Oleh :
Kelompok 2 :
Ma;ni
Melinda
Kiki Andriani
Muhammad Fajar
Dalam penyusunan tugas ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik
sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman yang penulis miliki. Namun berkat izin dari TUHAN, dan kerja keras penulis sehingga
penulisan ini dapat di selesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan ini, baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
BAB IV PENUTUP........................................................................................................
4.1 Kesimpulan...................................................................................................36
Di alam ini ada banyak sekali mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di habitatnya
masing-masing. Setiap mahluk hidup mempunyai sifat dan kebiasaan masing-masing. Salah satu ciri
dari mahluk hidup ialah melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah proses
penguraian makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup.Setiap mahluk hidup pasti
memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Selain itu, makanan juga menjadi sumber
tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk hidup.Makanan tersebut masuk ke dalam
tubuh melalui organ pencernaan.Setelah masuk ke dalam tubuh,makanan tersebut akan mengalami
proses perombakan.Zat-zat yang terkandung dalam makanan diuraikan menjadi sumber energi.Hasil
dari penguraian zat-zat makanan tersebut yang menjadi sumber tenaga untuk melakukan aktivitas
kehidupan.Bisa kita bayangkan,jika zat-zat yang ada dalam makanan tidak diuraikan pasti tidak ada
tenaga yang dihasilkan dalam tubuh.Maka mahluk hidup tidak akan mempunyai kemampuan untuk
menjalani aktivitas kehidupan.Sebagai contoh kita dapat melihat seekor harimau yang memangsa
makanannya. Makanan yang di cerna oleh tubuh harimau diubah/di konversi menjadi energi dan
tenaga yang dapat di gunakan oleh harimau untuk berlari dan mencari mangsa yang lain. Mungkin
akan berbeda halnya jika makanan yang si makan oleh harimau tidak mengalami proses penguraian,
pasti harimau tersebut tidak akan mempunyai kemampuan untuk berlari bahkan mencari
mangsanya.Oleh karena itu, harimau memerlukan energi yang diperoleh dari proses penguraian zat-
zat makanan.Proses inilah yang kita kenal dengan proses metabolisme.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian metabolisme
2. Untuk mengetahui reaksi metabolisme karbohidrat.
3. Untuk mengetahui reaksi metabolisme lemak.
4. Untuk mengetahui reaksi metabolisme protein.
5. Untuk mengetahui reaksi metabolism purin & primidin
6. Untuk mengetahui penyakit akibat gangguan metabolism diatas
BAB II
PEMBAHASAN
Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel yang di
sertai dengan adanya perubahan energi. Proses – proses ini terjadi di dalam sel mahluk hidup. Proses
yang ter jadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian zat menjadi zat – zat
yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses fotosintesis , kemosintesis, sintesis
lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat dapat berupa respirasi sel dan fermentasi sel.
Metabolisme adalah suatu proses komplek perubahan makanan menjadi energi dan panas
melalui proses fisika dan kimia, berupa proses pembentukan dan penguraian zat didalam tubuh
organisme untuk kelangsungan hidupnya. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang
diawali oleh substrat awal dan diakhiri dengan produk akhir, yang terjadi dalam sel. reaksi tersebut
meliputi reaksi penyusunan energi (anabolisme) dan reaksi penggunaan energi (katabolisme). Dalam
reaksi biokimia terjadi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi kimia
dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP) diubah menjadi energi gerak untuk melakukan
suatu aktivitas seperti bekerja, berlari, jalan, dan lain-lain.
METABOLISME KARBOHIDRAT
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan ini
terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan transfer aktif,
sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli sepakat bahwa karbohidrat hanya dapat
diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan dengan dijumpainya maltosa, sukrosa dan
laktosa dalam urine apabila mengkonsumsi gula dalam jumlah banyak. Akhimya berbagai jenis
karbohidrat diubah menjadi glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses metabolisme. Proses
metabolisme karbohidrat yaitu sebagai berikut:
I. Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6
atom C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP.
NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat
elektron (H), sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat)
merupakan senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan
energi. Pada proses glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam
piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP (Rochimah, 2009).
