Anda di halaman 1dari 54

Aryanti R.

Bamahry
Bagian Faal FK UMI
PERTUKARAN CAIRAN TUBUH

 Dalam keadaan “STEADY STATE”


volume cairan tubuh, zat-zat yang terlarut
dan konsentrasinya relatif KONSTAN 
HOMEOSTASIS

 INPUT :
1. MINUM + MAKAN
2. HASIL OKSIDASI MAKANAN
 OUTPUT :
1. INSENSIBLE WATER LOSS (IWL)
- KULIT
- PARU-PARU
2. KERINGAT
3. FESES
4. URINE
 TERGANTUNG DARI IKLIM, KEBIASAAN
& AKTIFITAS FISIK
TABEL . Water Balance
-----------------------------------------------------------------------
Daily Input
-----------------------------------------------------------------------
Water content of food 1000
Water comsumed as liquid 1200
Metabolik water during catabolism 300
Total 2500 ml
-----------------------------------------------------------------------------------
Daily Output
-----------------------------------------------------------------------
Urine 1200
Evaporation at skin 750
Evaporation at lungs 400
Lost in feces 150
Total 2500 ml
SUHU SUHU LATIHAN BERAT
NORMAL PANAS DAN LAMA
(ml/hari) (ml/hari) (ml/hari)

IWL:
- Kulit 350 350 350
- Pernapasan 350 250 650

Non I W L :
- Urine 1400 1200 500
- Keringat 100 1400 5000
- Feses 100 100 100

Total 2300 3300 6600


Slide 1 of 37
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

1. C. EKSTRASEL …………………... 20% BB


- PLASMA (3 L)
- C. INTERSTITIAL (11 L)
- C. TRANSELULAR (1-2 L)

2. C. INTRASEL (28 L) . . . . . . .. . 40% BB

 DARAH : - C. INTRASEL
- PLASMA
CAIRAN TRANSELULER
CAIRAN DALAM RUANGAN POTENSIAL TUBUH
 C. PLEURA
 C. PERIKARDIUM
 C. PERITONIUM
 C. SYNOVIA
 C. COCHLEA
 HUMOUR AQUOUS
 LIQUOR CEREBROSPINALIS
KOMPOSISI CES & CIS

DONNAN EFFECT :

 KATION DALAM PLASMA (2%) > C. INTERSTISIAL


 ANION DALAM C. INTERSTISIAL > C. PLASMA
KOMPOSISI Plasma Interstitiel Intrasel
(mEq/l) ( mEq/l) ( mEq/l)
KATION
Na 143,0 140,0 14,0
K 4,2 4,0 140,0
Ca 1,8 1,2 <1
Mg 0,8 0,7 20,0

ANION
Cl 108,0 108,0 4,0
HCO3 24,0 28,3 10,0
HPO4 2,0 2,0 11,0
Protein 1,2 0,2 4,0
KONSENTRASI ELEKTROLIT & PROTEIN
DALAM CAIRAN TUBUH
Tabel Nilai Rata-rata Komposisi Zat-zat didalam
CES dan CIS (mEq / Liter)

Cairan Ekstraseluler Cairan


ION Plasma Cairan Interstitial Intraseluler
Na 140 143 10
K 4,5 4 135
Ca 5 3 10
Mg 2,5 2 25
152 152 182
Cl 110 133 5
HCO3 24 27 10
HPO4 2 2 100
SO4 1 1 5
As.Organik 6 7 10
Protein 18 2 50
152 152 180
PROSES PERTUKARAN CAIRAN
1. DIFUSI/FILTRASI
Perpindahan zat dari daerah konsentrasi/tekanan tinggi
ke konsentrasi rendah.
Seperti : difusi O2 dari kapiler ke jaringan tubuh.
 Hukum Starling force

2. OSMOSIS
Perpindahan cairan pelarut dari daerah konsentrasi rendah
ke konsentrasi tinggi melalui membran semipermiabel.
Seperti : Perendaman suatu sel dalam cairan hipertonik
maka sel akan mengkerut, begitupula sebaliknya.
Hukum Starling force
Filtrasi = K ( Pc - Pi ) - ( Poc - Poi )

K = Koefisien filtrasi kapiler


Pc = Tekanan hidrostatis kapiler
Pi = Tekanan hidrostatis intersitiel
Poc = Tekanan onkotik kapiler
Poi = Tekanan onkotik interstitiel
Starling’s force
OSMOSIS
 DISTRIBUSI CAIRAN ANTARA CIS & CES
DITENTUKAN TERUTAMA OLEH EFEK
OSMOTIK DARI Na, Cl & ION LAIN
TERHADAP MEMBRAN SEL  MEMBRAN SEL
SANGAT PERMEABEL UTK AIR, TETAPI
RELATIF IMPERMEABEL UNTUK ION-ION 
AIR MASUK DENGAN CEPAT MELALUI
MEMBRAN SEL  CIS & CES ISOTONIS
GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. EDEMA : bengkak, akibat akumulasi cairan yg berlebihan


- Terjadi pada ruang ekstrasel, terutama ruang interstitiel
- Dapat juga pada ruang intrasel, akibat radang pada
jaringan sehingga permeabilitas membran
meningkat dan memungkinkan ion Na dan ion
lainnya disertai air masuk ke dalam sel.

