Anda di halaman 1dari 74

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

KESEIMBANGAN CAIRAN,
ELEKTROLIT, KESEIMBANGAN ASAM
BASA

Efitra
CAIRAN ?
 CAIRAN TUBUH: LARUTAN YANG TERDIRI
DARI AIR DAN ZAT TERLARUT

 AIR: SENYAWA UTAMA DARI TUBUH


MANUSIA

 ZAT TERLARUT: ELEKTROLIT DAN NON


ELEKTROLIT
 ELEKTROLIT: ZAT KIMIA YANG
MENGHASILKAN PARTIKEL-PARTIKEL
BERMUATAN LISTRIK YANG DISEBUT
ION JIKA BERADA DALAM LARUTAN

 NON ELEKTROLIT: ZAT TERLARUT


YANG TIDAK TERURAI DALAM LARUTAN
DAN TIDAK BERMUATAN LISTRIK
 50 - 70 % dari berat badan terdiri dari cairan.
 Jaringan lemak lebih kurang mengandung air
dibanding otot

Sumber :
Air yang diminum
Bersama makanan
Hasil metabolisme
AIR TUBUH TOTAL (TBW) ADALAH PRESENTASE
DARI BERAT AIR DIBANDINGKAN DENGAN
BERAT BADAN TOTAL. TBW BERGANTUNG PADA
USIA, BERAT BADAN, JENIS KELAMIN DAN
DERAJAT OBESITAS (KANDUNGAN LEMAK
DALAM TUBUH)
Massa Tubuh Total

ICF = Intra cellular fluid = CIS = cairan intra


selular
45% 40% ECF = extra cellular fluid = CES = cairan ekstra
Solids Solids selular

2/3 ICF
55% 60%
Fluids Fluids
Cairan
80% interstisial
1/3 ECF
20% Plasma

Perempuan Laki-laki
Total Body Water
 TotalBody Water: (60 %)
1.Cairan Ekstrasel (ECW= Extracelluler Cell Water: 20 %)
- Cairan Interstisiil (15 %): di jaringan ikat, kartilago & tu-
lang
- Cairan intravaskuler/Plasma (5 %)
- Cairan Transeluler: rongga synovial, cairan dlm mata, cairan
serebrospinal, dll
2.Cairan Intraseluler(ICW)= Intracelluler Cell Water: 40
%)
- Sel darah
- Sel endotel dan
- Sel-sel lain

Kuliah FK-UNJA-PKDK
TBW
BAYI : 80-85%
DEWASA : LK MUDA 60% DARI BB
PR MUDA 50% DARI BB
>65 THN 40-50% DARI BB

DISTRIBUSI TBW : OTOT 50%


KULIT 20%
ORGAN LAIN 20%
DARAH 10%
PORSI CAIRAN TUBUH ORANG
DEWASA ( 70 kg )

Total Body Water 49 L 70 %


X BB

Ekstra sel 14 L 16-23 % X BB


1. Intravaskuler 3L 4 – 5 % X BB
2. Ekstravaskuler 11 L 12 –18% X BB
Intra sel 35 L 50 % X BB
Fungsi Air dalam Fisiologi Manusia
1. Media semua reaksi kimia tubuh
2. Berperan dalam pengaturan distribusi kimia &
biolistrik dalam sel
3. Alat transport hormon & nutrien
4. Membawa O2 dari paru-paru ke sel tubuh
5. Membawa CO2 dari sel ke paru-paru
6. Mengencerkan zat toksik dan waste product
serta membawanya ke ginjal dan hati
7. Distribusi panas ke seluruh tubuh

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 11
Fungsi ............

 Kehidupan sel
 Melarutkan makanan, ion ( Na – K )
 Metabolisme
Distribusi cairan tubuh dipengaruhi oleh :

 Sist sal Limfe


 Tekanan darah
 Permeabilitas kapiler
 Protein plasma
 Retensi air dan garam
Perpindahan Cairan & Elektrolit

1.Difusi
Perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi tinggi
ke tekanan/konsentrasi rendah
2.Osmosis
Perpindahan air dari konsentrasi zat terlarut rendah
ke konsentrasi zat terlarut tinggi
osmolaritas: ukuran konsentrasi suatu larutan
- isotonus  konsentrasi larutan = plasma darah

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 14
3. Transport aktif

Perpindahan molekul dari


tekanan/konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi dgn menggunakan energi
Tekanan Cairan
1. Tekanan osmotik & onkotik
Tekanan osmotik: tekanan untuk mencegah
aliran osmotik cairan
Tekanan onkotik: gaya tarik s/ koloid agar air
tetap berada dalam plasma darah di
intravaskular
2. Tekanan hidrostatik ( filtration force)
tekanan yang digunakan oleh air dalam sistem
tertutup

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 16
PENGATURAN VOLUME CAIRAN
EKSTRASEL

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 17
Pengaturan cairan tubuh

 Terdapat keseimbangan ( input&output ) yang


diatur hipotalamus melalui osmoreseptor.
 Pada dehidrasi me↑, haus dan ADH me↑
sehingga intake me↑ dan eksresi me↓
Sumber-sumber cairan (input & output)
2500 GIT 100 ml
Metabolik 200 ml
Paru 300 ml
2000 Makanan
700 ml Kulit 600 ml

1500

1000
Minum Ginjal
1600 ml 1500 ml
500 Input

Output
0

• Metabolik  respirasi seluler aerobik (produksi ATP)


 sintesis dehidrasi
(glukosa + fruktosa  sukrosa + H2O)
KESEIMBANGAN AIR DAN
ELEKTROLIT DIPERTAHANKAN
MELALUI INTEGRASI DARI FUNGSI

 GINJAL
 HORMONAL
 SYARAF
 ORGAN: PARU, KULIT, GI
Pengaturan Neuroendokrin dalam
Keseimbangan Cairan
1. Sistem saraf
Reseptor
- Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- Reseptor regang tekanan rendah di thorak
Sistem saraf simpatis
2. Sistem endokrin
- Angiotensin II   reabsorpsi Na
- Aldosteron   reabsorpsi Na
- Antidiuretic hormone (ADH)   reabsorpsi air
- Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin)   ekskresi
Na & air
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 21
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Keseimbangan Cairan & Elektrolit

 Umur
 Suhu lingkungan
 Diet
 Stres
 Penyakit

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 22
MASALAH KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

 HIPOVOLEMIA: DEFISIT VOLUME CAIRAN


(CES)
 HIPERVOLEMIA: KELEBIHAN VOLUME
CAIRAN (CES)
 HIPEROSMOLAR: KEHILANGAN CAIRAN
TANPA KEHILANGAN ELKTROLIT
Dehidrasi

Saliva Osmolaritas darah Volume darah

Mulut & pharynx Stimulasi osmoreseptor


kering Tekanan darah
hypothalamus
Produksi renin oleh
Sel2 juxtaglomeral
ginjal

Stimulasi pusat
Angiotensin II
Haus hypothalamus

Rasa haus Minum Cairan tubuh

Regulasi Pemasukan Cairan


DEHIDRASI
 Tubuh kekurangan cairan

 Etiologi kekurangan cairan :


 Melalui sal cerna
 Muntah
 Bocor/diare
 perdarahan
 Melalui sal kencing
 Pemakaian diuretik
 Penyakit ginjal
 diabetes
Melalui kulit
 Luka bakar
 Keringat ↑↑

Perpindahan keruang dalam badan


 Peritonitis
 Pankreatitis
Hipovolumi / dehidrasi : Kekurangan cairan
eksternal tjd krn penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan.

a. Dehidrasi isotonik : kehilangan sejumlah cairan


& elektrolitnya yg seimbang.

b. Dehidrasi hipertonik : kehilangan sejumlah air


yg lbh banyak dari pd elektrolitnya

c. Dehidrasi hipotonik : tubuh lbh banyak


kehilangan elektrolitnya dr pd air.
Macam dehidrasi

a. Dehidrasi berat
- kehilangan cairan 4-6 L
- Serum natrium 159 – 166 mEq/L
- Hipotensi
- Turgor kulit buruk/tidak elastis
- Oliguria
- Nadi & pernafasan meningkat
-kehilangan cairan mencapai > 10%
BB
b.Dehidrasi sedang
- kehilangan cairan 2-4L atau antara
5-10% BB
- serum natrium 152-158 mEq/L
- mata cekung
c. Dehidrasi ringan
- kehilangan cairan 5 % BB atau 1,5
2L
Insensible Water Loss (IWL)

 Merupakan Kehilangan cairan melalui


kulit (difusi) & paru
 Untuk mengetahui “Insensible Water Loss

(IWL)” dapat menggunakan penghitungan


sebagai berikut :
DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari

Jika ada kenaikan suhu :


IWL= 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
TERAPI CAIRAN

Cairan hipotonik:
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+
lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum dan
menurunkan osmolaritas serum.
Contohnya : NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.

Cairan Isotonik:
osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair
dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Contohnya : Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis
(NaCl0,9%) cairan kristaloid

Cairan hipertonik:
osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin
Cairan koloid
Hipervolumi atau overhidrasi
 Hipervolume : peningkatan volume darah.
Menyebabkan pitting edema (edema yg
berada pd daerah perifer)
 Edema: kelebihan cairan pd interstisial.
pada non pitting edema menyebabkan
pengumpulan membekunya cairan pd
permukaan jaringan shg dpt
menyebabkan edema anasarka
EDEM
Patogenesis
1. ↑ tekanan darah hidrostatik kapiler
1. Payah jantung
2. Sirosis hati
3. Obstruksi vena lokal
2. ↓ tekanan koloid osmotik plasma ( alb↓ )
1. Sind. Nefrotik
2. Sirosis hepatis
3. Malnutrisi
3. Permeabilitas kapiler ↑
1. Trauma
2. Radang
3. Luka bakar
4. Alergi
4. ↑ tekanan koloid osmotik intertitial
1. Sumbatan sal limfe
Pemeriksaan Pitting Edema

+1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka

daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan


cekungan sedalam 2 mm

+2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka


daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 4 mm

+3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka


daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 6 mm

+4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka


daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 8 mm
GANGGUAN ELEKTROLIT
Elektrolit : penting menjaga proses kehidupan di
tubuh

Gangguan elektrolit :
 Gangguan metabolisme
 Gangguan potensial listrik jaringan mati
mendadak
Komposisi Ion pd Cairan
Tubuh

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 36
Komposisi Elektrolit

Ekstraselular
Intraselular
mEq/L Plasma Darah Interstisial

Kation
Na+ 15 142 144
K+ 150 4 4
Ca++ 2 5 2.5
Mg++ 27 3 1.5
Anion
Cl- 1 103 114
HCO3- 10 27 30
HPO4= 100 2 2
SO4= 20 1 1
Asam organik - 5 5
Protein 63 16 6
Fungsi ion dari elektrolit:
1.Kontrol osmosis air
2.Keseimbangan asam – basa
3.Aliran listrik  potensial aksi (pada neuron)
4.Kofaktor enzim
K dalam makanan
+

Note: 2000 mg ~ 60 mEq


Sayuran
Kentang, buncis 500 mgr
Kacang 5000 mgr

Buah
Pisang 800 mgr
Jeruk 1200 mgr

Daging
Sapi atau ayam 600 mgr

Halperin & Goldtstein. Fluid, Electrolyte and Acid Base Physiology.