Glikolisis memiliki sifat-sifat,antara lain: glikolisisdapat berlangsung secaraaerob
maupun anaerob,glikolisis melibatkan enzimATP dan ADP, sertaperanan ATP dan
ADPpada glikolisis adalah memindahkan(mentransfer)fosfat dari molekul yangsatu ke
molekul yang lain.Pada sel eukariotik,glikolisis terjadi di sitoplasma(sitosol).
Glikolisisterjadi melalui 10 tahapanyang terdiri dari 5 tahapanpenggunaan energi dan
5tahapan pelepasan energi.Berikut ini reaksi glikolisissecara lengkap:Dari skema
tahapanglikolisis menunjukkanbahwa energi yang dibutuhkanpada tahap
penggunaanenergi adalah 2ATP. Sementara itu, energyyang dihasilkan pada
tahappelepasan energi adalah4 ATP dan 2 NADH.Dengan demikian, selisihenergi atau
hasil akhirglikolisis adalah 2 ATP + 2NADH (Rochimah, 2009).
Proses pembentukanATP inilah yang disebut fosforilasi. Pada tahapan glikolisis
tersebut,enzim mentransfer gugus fosfat dari substrat (molekul organicdalam glikolisis)
ke ADP sehingga prosesnya disebut fosforilasi tingkatsubstrat (Rochimah, 2009).
Gambar reaksi glikolisis
II. Dekarboksilasi Oksidatif
Tahapan dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui
reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan O2 sebagai penerima elektronnya. Dekarboksilasi
oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum masuk ke tahapan siklus Krebs. Oleh
karena itu, tahapan ini disebut sebagai tahapan sambungan (junction) antara glikolisis
dengan siklus Krebs. Pada tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari
sitosol diubah menjadi asetil koenzim A (2 atom C) di dalam mitokondria. Pada tahap 1,
molekul piruvat (3 atom C) melepaskan elektron (oksidasi) membentuk CO2 (piruvat
dipecah menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2). Pada tahap 2, NAD+ direduksi
(menerima elektron) menjadi NADH + H+. Pada tahap 3, molekul berkarbon 2 dioksidasi
dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga terbentukasetil Ko-A. Hasil akhir tahapan ini
adalah asetil koenzim A, CO2, dan2NADH (Rochimah, 2009). Berikut gambar di bawah
ini reaksi dekarboksilasi oksidatif dan reaksinya.
III. Siklus Krebs
Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus asam
trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan senyawa yang
mempunyai gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil koenzim A hasi
dekarboksilasi oksidatif memasuki matriks mitokondria untuk bergabung dengan asam
oksaloasetat dalam siklus Krebs, membentuk asam sitrat. Demikian seterusnya, asam
sitrat membentuk bermacam-macam zat dan akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi
(Rochimah, 2009).
Setiap molekul glukosa akan menghasilkan 36 ATP dalam respirasi. Hasil ini berbeda
dengan respirasi pada organism prokariotik. Telah diketahui bahwa oksidasi NADH atau
NADPH2 dan FADH2 terjadi dalam membrane mitokondria, namun ada NADH yang
dibentuk di sitoplasma (dalam proses glikolisis). Pada organism eukariotik, untuk
memasukkan setiap 1 NADH dari sitoplasma ke dalam mitokondria diperlukan 1 ATP.
Dengan demikian, 2 NADH dari glikolisis menghasilkan hasil bersih 4 ATP setelah
dikurangi 2 ATP. Sementara itu, pada organisme prokariotik, karena tidak memiliki
sistem membran dalam maka tidak diperlukan ATP lagi untuk memasukkan NADH ke
dalam mitokondria sehingga 2 NADH menghasilkan 6 ATP. Akibatnya total hasil bersih
ATP yang dihasilkan respirasi aerob pada organisme prokariotik, yaitu 38 ATP
(Sembiring, 2009).
