DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa juga penulis sangat
mengharapkan semoga makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ...............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi
kimia dalam sistem biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini
adalah protein. Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya
sebagai protein. Enzim mengikat molekul substrat membentuk kompleks enzim
substrat yang bersifat sementara dan lalu terurai membentuk enzim bebas dan
produknya (Lehninger, 1995). Enzim mempunyai kekhususan aktivitas, yaitu
peranannya sebagai katalis hanya terhadap satu reaksi atau beberapa reaksi yang
sejenis saja. Jadi dapat melibatkan beberapa jenis substrat (Poliana dan MacCabe,
2007). Spesifinitas enzim didefinisikan sebagai kemampuan suatu enzim untuk
mendiskriminasikan substratnya berdasarkan perbedaan afinitas substrat-substrat
untuk mencapai sisi aktif enzim. Sifat spesifinitas ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan
reaksi atau jenis produk yang diharapkan (Stryer, 2000).
Mikroorganisme adalah semua makhluk hidup dengan berbagai ukuran mikron
atau lebih kecil. Bakteri tersebut termasuk Jamur atau jamur bermutu rendah, ragi
yang masuk secara sistemik kombinasi jamur, alga, hewan uniseluler atau protozoa
dan virus hanya terlihat di bawah mikroskop elektron (Dwidjoseputro, 1990). Tidak
semua jenis mikroorganisme bersifat buruk bagi manusia. Terdapat mikroorganisme
yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk makanan.
Bioteknologi adalah salah satu bidang ilmu dalam biologi yang mengkaji bagaimana
sebuah komponen mahkluk hidup dapat dimanfaatkan untuk menhasilkan produk
yang dapat digunakan oleh manusia. Pemanfaatan makhluk hidup ini salah satunya
menggunakan bakteri maupun jamur sebagai agen untuk mengubah makanan menjadi
produk baru yang mempunyai kualitas dan gizi yang baik bagi kesehatan manusia.
Bioteknologi terbagi menjadi dua jenis, yaitu bioteknologi konvensional dan
bioteknologi Modern. Produk bioteknologi konvensional termasuk kecap, keju,
yogurt, kefir, nata, tape dan tempe. Pada saat yang sama, produk bioteknologi modern
mencakup glukosa yang dihasilkan oleh enzim dan hidrolisis Enzim dan beberapa
bahan tambahan makanan dan produk yang dimodifikasi secara genetic.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
mekanisme reaksi enzimatis dan peranan mikroba dalam bioteknologi.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme reaksi enzimatis?
2. Bagaimana peran mikroba dalam bioteknologi?
3. Apa saja contoh reaksi enzimatis oleh mikroba?
4. Apa saja contoh penelitian bioteknologi yang menggunakan mikroba?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme reaksi enzimatis
2. Untuk mengetahui peran mikroba dalam bioteknologi
3. Untuk mengetahui contoh reaksi enzimatis oleh mikroba
4. Untuk mengetahui penelitian bioteknologi yang menggunakan mikroba
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam uji amilolitik digunakan pati sebagai nutrisi mikroba tetapi terlebih
dahulu dihidrolisis dulu menjadi bentuk yang sederhana yakni glukosa dengan
bantuan enzim amilase. Enzim amilase memecahkan ikatan glikosidik dari pati
yang terletak di α-1.4 rantai glukan pati dari sebelah dalam sehingga
menghasilkan glukosa terlarut yang dapat ditransfer masuk kedalam sel. Pada uji
3
amilolitik ini, digunakan Nutrien Agar yang mengandung pati 2%, hal ini karena
media tersebut merupakan medium untuk pertumbuhan bakteri, selain itu
kandungan pati yang terkandung dalam media NA yang nantinya akan digunakan
untuk produksi amilase. Indikator yang digunakan pada uji amilolitik ini adalah
lugol iodin, dimana pati akan berekasi dengan lugol iodin membentuk kompleks
berwarna biru hitam yang terlihat pada media. Warna biru hitam tersebut terjadi
apabila lugol iodin masuk kedalam bagian kosong pada pati yang berbentuk spiral.
Sehingga akan terlihat sebagaian zona jernih di sekeliling koloni. Dengan adanya
zona bening ini, menunjukkan adanya aktivitas dari enzim amilase dalam proses
menghidrolisis pati (Panil, 2004).
Cara kerja:
1) Inokulasi Nutrient Agar yang mengandung pati (2 g/l) dengan E. coli dan
Bacillus sp. secara streak.
2. Uji lipolitik
4
Cara kerja:
1) Inokulasikan Bacillus sp. dan E. coli pada media Tributyrin Agar dengan
indikator neutral red
3. Uji proteolitik
Cara kerja:
1) Inokulasikan Bacillus sp. dan E. coli pada Skim Milk Agar (SMA)
5
phenylenediamine dihydrocloride. Reagen akan mendonorkan elektron terhadap
enzim ini sehingga akan teroksidasi membentuk senyawa yang berwarna biru
kehitaman. Positif tertunda (warna biru muncul antara 10-60 detik setelah ditetesi)
menandakan bahwa bakteri uji memiliki sedikit enzim. Tidak adanya perubahan
warna mengindikasikan bahwa uji yang dilakukan negatif (Zhongqi, 2004).
Cara kerja:
▪ Koloni bakteri diambil satu tetes (sebaiknya dari biakan cair) secara
aseptis dan diinokulasikan pada objectglass.
▪ Diatas object glass diberi kertas merang yang sehingga tetesan tersebar
pada kertas.
▪ Jika warna berubah menjadi biru marun maka hasil uji positif, sedangkan
bila tidak terjadi perubahan maka hasil uji negatif. Hasil uji positif tertunda
jika warna biru muncul antara 10-60 detik setelah ditetesi.
2. Uji katalase
Cara kerja:
6
1) Koloni bakteri diambil satu ose secara aseptis dan diinokulasikan pada
object glass.
3) Amati adanya gelembung untuk hasil positif dan tidak ada gelembung
untuk hasil negatif (hati-hati membedakan antara gelembung yang muncul
dari sel dengan kumpulan sel yang mengambang akibat ditambahi reagen).
TSIA adalah uji yang dirancang untuk membedakan beberapa jenis bakteri
yang termasuk kelompok Enterobacteriaceae, yang bersifat gram negatif dan
memfermentasikan glukosa membentuk asam sehingga dapat dibedakan dengan
bakteri gram negatif intestinal lain. Perbedaan ini didasarkan pada pola fermentasi
karbohidrat dan produksi H2S pada tabung reaksi. Untuk mengamati fermentasi
karbohidrat, media TSIA mengandung laktosa dan sukrosa dengan konsentrasi
1%, dan mengandung glukosa dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu 0,1%.
Konsentrasi ini akan berpengaruh terhadap penggunaan karbohidrat dan keadaan
asam yang terbentuk. Indikator pH (Phenol Red) ditambahkan untuk menunjukkan
adanya perubahan pH akibat fermentasi karbohidrat. Perubahan warna menjadi
kuning menandakan asam, sedangkan warna menjadi lebih merah menendakan
media menjadi basa. Warna media mula-mula adalah merah-orange. Selain itu
ditambahkan FeSO4 untuk mendeteksi adanya gas H2S.
Cara kerja:
7
B. Peran Mikroba Dalam Bioteknologi
8
D. Contoh Penelitian Biokteknologi Yang Menggunakan Mikroba
• Peran Mikroorganisme Pada Akuakultur
Benih unggul, kualitas air sebagai tempat hidup dan berkembang ikan, kualitas
dan jumlah pakan yang diberikan merupakan aspek-aspek utama yang men-dukung
keberhasilan akuakultur. Pada dua aspek tersebut, yaitu kualitas air dan pakan,
mikroorganisme memegang peranan sangat vital sehingga karakter dan sifatnya
senantiasa dikaji secara mendalam. Beberapa peran mikroorganisme yang banyak
dipelajari adalah dalam hal bioremediasi, biokontrol, pengayaan nutrisi pakan, dan
pakan alami.
