Disusun Oleh :
Mohammad Ibnu Sinna Faiz
112021033
Pembimbing:
NORMAL Jumlah cairan Masuk = Keluar
ASUPAN & PENGELUARAN
Asupan harian air Suhu Cuaca
sebagian besar masuk
N Panas
melalui mulut : dr air
minum, makanan dan Kulit 350 350
hasil metabolisme sel
Asupan N Resp. 350 250
rata-rata 2300 ml/hari
Urine 1400 1200
Pengeluarannya
melalui ginjal, kulit, keringat 100 1400
sal. cerna
Faeces 100 100
PROSENTASE CAIRAN
TUBUH
• Beragam, menurut jenis kelamin,umur dan
kadar lemak
2. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron.
Mekanisme pengaturannya melalui ekskresi Na pada urin, melalui
interaksi antara aktivitas ginjal dengan hormon korteks adrenal.
Korteks adrenal merupakan faktor utama yang menjaga volume
cairan ekstraseluler melalui hormon Aldosteron terhdap retensi Na.
2. Kendali Non-Osmolar
1. Refleks “Stretch Receptor”
jika terangsang, maka akan timbul impuls aferen melalui jalur
simpatis yang akan mencapai hipotalamus. Kemudian akibat
aktivitas sistem hipotalamus-hipofisis akan disekresikan ADH.
2. Refleks Baroreseptor
Bila tekanan darah berkurang, baroreseptor karotid akan terangsang
sehingga terjadi hambatan efek hipotalamus terhadap hipofisis
sehingga sekresi ADH meningkat, Bilapeningkatan tekanan
darah akan menginhibisi hipofisis posterior sehingga sekresi
ADH berkurang
Pengaturan hormonal untuk keluaran air
ADH Diproduksi untuk merespon stimulus
osmotic dan nonosmotik yang sama dapat
menyebabkan sensasi haus. ADH
mengakibatkan retensi air oleh ginjal dan
penurunan keluaran urine.
KELAINAN KLINIS
AKIBAT GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN &
ELEKTROLIT
1. DEHIDRASI
Adalah : berkurangnya cairan tubuh
Ada 2 jenis
1. Karena kekurangan air/masukan
Etiologi.
Gejala klinis
Disorientasi, penurunan kesadaran, iritabel, kejang, letargi,
mual, muntah, kelumpuhan dan henti nafas
Tatalaksana Hiponatremia
– Hiponatremia hipovolemia: penambahan volume intravaskular
dengan salin normal (NaCl 0,9%).
– Hiponatremia hipervolemia: biasanya tidak berat dan membaik
bila penyakit utamanya diobati.
– Hiponatremia euvolemia: restriksi asupan free water, loop
diuretic, dan mengganti volume intravaskular dengan salin normal.
– Kejang atau koma: Salin hipertonik 3% dosis 1.5-2.5 mmol/kg.
– Peningkatan serum Na dibatasi 8-12 mmol/L dalam 24 jam
pertama.
Tatalaksana hipokalemi.
Factor yang mempengaruhi terapi hipokalemi adalah
tingkat kaliumm, gejala klinis, fungsi ginjal dan
kehilangan yang sedang berlangsung.
– Hipokalsemia ringan/asimtomatik: dapat ditoleransi
dengan baik, pengobatan agresif menyebabkan cedera jaringan.
– Hipokalsemia berat/simtomatik: Kalsium glukonat (10%)
0.5-1.0 ml/kg IV perlahan dengan kecepatan 0,5-1 ml/menit
– Kalsium klorida (10%) 0.1-0.2 ml/kg IV perlahan dengan
kecepatan 0,5-1 ml/menit.
Kaliumintravena (IV) harus
digunakan hati-hati, kalium oral lebih
aman jika situasi tidak mendasak.
Pemberian kalium IV adalah 0,5-
1mEg/kg, biasa diberikan lebih dari
1jam.
Hiperkalium
Kalium (K+) memainkan peran utama dalam elektrofisiologi
dari membran sel serta karbohidrat dan protein sintesis.
Definisi:
jika kadar kalium > 5 mEq/L
Etiologi :
karena insufisiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi
kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin, diuretik).
Tanda gejala:
terutama melibatkan susunan saraf pusat (parestesia,
kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik,
perubahan EKG).3 Efek paling penting dari hiperkalemia
berada di otot rangka dan jantung
Tata laksana
Tindakan pertama pada seorang dengan peningkatan
plasma kalium yang memprihatikan adalah menghentikan
sumber kalium tambahan (oral dan IV). Terapi hyperkalemia
memiliki dua tujuan dasar:
Mencegah aritmia yang mengacam jiwa.