V. Glikogenesis
Kelebihan glukosa dalam tubuh akan disimpan dalam hati dan otot (glikogen) ini
disebut glikogenesis. Glukosa yang berlebih ini akan mengalami fosforilasi menjadi
glukosa-6-phospat. Di otot reakssi ini dikatalis oleh enzim heksokinase sedangkan di hati
dikatalis oleh glukokinase. Glukosa-6-phospat
diubah menjadi glukosa-1-phospat dengan
katalis fosfoglukomutase menjadi glukosa-
1,6-biphospat. Selanjutnya glukosa-1-phospat
bereaksi ddengan uridin triphospat (UTP)
untuk membentuk uridin biphospat glukosa
(UDPGlc) dengan katalis UDPGlc
pirofosforilase.
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh
UDPGlc membentuk ikantan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan UDP.
Reaksi ini dikatalis oleh enzim glikogen
sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya harus ada untuk memulai reaksi
ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal
sebagai glokogenin. Setelah rantai glikogen primer diperpanjang dengan penambahan
glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk
cabang memindahkan bagian dari rantai 1 ke 4 (panjang minimal 6 residu glukosa0 pada
rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1 ke 6 sehingga membuat titik
cabang pad molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan
cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambaah, jumlah
total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehinggaa akan mempercepat
glikogenesis maupun glikogenolisis (Mulasari dan Tri, 2013).
VI. Glikogenolisis
Proses perubahan glikogen menjadi glukosa. atau kebalikan dari glikogenesis.
VII. Glikoneogenesis
Proses pembentukan glukosa dari senyawa prekursor karbohidrat pada jaringan
hewan (hati), tumbuhan (biji) dan mikroorganisme Pada hewan prekursor penting dalam
glukoneogenesis :piruvat, gliserol dan asam Amino Reaksi glukoneogenesis berlangsung
di semua organisme dengan pola yang sama, perbedaan terjadi pada beberapa senyawa
metabolit dan sistem pengaturannya. Perbedaan utama glikolisis dan glukoneogenesis:
Glikolisis : glukosa menjadi piruvat
Glukoneogenesis : piruvat menjadi glukosa
Pengaturan glikolisis dan glukoneogenesis adalah secara berlawanan. Asetil KoA akan
menghambat secara allosterik pembentukan piruvat menjadi asetil Ko A, tetapi
meningkatkan piruvat menjadi oksaloasetat.
Kelebihan glukosa pada organisme akan diubah menjadi glikogen (pada hewan), amilum,
sukrosa dan polisakarida yang lain (pada tumbuhan) Glukosa akan diubah menjadi
glukosa nukleotida yakni glukosa-UDP (uridin difosfat) yang dikatalisis oleh glikogen
sintetase untuk pembentukan ikatan a1 menjadi 4, untuk pembentukan ikatan 1 menjadi 6
oleh glikosil (1 menjadi 6) transferase atau amilo (1 menjadi 4) menjadi (1 menjadi 6)
transglikosilase Glukosa-UDP juga merupakan substrat bagi sintesis sukrosa sedangkan
glukosa-ADP merupakan substrat bagi sintesis amilum (Najmiatul, 2011).
FUNGSI KARBOHIDRAT
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
seperti rasa, warna dan tekstur (Hutagalung, 2004).
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
1. Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi
enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati
dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat
menggunakan enersi yang berasal dari karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi. Kebutuhan tubuh akan
enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi
untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau
cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi
karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi
utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka
keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya
ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya
berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang
penting dalam asam nukleat.
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat
(dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
2.3 LEMAK
Lemak merupakan sumber nutrisi yang disimpan dari tubuh dan berasal dari makanan yang
dikonsumsi. Zat gizi ini menyumbangkan 60 % dari total energi yang dibutuhkan pada saat
beristirahat dan juga dibutuhkan dalam jumlah lebih besar saatz berolahraga. Ketika
mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, maka akan terjadi penyimpanan dalam tubuh.
Selain itu jika terdapat kelebihan konsumsi protein dan karbohidrat, maka kedua zat ini akan
dikonversi menjadi lemak. Namun, reaksi ini tidak terjadi sebaliknya, lemak tidak dapat diubah
kembali menjadi protein dan karbohidrat. Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya
akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil
produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energy (Tika,
2011).
METABOLISME LEMAK
Metabolisme Lemak Ada 3 fase:
â oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi asetil Co-A
Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A menjadi H
Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H + O menjadi H2O + ATP
Metabolisme Lemak:
1. Di mulut, lemak mulai mengalami tahapan pencernaan, terjadi penyesuaian suhu
tertentu pada saat lemak dikunyah di mulut.
2. Pada lambung, lemak mengalami proses pencernaan dengan bantuan asam dan
enzim menjadi bentuk yang lebih sederhana.
3. Selanjutnya lemak akan memasuki hati, empedu, dan masuk ke dalam usus kecil.
4. Dari kantung empedu lemak akan bergabung dengan bile yang merupakan senyawa
yang penting untuk proses pencernaan pada usus kecil. Selanjutnya hasil
pemecahan tersebut akan diubah oleh enzim lipase pankreas menjadi asam lemak
dan gliserol
5. Kelebihan lemak kemudian disimpan dalam tubuh, dan sebagai akan bergabung
dengan senyawa lain seperti fiber yang akan di keluarkan melewat usus besar.
2.4 PROTEIN
Protein bersama karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Protein
tersusun dari molekul-molekul yang disebut asam amino. Di dalam tubuh mamalia asam amino
terbagi menjadi dua bagian yaitu asam amino esensial dan non esensial. Asam amino esensial
ialah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam amino esensial dapat disintesis
oleh tubuh namun tetap diperlukan asupan dari makanan untuk menjaga keseimbangan asam
amino tersebut di dalam tubuh (Burnama, 2011).
Metabolisme protein meliputi:
1. Degradasi protein (makanan dan protein intraseluler)
menjadi asam amino
2. Oksidasi asam amino
3. Biosintesis asam amino
4. Biosintesis protein
c. Ekskresi NH3
NH3 tidak dapat diekskresi oleh ginjal dan
harus diubah dulu menjadi urea oleh hati.
Jika hati ada kelainan (sakit) maka proses
pengubahan NH3 akan terganggu dan akan
terjadi penumpukan NH3 di dalam darah
yang menyebabkan terjadinya uremia. NH3
bersifat meracuni otak yang dapat menyebabkan koma. Jika hati telah rusak maka disebut
koma hepatikum.
d. Pemecahan protein
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein menjadi zat yang
dapat masuk ke dalam siklus Krebs. Zat-zat yang dapat masuk adalah alfa ketoglutarat,
suksinil Ko-A, fumarat, oksaloasetat, dan sitrat.
e. Siklus krebs
Siklus ini merupakan proses perubahan asetil
Co-A menjadi H dan CO2. Proses ini terjadi di
mitokondria. Pengambilan asetil Co-A di
sitoplasma dilakukan oleh oksaloasetat. Proses
pengambilan ini terus berlangsung sampai
asetil Co-A di sitoplasma habis. Oksalo asetat
berasal dari asam piruvat. Jika asupan nutrisi kekurangan karbohidrat maka juga akan
kekurangan asam piruvat dan oksaloasetat.
f. Rantai respirasi
Hydrogen hasil utama dari siklus krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH.
Hydrogen dari NADH ditransfer ke flavoprotein, quinon, sitokrom b, sitokrom c, sitokrom
a3, terus direaksikan dengan O2 membentuk H2O dan energy.
g. Fosforilasi oksidatif
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energy yang tinggi, energy tersebut ditangkap oleh
ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP.
h. Keratin dan kreatinin
Keratin disintesa di hati dari metionin, glisin, dan arginin. Dalam otot rangka difosforilasi
fosforilkreatin (simpanan energy). Fosforilkreatin dapat mejadi kreatinin dan gerak urine.
c) Hipoglikemia
Hipoglikimia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di
bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L).Hipoglikemi adalah suatu kondisi dimana kadar
glukosa darah yang abnormal rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60
mg/dl.
