Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

( METABOLISME TUBUH, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK)

Dosen Pengampu :
Ns. Murniati Muchtar, S.Kep, M.Biomed

Disusun Oleh:

Lidya Oksa Rahmadani


233110443
1C

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang
berjudul “Metabolisme”. Selanjutnya Sholawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW dan semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di Yaumil Qiyamah nanti.
Amiin.

Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibuk Ns. Murniati Muchtar, S.Kep,
M.Biomed yang telah memberikan tugas makalah ini dengan tujuan agar dapat menambah
wawasan maupun pengetahuan mengenai metabolisme . Saya mengakui bahwa makalah ini
terdapat banyak kekurangan karena pengetahuan kami yang terbatas. Oleh karenanya kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua demi kesempurnaan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan pemahaman bagi kita semua
di masa mendatang.

Padang, 20 September
2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.1 Metabolisme Tubuh.............................................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Metabolisme................................................................................................................2
2.1.2 Proses Metabolisme......................................................................................................................2
2.2 Karbohidrat..........................................................................................................................................9
2.2.1 Pengertian Karbohidrat.................................................................................................................9
2.2.2 Metabolisme karbohidrat...........................................................................................................10
2.2.3 Fungsi karbohidrat......................................................................................................................19
2.3 Metabolisme Protein..........................................................................................................................20
1. Penguraian Protein Dalam Tubuh....................................................................................................21
2. Asam Amino Dalam Darah..............................................................................................................22
3. Pembentukan Asetil Koenzim..........................................................................................................24
4. Siklus Urea.......................................................................................................................................24
5. Biosintesis Protein...........................................................................................................................25
2.4 Lipid dan Lemak................................................................................................................................27
2.4.1 Pengertian Lipid dan Lemak.......................................................................................................27
2.4.2 Klasifikasi Lemak.......................................................................................................................27
2.4.3 Metabolisme Lemak....................................................................................................................29
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................34
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................34
3.2 Saran..................................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................36

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia
organik, Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan
energiAnabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu,
untuk diserap oleh sel tubuh.

Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon,
dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut
promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses Metabolisme Tubuh ?

2. Bagaimana Proses Metabolisme Karbohidrat ?

3. Bagaimana Proses Metabolisme Protein ?

4. Bagaimana Proses Metabolisme Lemak ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Proses Metabolisme Tubuh

2. Mengetahui Proses Metabolisme Karbohidrat

3. Mengetahui Proses Metabolisme Protein

4. Mengetahui Proses Metabolisme Lemak


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metabolisme Tubuh

2.1.1 Pengertian Metabolisme


Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel yang
di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses-proses ini terjadi di dalam sel makhluk hidup.
Proses yang ter jadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian zat
menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses fotosintesis,
kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat dapat berupa respirasi
sel dan fermentasi sel

Metabolisme adalah segala proses resksi kimia yang terjadi di dalam mahluk hidup mulai
mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks.
Di dalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. (Wirahadikusumah M. 1985).

Hampir setiap reaksi yang berlangsung in vivo, di katalis oleh enzim. Bila kami
membayangkan suatu organism hidup sebagai suatu laboratorium kimia yang sangat istimewa,
maka enzim merupakan operator-operator yang terlatihyang mampu membuat reaksi-reaksi
canggih dengan kecepatan terkendali dan hasil yang tinggi(Manitto, Paulo. 1992).

2.1.2 Proses Metabolisme


2.1.2.1 Anabolisme
Anabolisme disebut juga asimilasi atau sintesis merupakan rangkaian proses reaksi kimia
yang berkaitan dengan proses penyusunan atau sintesis molekul/senyawa kompleks dari molekul/
senyawa sederhana atau penyusunan zat dari senyawa/molekul sederhana menjadi senyawa yang
kompleks. Proses tersebut berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Anabolisme merupakan
kebalikan dari katabolisme. Proses anabolisme memerlukan energi, baik energi panas, cahaya,
atau energi kimia. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia disebut kemosintesis.

2.1.2.2 Katabolisme
Katabolisme atau disebut juga desimilasi merupakan rangkaian reaksi kimia yang
berkaitan dengan proses pembongkaran, penguraian atau pemecahan molekul/senyawa kompleks
menjadi molekul/ senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini
menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang tersimpan pada molekul dan biasa
digunakan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu
menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi.
Reaksi kimianya membebaskan energi sehingga disebut sebagai reaksi eksergonik.
Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam
bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenine
dinukleotida) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida).

Contoh katabolisme adalah respirasi. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi
menjadi dua, yaitu:

1. Respirasi Aerob

Respirasi aerob adalah respirasi yang membutuhkan oksigen bebas dari udara untuk
menghasilkan energi. Contoh respirasi aerob adalah Respirasi Sel. Respirasi bertujuan
menghasilkan energi dari sumber nutrisi yang dimiliki. Semua makhluk hidup melakukan
respirasi dan tidak hanya berupa pengambilan udara secara langsung. Respirasi dalam kaitannya
dengan pembentukan energi dilakukan di dalam sel. Oleh karena itu, prosesnya dinamakan
respirasi sel. Organel sel yang berfungsi dalam menjalankan tugas pembentukan energy ini
adalah mitokondria. Respirasi termasuk ke dalam kelompok katabolisme karena didalamnya
terjadi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, diikuti dengan
pelepasan energi. Energi yang kita gunakan dapat berasal dari hasil metabolisme tumbuhan.
Respirasi aerob dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu:

1) Glikolisis
Glikolisis adalah peristiwa pengubahan molekul glukosa (6 atom C) menjadi 2 molekul
yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat (3 atom C). Glikolisis terjadi dalam sitoplasma sel.
Prosesnya terdiri atas beberapa langkah, seperti pada gambar berikut:

Peristiwa glikolisis menunjukkan perubahan dari glukosa, kemudian makin berkurang


kekomplekan molekulnya dan berakhir sebagai molekul asam piruvat. Produk penting glikolisis
dari 1 molekul glukosa adalah:

a. 2 molekul asam piruvat

b. 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi

c. 2 molekul ATP.

2) Dekarboksilasi oksidatif

Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat berlangsung dalam matriks mitokondria dan


merupakan reaksi kimia yang mengawali siklus krebs. Setiap asam piruvat yang dihasilkan
kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA (koenzim-A). Asam piruvat ini akan mengalami
dekarboksilasi sehingga gugus karboksil akan hilang sebagai CO2 dan akan berdifusi keluar sel.
Dua gugus karbon yang tersisa kemudian akan mengalami oksidasi sehingga gugus hydrogen
dikeluarkan dan ditangkap oleh akseptor elektron NAD+.

Gugus yang terbentuk, kemudian ditambahkan koenzim-A sehingga menjadi asetil-KoA. Hasil
akhir dari proses dekarboksilasi oksidatif ini akan menghasilkan 2 asetil-KoA dan 2 molekul
NADH. Pembentukan asetil-KoA memerlukan kehadiran vitamin B1.

3) Siklus Krebs

Siklus krebs merupakan tahap ketiga respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama
orang yang menemukan reaksi respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini disebut juga
siklus asam sitrat. Siklus krebs berlangsung didalam mitokondria pada kelompok eukariota
sedangkan pada kelompok prokariota berlangsung didalam sitoplasma.
4) Transpor Elektron

Transpor elektron merupakan serangkaian peristiwa pemindahan electron dan ion


hidrogen (H+). Selama tiga proses sebelumnya, dihasilkan beberapa reseptor elektron yang
bermuatan akibat penambahan ion hidrogen. Reseptor-reseptor ini kemudian akan masuk ke
transfer elektron untuk membentuk suatu molekul berenergi tinggi, yaitu ATP. Reaksi ini
berlangsung di dalam membran mitokondria. Reaksi ini berfungsi membentuk energi selama
oksidasi yang dibantu oleh enzim pereduksi. Reaksinya kompleks, tetapi yang berperan penting
adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q, serta
beberapa sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3.
Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke FMN (Flavine
Mono Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H
yang diambil dari lingkungan sekitarnya. Sampai terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O.

Perhatikan gambar berikut!


Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa selama proses respirasi aerob dihasikan
sekitar 38 ATP dengan rincian sebagai berikut:

2. Respirasi anaerob

Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen untuk menghasilkan
energi. Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai
penerima akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa
sebagai substrat. Respirasi anaerob sering disebut juga fermentasi. Organisme yang melakukan
fermentasi di antaranya adalah bakteri dan protista yang hidup di rawa, lumpur, makanan yang
diawetkan, atau tempat-tempat lain yang tidak mengandung oksigen. Beberapa organisme dapat
berespirasi menggunakan oksigen, tetapi dapat juga melakukan fermentasi. Organisme seperti ini
melakukan fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen. Sebagai contoh, sel-sel otot dapat
melakukan respirasi anaerob jika kekurangan oksigen. Pada fermentasi, glukosa dipecah menjadi
2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan terbentuk 2 ATP. Tetapi, fermentasi tidak bereaksi secara
sempurna memecah glukosa menjadi karbondioksida dan air, serta ATP yang dihasilkan pun
tidak sebesar ATP yang dihasilkan dari glikolisis. Dari produk yang dihasilkan fermentasi
dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Fermentasi asam laktat

Fermentasi asam laktat adalah fermentasi glukosa yang menghasilkan asam laktat.
Fermentasi asam laktat dimulai dengan glikolisis yang menghasilkan asam piruvat, kemudian
berlanjut dengan perubahan asam piruvat menjadi asam laktat. Pada fermentasi asam laktat, asam
piruvat bereaksi secara langsung dengan NADH membentuk asam laktat.

Perhatikan gambar berikut!

2) Fermentasi alcohol

Pada fermentasi alkohol, asam piruvat diubah menjadi etanol atau etil alkohol melalui
dua langkah reaksi, yaitu

a. pembebasan CO2 dari asam piruvat yang kemudian diubah menjadi asetaldehida,

b. reaksi reduksi asetaldehida oleh NADH menjadi etanol. NAD yang terbentuk akan
digunakan untuk glikolisis.

Perhatikan gambar berikut!


Pada respirasi anaerob energi yang diperoleh lebih sedikit di bandingkan dengan respirasi aerob.
Energi yang dihasilkan yaitu 2 ATP setiap molekul glukosa.

2.2 Karbohidrat

2.2.1 Pengertian Karbohidrat


Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom
Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur. Hidrogen clan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam
amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (Hutahalung, 2004)

Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot
dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-
tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di
dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan
sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai
(Hutagalung, 2004).

Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai
penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan
enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan
makanan pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang
karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa
mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal
ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya
dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak
ditemukan pada serealia (beras,gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian
yang tersebar luas di alam (Hutagalung2004)

2.2.2 Metabolisme karbohidrat


Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan ini
terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transfer aktif,
sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat diserap
dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa dan laktosa
dalam urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya berbagai jenis
karbohidrat diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses metabolisme. Proses
metabolisme karbohidrat yaitu sebagai berikut:

I. Glikolisis

Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom C)
menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP. NADH
(Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H),
sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan senyawa
berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi. Pada proses glikolisis,
setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP
(Rochimah, 2009).

Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob
maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP pada
glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain.
Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan
yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan pelepasan energi. Berikut ini reaksi
glikolisis secara lengkap: Dari skema tahapan glikolisis menunjukkan bahwa energi yang
dibutuhkan pada tahap penggunaan energi adalah 2 ATP. Sementara itu, energy yang dihasilkan
pada tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2 NADH. Dengan demikian, selisih energi atau
hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2 NADH (Rochimah, 2009). Proses pembentukan ATP
inilah yang disebut fosforilasiPada tahapan glikolisis tersebut, enzim mentransfer gugus fosfat
dari substrat (molekul organic dalam glikolisis) ke ADP sehingga prosesnya disebut fosforilasi
tingkat substrat (Rochimah, 2009).
II. Dekarboksilasi oksidatif

Tahapan dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi


oksidasi reduksi (redoks) dengan 02 sebagai penerima elektronnya. Dekarboksilasi oksidatif ini
terjadi di dalam mitokondria sebelum masuk ke tahapan siklus Krebs. Oleh karena itu, tahapan
ini disebut sebagai tahapan sambungan (junction) antara glikolisis dengan siklus Krebs. Pada
tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari sitosol diubah menjadi asetil koenzim A
(2 atom C) di dalam mitokondria.

Pada tahap 1, molekul piruvat (3 atom C) melepaskan elektron (oksidasi) membentuk CO2
(piruvat dipecah menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2).

Pada tahap 2, NAD+ direduksi (menerima elektron) menjadi NADH + H+.

Pada tahap 3, molekul berkarbon 2 dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga
terbentuk asetil Ko-A.

Hasil akhir tahapan ini adalah asetil koenzim ACO2, dan 2NADH (Rochimah, 2009). Berikut
gambar di bawah ini reaksi dekarboksilasi oksidatif dan reaksinya
III. Siklus Krebs

Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus asam trikarboksilat.
Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan senyawa yang mempunyai gugus
karboksil seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil koenzim A hasil dekarboksilasi oksidatif
memasuki matriks mitokondria untuk bergabung dengan asam oksaloasetat dalam siklus Krebs
membentuk asam sitrat. Demikian seterusnya asam sitrat membentuk bermacam-macam zat dan
akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi (Rochimah2009).

Berikut ini tahapan-tahapan dari 1 kali siklus Krebs:

1. Asetil Ko-A (2 atom C) menambahkan atom C pada oksaloasetat (4 atom C) sehingga


dihasilkan asam sitrat (6 atom C).

2. Sitrat menjadi isositrat (6 atom C) dengan melepas H2O dan menerima H2O kembali

3. Isositrat melepaskan CO2 sehingga terbentuk - ketoglutarat (5 atom C).

4. – Ketoglutarat melepaskan CO2NAD+ sebagai akseptor atau penerima elektron) untuk


membentuk NADH dan menghasilkan suksinil Ko-A (4 atom C)

5. Terjadi fosforilasi tingkat substrat pada pembentukan GTP (guanosin trifosfat) dan
terbentuk suksinat (4 atom C).

6. Pembentukan fumarat (4 atom C) melalui pelepasan FADH2.

7. Fumarat terhidrolisis (mengikat 1 molekul H2O) sehingga membentuk malat (4 atom C)


8. Pembentukan oksaloasetat (4 atom C) melalui pelepasan NADH. satu siklus Krebs tersebut
hanya untuk satu molekul piruvat saja.

Sementara itu, hasil glikolisis menghasilkan 2 molekul piruvat (untuk I molekul glukosa). Oleh
karena itu, hasil akhir total dari siklus Krebs tersebut adalah 2 kalinya. Dengan demikian,
diperoleh hasil sebanyak 6 NADH, 2FADH2 dan 2ATP (ingat: jumlah ini untuk katabolisme
setiap 1 molekul glukosa)

IV. Transfer electron

Sebelum masuk rantai transpor elektron yang berada dalam mitokondria, 8 pasang atom
H yang dibebaskan selama berlangsungnya siklus Krebs akan ditangkap oleh NAD dan FAD
menjadi NADH dan FADH. Pada saat masuk ke rantai transpor elektron, molekul tersebut
mengalami rangkaian reaksi oksidasi-reduksi (Redoks) yang terjadi secara berantai dengan
melibatkan beberapa zat perantara untuk menghasilkan ATP dan H2O. Beberapa zat perantara
dalam reaksi redoks, antara lain flavoprotein, koenzim A dan Q serta sitokrom yaitu sitokrom a,
a3, b, c, dan c1. Semua zat perantara itu berfungsi sebagai pembawa hidrogen/pembawa elektron
(electron carriers) untuk 1 molekul NADH2 yang masuk ke rantai transpor elektron dapat
dihasilkan 3 molekul ATP sedangkan dari 1 molekul FADH2 dapat dihasilkan 2 molekul ATP
(Kistinnah, 2009)

Molekul pertama yang menerima elektron berupa avoprotein, dinamakan avin


mononukleotida (FMN)Selanjutnya, elektron dipindahkan berturut-turut melewati molekul
protein besi-sulfur (Fe-S), ubiquinon (Q atau CoQ), dan sitokrom (Cyst). Elektron melewati
sitokrom b, Fe-S, sitokrom cl, sitokrom c, sitokrom a, sitokrom a3, dan oksigen sebagai penerima
elektron terakhir. Akhirnya terbentuklah molekul H2O (air)Pada sistem transportasi elektron,
NADH dan FADH2 masingmasing menghasilkan rata-rata 3 ATP dan 2 ATP. Sebanyak 2
NADH hasil glikolisis dan 2 NADH hasil dekarboksilasi oksidatif masing-masing menghasilkan
6 ATP. Sementara itu, 6 NADH dan 2 FADH2 hasil siklus Krebs masing-masing menghasilkan
18 ATP dan 4 ATP. Jadi, sistem transportasi elektron menghasilkan 34 ATP (Rochimah, 2009).

Setiap molekul glukosa akan menghasilkan 36 ATP dalam respirasiHasil ini berbeda
dengan respirasi pada organism prokariotikTelah diketahui bahwa oksidasi NADH atau
NADPH2 dan FADH2 terjadi dalam membrane mitokondrianamun ada NADH yang dibentuk di
sitoplasma (dalam proses glikolisis). Pada organism eukariotik, untuk memasukkan setiap 1
NADH dari sitoplasma ke dalam mitokondria diperlukan 1 ATPDengan demikian, 2 NADH dari
glikolisis menghasilkan hasil bersih 4 ATP setelah dikurangi 2 ATP. Sementara itupada
organisme prokariotik, karena tidak memiliki sistem membran dalam maka tidak diperlukan ATP
lagi untuk memasukkan NADH ke dalam mitokondria sehingga 2 NADH menghasilkan 6 ATP.
Akibatnya total hasil bersih ATP yang dihasilkan respirasi aerob pada organisme prokariotik,
yaitu 38 ATP (Sembiring, 2009).
V. Glikogenesis

Kelebihan glukosa dalam tubuh akan disimpan dalam hati dan otot (glikogen) ini disebut
glikogenesis. Glukosa yang berlebih ini akan mengalami fosforilasi menjadi glukosa-6-phospat.
Di otot reakssi ini dikatalis oleh enzim heksokinase sedangkan di hati dikatalis oleh glukokinase.
Glukosa-6-phospat menjadi diubah glukosa-1-phospat dengan katalis fosfoglukomutase menjadi
glukosa-1,6-biphospat. Selanjutnya glukosa-1-phospat bereaksi dengan uridin triphospat (UTP)
untuk membentuk uridin biphospat glukosa (UDPGlc) dengan katalis UDPGlc pirofosforilase

C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGle membentuk ikantan glikosidik dengan atom C4
pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan UDP. Reaksi ini dikatalis oleh
enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya harus ada untuk memulai
reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai
glokogenin. Setelah rantai glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut
hingga mencapai minimal 11 residu glukosamaka enzim pembentuk cabang memindahkan
bagian dari rantai 1 ke 4 (panjang minimal 6 residu glukosa pada rantai yang berdekatan untuk
membentuk rangkaian 1 ke 6 sehingga membuat titik cabang pad molekul tersebut. Cabang-
cabang ini akan tumbuh dengan penambahan cabang selanjutnyaSetelah jumlah residu terminal
yang non reduktif bertambaah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat
sehinggaa akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis (Mulasari dan Tri, 2013)

VI. Glikogenolisis

Proses perubahan glikogen menjadi glukosa. atau kebalikan dari glikogenesis

VII. Glikoneogenesis

Proses pembentukan glukosa dari senyawa prekursor karbohidrat pada jaringan hewan
(hati), tumbuhan (biji) dan mikroorganisme. Pada hewan prekursor penting dalam
glukoneogenesis piruvat, gliserol dan asam Amino. Reaksi glukoneogenesis berlangsung di
semua organisme dengan pola yang sama, perbedaan terjadi pada beberapa senyawa metabolit
dan sistem pengaturannya. Perbedaan utama glikolisis dan glukoneogenesis:

Glikolisis: glukosa menjadi piruvat

Glukoneogenesis : piruvat menjadi glukosa

Pengaturan glikolisis dan glukoneogenesis adalah secara berlawanan. Asetil KoA akan
menghambat secara allosterik pembentukan piruvat menjadi asetil KoA tetapi meningkatkan
piruvat menjadi oksaloasetat.
Kelebihan glukosa pada organisme akan diubah menjadi glikogen (pada hewan) amilum,
sukrosa dan polisakarida yang lain (pada tumbuhan). Glukosa akan diubah menjadi glukosa
nukleotida yakni glukosa-UDP (uridin difosfat) yang dikatalisis oleh glikogen sintetase untuk
pembentukan ikatan al menjadi 4 untuk pembentukan ikatan 1 menjadi 6 oleh glikosil (1 menjadi
6) transferase atau amilo (1 menjadi 4) menjadi (1 menjadi 6) transglikosilase. Glukosa-UDP
juga merupakan substrat bagi sintesis sukrosa sedangkan glukosa-ADP merupakan substrat bagi
sintesis amilum (Najmiatul2011).

2.2.3 Fungsi karbohidrat


Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
seperti rasa, warna dan tekstur (Hutagalung, 2004).

Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:

1. Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi
enersi untuk aktifitas tubuhclan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan
di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat
menggunakan enersi yang berasal dari karbohidrat saja
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. Kebutuhan tubuh akan
energi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi
untuk kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau
cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi
karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi
utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka
keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi

3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya
ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.

4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu

5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa misalnya
berfungsi membantu penyerapan kalsiumRibosa merupakan merupakan komponen yang
penting dalam asam nukleat

6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna mengandung serat
(dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi

2.3 Metabolisme Protein

Kata protein berasal dari bahasa Yunani yaitu protos, berarti yang pertama atau
terpenting. Protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui
ikatan peptida. Asam amino yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan suatu ikatan
peptida. Ikatan peptida ini akan terwujud apabila gugusan karboksil dari asam amino yang satu
bergabung dengan gugusan amino dari asam amino yang lain. Di dalam penggabungan molekul
asam amino itu, akan terlepas satu molekul air. Hal tersebut dapat dilihat dalam reaksi berikut
Rangkaian tersebut dapat diperpanjang ke kiri atau ke kanan. Jika diperpanjang ke kanan
harus menyambungkan gugusan NH2, sedangkan jika ke kiri harus menyambungkan gugusan
COOH. Dengan demikian, akan diperoleh molekul protein yang berat molekulnya.

Pembongkaran protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari enzim-enzim


protease dan air untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis juga
dapat terjadi jika protein dipanasi diberi basa atau diberi asam. Dengan cara demikian, kita dapat
mengenal macam-macam asam amino yang tersusun di dalam suatu protein. Asam amino dapat
dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial

a. Asam amino esensial: treonin, triptofanlisin, leusin, valin → histidin arginin, metionin,
isoleusin, fenilalanin

b. Asam amino non esensial:serin, alanin, glisin, asparadin → sistein ,asam aspartat, tirosin,
glutamin, asam glutamate

1. Penguraian Protein Dalam Tubuh


Asam amino yang dibuat dalam hati maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme
protein dalam hati dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan proses anabolik maupun
katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber yaitu absorbsi melalui dinding usus hasil penguraian protein dalam sel dan hasil
sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan
antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur
konsentrasi asam amino dalam darah

Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan


yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain mempunyai
waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai
waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah
menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu:

1) Sel-sel mati lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan
dibentuk sel-sel baru.
2) Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru
tanpa ada sel yang mati

3) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru

Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain untuk mengganti protein dalam jaringan yang
mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat
diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut yang
dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh manusia

Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relative lebih besar
daripada orang dewasa. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per
kilogram berat badan per hari

2. Asam Amino Dalam Darah


Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang
digunakan. Pada proses pencernaan makanan protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa
reaksi hidrolisis serta enzim - enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses
hidrolisis protein antara lain ialah pepsintripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase
tripeptidase dan dipeptidase.

Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah
proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam
diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral.

Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5
sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam
amino dalam darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan
asam amino dari dalam darah kedalam sel- sel jaringan juga proses tranpor aktif yang
membutuhkan energi

Reaksi Metabolisme Asam Amino


Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.

1) Transaminasi

Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus
amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino
dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat,
a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino,
sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam ketoAda dua enzim penting dalam reaksi
transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi berikut:

Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-


ketoglutarat sebagai satu pasang substrat . glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat.

Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.


Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzimTelah
diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi,
tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain

2) Deaminasi Oksidatif

Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif
yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Asam glutamat + NAD + a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH 4+ . Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh
karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase
merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D-asam oksidase.

3. Pembentukan Asetil Koenzim


A Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino
dengan siklus asam sitrat. Ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil
koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat. Asam-asam amino yang
menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, serin dan treonin.alanin
menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam a
ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim treonin aldolase.glisin
kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan
penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal dan formil. koenzim yang bekerja
disini ialah tetrahidrofolat.

4. Siklus Urea
Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi
kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia dan
karbon dioksida melalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan
siklus urea.Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea adalah suatu senyawa
yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam
tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi dengan satu
mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan
energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu
sebagai kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat. Karbamil fosfat yang terbentuk
bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi ini bagian karbomil bergabung dengan
ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin adalah ornitin
transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati. Selanjutnya sitrulin bereaksi
dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan
enzim arginino suksinat sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber energi dengan
jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.

Dalam reaksi ini asam arginino suksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat
dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi
ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi
penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi
hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.

5. Biosintesis Protein
Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan
melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA. Molekuk DNA merupakan
rantai polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan berbentuk
heliks ganda. Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya
molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA
menentukan urutan asam amino dalam pembentukan protein. Peran dari DNA itu sendri sebagai
pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang .Dua tahap pembentukan
protein:

1) Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA.

2) Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein.

Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam sitoplasma
rRNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom dalam sel,
perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum diketahui.

m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya.
kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga
buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon yang terbentuk
dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang terbentuk dari kombinasi
guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino yang sama disebut sinonim, misalnya
CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim tersebut pada umumnya
adalah basa pada kedudukanketiga misalnya GUU,GUA,GUC,GUG.

Bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino
yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon. lipatan
anti kodon mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam m RNA
yang tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA membawa
satu molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam amino dengan t
Rna ini berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan ATP melalui dua
tahap reaksi:

1) Asam amino dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosilAMP-enzim.

2) Reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan tRNA


Proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA. karena
dalam sel normal tidak terdapat tRNA yang mempunyai antikodon komplementer.

2.4 Lipid dan Lemak

2.4.1 Pengertian Lipid dan Lemak


a. Lipid

Lipid adalah golongan senyawa heterogen yang akan menyusun jaringan tumbuhan dan
hewan. Lipid merupakan golongan seyawa organik kedua yang menjadi sumber makan, sekitar
40% dari makanan yang dimakan setiap harinya terdiri dari lipid. Lipid memiliki sifat umum
tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik, mengandung unsur-unsur karbon,hydrogen
oksigen dan kadang-kadang mengandung nitrogen dan fosfor. Berbeda dengan karbohidrat dan
protein, lipid bukan suatu polimer dan tidak mempunyai satuan yang berulang. Pembagian lipid
didasari oleh hidrolisisnya. Lipid digolongkan menjadi lipid sederhana, lipid majemuk dan sterol.

b. Lemak

Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi berfungsi sebagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan
di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi

2.4.2 Klasifikasi Lemak


1) Lipid sederhana adalah golongan lipid yang jika dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
dan gliserol. Contohnya adalah fat atau minyak (Trigliserida)

2) Lipid kompleks adalah golongan lipid yang jika dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
dan berbagai senyawa lainnyaContohnya adalah fosfolipid dan glikolipid. Contohnya adalah
Fosfolipid + H2O akan menghasilkan asam lemak + alkohol + asam fosfat + senyawa
nitrogen dan Glikolipid + H2O akan menghasilkan asam lemak + karbohidrat + sfingosin.
3) Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan bila lipid sederhana dan lipid
kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya: asam lemak, gliserol, alkohol padat, aldehid,
keton bodies

Secara klinis, komponen lipid utama yang dapat dijumpai dalam plasma adalah:

1) Trigliserida (lemak netral)

Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul asam
lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserid yang
berfungsi sebagai gudanglemak yang segera dapat digunakan. Dengan masuk dan keluar dari
molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam lemak merupakan bahan untuk konversi
menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk menghasilkan
energi.

2) Asam Lemak.

Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan glukosa yang
diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat disimpan. Lebih dari 95%
lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida. Proses pencernaan trigliserida dari
asam lemak dalam diet, dan diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron (droplet lemak
kecil yang diselubungi protein).

