak. Untuk memperoleh gliserol dan asam lemak, maka dilakukan
pemutusan ikatan ester yang terdapat didalam lipid. Dalam perlakuan ini terdapat
beberapa macam prosedur untuk mengetahui aktivitas enzim lipase diantaranya
adalah menggunakan media Trybutirin agar, rodhaminer agar dan spiritblue agar.
Dengan adanya atau munculnya bercak-bercak kuning disekeliling koloni, maka
ada aktivitas enzim lipase pada media tersebut. Apabila muncul bercak-bercak
yang tetap berwarna merah berarti perlakuan negatif.

4
Cara kerja:

1) Inokulasikan Bacillus sp. dan E. coli pada media Tributyrin Agar dengan
indikator neutral red

2) Inkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam.

3) Reaksi positif ditandai oleh bercak-bercak kuning disekeliling koloni,


sedangkan reaksi negatif ditandai oleh bercak-bercak yang tetap berwarna
merah.

3. Uji proteolitik

Uji proteolitik berfungsi untuk mengetahui kemampuan organisme


menghasilakn enzim protease. Proses hidrolisis protein secara bertahap akan
menghasilkan bentuk yang lebih sederhaan yakni asam-asam amino. Proses ini
dinamakan peptonisasi atau proteolisis. Aktivitas proteolitik dikatakan berhasil
apabila ada terbentuk zona jernih atau bening disekitar koloni.

Cara kerja:

1) Inokulasikan Bacillus sp. dan E. coli pada Skim Milk Agar (SMA)

2) Inkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam.

3) Aktivitas proteolitik ditunjukkan oleh terbentuknya zone jernih di


sekeliling koloni.

b) Uji aktivitas endoenzim


1. Uji oksidase

Enzim oksidase memegang peranan penting dalam transport elektron selama


respirasi aerobik. Sitokrom oksidase mengkatalisis oksidasi dan reduksi sitokrom
oleh molekul oksigen. Enzim oksidase dihasilkan oleh bakteri aerob, fakultatif
anaerob, dan mikroaerofilik. Mikroorganisme ini menggunakan oksigen, sebagai
akseptor elektron terakhir selama penguraian karbohidrat untuk menghsilkan
energi. Kemampuan bakteri memproduksi sitokrom oksidase dapat diketahui dari
reaksi yang ditimbulkan setelah pemberian reagen oksidase pada koloni bakteri.
Enzim ini merupakan bagian dari kompleks enzim yang berperan dalam proses
fosforilasi oksidatif. Reagen yang digunakan adalah tetramethyl-D

5
phenylenediamine dihydrocloride. Reagen akan mendonorkan elektron terhadap
enzim ini sehingga akan teroksidasi membentuk senyawa yang berwarna biru
kehitaman. Positif tertunda (warna biru muncul antara 10-60 detik setelah ditetesi)
menandakan bahwa bakteri uji memiliki sedikit enzim. Tidak adanya perubahan
warna mengindikasikan bahwa uji yang dilakukan negatif (Zhongqi, 2004).

Cara kerja:

▪ Koloni bakteri diambil satu tetes (sebaiknya dari biakan cair) secara
aseptis dan diinokulasikan pada objectglass.

▪ Diatas object glass diberi kertas merang yang sehingga tetesan tersebar
pada kertas.

▪ Tetesi dengan reagen, lalu lihat perubahan yang terjadi.

▪ Jika warna berubah menjadi biru marun maka hasil uji positif, sedangkan
bila tidak terjadi perubahan maka hasil uji negatif. Hasil uji positif tertunda
jika warna biru muncul antara 10-60 detik setelah ditetesi.

2. Uji katalase

Produksi katalase bisa diidentifikasi dengan menambahkan reagen H2O2 pada


suspense bakteri. Hasil positif pada uji menunjukkan terdapat gelembung-
gelembung gas hasil hasil produksi enzim katalase. Selama respirasi aerobik
(proses fosforilasi oksidatif), mikroorganisme menghasilkan hidrogen peroksida,
bahkan ada yang menghasilkan superoksida yang sangat beracun. Senyawa ini
dalam jumlah besar akan menyebabkan kematian pada mikroorganisme. Senyawa
ini dihasilkan oleh mikroorganisme aerobik, fakultatif aerob maupun
mikroaerofilik yang menggunakan jalur respirasi aerobik. Superoksida dismutase
adalah enzim yang bertanggung jawab untuk penguraian khususnya superoksida
pada organisme aerob yang bersifat katalase negatif. Produksi katalase bisa
diidentifikasi dengan menanmbahkan reagen H2O2 pada suspensi bakteri. Jika
dihasilkan gelembung gas, berarti bakteri tersebut mampu memproduksi enzim
katalase. Jika tidak dihasilkan gelembung gas berarti uji katalase dinyatakan
negatif.

