Anda di halaman 1dari 20

PROSES PERUBAHAN KESEIMBANGAN

CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA


( HIPER DAN HIPO ELEKTROLIT )

Detiana, S.Kep, Ns.M.Kes


PENGERTIAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

CAIRAN ELEKTROLIT

Cairan tubuh adalah cairan Elektrolit adalah zat kimia


yang terdiri dari air dan zat yang menghasilkan partikel-
terlarut (Price, 2006). partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam
larutan (Price, Silvia, 2006).
Komposisi Cairan dan
Elektrolit dalam Tubuh
Manusia
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60%
dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan
non elektrolit

2. Elektrolit.
a) Elektrolit: Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan
diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain miliekuivalen/liter ).
b) Kation: ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular
utama adalah natrium (Na-), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K)

3. Non-elektrolit
Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur
berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis
penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia


secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh,
hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya
merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, katagori
persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75%
dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat
badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia,
lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin
Sistem Yang Berperan
Dalam Kebutuhan Cairan
Dan Elektrolit
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatu kebutuhan
cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebag pengatur air, pengatur
konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbanga asam-basa darah, dan ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali
oleh kemampua bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap sat
liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 1 persennya
disaring keluar
2. Kulit
Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan
prose pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disara oleh
vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan car vasodilatasi dan
vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan denga cara penguapan. Jumlah yang
dikeluarkan tergantung pada banyakny darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam
kulit. Proses pelepasa panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara
sekitar konduksi (yaitu, pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (yaitu
pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
3. Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible wate
loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respon akibat
perubahan upaya kemampuan bernapas.

4. Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi
normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan
keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin, seperti sistem hormonal (anti
diuretik hormon-ADH), aldosteron, prostaglandin, glukokortikoid, dan mekanisme rasa
haus.
Keseimbangan Asam
Basa Dan Jenis-Jenis
Asam Basa
Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan keseimbangan asam-bast
Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam
keadaan normal, pH cairan tubuh adalah 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa dapat
dipertahankan melalui proses metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh
cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal).

Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalu


pengangkutan kelebihan CO, dan H,CO, dari darah yang dapat meningkatkan pH
hingga kondisi standar (normal). Ventilasi dianggap memadai apabila suplai O,
seimbang dengan kebutuhan 0,. Pembuangan melalui paru harus seimbang dengan
pembentukan CO, agar ventilasi memadai. Ventilasi yang memadai dapat
mempertahankan kadar pCO, sebesar 40 mmHg.
 Jenis Asam-Basa

Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi asidosis. Keadaan asidosis


dapat disebabkan oleh henti jantung dan koma diabetika. Contoh cairan alkali
adalah natrium (sodium) laktat dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan garam
dari asam lemah yang dapat mengambil ion H dari cairan, sehingga mengurangi
keasaman (asidosis). Ion H diperoleh dari asam karbonat (H₂CO), yang mana
terurai menjadi HCO, (bikarbonat) dan H. Selain sistem pernapasan, ginjal juga
berperan untuk mempertahankan asam-basa yang sangat kompleks. Ginjal
mengeluarkan ion hidrogen dan membentuk ion bikarbonat sehingga pH darah
normal. Jika pH plasma turun dan menjadi lebih asam, ion hidrogen dikeluarkan
dan bikarbonat dibentuk kembali. mgrill stayed auola did agnition and quotus
tagation inform
Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Kebutuhan
Cairan Dan Elektrolit
1. Usia  Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga dapat
memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Temperatur  Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup
banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
3. Diet  Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan di
dalamnya sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang dapat
berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
4. Stres  Stres dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit melalui proses
peningkatan produksi ADH, karena proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga
mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
5. Sakit  Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang
rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhancairanyangcukup. Keadaan sakit
menimbulkan ketidakseimbangan sistem dalam tubuh, seperti ketidakseimbangan hormonal, yang
dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.
6. Tekanan cairan  Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotik juga
menggunakan tekanan osmotik, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan
melalui membran.
7. Membran Semipermiabel  Membran semipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang
bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermiabel terdapat pada dinding kapiler pembuluh
darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
Gangguan Keseimbangan
Elektrolit
1. Hiponatremia
Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah 130mEq/L. Jika
kadar 118 mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat
disebabkan oleh euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli
ginjal, diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis, nefrosis).
Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan secara perlahan-lahan,
sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif.

2. Hipernatremia
Jika kadar natrium> 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental,
letargi, kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
(yang disebabkan oleh diare, muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringat berlebihan),
asupan air kurang, asupan natrium berlebihan. Terapi keadaan ini adalah penggantian
cairan dengan 5% dekstrose dalam air.
3. Hipokalemia
Nilai normal Kalium plasma adalah 3,5-4,5 mEq/L. Disebut hipokalemia apabila
kadar kalium <3,5mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan
ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar total kalium tubuh.
Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa perasaan lemah, otot-otot lemas.gangguan
irama jantung. Terapi hipokalemia dapat berupa koreksi secara oral dengan memberikan
masukan makanan yang kaya dengan kalium, seperti buah buahan, ikan, sayur-sayuran,
dan kaldu.

4. Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah jika kadar kalium> 5 mEq/L. Hiperkalemia sering terjadi
karena insufisiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE
inhibitor, siklosporin, diuretik). Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf
pusat (parestesia, kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik perubahan
EKG).
5. Hipokalsemia
90% kalsium terikat dalam albumin, sehingga kondisi hipokalsemia biasanya
terjadi pada pasien dengan hipoalbuminemia Hipokalsemia disebabkan karena
hipoparatiroidism, kongenital, idiopatik, defisiensi vit D, defisiensi 125(OH)2D3 pada
gagal ginjal kronik, dan hiperfosfatemia. Gejala-gejala hipokalsemia meliputi tetani
dengan spasme karpopedal, adanya tanda Chovsteks, kulit kering, gelisah, gangguan
girama jantung. Hipokalsemia adalah suatu kondisi yang gawat darurat karena
menyebabkan kejang umum dan henti jantung. Dapat diberikan 20-30 ml preparat
kalsium glukonas 10% atau CaCl 10% dapat diulang 30-60 menit kemudian sampai
tercapai kadar kalsium plasma yang optimal. Pada kasus kronik, dapat dilanjutkan
dengan terapi per oral.
KESIMPULAN

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya.
Apabila Terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolitdalam tubuh
dapat mengakibatkan Overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hipeanatremia,
hipokalemia, hiperkalemia, dan Hipokalsemia.Dengan demikian, keseimbangan
cairan dan elektrolit merupakan komponen atau Unsur vital pada tubuh
mKadar asam basa (pH) dalam darah diukur dengan skala pH, dari 1-14. Kadar
pH darah normal berkisar antara 7,35 sampai 7,45. Darah seseorang dinilai
terlalu asam bila pH kurang dari 7,35. Kondisi tersebut dinamakan asidosis.
Sedangkan darah dengan nilai pH lebih besar dari 7,45, dikategorikan terlalu
basa, atau disebut dengan alkalosis. pH normal darah arteri adalah 7,4.
SARAN

Keseimbangan cairan tubuh sangat penting bagi kesehatan tubuh


pada dasarnya tubuh memiliki sistem Homeostatis dimana tubuh
akan kembali pada ketentuan normalnya. Akan tetapi
keseimbangan cairan tubuh juga tidak dapat diremehkan karena.
akan berdampak pada kesehatan yang menurun. Banyak dampak
yang diperoleh tubuh jika tidak mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh manusia.
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai