Anda di halaman 1dari 8

Nama : Yulia Putri Rizki

Kelas : Tingkat 1 Keperawatan


Mata Kuliah : Ilmu Biomedik Dasar

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

1. PEMBENTUKAN URINE
urine adalah zat sisa metabolisme yang diproduksi oleh ginjal dalam proses
pembersihan darah. Urine terdiri dari kandungan air dan zat-zat sisa yang sudah larut.
Zat-zat sisa tersebut merupakan zat yang sudah tidak dibutuhkan dan dapat berbahaya
bagi organ-organ lain jika terakumulasi di dalam tubuh.Jika kandung kemih atau ginjal
gagal berfungsi maka urine menumpuk di kandung kemih dan kemudian akan timbul
risiko tidak turun ke uretra untuk dikeluarkan dari tubuh tetapi malah bergerak ke atas
kembali ke ginjal

Ada tiga langkah utama pembentukan urin, yaitu:

1. Filtrasi
Pembentukan urine pertama kali akan melalui proses filtrasi atau penyaringan.
Setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta struktur kecil yang disebut nefron.
Struktur nefron ini memiliki glomerulus, yaitu tempat filtrasi darah. Glomerulus
adalah jaringan kapiler yang dikelilingi oleh struktur seperti cangkir.Saat darah
mengalir melalui glomerulus, tekanan darah akan mendorong air dan zat yang
sudah larut dari kapiler ke dalam struktur tersebut melalui membran
filtrasi. Kemudian dari filtrasi glomerulus inilah akan dimulainya proses
pembentukan urine di dalam tubuh.Selanjutnya tekanan darah akan mendorong
cairan dari kapiler ke dalam kapsul glomerulus melalui lapisan sel khusus.

2. Reabsorpsi
Pada tahap reabsorpsi glomerulus akan menyaring air dan zat-zat sisa dari aliran
darah. Filtrat yang dihasilkan tersebut mengandung limbah, tetapi juga zat lain
yang dibutuhkan tubuh seperti ion esensial, glukosa, asam amino, dan
protein.Ketika filtrat keluar dari glomerulus, selanjutnya akan mengalir ke saluran
di nefron yang disebut tubulus ginjal. Saat bergerak ke saluran itu, zat yang masih
dibutuhkan oleh tubuh dan sebagian air diserap kembali melalui dinding tabung
ke dalam kapiler yang berdekatan.Penyerapan kembali nutrisi penting dari filtrat
ini adalah langkah kedua dalam proses pembentukan urine. Namun, orang yang
menderita diabetes tentu glukosa tetap bertahan dalam filtrat.Kemudian untuk
natrium dan ion-ion lain diserap kembali dengan jumlah yang lebih besar tersisa
dalam filtrat ketika banyak dikonsumsi dalam makanan. Perlu diketahui bahwa
proses reabsorpsi terjadi di tubulus proksimal nefron, lengkung henle (loop of
henle), tubulus distal dan tubulus pengumpul.

3. Sekresi
Selanjutnya proses pembentukan urine yang terakhir yaitu sekresi. Filtrat yang
diserap dalam glomerulus mengalir melalui tubulus ginjal, di mana nutrisi dan air
diserap kembali ke dalam kapiler.
Pada saat yang sama, ion limbah atau zat-zat sisa dan ion hidrogen mengalir dari
kapiler ke dalam tubulus ginjal. Proses inilah yang disebut sekresi. Ion yang
disekresikan bergabung dengan filtrat yang tersisa dan menjadi urin.
Urin mengalir keluar dari tubulus nefron ke saluran pengumpul. Terakhir urine
akan keluar dari ginjal melalui panggul ginjal, ke ureter, dan turun ke kandung
kemih.

2. HORMON YANG MEMPENGARUHI REABSORBSI AIR


 HORMON ANTIDIURETIK (ADH)
Berfungsi meningkatkan reabsorpsi air dan filtrate ke dalam darah
 HORMON PARATIROID (PTH)
Berfungsi meningkatkan reabsorpsi ion Ca dari filtrate ke dalam darah dan
ekskresi ion-ion fosfat ke dalam filtrate
 ALDOSTERON
Berfungsi meningkatkan reabsorpsi air Na dan filtrate ke dalam darah dan
ekskresi ion K ke dalam filtrate
 ATRIAL NATIURETIK HORMONE (ANH)
 Berfungsi menurunkan reabsorpsi ion Na yang masih terdapat dalam
filtrate,sehingga lebih banyak natrium air dan di buang ke dalam urine