WB Saunders Co. 2nd ed.p 358
Fungsi Kalium

Kation utama dalam sel


Repolarisasi membran
Neuro-autonomik
Respons Neuromuscular terhadap ransang
Deposisi Glycogen & Metabolism protein
Pengeluaran hormon pancreas
Penentu pH intracellular
Keseimbangan K diatur oleh :
1. Distribusi K+ di dlm & luar sel
1. Insulin : K+ ekstra sel intrasel shg sewaktu
DM cenderung hiperkalemi
2. Asidosis : H+ luar sel ↑ H+ masuk dlm sel.
Untuk menjaga keseimbangan
listrik, K+ keluar sel hiperkalemi
3. Alkalosis : kebalikannya
2. Ekskresi K+ oleh ginjal (di eks di tubuli)
1. Aldosteron : eks K+ ↑ sdgkan Na retensi
2. Diuretik osmosis : eks K+ ↑
3. Asidosis : eks K+ ↓
HIPERKALEMIA
Etiologi :
1. Intake ↑ -pisang, jeruk
- pemberian K i v
- hemolisis yang hebat
Tdk akan terjadi hiperkalemi bila ginjal berfungsi
dengan baik
2. Perpindahan kalium ke ekstra sel
1. Asidosis 3. intoksikasi digitalis
2. Deff insulin 4. ketoasidosis
3. Eksresi ↓
1. Gagal ginjal 3. diuretik hemat K
2. Insuf adrenal
4. Pseudohiperkalemia
Leukositosis hebat ( > 100.000 / mm3 ) → wkt darah
diambil → K keluar sel
5. Obat-obat
ACE I, ARB, NSAID, aldosteron antagonis
MANIFESTASI KLINIK
OTOT SKELET:
PARALYSIS/FLACCID PARALYSIS
ARREST PERNAFASAN
ILEUS

DYS-RYTHMIA :
TACHYCARDIA
FIBRILLASI VENTRIKULER
SINUS BRADYCARDIA
SINUS ARREST
RYTHME IDIO-VENTRICULAR LAMBAT
HIPOKALEMI
 Etiologi :
1. Tanpa defisit K total tubuh
1. Alkalosis
2. Sekresi insulin yang menetap
2. Dengan defisit K total tubuh
1. Intake ↓, anoreksia
2. Hilang → sal cerna: GE, muntah
ginjal :
hiperaldosteron,
loop diuretik
Gejala Klinis :
1. Jantung
1. Aritmia
2. EKG : T datar, gel U, QT lebar
3. Hipotensi : ↓ resistensi perifer
2. Sal cerna : ileus paralitik
3. Ginjal
1. Osmolalitas urin ↓
2. pH urin ↑
4. Endokrin :
1. sekresi aldosteron ↓  eksresi K ↓
2. Gangguan toleransi glukosa ok sekresi insulin
terhambat
Terapi
K oral / parenteral
 K parenteral
Hipokalemi barat
Aritmia
Gagalotot nafas
DOSIS AMAN : 10 mEq / L
Gangguan Keseimbangan Na+
 Na : ion utama
+

luar sel (145 mEq / L)


dalam sel (10 mEq / L)
 Menjaga osmolalitas cairan ekstra
sel
HIPERNATREMIA
 Pada hiperNa, cairan intrasel →
ekstrasel → sel dehidrasi → ADH ↑
(kompetensi tubuh) → haus →
intake ↑
ETIOLOGI
1. Kehilangan cairan
1. Insensible loss : demam, luka bakar
2. Melalui ginjal : diuretik, diabetes insipidus
2. Intake ↑
1. Pemberian NaCl hipertonis / Na bicarbonat
2. Hiperaldosteron & sindroma cushing
GEJALA KLINIS
Terutama neurologis ok dehidrasi sel otak
 Twiching
 Lethargi
 Kejang
 Koma
 Kelemahan otot
TERAPI
 Pada keadaan akut harus segera dikoreksi
 Hipernatremi > 24 jam koreksi hati-hati
dan perlahan, ok koreksi yang cepat &
progresif → edem akut sel otak →
kematian
 Dapat dikoreksi dengan cairan oral /
parenteral (dextrosan 5 % )
RUMUS Defisit Cairan :
0,6 (♂) / 0,5 (♀) X BB X Na Plasma
140 - 1
HIPONATREMI
Etiologi :
1. Deplesi volume sirkulasi efektif
1. Akan terjadi ↑ ADH → haus → minum ↑ →
retensi cairan → hipo Na
2. Mis, infeksi Neurologi (meningitis, ensefalitis)
Paru
2. Loop diuretik
1. Mis, furosemid, etakpinikasid
2. Disamping deplesi vol, diuretik menghambat
reabsorpsi Na di tubuli
3. GGK dengan LFG yang sangat rendah
4. Diare & muntah yang hebat
GEJALA KLINIS
Gejala ok edem sel otak, yang timbul bila
hipoosmolalitas dalam plasma terjadi
dengan cepat
Pada kadar Na 120 – 125 : nosea-vomit
110 – 120 : letargi-sefalgia
< 110 : kejang-koma
TERAPI
 Tujuan : pertahankan Na > 120 mEq / L
Kehilangan Na = 0,6 X BB X (140 – Na
plasma)
 Hiponatremi yang disertai hipokalemi (mis,GE)
→ koreksi kalium saja telah langsung
mengoreksi Na
 Lar NaCl 3 % (~ 513 mEq/L)diberikan bila ada
gejala edem serebri
Bila gejala edem serebri hilang → cukup berikan
NaCl isotonis
Keseimbangan Asam & Basa

