Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN PADA NY.

A DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DI RS AL IHSAN BANDUNG RUANG UMAR
BIN KHATAB 3
Diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan dasar professional islami
Dosen Pembimbing :
Riandi Alfin S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh :
Zein Al Syurfah
402023149

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
KONSEP DASAR CAIRAN
1. Pengertian
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul 2008).
Cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
Menurut Hirarki Maslow kebutuhan dasar manusia terbagi dalam lima tingkat
prioritas. Kebutuhan volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia yaitu fisiologis yang harus dipenuhi. Apabila penderita telah banyak
mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka dapat menimbulkan dehidrasi
(Sodikolin, 2014).
Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam
memelihara fungsi tubuh dan proses homeostasis. Tubuh kita terdiri atas 60% air yang
tersebar di dalam ataupun di luar sel. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1800-2500
ml/hari (sekitar 1200 ml berasal dari minuman, 1000 ml berasal dari makanan).
Masalah yang terjadi pada keseimbangan cairan yaitu hypovolemia dan edema.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
yaitu usia, temperatur lingkungan, diet, stress dan sakit.(Tarwoto dan Wartonah,
2011).

2. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


1. Distribusi cairan
Cairan tubuh di distribusi dalam dua kompartemen, yaitu:
1) Cairan ekstra sel (CES)

a. Cairan interstitial (CI): cairan diantara sel, sekitar 15% berat tubuh.

