1. PEMBENTUKAN URINE
urine adalah zat sisa metabolisme yang diproduksi oleh ginjal dalam proses
pembersihan darah. Urine terdiri dari kandungan air dan zat-zat sisa yang sudah larut.
Zat-zat sisa tersebut merupakan zat yang sudah tidak dibutuhkan dan dapat berbahaya
bagi organ-organ lain jika terakumulasi di dalam tubuh.Jika kandung kemih atau ginjal
gagal berfungsi maka urine menumpuk di kandung kemih dan kemudian akan timbul
risiko tidak turun ke uretra untuk dikeluarkan dari tubuh tetapi malah bergerak ke atas
kembali ke ginjal
1. Filtrasi
Pembentukan urine pertama kali akan melalui proses filtrasi atau penyaringan.
Setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta struktur kecil yang disebut nefron.
Struktur nefron ini memiliki glomerulus, yaitu tempat filtrasi darah. Glomerulus
adalah jaringan kapiler yang dikelilingi oleh struktur seperti cangkir.Saat darah
mengalir melalui glomerulus, tekanan darah akan mendorong air dan zat yang
sudah larut dari kapiler ke dalam struktur tersebut melalui membran
filtrasi. Kemudian dari filtrasi glomerulus inilah akan dimulainya proses
pembentukan urine di dalam tubuh.Selanjutnya tekanan darah akan mendorong
cairan dari kapiler ke dalam kapsul glomerulus melalui lapisan sel khusus.
2. Reabsorpsi
Pada tahap reabsorpsi glomerulus akan menyaring air dan zat-zat sisa dari aliran
darah. Filtrat yang dihasilkan tersebut mengandung limbah, tetapi juga zat lain
yang dibutuhkan tubuh seperti ion esensial, glukosa, asam amino, dan
protein.Ketika filtrat keluar dari glomerulus, selanjutnya akan mengalir ke saluran
di nefron yang disebut tubulus ginjal. Saat bergerak ke saluran itu, zat yang masih
dibutuhkan oleh tubuh dan sebagian air diserap kembali melalui dinding tabung
ke dalam kapiler yang berdekatan.Penyerapan kembali nutrisi penting dari filtrat
ini adalah langkah kedua dalam proses pembentukan urine. Namun, orang yang
menderita diabetes tentu glukosa tetap bertahan dalam filtrat.Kemudian untuk
natrium dan ion-ion lain diserap kembali dengan jumlah yang lebih besar tersisa
dalam filtrat ketika banyak dikonsumsi dalam makanan. Perlu diketahui bahwa
proses reabsorpsi terjadi di tubulus proksimal nefron, lengkung henle (loop of
henle), tubulus distal dan tubulus pengumpul.
3. Sekresi
Selanjutnya proses pembentukan urine yang terakhir yaitu sekresi. Filtrat yang
diserap dalam glomerulus mengalir melalui tubulus ginjal, di mana nutrisi dan air
diserap kembali ke dalam kapiler.
Pada saat yang sama, ion limbah atau zat-zat sisa dan ion hidrogen mengalir dari
kapiler ke dalam tubulus ginjal. Proses inilah yang disebut sekresi. Ion yang
disekresikan bergabung dengan filtrat yang tersisa dan menjadi urin.
Urin mengalir keluar dari tubulus nefron ke saluran pengumpul. Terakhir urine
akan keluar dari ginjal melalui panggul ginjal, ke ureter, dan turun ke kandung
kemih.
3. REFLEKS BERKEMIH
Refleks berkemih pada manusia diatur oleh sistem saraf pusat (medula spinalis
dan korteks otak) dan sistem saraf perifer (sistem saraf parasimpatis). Meskipun
diatur oleh sistem saraf otonom, namun refleks ini dapat ditahan secara
sadar. Saat volume urine didalam kandung kemih mencapai 200 ml, akan terjadi
peningkatan tekanan didalam kandung kemih yang akan memicu reseptor di
dinding otot kandung kemih, dimana
otot tersebut bersifat sangat sensitif terhadap regangan di dalam kandung kemih
oleh karena volume urine,untuk kemudian mengirimkan sinyal ke medula spinalis
yang memicu timbulnya sensasi ingin berkemih.
Selanjutnya sinyal saraf akan memicu otot dinding kandung kemih untuk
berkontraksi dan relaksasi sfingter interna yang penting dalam proses
berkemih.Kemudian sinyal akan dikirimkan ke korteks otak yang
menghasilkan sensasi rasa penuh sehingga seseorang akan sadar ingin berkemih.
Saat itu otot sfingter eksterna akan kontraksi untuk menahan proses
berkemih. Namun volume maksimal yang dapat ditahan adalah sekitar 500 ml
dimana pada saat itu tekanan cukup tinggi untuk menyebabkan relaksasi otot
sfingter eksterna sehingga terjadi proses berkemih.
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu
memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan
osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari
air dan garam tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.
(a) Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
1 ) Umur
Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia.
3) Jenis Kelamin
Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding
pada pria, kerena jumlah lemak dalam tubuh wanita dewasa lebih banyak
dibandingkan dengan pria.
Fungsi Cairan
o Pelarut universal
o Pengaturan suhu tubuh
o Pelicin
B. Definisi elektrolit
c. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, dan HCO3–
Umur
Iklim
Diet
Stress
Kondisi Sakit
Tindakan Medis
C. Keseimbangan asam-basa
Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa, seperti
asam karbonat ( ). Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya pH cairan
tubuh. pH adalah sImbol dari adanya ion hydrogen dalam larutan pH netral adalah
7, jika dibawah 7 maka disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Sedangkan pH
plasma normal aldalah 7,35-7,45. Untuk memperthankan pH plasma normal
dalam tubuh terdapat buffer asam-basa yaitu larutan yang terdiri dari dua atau
lebih zat kimia untuk mencegah terjadinya perubahan ion hydrogen.
2. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit
berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti :
a. Emfisema
b. Bronkitis kronis
c. Pneumonia berat
d. Edema pulmoner
f. Asma.
B. Asidosis Metabolik
1. Pengertian
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam.Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida.
2. Gejala
C. Alkalosis Respiratorik
1. Pengertian
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
2. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan
dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan
adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah :
a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.
D. Alkalosis Metabolic
1 .Pengertian
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan
basa karena tingginya kadar bikarbonat.
2. Penyebab
Penyebab utama akalosis metabolik :
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).