 Keseimbangan asam-basa  pengaturan


konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam cairan tubuh
 Ion H+ sbg hasil dari metabolisme:
C6H12O6 + O2  CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3-

 [H+] dlm plasma  pH plasma darah = 7,4


 Sistem dapar (buffer) menghambat perubahan
pH yang besar jika ada penambahan asam atau
basa
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 55
Sistem Dapar
1. Asam karbonat:Bikarbonat
 sistem dapar di CES untuk asam non-
karbonat
2. Protein
 sistem dapar di CIS & CES
3. Hemoglobin
 sistem dapar di eritrosit untuk asam
karbonat
4. Phosphat
 sistem dapar di ginjal dan CIS

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 56
Regulasi Pernapasan dlm
Keseimbangan Asam-Basa
 Kadar CO2 meningkat  pH menurun
 Kadar CO2 menurun  pH meningkat
 Kadar CO2 & pH merangsang
kemoreseptor yg kemudian akan
mempengaruhi pusat pernapasan
 hipoventilasi meningkatkan kadar CO2
dlm darah
 hiperventilasi menurunkan kadar CO2
dlm darah
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 57
Regulasi Ginjal dlm
Keseimbangan Asam-Basa
 Sekresi H+ ke dalam filtrat & reabsorpsi
HCO3- ke CES menyebabkan pH ekstrasel
meningkat
 HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi
 Laju sekresi H+ meningkat akibat
penurunan pH cairan tubuh atau
peningkatan kadar aldosteron
 Sekresi H+ dihambat jika pH urin < 4,5

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 58
Gangguan Keseimbangan
Asam-Basa
1. Asidosis respiratori
hipoventilasi  retensi CO2 H2CO3H+
2. Alkalosis respiratori
hiperventilasi CO2 banyak yg hilang H2CO3 
 H+ 
3. Asidosis metabolik
Diare, DM HCO3-  PCO2   H+
4. Alkalosis metabolik
muntah  H+  HCO3- PCO2 
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 59
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 60
• Mekanisme eliminasi H+
1. Sistem buffer
2. Ekshalasi CO2
3. Ekskresi H+ via ginjal

• Sistem buffer
- Kebanyakan: asam lemah & garamnya
- Konversi asam/ basa kuat  lemah
• Ketidak Seimbangan Asam – Basa
- pH darah normal 7,35 – 7,45
- Asidosis & alkalosis
- Asidosis: Depresi sistem saraf pusat, koma, mati
- Alkalosis: Eksitabilitas saraf meningkat, spasme otot, kejang,
mati
- Kompensasi: sempurna/ parsial
- pH berubah (metabolik)  kompensasi respiratorik (jam)
- pH berubah (respiratorik)  kompensasi renal (berhari-hari)
- Asidosis/ alkalosis respiratorik  pCO2
- Asidosis/ alkalosis metabolik  HCO3-
• Asidosis respiratorik
- CO2 exhalation  pH
- Emphysema, edema paru, obstruksi jalan nafas, gangguan otot
respirasi, kerusakan pusat respirasi di medulla oblongata.
- Kompensasi oleh ginjal: - Ekskresi oleh H+
- Reabsorbsi HCO3-
- Terapi ventilasi, HCO3- intra vena
• Alkalosis respiratorik
- pCO2 < 35 mmHg
- Hiperventilasi, defisiensi O2 (ketinggian), rangsangan pada area
inspirasi batang otak, penyakit paru, stroke, cemas
- Kompensasi renal: - Ekskresi H+
- Reabsorbsi HCO3-
• Asidosis metabolik
- HCO3- < 22 mEq/ L
- Diare, disfungsi renal, ketosis, kegagalan ginjal mengeluarkan H
(protein)
- Terapi: hiperventilasi (kompensasi respiratorik), NaHCO3 intra
vena

• Alkalosis metabolik
- HCO3- > 26 mEq/ L
- Vomitus, gastric suctioning, diuretik, penyakit-penyakit endokrin,
obat alkalin (antasida), dehidrasi
- Terapi: hipoventilasi, cairan koreksi defisiensi Cl-, K+
INTERPRETASI AGD
Lihat pH darah

pH < 7,35 pH > 7,45

ASIDOSIS ALKALOSIS

Lihat pCO2 Lihat HCO3-

< 40mmHg > 40 mmHg < 24 mM > 24 mM

METABOLIK RESPIRATORIK RESPIRATORIK METABOLIK


faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 65
TERKOMPENSASI atau TIDAK?
 Lihat pH kembali
- jika mendekati kadar normal (7,35-7,45)
 terkompensasi
- jika belum mendekati normal
 tidak terkompensasi atau terkompensasi
sebagian
 Jika asidosis respiratorik dgn HCO3- < 24 mM 
terkompensasi sebagian
 Jika asidosis metabolik dgn pCO2 < 40 mmHg 
terkompensasi sebagian
 Jika alkalosis respiratorik dgn HCO3- > 24 mM 
terkompensasi sebagian
 Jika alkalosis metabolik dgn pCO2 > 40 mmHg 
terkompensasi sebagian
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 66
Kebutuhan Cairan Basal
 Dewasa: 30 -40 ml kgBB/hr
 Anak

- 4 ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg BB


pertama
- 2ml/kg BB/jam tambahan untuk BB 10 kg
kedua
- 1 ml/kg BB/jam tambahan untuk BB
selanjutnya.
Contoh: pasien BB 23 kg
Soal
 Hitung Berapa kebutuhan cairan basal
untuk anak dengan BB 23 kg ?
jawaban
Kebutuhan cairan basal
1. (4 x 10 ) +
2. (2 x 10) +
3. (1 x 3)
4. = 63 cc/jam
Air Oksidasi (metabolisme)
 Dewasa: 5 ml/kgBB/hr
 Anak: 12-14 th: 5-6 ml/kg BB/hr
7-11 th : 6-7 ml/kg BB/hr
5 -7 th : 8 – 8,5 ml/Kg BB/hr
Balita : 8 ml/kg BB/hr
IWL
 Dewasa: 15 cc/kg BB/hr
 Anak: 30 – usia (th) cc/kg BB/hr
 Untuk kenaikan suhu badan:

IWL + 200 ( suhu badan sekaran -36.8


C)
Soal
 Ny. X usia 50 tahun dengan Keadaan
umum lemah. BB 50 kg terpasang infus 8
jam/klof . Injeksi transamin 2x1 ampul
(1ampul 5 cc). Terpasang NGT untuk
intake makanan (MC 5 x 150 cc/hr).Pasien
juga terpasang dower cateter 1520 cc
selama 24 jam. Pasien bab 1x/hr. Suhu
37,5 c. Hitung keseimbangan cairan Ny X.
Jawaban
 Intake:
- Infus 1500 cc
- Injeksi 10 cc
- NGT: 750 cc
- Air metabolik: 5 x 50: 250 cc
- Total : 2510 CC
jawaban
 Urin: 1520 cc
 Faces : 100 cc
 IWL: 15 x 50 =750 cc
 P’ suhu: 200 x 0.7 = 140 cc
Total output: 2510 cc/ml

Anda mungkin juga menyukai