b. Cairan intra vaskular (CIV): terdiri dari plasma (cairan limfe) dan darah,
menyusun 5% berat tubuh.
2) Cairan intra sel (CIS): cairan dalam membran sel,membentuk 40% berat
tubuh.
2. Komposisi cairan tubuh
1) Elektrolit: senyawa yang jika larut dalam air akan pecah menjadi ion dan
mampu membawa muatan listrik.
a) Kation: elektrolit yang mempunyai muatan positif
b) Anion: elektrolit yang mempunyai muatan negatif
Elektrolit penting untuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa.
Elektrolit diukur dalam mEq/L.
2) Mineral: senyawa jaringan dan cairan tubuh, berfungsi dalam:
a) mempertahankan proses fisiologis;
b) sebagai katalis dalam respons saraf, kontraksi otot, dan metabolisme zat
gizi;
c) mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormon, menguatkan
struktur tulang.
3) Sel: unit fungsional dasar dari jaringan tubuh, contohnya eritrosit dan leukosit.
3. Pergerakan cairan tubuh
1) DifusiYaitu proses dimana partikel berpindah dari daerah berkonsentrasi
tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah, sehingga distribusi partikel dalam
cairan merata atau melewati membran sel yang permeabel.
2) OsmosisYaitu perpindahan pelarut melalui membran semipermeabel dari
larutan dengan zat pelarut (solut) konsentrasi rendah ke larutan dengan solut
konsentrasi tinggi. Kecepatan osmosis bergantung pada konsentrasi solut, suhu
larutan, muatan listrik solut, dan perbedaan antara tekanan osmosis yang
dikeluarkan larutan. Tekanan osmotik merupakan tekanan dengan kekuatan
untuk menarik air dan tekanan ini bergantung pada jumlah molekul di dalam
larutan. Tekanan osmotik dipengaruhi oleh protein, khususnya albumin yang
menghasilkan osmotik koloid atau tekanan onkotik.Konsentrasi larutan
(osmolalitas) diukur dalam osmol yang mencerminkan jumlah substansi dalam
larutan yang berbentuk molekul, ion, atau keduanya. Larutan yang
osmolalitasnya sama dengan plasma darah disebut isotonik, akan mencegah
perpindahan cairan dan elektrolit dari kompartemen intrasel. Hipotonik adalah
larutan yang memiliki konsentrasi solut lebih rendah dari plasma, akan
membuat air berpindah ke dalamsel. Hipertonik adalah larutan yang memiliki
konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma, akan membuat air keluar dari sel.
3) FiltrasiYaitu proses gerakan air dan zat terlarut dari area dengan tekanan
hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah. Tekanan
hidrostatik adalah tekanan yangdibuat oleh berat cairan. Filtrasi penting dalam
mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler.
4) Transpor aktifTranspor aktif memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran
energi untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel
dari daerah konsentrasi rendah atau sama ke daerah konsentrasi sama atau
lebih besar.
5) Contoh: pompa natrium kalium, natrium dipompa keluar dari sel dan kalium
dipompa masuk ke dalam sel.
4. Pengaturan cairan tubuh
1) Asupan cairan
Asupan cairan diatur melalui mekanisme rasa haus, yang berpusat di
hipotalamus. Air dapat diperoleh dari asupan makanan (buah, sayuran, dan
daging, serta oksidasi bahan makanan selama proses pencernaan). Sekitar 220
ml air diproduksi setiap hari selama metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak berlangsung.
2) Haluaran cairan
Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada
orang dewasa, ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml plasma untuk
disaring dan memproduksi urine. Jumlah urine yang diproduksi ginjal
dipengaruhi oleh hormon antideuretik (ADH) dan aldosteron. Kehilangan air
melalui kulit diatur oleh saraf simpatis, yang mengaktifkan kelenjar keringat.
3) Hormon
Hormon utama yang memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit adalah
ADH dan aldosteron. ADH menurunkan produksi urine dengan cara
meningkatkan reabsosrbsi air oleh tubulus ginjal dan air akan dikembalikan ke
dalam volume darah sirkulasi. Aldosteron mengatur keseimbangan natrium
dan kalium, menyebabkan tubulus ginjal mengekskresi kalium dan
mengabsorbsi natrium, akibatnya air akan direabsorbsi dan dikembalikan ke
volume darah. Glukokortikoid memengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit.
5. Pengaturan elektrolit
1) Kation
Kation utama,yaitu narium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca²+), dan
magnesium (Mg²+), terdapat di dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Kerja ion
ini memengaruhi transmisi neurokimia dan neuromuskular, yang
memengaruhi fungsi otot, irama dan kontraktilitas jantung, perasaan dan
perilaku, fungsi saluran pencernaan, dan proses lain.Natrium merupakan
kation yang paling banyak jumlahnya dalam cairan ekstrasel. Nilai natrium
serum 135-145 mEq/L. Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron, dan
haluaran urine. Kalium merupakan kation intrasel utama, nilai kalium serum
3,5-5,3 mEq/L. Kalium diatur oleh ginjal, dengan pertukaran ion kalium
dengan ion natrium di tubulus ginjal.Kalsium banyak terdapat di dalam tubuh.
Nilai kalsium serum 4-5 mEq/L. Kalsium diatur melalui kerja kelenjar
paratiroid dan tiroid. Magnesium merupakan kation terpenting kedua di dalam
cairan intrasel. Nilai magnesium serum 1,5-2,5 mEq/L. Magnesium terutama
diekskresi melalui mekanisme ginjal.
2) Anion
Anion utama adalah klorida (Clon bikarbonat (HCOlam cairan intrasel. Nilai
magnesium serum 1,5-2,5 mEq/L. Magnesium terutama diekskresi melalui
mekanisme ginjal. al.iran, elektrolit, dan asam basa.Klorida ditemukan di
dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Nilai klorida serum 100-106 mEq/L.
Klorida diatur melalui ginjal.Bikarbonat adalah bufer dasar kimia yang utama
di dalam tubuh, ditemukan dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Nilai
bikarbonat arteri mEq/L, dan bikarbonat vena 24-30 mEq/L, bikarbonat diatur
oleh ginjalFosfat merupakan anion bufer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
Nilai fosfat serum 2,5-4,5 mg/100 ml. Konsentrasi fosfat serum diatur oleh
ginjal, hormon paratiroid, dan vitamin D teraktivasi.
3. Nilai-nilai normal dan cara penghitungannya
a. Input
Input merupakan jumlah cairan yang berasal dari minuman, makanan, ataupun
cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, baik secara oral maupun parenteral.
Cairan yang termasuk input yaitu:
1) Minuman dan makanan
2) Terapi infus
3) Terapi injeksi
4) Air Metabolisme (5cc/kgBB/hari)
5) NGT masuk
b. Output
Output merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan selama 24 jam. Cairan tersebut
berupa:
1) Muntah
2) Feses, satu kali BAB kira-kira 100cc.
3) Insensible Water Loss (IWL), menggunakan rumus15cc/kgBB/hari

4) Cairan NGT terbuka


5) Urin
6) Drainage dan perdarahan
c. Hipovolemia
1) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam basa
dan elektrolit.
2) Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
3) Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
d. Hipervolemia, tindakan:
1) Pembatasan natrium dan air.
2) Diuretik.
3) Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena kontinue: pada gagal ginjal atau
kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.
4. Faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Kebutuhan cairan pada bayi dan anak perharinya yaitu :
a. Untuk berat badan sampai 10 kg, kebutuhan cairan perhari 100ml/kgBB.
b. Berat badan 11-20 kg, kebutuhan cairan per hari 1000ml + 50ml/kgBB
c. Beratbadan >20kg, kebutuhan cairan per hari 1500ml + 20ml/kgBB
Kebutuhan cairan pada orang dewasa menggunakan rumus
30-50ml/kgBB/hari
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udara
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.

4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan rentensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh misalnya :
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien
dengan penurunan tingkat kesadaran.
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, Sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan
tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.
Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus
walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah
minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal. Kehilangan
cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
1. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
output urine sekitar 1400-1500 ml/24 jam, atau sekitar 30-50 ml/jam pada
orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat
maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
2. IWL (Invisible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses
ini adalah berkisar 300-400 mL/hari, tapi bila proses respirasi atau suhu
tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
3. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,
respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis pada kulit.
4. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL/hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
5. Tindakan medis
6. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif.
7. Pembedahan
Faktor yang menyebabkan adanya suatu peningkatan terhadap kebutuhan
cairan harian diantaranya :
a. Demam, kebutuhan meningkat 12% setiap 10C.
b. Hiperventilasi.
c. Suhu lingkungan yang tinggi.
d. Aktivitas yang ekstrim/berlebihan.
e. Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria

Faktor yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan


harian, diantaranya:

1. Hipotermi.

2. Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi.

3. Oliguria atau anuria.

4. Hampir tidak ada aktivitas.


5. Retensi cairan misal gagal jantung.

5. Jenis Gangguan Keseimbangan Cairan


1. Ketidakseimbangan cairan
a) Kekurangan volume cairan
Kekurangan cairan,tetapi kadar elektrolit serum tidak berubah, terjadi melalui
gastrointestinal (muntah, diare), perdarahan, pemberian obat diuretik, banyak
keringat, demam, dan penurunanasupan per oral.
b) Kelebihan volume cairan
Kelebihan cairan tanpa disertai perubahan elektrolit serum, terjadi pada gagal
jantung kongestif, gagal ginjal, dan sirosis.
Sindrome ruang ketiga
Sindrome terjadi ketika cairan ekstrasel berpindah ke dalam suatu ruangan
tubuh sehingga cairan tersebut terperangkap di dalamnya. Obstruksi usus, luka
bakar dapat menyebabkan perpindahan cairan sebanyak 5-10 liter, keluar dari
ruang ekstrasel.
2. Ketidakseimbangan osmolar
a. Hiperosmolar (dehidrasi)
Kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan elektrolit yang proporsional,
terutama natrium. Misalnya,asupan oral tidak cukup, lansia (penurunan cairan
intrasel, penurunan respons terhadap rasa haus, peningkatan proporsi lemak
tubuh), penurunan sekresi ADH (diabetes insipidus), deuresis osmotik,
pemberian formula/larutan hipertonik, yang meningkatkan jumlah solut dan
konsentrasi darah.
b. Hipoosmolar (kelebihan cairan)
Kelebihan cairan terjadi ketika asupan cairan berlebihan, sekresi ADH
berlebihan, sehingga terjadi pengenceran cairan ekstrasel disertai osmosis
cairan ke sel dan menyebabkan edema.
3. Pengkajian fokus
a. Riwayat Kesehatan
1. Asupancairan dan makanan (oral dan Parental).
2. Tanda dan gejala gangguankeseimbangancairan dan elektrolit.
3. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
4. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu
status cairan.
5. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
6. Faktor psikologis (perilaku emosional).
b. Pengukuran Klinik
1. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau
pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan
yang berhubungan dengan berat badan :
a. Ringan : ± 2%
b. Sedang : ± 5%
c. Berat : ±10%