B. DEHIDRASI : kekurangan air dan elektrolit


PENYEBAB EDEMA
I. Meningkatnya tekanan kapiler
A. Meningkatnya tekanan vena : gagal jantung,
obstruksi vena lokal, gagalnya pompa vena.
B. Retensi Na dan air : gagal ginjal
C. Menurunnya resistensi arteriole : demam,
paralisis saraf simpatis, efek obat vasodilator.

II. Menurunnya tekanan koloid plasma


A. Kehilangan protein lewat urine : Sindrom Nefrotik
B. Kehilangan protein lewat kulit : luka, luka bakar
C. Kegagalan produksi protein : penyakit hati,
Kekurangan Kalori Protein.
III. Meningkatnya permeabilitas kapiler
A. Reaksi imun  pelepasan histamin
B. Toksin
C. Infeksi bakteri
D. Defisiensi vitamin, utamanya vitamin B1
E. Iskemia
F. Luka bakar

IV. Obstruksi saluran limfe


A. Kanker yang menyumbat saluran limfe
B. Sumbatan kelenjar limfe oleh infeksi : filariasis
C. Kelainan kongenital pembuluh limfe
PENYEBAB DEHIDRASI
A. Hilangnya cairan melalui saluran cerna
- Muntah - Peritonitis
- Diare - Fistula
- Obstruksi usus

B. Hilangnya cairan melalui ginjal


- Insufisiensi adrenal - Diabetes insipidus
- Diuresis osmotik - Diuresis berlebihan

C. Hilangnya cairan melalui kulit & saluran napas


- Keringat berlebihan
- Keganasan paru
- Luka bakar
JENIS DEHIDRASI
 DEHIDRASI ISOOSMOTIK
- Cairan yang hilang berasal dari plasma kemudian diganti oleh cairan interstitiel
- Tidak terjadi perubahan osmolalitas CES sehingga tidak terjadi pengeluaran CIS
- Penyebab : diare, muntah, dan luka bakar

 DEHIDRASI HIPEROSMOTIK
- Cairan keluar dari plasma  hiperosmotik sehingga cairan akan keluar dari ruang
interstitiel menuju ke plasma.
- Osmolalitas cairan interstitiel meningkat  CIS masuk ke ruang ekstrasel 
CES dan CIS akan berkurang.
- Penyebab : intake air kurang, demam, Diabetes Insipidus, evaporasi kulit berlebihan

 DEHIDRASI HIPOOSMOTIK
- Kehilangan NaCl juga akan menyebabkan kehilangan air  retensi air oleh ginjal,
tetapi kehilangan NaCl tetap berlangsung.
- Osmolalitas CES menurun dan terjadi perpindahan cairan dari ekstrasel ke intrasel
 CES berkurang dan CIS meningkat serta osmolalitas CES dan CIS berkurang.
- Penyebab : hilangnya NaCl yang berlebihan melalui keringat & Insufisiensi adrenal
TYPE OF CHANGE VOLUME OSMOLARITAS
ICF ECF ICF ECF

DEHIDRATION
-ISOSMOTIC - - -
-HYPEROSMOTIC
-HYPOSMOTIC

OVERHYDRATION
-ISOSMOTIC - - -
-HYPEROSMOTIC
-HYPOSMOTIC
 Pengetahuan tentang penyebab dan jenis – jenis
dehidrasi penting, agar pemberian cairan melalui
intravenous tepat.
 Dehidrasi hipoosmotik diberikan cairan hipertonik
(Albumin, dextran Glukosa 10% dan 40%)
 Dehidrasi hiperosmotik diberikan cairan hipotonik
(NaCl 0,5%, Glukosa 0.25%)
 Dehidrasi isoosmotik dengan cairan isotonik
(Ringer Laktat, NaCl 0.9%, Glukosa 5%)
FISIOLOGI DARAH
HEMATOPOIESIS
 Terjadi pada masa embrional, sebagian besar di hati dan sebagian
kecil di limpa.

 Dari Fetus hingga bayi dilahirkan, berlangsung dalam 3 tahap di :


 Saccus vitellinus
 Hati, kelenjar limfe dan limpa
 Sumsum tulang

 Bertambahnya usia janin  semakin banyak di sumsum tulang dan


hati/limpa semakin berkurang.

 Sesudah lahir, semua di sumsum tulang, kecuali limfosit juga


dibentuk di kelenjar limfe, thymus dan lien.

 Setelah usia 20 tahun pada tulang belakang, sternum, tulang iga


dan ilium.
FUNGSI DARAH
 Fungsi transport
 Transport O2 dari paru – paru menuju sel serta membawa glukosa,
asam amino, asam lemak, mineral, hormon, vitamin, dll.
 Transport hasil metabolisme dari sel (CO2 dari paru – paru,
bilirubin menuju ke hati dan bahan – bahan toksik lainnya)
 Fungsi regulasi
 Mempertahankan pH dan konsentrasi elektrolit pada cairan
interstitial.
 Mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan
paru – paru.
 Fungsi pertahanan tubuh
 Mempertahankan tubuh dari invasi mikroorganisme (lekosit)
 Reaksi imunologis akibat masuknya benda asing (lekosit)
 Proses hemostasis (trombosit)
KOMPOSISI DARAH
 Terdiri dari plasma dan sel-sel darah
 Plasma terdiri dari air, protein dan bahan –
bahan nonprotein.
 Sel-sel darah :
1. Eritrosit
2. Lekosit
- Agranuler : Netrofil, Eosinofil, Basofil
- Granuler : Limfosit, Monosit
3. Trombosit
KOMPOSISI KIMIA PLASMA
KOMPOSISI PENJELASAN
AIR Jumlah 91,5%, untuk pelarut,
absorpsi,transport, pelepasan panas.

PROTEIN
- Albumin Dibentuk di hati,menentukan viskositas darah,
mempertahankan keseimbangan osmotik darah
dan jaringan.
Antibodi
- Globulin
Proses pembekuan
- Fibrinogen
Proses peradangan
- α1– protease inhibitor
Transport Fe
- Transferin

NON PROTEIN
Hasil metabolisme protein (asam urat, urea)
- Nitrogen
Glukosa, asam lemak
- Bahan makanan
Enzim, hormon
- Substansi regulator
O2, CO2
- Gas pernapasan
Na, K, Ca, HCO3-
- Elektrolit
KARAKTERISTIK FISIK DARAH
VISKOSITAS 4,5 – 5,5
SUHU 38°C
PH 7,35 – 7,45
SALINITAS 0,9 %
BERAT 8 % DARI BB
VOLUME 5 – 6 LITER ( PRIA )
4 – 5 LITER ( WANITA )
METABOLISME DARAH
Jumlah, diferensiasi & maturasi eritrosit dalam
sirkulasi diatur oleh :
1. Eritropoietin
2. Vitamin B12 dan asam folat
Metabolisme Hemoglobin
( Hb )
 Hb = suatu molekul protein yang terdapat dalam eritrosit.
 Fungsi Hb : mengikat O2 dan CO2
 Hb mengikat O2 pada paru – paru dan melepaskannya pada
kapiler untuk berdifusi ke dalam sel.
 Heme + globin = Hemoglobin

Asam Asetat

I. 2 succinyl – CoA + 2 glisin Pyrrole


II. 4 pyrrole Protoporfirin IX
III. Protoporfirin IX + Fe++ Heme
IV. Heme + Polipeptida Hemoglobin chain ( α atau β )
V. 2α chains + 2β chains Hemoglobin A
SISTEM LIMFATIK
STRUKTUR
 Endotel kapiler limfatik mempunyai struktur yang
hampir sama dengan endotel kapiler pembuluh
darah.
 Memiliki katup
 Bentuk saluran limfatik irregular dan dindingnya
terdiri dari satu lapis, lapisan endotel yang dilapisi
oleh lapisan otot polos yang dapat berkontraksi untuk
memompa cairan limfe.
 Saluran limfe dikelilingi oleh arteriole.
Fungsi Sistem Limfatik
1. Mengembalikan kelebihan protein, air, elektrolit
dari ruang interstitial ke sirkulasi darah.
2. Absorsi bahan – bahan nutrisi dari saluran cerna
terutama lemak.
3. Transport bakteri yang menyerang jaringan.
Bila terjadi infeksi, kelenjar limfe mengalami
peradangan akibat bakteri/toksin yang dibawa
oleh saluran limfe menuju ke kelenjar limfe
dimana bakteri tersebut difagosit.
Pembentukan & Komposisi
Cairan Limfe
 Cairan limfe berasal dari cairan interstitial yang masuk
ke dalam sistem limfatik.
 Komposisinya hampir sama dengan cairan interstitial
kecuali konsentrasi protein.
 Protein cairan interstitial pada sebagian besar jaringan
2 gr/dl, di hati 6 gr/dl, saluran cerna 3–4 gr/dl.
 Konsentrasi kation plasma sedikit lebih tinggi dibanding
cairan limfe, Cl- dan bikarbonat pada cairan limfe sedikit
lebih tinggi dibanding plasma.
 Mengandung faktor pembekuan dan antibodi, limfosit
(paling banyak), monosit, makrofag dan sel plasma.

Anda mungkin juga menyukai