▪ Bioremediasi
Dinyatakan oleh Austin & Austin (1999) dan Maeda (1999) bahwa kontrol
biologis, salah satunya adalah dengan aplikasi probiotik, merupakan strategi
pengendalian penyakit ikan yang prospektif. Secara mendasar model kerja
9
probiotik untuk pengendalian hayati adalah melalui penghambatan populasi
mikroba patogen melalui kompetisi dengan memproduksi senyawa-senyawa
antimikroba atau melalui kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di dinding
intestinum, serta stimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibodi
organisme akuatik atau aktivitas makrofag (Gram et al., 1999; Irianto, 2003).
Beberapa senyawa yang dihasilkan oleh mikroba memiliki aktivitas
imunostimulan pada hewan akuatik, misalnya Lipo Poli Sakarida 50 (LPS),
peptidoglikan dan glukan. Penggunaan probiotik sebagai suplemen pakan ikan
atau udang juga menunjukkan aktivitas imunostimulasi, paling tidak terlihat
dari aktivitas lisozim yang mampu merusak dinding sel bakteri (Irianto, 2003).
Widanarni (2004) melaporkan bahwa larva udang windu yang diberi pakan
berupa artemia yang telah diperkaya dengan probiotik (bakteri Vibrio
alginolyticus) pertumbuhannya mengalami peningkatan dibandingkan kontrol
yang tanpa pengkayaan. Dikatakan pula bahwa mekanisme kerja dari probiotik
ini adalah melalui perlindungan tubuh larva sehingga bakteri Vibrio harveyi
tidak mampu melekatkan diri melekatkan diri ke tubuh udang. Selain mampu
menghambat bakteri lain, ternyata bakteri tertentu juga mampu menghambat
virus patogen ikan dan udang (Maeda, 1999). Bakteri strain VKM-124,
Pseudoalteromonas undina, merupakan bakteri penghambat vibrio dan secara
luas digunakan pada akuakultur, ternyatamampu menekan munculnya
serangan Baculo-like viruses dan Irido virus penyebab kerusakan epitel udang,
Penaeusundina. Dilaporkan pula oleh Vaseeharan & Ramasamy (2003), bahwa
ekstrak sel Bacillus subtilis BT23 berpotensi sebagai agen biokontrol patogen
Vibrio harveyi¸penyebab penyakit black gill disease, yang diisolasi dari
lingkungan budidaya udang windu (Penaeus monodon). Pengembangan sistem
air plankton (green water) pada unit pembenihan udang windu juga dapat
menekan populasi V. harveyi (Huervana et al., 2006).
▪ Pakan Alami
10
sudah dikenal luas dan banyak dibudidayakan secara massal di panti-panti
benih udang laut adalah: chlorella, an spirulina, tetraselmis, chaetoceros,
sedangkan jenis pakan alamidengan ukuran lebih besar adalah rotifer
(Brachionus sp.), Cladocera (Moina, Daphnia), dan Crustecea (Artemia).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reaksi aktivitas enzimatis oleh mikroorganinsme atau mikroba melalui 2 uji,
yaitu uji aktivitas eksoendzim dan uji aktivitas endoenzim. Endoenzim yaitu enzim
yang berkerja dalam sel, sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang bekerja di luar sel.
Sebagian besar eksoenzim bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim
menguraikan molekul kompleks menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih
sederhana. Uji aktivitas endoenzim terbagi menjadi 3 macam, yaitu uji amilolitik, uji
lipolitik, dan uji proteolitik. Sedangkan uji aktivitas endoenzim, terbagi menjadi 3
macam, yaitu uji oksidase, uji katalase dan uji triple sugar iroannagar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Panil, Z. (2004). Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Saryono, S., Fitriani, F., & Soedjanaatmadja, U. M. (2016). Beberapa Mikroorganisme yang
Menghasilkan Enzim Inulinase, Isolasi dan Karakterisasi Enzim dari Aspergillus
flavus Gmn11. 2 Galur Lokal. Chimica et Natura Acta. 4(3), 165-174.
Tjahjaningsih, W., Masithah, E. D., Pramono, H., & Suciati, P. (2016). Aktivitas Enzimatis
Isolat Bakteri Asam Laktat Dari Saluran Pencernaan Kepiting Bakau (Scylla Spp.)
Sebagai Kandidat Probiotik [Activity Enzymatic of Isolate Lactic Acid Bacteria From
the Digestive Tract of Mud Crab (Scylla Spp.) as a Candidate Probiotics]. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 8(2), 94-108.
13