3. REFLEKS BERKEMIH
Refleks berkemih pada manusia diatur oleh sistem saraf pusat (medula spinalis
dan korteks otak) dan sistem saraf perifer (sistem saraf parasimpatis). Meskipun
diatur oleh sistem saraf otonom, namun refleks ini dapat ditahan secara
sadar. Saat volume urine didalam kandung kemih mencapai 200 ml, akan terjadi
peningkatan tekanan didalam kandung kemih yang akan memicu reseptor di
dinding otot kandung kemih, dimana
otot tersebut bersifat sangat sensitif terhadap regangan di dalam kandung kemih
oleh karena volume urine,untuk kemudian mengirimkan sinyal ke medula spinalis
yang memicu timbulnya sensasi ingin berkemih.
Selanjutnya sinyal saraf akan memicu otot dinding kandung kemih untuk
berkontraksi dan relaksasi sfingter interna yang penting dalam proses
berkemih.Kemudian sinyal akan dikirimkan ke korteks otak yang
menghasilkan sensasi rasa penuh sehingga seseorang akan sadar ingin berkemih.
Saat itu otot sfingter eksterna akan kontraksi untuk menahan proses
berkemih. Namun volume maksimal yang dapat ditahan adalah sekitar 500 ml
dimana pada saat itu tekanan cukup tinggi untuk menyebabkan relaksasi otot
sfingter eksterna sehingga terjadi proses berkemih.

4. GINJAL DAN KESEIMBANGAN CAIRAN,ELEKTROLIT DAN ASAM BASA

A. Definisi cairan tubuh

Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang memiliki
fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan cairan perlu
memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan
osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari
air dan garam tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-60% cairan.

 Prosentase cairan tubuh

(a) Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
1 ) Umur
Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia.

2) Kondisi lemak tubuh


Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan peningkatan lemak
tubuh.

3) Jenis Kelamin
Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding
pada pria, kerena jumlah lemak dalam tubuh wanita dewasa lebih banyak
dibandingkan dengan pria.

(b) Jumlah normal air pada tubuh manusia


1. Bayi (baru lahir): 75 % Berat Badan

2. >Dewasa : Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 – 55% Berat Badan


> Pria dewasa (20-40 tahun): 55 – 60% Berat Badan
> Usia lanjut : 45-50% Berat Badan

 Fungsi Cairan
o Pelarut universal
o Pengaturan suhu tubuh
o Pelicin

B. Definisi elektrolit

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan


listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdapat pada seluruh
cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme
(seperti karbondioksida), yang semuanya disebut ion. Beberpa jenis garam akan
dipecah menjadi elektrolit. Contohnya NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl–.
Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus
litrik. Elektrolit adalah substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat
pada cairan. Satuan pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent
(mEq). Satu milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.

 Jenis Cairan Elektrolit


Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan hipertonik.
Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.
Contohnya:
a. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl–, dan Ca2+
b.Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, Ca2+, dan HCO3–

c. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, dan HCO3–

 Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit


tubuh antara lain :

 Umur
 Iklim
 Diet
 Stress
 Kondisi Sakit
 Tindakan Medis
C. Keseimbangan asam-basa

Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa, seperti
asam karbonat ( ). Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya pH cairan
tubuh. pH adalah sImbol dari adanya ion hydrogen dalam larutan pH netral adalah
7, jika dibawah 7 maka disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Sedangkan pH
plasma normal aldalah 7,35-7,45. Untuk memperthankan pH plasma normal
dalam tubuh terdapat buffer asam-basa yaitu larutan yang terdiri dari dua atau
lebih zat kimia untuk mencegah terjadinya perubahan ion hydrogen.

 Gangguan keseimbangan asam dan basa


A. Asidosis Respiratorik
1. Pengertian
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-
paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

2. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit
berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti :
a. Emfisema
b. Bronkitis kronis
c. Pneumonia berat
d. Edema pulmoner
f. Asma.
B. Asidosis Metabolik
1. Pengertian
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam.Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida.

2. Gejala

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya


penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi
lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak
memperhatikan hal ini.Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita
mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual
dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan
darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

C. Alkalosis Respiratorik
1. Pengertian
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

2. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan
dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan
adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah :
a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.

D. Alkalosis Metabolic
1 .Pengertian
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan
basa karena tingginya kadar bikarbonat.

2. Penyebab
Penyebab utama akalosis metabolik :
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).

Anda mungkin juga menyukai