Cara kerja:

6
1) Koloni bakteri diambil satu ose secara aseptis dan diinokulasikan pada
object glass.

2) Dengan menggunakan pipet tetes, 3% H2O2 diteteskan pada Object glass


secukupnya.

3) Amati adanya gelembung untuk hasil positif dan tidak ada gelembung
untuk hasil negatif (hati-hati membedakan antara gelembung yang muncul
dari sel dengan kumpulan sel yang mengambang akibat ditambahi reagen).

3. Uji Triple Sugar Iron Agar

TSIA adalah uji yang dirancang untuk membedakan beberapa jenis bakteri
yang termasuk kelompok Enterobacteriaceae, yang bersifat gram negatif dan
memfermentasikan glukosa membentuk asam sehingga dapat dibedakan dengan
bakteri gram negatif intestinal lain. Perbedaan ini didasarkan pada pola fermentasi
karbohidrat dan produksi H2S pada tabung reaksi. Untuk mengamati fermentasi
karbohidrat, media TSIA mengandung laktosa dan sukrosa dengan konsentrasi
1%, dan mengandung glukosa dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu 0,1%.
Konsentrasi ini akan berpengaruh terhadap penggunaan karbohidrat dan keadaan
asam yang terbentuk. Indikator pH (Phenol Red) ditambahkan untuk menunjukkan
adanya perubahan pH akibat fermentasi karbohidrat. Perubahan warna menjadi
kuning menandakan asam, sedangkan warna menjadi lebih merah menendakan
media menjadi basa. Warna media mula-mula adalah merah-orange. Selain itu
ditambahkan FeSO4 untuk mendeteksi adanya gas H2S.

Cara kerja:

1) Inokulasikan biakan pada media TSIA dengan cara inokulasi tusuk


kemudian dilanjutkan dengan diulaskan lurus tegak pada agar miring (lihat
gambar).
2) Inkubasi pada 37oC selama 24 - 48 jam.
3) Interpretasikan hasil dengan melihat keterangan dibawah ini.

7
B. Peran Mikroba Dalam Bioteknologi

Di zaman sekarang, mikroba/mikroorganisme sudah banyak dimanfaatkan dalam


berbagai macam bidang, seperti industri dan lain-lain. Adapun peran mikroba dalam
bioktenologi, yaitu sebagai berikut:

• Sebagai penghasil makanan atau minuman


Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membuat tempe, oncom, makanan,
tuak, cuka, dan kecap. Saat ini, pembuatan bahan makanan tersebut dikembangkan
secara ilmiah dengan menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas, seperti bir, anggur, yoghurt, roti, keju, dan
nata de coco.Proses pembuatan tempe masih perlu ditingkatkan dengan berbagai
penelitian karena tempe memiliki kandungan zat gizi tinggi, terutama protein nabati
dan memiliki beberapa khasiat antara lain menurunkan kolesterol darah.
Beberapa jamur juga dapat digunakan menghasilkan zat warna, misalnya
jamur Neurospora sitophila sebagai penghasil warna merah dan orange, digunakan
untuk membuat oncom. Bahan pewarna yang alami untuk makanan lebih aman
dibandingkan pewarna sintetik karena pada umumnya pewarna sintetik
dapat menyebabkan keracunan.
Contoh mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan produk makanan,
antara lain:
a) Rhizopus oligospurus (pembuatan tempe)
b) Acetobacter xylinum (pembuatan nata de coco)
c) Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti dan tapai)
d) Penecilium camemberti dan Penecillium requeforti (keju)
e) Aspergillus wentii (pembuatan kecap)
f) Lactobacillus bulgaricus (keju dan yoghurt)

C. Contoh Reaksi Enzimatis Oleh Mikroba


Dilansir dari Chimica et Natura Acta, ada beberapa mikroorganisme yang
dapat menghasilkan enzim inulinase dari Aspergillus flavus dimana dari hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa dari berbagai mikroorganisme yang memiliki
potensi untuk menghasilkan enzim inulinase dengan aktivitas yang tinggi adalah
Aspergillus clavatus (kode BG5), Aspergillus clavatus (kode PB3), Fusarium sp2
(kode LB2), dan Aspergillus flavus (kode ML2).

