OLEH:
NIM.202315070
3) Olah raga
Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air melalui keringat, dan
mekanisme rasa haus membantu mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit dengan meningkatkan asupan cairan.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan dalam pemenuhan cairan dan elektrolit
ditujukan/difokuskan pada
1) Faktor risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam
basa
2) Riwayat keluhan: kepala sakit/pusing/pening, rasa baal dan kesemutan.
3) Pola intake: jumlah dan tipe cairan yang biasa dikonsumsi, riwayat
anoreksia, kram abdomen, rasa haus yang berlebihan.
4) Pola eliminasi: kebiasaan berkemih, adakah perubahan baik dalam jumlah
maupun frekuensi berkemih, bagaimana karakteristik urine, apakah tubuh
banyak mengeluarkan cairan? Bila ya, melalui apa? Muntah, diare,
berkeringat.
b. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
1) Keadaan umum
2) Berat badan
3) Intake dan output cairan
4) Kulit
5) Mata
6) Tenggorokan dan mulut
7) Sistem Kardiovaskuler
8) Sistem Pernapasan
9) Sistem Pencernaan
10) Sistem Ginjal
11) Sistem Neuromuskular
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
a. Hipovolemia
1) Definisi
Hipovolemia merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan
sebagai penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau
intraselular.
2) Batasan Karakteristik
a) Frekuensi nadi meningkat
b) Nadi teraba lemah
c) Tekanan darah menurun
d) Tekanan nadi menyempit
e) Turgor kulit menurun
f) Membran mukosa kering
g) Volume urin menurun
h) Hematokrit meningkat
3) Faktor yang mempengaruhi
a) Kehilangan cairan aktif
b) Kegagalan mekanisme regulasi
c) Peningkatan permeabilitas kapiler
d) Kekurangan intake cairan
e) Evaporasi
b. Hipervolemia
1) Definisi
Hipervolemia merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan
sebagai peningkatan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau
intraselular.
2) Batasan Karakteristik
a) Ortopnea Dispnea
b) Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
c) Edema anasarca dan/atau edema perifer
d) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
e) Jugular venous pressure (JVP) dan/atau central venous pressure (CVP)
meningkat
f) Refleks hepatojugular positif
3) Faktor yang mempengaruhi
a) Gangguan mekanisme regulasi
b) Kelebihan asupan cairan
c) Kelebihan asupan natrium
d) Gangguan aliran balik vena
e) Efek agen farmakologis (mis: kortikosteroid, chlorpropamide,
tolbutamide, vincristine, tryptilinescarbamazepine)
3. Intervensi
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia)