KESEIMBANGAN CAIRAN,
ELEKTROLIT, KESEIMBANGAN ASAM
BASA
Efitra
CAIRAN ?
CAIRAN TUBUH: LARUTAN YANG TERDIRI
DARI AIR DAN ZAT TERLARUT
Sumber :
Air yang diminum
Bersama makanan
Hasil metabolisme
AIR TUBUH TOTAL (TBW) ADALAH PRESENTASE
DARI BERAT AIR DIBANDINGKAN DENGAN
BERAT BADAN TOTAL. TBW BERGANTUNG PADA
USIA, BERAT BADAN, JENIS KELAMIN DAN
DERAJAT OBESITAS (KANDUNGAN LEMAK
DALAM TUBUH)
Massa Tubuh Total
2/3 ICF
55% 60%
Fluids Fluids
Cairan
80% interstisial
1/3 ECF
20% Plasma
Perempuan Laki-laki
Total Body Water
TotalBody Water: (60 %)
1.Cairan Ekstrasel (ECW= Extracelluler Cell Water: 20 %)
- Cairan Interstisiil (15 %): di jaringan ikat, kartilago & tu-
lang
- Cairan intravaskuler/Plasma (5 %)
- Cairan Transeluler: rongga synovial, cairan dlm mata, cairan
serebrospinal, dll
2.Cairan Intraseluler(ICW)= Intracelluler Cell Water: 40
%)
- Sel darah
- Sel endotel dan
- Sel-sel lain
Kuliah FK-UNJA-PKDK
TBW
BAYI : 80-85%
DEWASA : LK MUDA 60% DARI BB
PR MUDA 50% DARI BB
>65 THN 40-50% DARI BB
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 11
Fungsi ............
Kehidupan sel
Melarutkan makanan, ion ( Na – K )
Metabolisme
Distribusi cairan tubuh dipengaruhi oleh :
1.Difusi
Perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi tinggi
ke tekanan/konsentrasi rendah
2.Osmosis
Perpindahan air dari konsentrasi zat terlarut rendah
ke konsentrasi zat terlarut tinggi
osmolaritas: ukuran konsentrasi suatu larutan
- isotonus konsentrasi larutan = plasma darah
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 14
3. Transport aktif
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 16
PENGATURAN VOLUME CAIRAN
EKSTRASEL
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 17
Pengaturan cairan tubuh
1500
1000
Minum Ginjal
1600 ml 1500 ml
500 Input
Output
0
GINJAL
HORMONAL
SYARAF
ORGAN: PARU, KULIT, GI
Pengaturan Neuroendokrin dalam
Keseimbangan Cairan
1. Sistem saraf
Reseptor
- Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- Reseptor regang tekanan rendah di thorak
Sistem saraf simpatis
2. Sistem endokrin
- Angiotensin II reabsorpsi Na
- Aldosteron reabsorpsi Na
- Antidiuretic hormone (ADH) reabsorpsi air
- Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin) ekskresi
Na & air
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 21
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Keseimbangan Cairan & Elektrolit
Umur
Suhu lingkungan
Diet
Stres
Penyakit
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 22
MASALAH KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Stimulasi pusat
Angiotensin II
Haus hypothalamus
a. Dehidrasi berat
- kehilangan cairan 4-6 L
- Serum natrium 159 – 166 mEq/L
- Hipotensi
- Turgor kulit buruk/tidak elastis
- Oliguria
- Nadi & pernafasan meningkat
-kehilangan cairan mencapai > 10%
BB
b.Dehidrasi sedang
- kehilangan cairan 2-4L atau antara
5-10% BB
- serum natrium 152-158 mEq/L
- mata cekung
c. Dehidrasi ringan
- kehilangan cairan 5 % BB atau 1,5
2L
Insensible Water Loss (IWL)
Cairan hipotonik:
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+
lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum dan
menurunkan osmolaritas serum.
Contohnya : NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
Cairan Isotonik:
osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair
dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Contohnya : Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis
(NaCl0,9%) cairan kristaloid
Cairan hipertonik:
osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin
Cairan koloid
Hipervolumi atau overhidrasi
Hipervolume : peningkatan volume darah.
Menyebabkan pitting edema (edema yg
berada pd daerah perifer)
Edema: kelebihan cairan pd interstisial.