8
D. Contoh Penelitian Biokteknologi Yang Menggunakan Mikroba
• Peran Mikroorganisme Pada Akuakultur

Benih unggul, kualitas air sebagai tempat hidup dan berkembang ikan, kualitas
dan jumlah pakan yang diberikan merupakan aspek-aspek utama yang men-dukung
keberhasilan akuakultur. Pada dua aspek tersebut, yaitu kualitas air dan pakan,
mikroorganisme memegang peranan sangat vital sehingga karakter dan sifatnya
senantiasa dikaji secara mendalam. Beberapa peran mikroorganisme yang banyak
dipelajari adalah dalam hal bioremediasi, biokontrol, pengayaan nutrisi pakan, dan
pakan alami.

▪ Bioremediasi

Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik atau


polutan secara biologi dalam kondisi terkendali (Eweis, 1989). Penguraian
senyawa kontaminan tersebut melibatkan mikroorganisme (bakteri, khamir,
alga, dan fungi). Perbaikan kualitas air, seperti penurunan kandungan amonia
dan nitrit, dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan
mikroorganisme, yang dikenal pula sebagai bioremediasi (Devaraja et al.,
2002; Lante & Haryanti, 2006; Widiyanto 2006). Salah satu metode yang
banyak digunakan untuk memperbaiki kualitas air adalah dengan mengalirkan
air bekas budidaya ke bak pengolah limbah. Bak pengolah limbah budidaya
ikan 48 umumnya dilengkapi dengan filter biologi yang dikondisikan dapat
memacu perkembangan bakteri nitrifikasi. Beberapa jenis bakteri nitrifikasi,
seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter, mampu mendegradasi amonia menjadi
nitrit dan selanjutnya menjadi nitrat (ChiaFuang Tsai, 1989; Ruiz et al., 1994;
Verschuere et al., 2000).

▪ Pengendalian Hayati (Bio-control)

Pengendalian hayati (Bio control) pada dasarnya adalah usaha untuk


memanfaatkan dan menggunakan musuh alami sebagai pengendali populasi
hama yang merugikan.

Dinyatakan oleh Austin & Austin (1999) dan Maeda (1999) bahwa kontrol
biologis, salah satunya adalah dengan aplikasi probiotik, merupakan strategi
pengendalian penyakit ikan yang prospektif. Secara mendasar model kerja

9
probiotik untuk pengendalian hayati adalah melalui penghambatan populasi
mikroba patogen melalui kompetisi dengan memproduksi senyawa-senyawa
antimikroba atau melalui kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di dinding
intestinum, serta stimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibodi
organisme akuatik atau aktivitas makrofag (Gram et al., 1999; Irianto, 2003).
Beberapa senyawa yang dihasilkan oleh mikroba memiliki aktivitas
imunostimulan pada hewan akuatik, misalnya Lipo Poli Sakarida 50 (LPS),
peptidoglikan dan glukan. Penggunaan probiotik sebagai suplemen pakan ikan
atau udang juga menunjukkan aktivitas imunostimulasi, paling tidak terlihat
dari aktivitas lisozim yang mampu merusak dinding sel bakteri (Irianto, 2003).
Widanarni (2004) melaporkan bahwa larva udang windu yang diberi pakan
berupa artemia yang telah diperkaya dengan probiotik (bakteri Vibrio
alginolyticus) pertumbuhannya mengalami peningkatan dibandingkan kontrol
yang tanpa pengkayaan. Dikatakan pula bahwa mekanisme kerja dari probiotik
ini adalah melalui perlindungan tubuh larva sehingga bakteri Vibrio harveyi
tidak mampu melekatkan diri melekatkan diri ke tubuh udang. Selain mampu
menghambat bakteri lain, ternyata bakteri tertentu juga mampu menghambat
virus patogen ikan dan udang (Maeda, 1999). Bakteri strain VKM-124,
Pseudoalteromonas undina, merupakan bakteri penghambat vibrio dan secara
luas digunakan pada akuakultur, ternyatamampu menekan munculnya
serangan Baculo-like viruses dan Irido virus penyebab kerusakan epitel udang,
Penaeusundina. Dilaporkan pula oleh Vaseeharan & Ramasamy (2003), bahwa
ekstrak sel Bacillus subtilis BT23 berpotensi sebagai agen biokontrol patogen
Vibrio harveyi¸penyebab penyakit black gill disease, yang diisolasi dari
lingkungan budidaya udang windu (Penaeus monodon). Pengembangan sistem
air plankton (green water) pada unit pembenihan udang windu juga dapat
menekan populasi V. harveyi (Huervana et al., 2006).

▪ Pakan Alami

Pakan alami merupakan organisme kecil yang memiliki peranan sangat


besar dalam mendukung kehidupan larva ikan karena merupakan makanan
awal dan sebagai makanan utama. Kandungan gizi pakan alami yang tinggi
khususnya asam amino dan enzim menjadikan keberadaanya sangat mutlak
diperlukan bagi tumbuh dan berkembang larva. Jenis pakan alami renik yang

10
sudah dikenal luas dan banyak dibudidayakan secara massal di panti-panti
benih udang laut adalah: chlorella, an spirulina, tetraselmis, chaetoceros,
sedangkan jenis pakan alamidengan ukuran lebih besar adalah rotifer
(Brachionus sp.), Cladocera (Moina, Daphnia), dan Crustecea (Artemia).

Dari jurnal penelitian ini, ada juga membahas tentang fermentasi.


Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan melibatkan mikroorganisme.
Fermentasi pakan mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana
sehingga siap digunakan larva, dan sejumlah mikro-organisme diketahui
mampu mensintesis vitamin dan asam-asam amino tertentu yang dibutuhkan
oleh larva hewan akuatik. Contohnya, yaitu fermentasi asam laktat pada
kedelai terbukti menghilangkan kandungan sukrosa, menurunkan kadar
rafinosa, aktivitas penghambat tripsin, dan faktor penghambat absorpsi lemak.
Adapun fermentasi dengan Aspergillus oryzae terbukti meningkatkan kadar
proteindan kadar peptida berukuran kecil serta menghilangkan penghambat
tripsin (Irianto, 2003). Dan juga F\fermentasi asam laktat pada kedelai terbukti
menghilangkan kandungan sukrosa, menurunkan kadar rafinosa, aktivitas
penghambat tripsin, dan faktor penghambat absorpsi lemak. Adapun
fermentasi dengan Aspergillus oryzae terbukti meningkatkan kadar proteindan
kadar peptida berukuran kecil serta menghilangkan penghambat tripsin
(Irianto, 2003)

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Reaksi aktivitas enzimatis oleh mikroorganinsme atau mikroba melalui 2 uji,
yaitu uji aktivitas eksoendzim dan uji aktivitas endoenzim. Endoenzim yaitu enzim
yang berkerja dalam sel, sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang bekerja di luar sel.
Sebagian besar eksoenzim bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim
menguraikan molekul kompleks menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih
sederhana. Uji aktivitas endoenzim terbagi menjadi 3 macam, yaitu uji amilolitik, uji
lipolitik, dan uji proteolitik. Sedangkan uji aktivitas endoenzim, terbagi menjadi 3
macam, yaitu uji oksidase, uji katalase dan uji triple sugar iroannagar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Isma, M. F. (2017). PEMANFAATAN POTENSI BIOTEKNOLOGI MIKROORGANISME


UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERIKANAN DI KALANGAN
MASYARAKAT. Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika. (1), 45-54.

Panil, Z. (2004). Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Saryono, S., Fitriani, F., & Soedjanaatmadja, U. M. (2016). Beberapa Mikroorganisme yang
Menghasilkan Enzim Inulinase, Isolasi dan Karakterisasi Enzim dari Aspergillus
flavus Gmn11. 2 Galur Lokal. Chimica et Natura Acta. 4(3), 165-174.

Tjahjaningsih, W., Masithah, E. D., Pramono, H., & Suciati, P. (2016). Aktivitas Enzimatis
Isolat Bakteri Asam Laktat Dari Saluran Pencernaan Kepiting Bakau (Scylla Spp.)
Sebagai Kandidat Probiotik [Activity Enzymatic of Isolate Lactic Acid Bacteria From
the Digestive Tract of Mud Crab (Scylla Spp.) as a Candidate Probiotics]. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 8(2), 94-108.

Zhongqi He, S.G. Thimothy, Wayne, H. (2004). Enzymatic Hydrolisis of Organic


Phosphorus in Swine Manure and Soil. Journal Environ Qual. 33: 367-372.

13

Anda mungkin juga menyukai