Faktor-faktor yang menyebabkan hipoglikemia:
a. Asupan karbohidrat kurang, Makan tertunda atau lupa, porsi makan kurang
b. Diet slimming, anorexia nervosa
c. Muntah, gastroparesis
d. Menyusui
e. Absorbsi yang cepat, pemulihan glikogen otot
f. Alkohol, pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa
menyebabkan hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.
b. Obesitas
Obesitas atau kegemukan adalala kelebihan gizi yang ditandai dengan adanya penimbunan lemak
secara berlebihan dalan tubuh sehingga menaikkan berat Badan. Kegemukan hanya dapat terjadi jika
ada kelebihan energi karena berbagai sebab, antara lain kelebihan zat gizi, kelainan baagian otak
tertentu, kelainan hormon endokrin, faktor keturunan, dan akibat pemakaian obat tertentu.
Kelebihan berat antara lain disebabkan ketidakseimbangan konsumsi kalori dengan kebutuhan
energi, dimana konsumai terlalu berlebihan dibanding kebutuhan energi. Kelebihan energi itu
disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak itu ditimbun di
beberapa tempat, diantaranya dalam jaringan subkutan dan dalam jaringan tirai khusus
(ementum).Penimbunam lemak pada wanita memiserikan bentuk khas feminin, misalaya di daerah
pinggul, daerah bahu, dan dada. Timbunan ringan lemak di daerah khusus itu sangat ditakuti dan
dijauhi kaum wanita karena cukup sulit diatasi.
c. Jantung Koroner
Penyakit jantung dimulai ketika kolesterol, bahan lemak, dan kalsium tertumpuk dalam arteri.
Ketika ini terjadi dalam arteri yang mensuplai jantung, penumpukan ini, atau plak, menyebabkan
arteri menyempit, sehingga pengiriman oksigen ke jantung berkurang. Pengurangan pengiriman
oksigen ke jantung dapat membuat nyeri dada, juga disebut angina. Penyakit jantung dimulai ketika
kolesterol, bahan lemak, dan kalsium membangun di arteri, sebuah proses yang dikenal sebagai
aterosklerosis. Hubungan antara penyakit jantung dan serangan jantung Ketika plak terjadi sampai ke
titik dan pecah, hal itu menyebabkan bekuan darah terbentuk di arteri koroner. Bekuan darah
memblok darah mengalir ke otot jantung, menyebabkan serangan jantung. Dalam skenario terburuk,
serangan jantung tiba-tiba atau gangguan irama fatal dapat terjadi. Penyumbatan arteri koroner oleh
plak dapat menyebabkan serangan jantung (myocardial infarction) atau gangguan irama fatal
(serangan jantung tiba-tiba). Penyakit jantung: pembunuh nomor satu Penyakit jantung
mempengaruhi sekitar 14 juta laki-laki dan perempuan di Amerika Serikat, dan memiliki tingkat
kematian yang tinggi. Bahkan, merenggut kehidupan lebih banyak dari total gabungan penyebab
utama kematian berikutnya.
o merokok,
o tekanan darah tinggi,
o kolesterol tinggi,
o diabetes,
o keturunan,
o penyakit arteri, dan
o obesitas.
Ciri-ciri :
Berat badan kurang dari 60% dari berat badan yang seharusnya.
Suhu tubuh menjadi rendah.
Kulit di tubuh melonggar dan mengkerut sehingga bentuk tulang sangat nampak.
Berwajah lonjong dan tampak lebih tua.
Perut berbentuk cekung yang biasa disertai dengan diare.
Kehilangan nafsu makan.
2. Kwashiorkor
Penyakit kwashiorkor ini merupakan penyakit yang bisa terjadi akibat kekurangan protein.
Berbeda dengan marasmus, penyakit ini paling banyak ditemukan pada anak-anak usia 1
hingga 3 tahun. Apabila pada marasmus tubuh penderitanya cenderung kurus, maka pada
kwashiorkor penampilan dari penderita terlihat normal.
Walaupun begitu, penyakit ini harus diwaspadai sebab jika tidak maka anak-anak
pertumbuhannya akan terhambat bahkan bisa mengalami cacat mental, seperti ADHD pada
anak.
Ciri-ciri :
Mengalami kelelahan yang tinggi
Terjadi pembengkakan pada perut, juga pada punggung kaki dan tangan
Sering mengalami diare
Berwajah bulat
Pandangan mata sayu
Rambut menjadi kusam, tipis hingga kemerahan dan gampang dicabut
Kehilangan nafsu makan dan gampang rewel
Hati berlemak dan membesar
Kekeringan pada kulit hingga bersisik dan pecah-pecah
Luka sulit untuk sembuh
Sering disertai dengan infeksi yang akut
Anemia dan xeroftalmia
3. Cachexia
Penyakit cachexia merupakan penyakit yang menyerang seseorang akibat kekurangan protein.
Menurut American Journal of Clinical Nutrition, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan
berat badan, penyakit kanker, gagal ginjal, penyakit menular AIDS, bahkan kematian apabila
tidak ditangani dengan baik.
Ciri-ciri :
4. Gagal Hati
Gagal hati adalah merupakan penyakit yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi
hati akibat ketidakmampuan sel hati untuk beregenerasi. Hal ini juga menjadi penyakit akibat
kekurangan protein. Karena menimbulkan hal yang membahayakan, maka kondisi ini sangat
memerlukan penanganan medis.
Ciri-ciri :
Merasa mual
Nafsu makan menghilang
Sering mengalami rasa lelah
Kulit dan mata menguning jika telah mencapai tahap akut
Pembengkakan pada perut
Mengalami diare
Gampang memar dan berdarah
5. Apati
Definisi dari apati yaitu suatu kondisi yang menyebabkan emosi menjadi tumpul. Efek
penyakit akibat kekurangan protein ini, bisa mempengaruhi tingkah laku dan fungsi kognitif.
Biasanya, apati sering disertai dengan depresi. Namun, kedua hal ini berbeda. Jika depresi
berupa gangguan emosi, maka apati berupa gangguan motivasi.
Ciri-ciri :
Kurangnya usaha sehingga sering bergantung pada orang lain
Tidak ada keinginan untuk belajar hal-hal baru
Kurang peduli terhadap masalah
Fluktuasi emosi tidak terjadi
Kurangnya respon terhadap suatu peristiwa atau kejadian
6. Edema
Penyakit edema ini merupakan nama lain dari retensi air, yakni penyakit kekurangan protein
yang paling sering diderita manusia. Jika darah yang mengalir pada tubuh tidak memiliki
protein yang cukup, maka seseorang bisa mengalami gejala tekanan darah rendah sehingga
gampang pusing, lemas dan malas beraktifitas.
Akibatnya, genre darah yang tidak mengandung protein dapat membentuk jaringan pada
sekitar pembuluh darah yang mirip dengan gumpalan air. Jaringan inilah yang biasa disebut
dengan edema.
Ciri-ciri :
Pembengkakan pada kulit dan kadang terasa kenyal
Kadang disertai nyeri atau tidak
Kadang disertai demam atau tidak
7. Rambut Rontok
Rambut yang rontok secara tidak normal bisa terjadi akibat tubuh kekurangan protein. Ketika
ratusan helai rambut mengalami kerontokan tiap harinya, maka ini merupakan tanda bahwa
seseorang sedang mengalami penyakit rambut rontok. Hal ini tentu saja tidak bisa dianggap
sepele, sebab lama-kelamaan dapat membuat kepala menjadi botak, bahkan sulit untuk tumbuh
kembali.
Ciri-ciri :
Rambut mudah lepas saat menyisir ataupun saat keramas
Banyak rambut berguguran saat bangun tidur
Banyaknya rambut yang menempel pada baju yang dikenakan
8. Gangguan Otak
Otak merupakan pusat saraf manusia agar dapat berpikir serta mampu menggerakkan tubuh.
Jika seseorang kekurangan protein, maka kecepatan berpikir orang tersebut akan menjadi
rendah bahkan sehingga bisa mengakibatkan gangguan yang parah atau fatal. Misalnya saja
seperti berkurangnya kecepatan motorik, mudah stres atau depresi, dan lainnya.
9. Penyakit Jantung
Jantung yang berdetak dalam tubuh manusia ternyata sangat membutuhkan protein. Sebab,
jika tubuh seseorang kekurangan protein, maka denyut jantung yang bisa dihasilkan sangat
rendah yaitu dibawah 60 kali denyutan dalam satu menit.
Ciri-ciri :
Sering mengalami sesak nafas
Biasa mengalami gejala batuk
Nafsu makan menjadi berkurang
Gampang lelah atau lemas
10. Kelelahan
Tubuh yang sering mengalami kelelahan merupakan salah satu tanda bahwa seseorang
kekurangan protein. Jika protein ini tidak cukup untuk tubuh, maka jaringan otot yang
mengalami kelelahan bisa rusak sehingga tidak dapat melakukan regenerasi.
Adapun beberapa hal membahayakan yang ditimbulkan oleh kelelahan ini seperti kram,
rheumatik dan lainnya.
Ciri-ciri :
Gampang merasa resah.
Sering jatuh tertidur saat sedang duduk atau saat melakukan aktifitas.
Merasa kurang keseimbangan pada tubuh.
Mudah marah.
Sulit berkonsentrasi.
1. Ginjal
Kelebihan protein pada tubuh, dapat menyebabkan seseorang mengalami gagal ginjal. Sebab,
mengkonsumsi protein yang berlebih, maka akan membuat ginjal terpaksa bekerja lebih ekstra
untuk membuang semua kelebihan nitrogen pada tubuh dan akhirnya membuat seseorang
mengalami gagal ginjal.
Selain itu, jika hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan kadar urea menjadi tinggi, sehingga
bisa menyebabkan masalah asam urat.
Ciri-ciri:
Kepala terasa pusing hingga sulit untuk berkonsentrasi
Merasa gatal sehingga meninggalkan ruam pada tubuh
Merasa kedinginan pada tubuh
Mengalami sesak nafas
Merasa sakit pada daerah sekitar pinggang
2. Pengasaman Darah
3. Osteoporosin
Penyakit akibat kekurangan protein maupun penyakit akibat kekurangannya ini, tentu saja bisa
terjadi pada siapa saja. Sehingga kita perlu mewaspdainya dengan melakukan gaya hidup sehat
terhadap pola makan yang mencukupi kebutuhan nutrisi protein ini.
3.3 METABOLISME LEMAK
a. Penyakit Gaucher Penyakit ini terjadi akibat penumpukan glukoserebrosidase (produk
metabolisme lemak) di dalam jaringan.Penyakit gaucher adalah lipidosis yang paling sering
terjadi. Penyakit Gaucher banyak ditemukan pada orang-orang Yahudi Ashkenazi (Eropa
Timur).Penyakit Gaucher menyebabkan pembesaran hati dan limpa, serta timbulnya
pigmentasi coklat di kulit. Akumulasi glukoserebrosidase pada mata menyebabkan timbulnya
bintik-bintik kuning, yang disebut pinguecula. Akumulasi di sumsum tulang bisa
menyebabkan nyeri dan kerusakan tulang.Penyakit Gaucher Tipe I, merupakan penyakit dalam
bentuk kronis dan paling sering ditemukan. Penyakit ini menyebabkan pembesaran hati dan
limpa, serta kelainan pada tulang. Hati bisa mengalami gangguan yang berat, sehingga
berisiko untuk terjadinya perdarahan lambung dan esofagus, serta kanker hati. Selain itu juga
bisa terjadi gangguan neurologis.Penyakit Gaucher Tipe II, terjadi pada masa bayi. Bayi
dengan penyakit ini mengalami pembesaran limpa dan kelainan sistem saraf yang berat. Bayi
biasanya meninggal pada tahun pertama setelah dilahirkan.Penyakit Gaucher Tipe IIII, bisa
dimulai kapan saja pada masa kanak-kanak. Anak-anak dengan penyakit ini mengalami
pembesaran hati dan limpa, kelainan tulang dan gangguan neurologis progresif lambat. Anak-
anak yang dapat bertahan hingga masa remaja, bisa hidup selama beberapa tahun.Banyak
penderita penyakit Gaucher yang bisa diobati dengan terapi enzim pengganti. Enzim-enzim
diberikan melalui pembuluh darah, biasanya setiap 2minggu. Terapi enzim pengganti paling
efektif pada penderita yang tidak mengalami komplikasi sistem saraf.
e. Gangguan Oksidasi Asam Lemak Gangguan oksidasi asam lemak terjadi akibat kekurangan
enzim yang dibutuhkan untuk memecah lemak. Gangguan ini menyebabkan terjadinya
gangguan fisik dan mental.Beberapa enzim membantu pemecahan lemak sehingga bisa diubah
menjadi energi. Kelainan bawaan atau kekurangan dari salah satu enzim ini membuat tubuh
kekurangan energi dan menyebabkan akumulasi zat-zat tertentu, misalnya acyl-CoA.