3) Kolesterol

Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol
dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging lemak (gajih), dan sebaginya terutama
dalam keadaan ester. Kolesterol penting dalam struktur dinding sel dan dalam bahan yang
membuat kulit kedap air. Kolesterol digunakan tubuh untuk membentuk garam empedu
sebagai fasilitator untuk pencernaan lemak dan untuk pembentukan hormon steroid (misal
kortisol, estrogenandrogen) oleh kalenjar adrenal ovarium dan testis.

4) Fosfolipid

Fosfolipid lesitinsfingomielin, dan sefalin merupakan komponen utama pada membrane


sel dan juga bekerja dalam larutan untuk mengubah tegangan permukaan cairan (misal
aktifitas surfaktan cairan di paru). Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan usus, serta
dalam jumlah kecil sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah dapat ikut serta
dalam metabolisme sel dan juga dalam koagulasi darah.

2.4.3 Metabolisme Lemak


Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi
jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tidak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam
lemak dioksidasibaik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida
jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.

Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein asetil KoA
dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain,
jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam
lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.

Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan
badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis.
Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan
asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.

Oksidasi asam lemak jenuh (oksidasi beta asam lemak)

Lemak dalam tubuh tidak hanya berasal dari makanan yang mengandung lemak tetapi dapat pula
berasal dari karbohidrat dan protein. Hal ini dapat terjadi karena ada hubungan antara
metabolisme karbohidrat, lemak, protein atau asam amino. Asam lemak yang terjadi pada proses
hidrolisis lemak, mengalami proses oksidasi dan menghasilkan asetil-KoA. Berikut ini adalah
tahap-tahap reaksi
1. Pembentukan asil-KoA dari asam lemak berlangsung dengan katalis enzimasil-KoA sintase
(tiokinase). Mula asam lemak bereaksi dengan ATP dan enzim membentuk kompleks
enzim-asiladenilat. Molekul asilaadenilat terdiri atas gugus asil yang berikatan dengan
gugus fosfat pada AMP. Molekul ATP dalam reaksi ini diubah menjadi AMP dan
pirofosfat. Kemudian asil AMP bereaksi dengan koenzim A membentuk asil-KOA.
Pirofosfat dengan segera terhidrolisis menjadi 2 gugus fosfat. Setelah menjadi bentuk
aktifasil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada
membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin barulah
senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria. Pada membran intema
mitokondria terdapat enzim kamitin asil kamitin translokase yang bertindak sebagai
pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluarAsil karnitin yang masuk ke dalam
mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin
palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan
karnitin dibebaskanAsil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk
dalam proses oksidasi beta

2. Reaksi kedua ialah pembentukan enoil-KoA dengan cara oksidasi. Enzim asil-KoA
dehidrogenase berperan sebagai katalis dalam reaksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam
reaksi ini ialah FAD yang berperan sebagai akseptor hydrogenDua molekul ATP dibentuk
untuk tiap pasang elektron yang ditransportasikan dari molekul FADH2 melalui transpor
elektron

3. Reaksi ketiga, enzim enoil-KoA hidratase merupakan katalis yang menghasilkan L-


hidroksiasil koenzim A. Reaksi ini ialah reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap antara C-2
dan C-3.

4. Reaksi keempat adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil-KoA menjadi ketoasil-
KoAEnzim L-hidroksiasil koenzim A dehidrogenase merupakan katalis dalam reaksi ini
dan melibatkan NAD yang direduksi menjadi NADH. Proses oksidasi kembali NADH ini
melalui transpor elektron menghasilkan 3 ATP.

5. Tahap kelima adalah reaksi pemecahan ikatan C - C, sehingga menghasilkan asetil- KOA
dan asil-KoA yang mempunyai jumlah atom C yang dua buah lebih pendek dari molekul
semula
Asil-KoA yang terbentuk pada reaksi tahap 5, mengalami metabolisme lebih lanjut melalui
reaksi tahap 2 hingga tahap 5 dan demikian seterusnya sampai rantai C pada asam lemak
terpecah menjadi molekul-molekul asetil-KoA. Selanjutnya asetil-KoA dapat teroksidasi menjadi
CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat atau digunakan untuk reaksi-reaksi yang memerlukan
asetil-KoA.