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
dengan menggunakan pakaian yang beratnya sama.

2. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan
tekanan darah serta tingkat kesadaran.
3. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
a. Cairan oral : NGT dan oral
b. Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
c. Makanan yang cenderung mengandung air
d. Iritasi kateter
4. Pengukuran keluaran cairan
a. Urin : Volume, kejernihan/kepekatan
b. Feses : Jumlah dan konsistensi
c. Muntah
d. Tube drainage dan IWL
5. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada :
1. Integument : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan, otot, tetani dan sensasi rasa.
2. Kardiovaskuler : Distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin dan bunyi jantung.
3. Mata : cekung, air mata kering.
4. Neurology : Reflek, gangguan motorik dan sensorik,
tingkatkesadaran.
5. Gastrointestinal : Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah
d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium,
klorida, ion bikarbonat.
2. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb),
hematrokit (Ht).
Ht naik: adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
3. pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur
konsentrasi urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya
1,003-1,030
4. Diagnose keperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan
Kondisi ketika individu, yang tidak menjalani puasa, mengalami atau
resiko memgalami resiko dehidrasi vascular, interstisial, atau intravascular.
Batasan Karakteristik :
a. Ketidak cukupan asupan cairan per oral.
b. Balancenegatif antara asupan dan haluaran.
c. Penurunan berat badan.
d. Kulit/membrane mukosa kering (turgor menurun).
e. Peningkatan natrium serum.
f. Penurunun haluaran urine atau haluaran urine berlebih.
g. Urine pekat atau sering berkemih.
h. Penurunan turgor kulit.
i. Haus, mual/anoreksia

Faktor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes


insipidus.
b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan
kehilangan cairan melalui evaporasi akibat luka bakar.
c. Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam,
drainase abnormal, dari luka, diare.
d. Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alkohol yang
berlebihan.
e. Berhubungan dengan mual, muntah.
f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi
atau keletihan.
g. Berhubungan dengan masalah diet.
h. Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi
tinggi.
i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan
sendiri akibat nyeri mulut.
2. Kelebihan Volume Cairan
Definisi :
Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko mengalami kelebihan
beban cairan intraseluler atau interstisial.
Batasan Karakteristik :
a. Edema
b. Kulit tegang, mengkilap.
c. Asupan melebihi haluaran.
d. Sesak napas
e. Kenaikan berat badan

Faktor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan sekunder


akibat gagal jantung.
b. Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan
curah jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, dan
penyakit katup jantung.
c. Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid plasma
yang rendah, retensi natrium, sekunder akibat penyakit hepar, serosis
hepatis, asites, dan kanker.
d. Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat
varises vena, thrombus, imobilitas, dan flebitis kronis.
e. Berhubungan dengan retensi natrium, air, dan sekunder akibat
penggunaan kortikosteroid.
f. Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
g. Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak, dan
malnutrisi.
h. Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder akibat
imobilitas, bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk dalam
waktu yang lama.
i. Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.

j. Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat, sekunder


akibat mastetomi.
3. Gangguan keseimbangan Elektrolit(kalium)
Batasan Karakteristik :
a. Perubahan kadar kalium.
b. Aritmia.
c. Kram tungkai.
d. Mual.
e. Hipotensi.
f. Bradikardia.
g. Kesemutan.