pada non pitting edema menyebabkan
pengumpulan membekunya cairan pd
permukaan jaringan shg dpt
menyebabkan edema anasarka
EDEM
Patogenesis
1. ↑ tekanan darah hidrostatik kapiler
1. Payah jantung
2. Sirosis hati
3. Obstruksi vena lokal
2. ↓ tekanan koloid osmotik plasma ( alb↓ )
1. Sind. Nefrotik
2. Sirosis hepatis
3. Malnutrisi
3. Permeabilitas kapiler ↑
1. Trauma
2. Radang
3. Luka bakar
4. Alergi
4. ↑ tekanan koloid osmotik intertitial
1. Sumbatan sal limfe
Pemeriksaan Pitting Edema
Gangguan elektrolit :
Gangguan metabolisme
Gangguan potensial listrik jaringan mati
mendadak
Komposisi Ion pd Cairan
Tubuh
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 36
Komposisi Elektrolit
Ekstraselular
Intraselular
mEq/L Plasma Darah Interstisial
Kation
Na+ 15 142 144
K+ 150 4 4
Ca++ 2 5 2.5
Mg++ 27 3 1.5
Anion
Cl- 1 103 114
HCO3- 10 27 30
HPO4= 100 2 2
SO4= 20 1 1
Asam organik - 5 5
Protein 63 16 6
Fungsi ion dari elektrolit:
1.Kontrol osmosis air
2.Keseimbangan asam – basa
3.Aliran listrik potensial aksi (pada neuron)
4.Kofaktor enzim
K dalam makanan
+
Buah
Pisang 800 mgr
Jeruk 1200 mgr
Daging
Sapi atau ayam 600 mgr
DYS-RYTHMIA :
TACHYCARDIA
FIBRILLASI VENTRIKULER
SINUS BRADYCARDIA
SINUS ARREST
RYTHME IDIO-VENTRICULAR LAMBAT
HIPOKALEMI
Etiologi :
1. Tanpa defisit K total tubuh
1. Alkalosis
2. Sekresi insulin yang menetap
2. Dengan defisit K total tubuh
1. Intake ↓, anoreksia
2. Hilang → sal cerna: GE, muntah
ginjal :
hiperaldosteron,
loop diuretik
Gejala Klinis :
1. Jantung
1. Aritmia
2. EKG : T datar, gel U, QT lebar
3. Hipotensi : ↓ resistensi perifer
2. Sal cerna : ileus paralitik
3. Ginjal
1. Osmolalitas urin ↓
2. pH urin ↑
4. Endokrin :
1. sekresi aldosteron ↓ eksresi K ↓
2. Gangguan toleransi glukosa ok sekresi insulin
terhambat
Terapi
K oral / parenteral
K parenteral
Hipokalemi barat
Aritmia
Gagalotot nafas
DOSIS AMAN : 10 mEq / L
Gangguan Keseimbangan Na+
Na : ion utama
+
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 56
Regulasi Pernapasan dlm
Keseimbangan Asam-Basa
Kadar CO2 meningkat pH menurun
Kadar CO2 menurun pH meningkat
Kadar CO2 & pH merangsang
kemoreseptor yg kemudian akan
mempengaruhi pusat pernapasan
hipoventilasi meningkatkan kadar CO2
dlm darah
hiperventilasi menurunkan kadar CO2
dlm darah
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 57
Regulasi Ginjal dlm
Keseimbangan Asam-Basa
Sekresi H+ ke dalam filtrat & reabsorpsi
HCO3- ke CES menyebabkan pH ekstrasel
meningkat
HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi
Laju sekresi H+ meningkat akibat
penurunan pH cairan tubuh atau
peningkatan kadar aldosteron
Sekresi H+ dihambat jika pH urin < 4,5
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 58
Gangguan Keseimbangan
Asam-Basa
1. Asidosis respiratori
hipoventilasi retensi CO2 H2CO3H+
2. Alkalosis respiratori
hiperventilasi CO2 banyak yg hilang H2CO3
H+
3. Asidosis metabolik
Diare, DM HCO3- PCO2 H+
4. Alkalosis metabolik
muntah H+ HCO3- PCO2
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 59
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 60
• Mekanisme eliminasi H+
1. Sistem buffer
2. Ekshalasi CO2
3. Ekskresi H+ via ginjal
• Sistem buffer
- Kebanyakan: asam lemah & garamnya
- Konversi asam/ basa kuat lemah
• Ketidak Seimbangan Asam – Basa
- pH darah normal 7,35 – 7,45
- Asidosis & alkalosis
- Asidosis: Depresi sistem saraf pusat, koma, mati
- Alkalosis: Eksitabilitas saraf meningkat, spasme otot, kejang,
mati
- Kompensasi: sempurna/ parsial
- pH berubah (metabolik) kompensasi respiratorik (jam)
- pH berubah (respiratorik) kompensasi renal (berhari-hari)
- Asidosis/ alkalosis respiratorik pCO2
- Asidosis/ alkalosis metabolik HCO3-
• Asidosis respiratorik
- CO2 exhalation pH
- Emphysema, edema paru, obstruksi jalan nafas, gangguan otot
respirasi, kerusakan pusat respirasi di medulla oblongata.
- Kompensasi oleh ginjal: - Ekskresi oleh H+
- Reabsorbsi HCO3-
- Terapi ventilasi, HCO3- intra vena
• Alkalosis respiratorik
- pCO2 < 35 mmHg
- Hiperventilasi, defisiensi O2 (ketinggian), rangsangan pada area
inspirasi batang otak, penyakit paru, stroke, cemas
- Kompensasi renal: - Ekskresi H+
- Reabsorbsi HCO3-
• Asidosis metabolik
- HCO3- < 22 mEq/ L
- Diare, disfungsi renal, ketosis, kegagalan ginjal mengeluarkan H
(protein)
- Terapi: hiperventilasi (kompensasi respiratorik), NaHCO3 intra
vena
• Alkalosis metabolik
- HCO3- > 26 mEq/ L
- Vomitus, gastric suctioning, diuretik, penyakit-penyakit endokrin,
obat alkalin (antasida), dehidrasi
- Terapi: hipoventilasi, cairan koreksi defisiensi Cl-, K+
INTERPRETASI AGD
Lihat pH darah
ASIDOSIS ALKALOSIS