Kekurangan enzim yang paling sering terjadi adalah acyl-CoA dehidrogenase rantai
sedang.Kekurangan Acyl-CoA Dehidrogenase Rantai SedangGangguan ini merupakan salah
satu gangguan metabolisme herediter yang sering terjadi, terutama pada orang-orang dari
Eropa Utara.Gejala biasanya muncul pada tiga tahun pertama setelah dilahirkan. Anak-anak
cenderung mengalami gejala jika mereka kekurangan sumber energi (misalnya pergi untuk
waktu yang lama tanpa makanan) atau jika kebutuhan kalori mereka meningkat karena
olahraga atau penyakit. Kadar gula di dalam darah turun secara drastis, sehingga terjadi
gangguan kesadaran atau koma. Anak menjadi lemas, dan bisa mengalami kejang. Dalam
jangka panjang, anak bisa mengalami hambatan dalam perkembangan fisik dan mental, terjadi
pembesaran hati, kelemahan otot jantung, ketidakteraturan detak jantung, dan bisa terjadi
kematian mendadak.Terapi darurat untuk gangguan ini adalah pemberian glukosa melalui
pembuluh darah vena. Untuk jangka panjang, anak-anak harus sering makan, tidak boleh
melewati waktu makan, serta mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
Pemberian asam amino karnitin tambahan bisa membantuHasil jangka panjang biasanya baik.
3.4 PENYAKIT AKIBAT METABOLISME PURIN & PRIMIDIN
a. Asam Urat
Berikut beberapa makanan yang mengandung kadar purin tinggi:
Ikan teri asin/tawar
Ikan sarden atau makanan yang diawetkan
Ginjal dan otak sapi
Daging dan jeroan (usus, hati, jantung, paru, limfa)
Jenis kerang-kerangan
Daging Ppuyuh
Mayonaise
Burung, bebek, sea food, ikan, sayuran kol, buncis dan jenis kacang-kacangan
yang kering seperti kacang tanah. “Tapi purin paling banyak terdapat dalam
jeroan.”
b. Gout
c. Sindrom Lesch-Nyhan
d. Penyakit Von Gierke
e. Hipourisemia
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan cadangan energi bagi makhluk hidup.
Biarpun karbohidrat memiliki manfaat, jika kekurangan atau kelebihan dalam mengkonsumsi
karbohidrat juga akan berdampak buruk dan menimbulkan berbagai penyakit seperti: marasmus,
diabetes, obesitas, jantung koroner dan sebagainya.
Pada dasarnya dampak buruk dari kekurangan dan kelebihan karbohidrat diakibatkan
kurangnya pola hidup sehat, kuarangnya perhatian pemerintah terhadap gizi masyarakat yang
kurang mampu. Sehingga masih banyak masyarakat khususnya balita menderita marasmus (gizi
buruk).
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/288919607/MAKALAH-METABOLISME
http://agusp3b3.blogspot.com/2011/12/makalah-metabolisme.html
https://www.scribd.com/doc/24753579/METABOLISME-KARBOHIDRAT
https://www.scribd.com/doc/259861601/Makalah-Bioki mia-Metabolisme-Karbohidrat-Lemak-Dan-
Protein
https://www.scribd.com/doc/259861601/Makalah-Biokimia-Metabolisme-Karbohidrat-Lemak-Dan-
Protein
http://reza-info24.blogspot.com/2014/02/berbagai-penyakit-sebagai-akibat-dari.html
https://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/10-penyakit-akibat-kekurangan-protein-dan-ciri-cirinya
http://sahabatberbagi-sahabatku.blogspot.com/2015/02/gangguan-metabolisme-lemak.html
http://materikesehatankita.blogspot.com/2013/10/metabolisme-purin-dan-pirimidin.html