Factor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan kerusakan jaringan, sekunder akibat trauma


panas.
b. Berhubungan dengan pengeluaran kalium berlebih karena muntah,
diare.
c. Berhubungan dengan gangguan regulasi elektrolit, sekunder akibat
kerusakan ginjal.
d. Berhubungan dengan diet tinngi-kalium/rendah-kalium.
5. Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan Rasional


1. Kekurangan volume cairan Tujuan :
Menyeimbangkan volume
cairan sesuai dengan
kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil:
a. Terjdi peningkatan a. Kaji cairan yang disukai a. Membuat klien lebih
asupan cairan min. klien dalam batas diet. kooperatif.
2000ml/hari (kecuali
terjadi kontraindikasi).
b. Menjelaskan perlu-nya b. Rencanakan target b. Mempermudah untuk
meningkatkan asupan pemberian asupan cairan memantauan kondisi
cairan pada saat untuk setiap sif, mis : siang klien.
stress/cuaca panas. 1000 ml, sore 800 ml dan
malam 200 ml. c. Pemahaman tentang
c. Mempertahankan berat c. Kaji pemahaman klien alasan tersebut
jenis urine dalam batas tentang alasan membantu klien dlm
normal. mempertahankan hidrasi yg mengatasi gangguan.
adekuat. d. Untuk mengontrol
d. Tidak menunjukan asupan klien.
tanda-tanda dehidrasi. e. Untuk mengetahui
d. Catatasupan dan haluaran. prkembangan status
kesehatan klien.
e. Pantau asupan per oral, min.
1500 ml/ 24 jam.

f. Pantau haluaran cairan 1000-


1500ml /24jam. Pantau
beratjenis urine.
2. Kelebihan volume cairan Tujuan:
Kebutuhan cairan klien a. Kaji asupan diet dan a. Untuk mengontrol
dapat terpenuhi sesuai kebiasaan yang mendorong asupan klien.
dengan kebutuhan tubuh terjadinya retensi cairan.
klien.
Kriteria hasil: b. Anjurkan klien untuk b. Konsumsi garam yang
a. Klien akan menurunkan konsumsi garam. berlebihan me-
menyebutkan faktor ningktkan tekanan
penyebab dan metode c. Anjurkan klien untuk: darah.
pencegahan edema. 1) Menghindari makanan c. Makanan yg meng-
b. Klien mperlihatkan gurih, makanan kaleng dan gunakan penyedap rasa
penurunan edema makanan beku. dan pengawet.
2) Mengkonsumsi mkann
tnpa garam dan
menambahkan bumbu
aroma.
3) Mggunakan cuka
pengganti garam utk
penyedap rasa sop, rebusan
dll.
d. Kaji adanya tanda venostasis d. Na+mengikat air,jadi
dan bendungan vena pada tubuhakan lebihmerasa
bagian tubuh yang lebihcepat haus.
mengantung.
e. Untuk drainase limfatik yang e. Venostasis dapat
tidak adekuat. mengakibatkan
terhambatnya aliran
darah.
f. Tinggikan ekstremitas dengan f. Guna memperlancar
mnggunakn bantal, sirkulasi.
imobilitas, bidai/ balutan
yang kuat, serta berdiri/duduk
dlm waktu yg lama.
g. Jangan memberikan
suntikan/infuse pada lengan g. Perlukaan pada daerah
yang sakit. yang sakit
menyebabkan kurang
lancarnya sirkulasi
peredaran darah di
h. Tingatkan klien untuk daerah tsb.
menghindari detergen yang h. Semua kegiataan
keras, membawa beban berat, tersebut memperparah
memegang rokok, mencabut keadaan klien
kutikula/ bintil kuku, me-
nyentuh kompor gas,
memgenakan perhiasan atau
jam tangan.
i. Lindungi kulit yg edema dari
cidera. i. Untuk mepercepat
perbaikan jaringan
tubuh.
3. Ganguan keseimbangan Tujuan: Penurunan kadar kalium
elektrolit (kalium) Klien memiliki a. Observasi tanda dan gejala a. Dengan mengetahui
keseimbangan cairan, hipokalemia (vertigo, tanda hipokalemia,
elektrolit dan asam- basa hipotensi aritmia, mual, perawat dapat
dalam 48 jam. muntah, diare, distensi menetapkan langkah
abdomen,penurunan
Kriteria hasil: peristaltik, kelemahan otot, selanjutnya.
a. Klien menjelaskan diet dan kram tungkai).
yang sesuai untuk b. Catat asupan dan haluaran.
mempertahankan kadar b. Poliuria dapat me-
kalium dalam batas nyebabkan pe-
normal. ngeluaran kalium
b. Klien berpartipasi secara berlebihan.
untuk melaporkan c. Tentukan status hidrasi klien
tanda–tanda klinis bila terjadi hipokalemia. c. Kelebihan cairan
hipokalemia atau dapat menyebabkan
hiperkaenia. penurunan kadar
c. Kadar kalium dlam d. Kenali perubahan tingkah kalium serum.
batas normal/dapat laku yang merupakan tanda- d. Nilai kalium yang
ditoleransi tanda hipokalemia. rendah dapat me-
nyebabkan konfusi,
mudah marah, depresi
e. Anjurkan klien dan keluarga mental.
untuk mngkonsmsi makan-an e. Kalium membantu
tinggi kalium (misalnya menyeimbangkan
Buah-buahan, sari buah, cairan tubuh.
buah kering, sayur, daging,
kacang-kacangan, teh, kopi,
dan kola).
f. Laporkan perubahan EKG;
segmen ST yg memanjang,
depresi. f. Segmen ST dan
gelombang T yg datar
g. Encerkan suplemen kalium atau terbalik merupkn
per oral sedikitnya dalam indikasi hipokalemia.
113,2 gram air/sari buah utk g. Utk mengurangi
mengurangi resiko iritasi resiko iritasi mukosa
mukosa lambung. lambung.
h. Pantau nilai kalium serum
pada klien yang mendapat
obat diuretic dan steroid. h. Streoid kortison dapat
menyebabkan retensi
i. Kaji tanda dan gejala natrium dan ekresi
toksisitas digitalis jika klien kalium.
tengah mendapat obat i. Nilai kalium yang
golongan digitalis dan rendah dapat me-
diuretik atau steroid. ningkatkan kerja
Peningkatan Kadar Kalium digitalis.
a. Observasi tanda dan gejala
hiperkalemia (misalnya
Bradikardia, kram abdomen,
oliguria, kesemutan dan
kebas pada ekstremitas). a. Dengan mengetahui
tanda hipo-kalemia,
b. Kaji haluaran urin. perawat dapat
Sedikitnya 25ml/jam atau menetapkan langkah
600 ml/ hari. selnjutnya

c. Laporkan nilai kalium serum b. Haluaran urin yg


yang melebihi 5mEq/l batasi sedikit dapat me-
asupan kalium jika perlu. nyebabkan hiper-
kalemia.
d. Pantau EKG c. Nilai kalium lebih
dari 7mEq/ l dapat
menyebabkan henti
jantung.
d. Untuk melihat adanya
pelebaran kompleks
QRS dan gelombang
T tggi yg merupkan
tanda hiperkalemia.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2015).Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC.


Doenges, Moorhouse, Geissler. (2015). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Harnawatiaj.(2008). Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. http://wordpress.com.
Mubarak, Wahid.I & Chayatin, NS.Nurul. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Faqih, Moh. Ubaidillah. (2009). Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia.
http://www.scribd.com.
Perry dan Potter. (2015). Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis
Diakses Google Schoolar 14 September 2023 pukul 10.00

Anda mungkin juga menyukai