Oksidasi asam lemak tidak jenuh

Seperti pada asam lemak jenuh tahap pertama oksidasi asam lemak tidak jenuh adalah
pembentukan asil-KoA. Selanjutnya molekul asil-KoA dari asam lemak tidak jenuh tersebut
mengalami pemecahan melalui proses ẞ oksidasi seperti molekul asam lemak jenuhhingga
terbentuk senyawa sis-sis-asil KoA atau trans-sis-asil KoA yang tergantung pada letak ikatan
rangkap pada molekul tersebut

Sintesis Asam Lemak

Sintesis asam lemak bukan berarti kebalikan dari jalur penguraian asam lemak, artinya
pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung melalui jalur metabolik lain, walaupun ada
sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak
di dalam mitokondria.
Pada hakikatnya, sintesis asam lemak berasal dari asetil-KoA. Enzim yang bekerja
sebagai katalis adalah kompleks enzim-enzim yang terdapat pada sitoplasma, sedangkan enzim
pemecah asam lemak terdapat di mitokondria. Reaksi awal adalah karboksilasi asetil-KoA
menjadi malonil-KoA. Reaksi ini melibatkan HCO3 dan energi dari ATP. Dalam sintesis
malonil-KoA ini, malonil-KoA karboksilase yang mempunyai gugus prostetik biotin sebagai
katalis. Reaksi pembentukan malonil-KoA sebenarnya terdiri dari 2 reaksi sebagai berikut:

1) Biotin terikat pada suatu protein yang disebut protein pengangkut karboksilbiotin. Biotin
karboksilase adalah enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi karboksilasi biotin

2) Reaksi kedua ialah pemindahan gugus karboksilat kepada asetil-KoA yang dikatalis oleh
transkarboksilase.

Tahap berikutnya dalam sintesa asam lemak adalah pembentukan asetil ACP dan malonil
ACP, dengan katalis asetiltransasilase dan maloniltransasilaseAsam lemak dengan jumlah atom
C ganjil disintesis berawal dari propionil ACPAsetil ACP dan malonil ACP bereaksi membentuk
asetoasetil ACP, dengan enzim asil-malonil ACP kondensase sebagai katalis. Pada reaksi
kondensasi ini, senyawa 4 atom C dibentuk dari senyawa 2 atom C dengan senyawa 3 atom C
dan CO2 dibebaskan. Tahap selanjutnya ialah reduksi gugus keto pada C nomor 3, dari
asetoasetil ACP menjadi 3-hidroksi butiril ACP dengan ketoasil ACP reduktase sebagai
katalisKemudian 3-hidroksi butiril ACP diubah menjadi krotonil ACP dengan pengeluaran
molekul air (dehidrasi).
Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah 3-hidroksi asil ACP dehidratase. Reaksi terakhir
dari putaran pertama sintesis asam lemak ialah pembentukan butiril ACP dari krotonil ACP
dengan perpanjangan rantai C ini telah mengubah asetil-KoA menjadi butiril ACP. Putaran
kedua pada proses perpanjangan rantai C dimulai dengan reaksi butiril ACP dengan malonil
ACP dan seterusnya seperti reaksi-reaksi pada putaran pertama. Demikian setelah beberapa
putaran maka asam lemak terbentuk pada reaksi terakhir yaitu hidrolisis asil ACP menjadi asam
lemak dan ACP.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel yang di
sertai dengan adanya perubahan energi. Proses-proses ini terjadi di dalam sel mahluk hidup.
Proses yang ter jadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian zat
menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses fotosintesis,
kemosintesissintesis lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat dapat berupa respirasi sel
dan fermentasi sel. Proses metabolisme yaitu anabolisme (sintetis) dan katabolisme (penguraian)

2. Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon,
Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan (Hutahalung, 2004). Metabolisme karbohidrat meliputi Glikolisis, Dekarboksilasi
oksidatif, Siklus Krebs, Transfer Elektron, Glikogenesis, Glikogenolisis, Glikoneogenesis.

3. Kata protein berasal dari bahasa Yunaniyaitu protos, berarti yang pertama atau terpenting.
Protein merupakan polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptida.

Asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial

a. Asam amino esensial: treonin, triptofanlisin, leusin, valin → histidin arginin, metionin,
isoleusin, fenilalanin

b. Asam amino non esensial:serin, alanin, glisin, asparadin → sistein ,asam aspartat, tirosin,
glutamin, asam glutamate

4. Lipid adalah golongan senyawa heterogen yang akan menyusun jaringan tumbuhan dan
hewan. Lipid merupakan golongan seyawa organik kedua yang menjadi sumber makan, sekitar
40% dari makanan yang dimakan setiap harinya terdiri dari lipid. Lemak, disebut juga lipid,
adalah suatu zat yang kaya akan energi berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk
proses metabolisme tubuh. metabolisme lemak yaitu oksidasi asam lemak jenuh (oksidasi beta
asam lemak), oksidasi asam lemak tidak jenuh, Sintesis asam lemak

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi.
Tentang mekanisme kerja hormon guna menambah wawasan untuk pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_03-12-2022_638ad63880131.pdf

https://repositori.kemdikbud.go.id/22104/2/XII_Biologi_KD-3.2_Final.pdf

https://www.academia.edu/9425825/Makalah_Metabolisme_Karbohidrat_Lemak_dan_Protein

https://www.academia.edu/30920853/Metabolisme_Lemak_pada_Tubuh

Gaffar, Shabarni., 2007. Buku Ajar Bioteknologi Molekul : Bandung. Universitas

Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai