Anda di halaman 1dari 17

LOOGBOOK

KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

NAMA : Trisan tya


NIM : 2014301092
Prodi : sarjana terapan keperawatan
Kelas : reguler 2
KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH

Dengan makan dan minum tubuh kita mendapatkan air, elektrolit, vitamin dan nutrien seperti
karbohidrat, protein dan lemak dalam jumlah yang relatif sama air dan elektrolit yang masuk ke
dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin dan keringat dan penguapan. Berikut tuliskan jawaban
menurut teori dan tuliskan sumber pustakanya

1. Apakah definisi cairan tubuh?

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).

2. Apakah fungsi cairan dalam tubuh kita?

Cairan itu mempunyai banyak fungsi bagi tubuh kita diantaranya:


1) Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
2) Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot
untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3) Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air
membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernafasan..
4) Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk
menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5) Perncernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera
dikirim ke sel – sel      tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem  pencernaan  di dalam
usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancer sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6) Pernafasan
Paru – paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru – paru harus basah dalam bekerja memasukkan
oksigen ke sel –  sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh.
7) Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dsan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila
tubuh kekurangan cairan. Sebaliknya konsumsi air selama beraktivitas untuk meminimalisasi risiko kejang
otot dan kelelahan.
3. Bagaimana distribusi cairan tubuh intraseluler dan ekstraseluler dan fungsinya?

1. Cairan Ekstrasel, tediri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan Intravaaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang
berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan
cairan tubuh interstisial.
Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air tidak berwarna, dan darah mengandung
suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
2. Cairan Intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan
cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel
memiliki banyak solute yang sama dengan cairan yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi tersebut
berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstasel.

Fungsi Cairan Tubuh


1. Memberi bentuk pada tubuh
2. Berperan dalam pengaturan suhu tubuh
3. Berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
4. Sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
5. Media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh untuk performa kerja fisik

4. Tuliskan jenis elektolit utama dalam cairan intra dan ekstraseluler?

Mencakup :
1. natrium (Na+)
2. kalium (K+)
3. Kalsium (Ca++)
4. magnesium (Mg++)
5. Klorida (Cl-)
6. bikarbonat(HCO3-)
7. fosfat (HPO42-)
8. sulfat (SO42-).
5. Tuliskan sumber intake cairan?

Diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme

6. Tuliskan sumber kehilangan cairan?

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?

1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,karena usia
akanberpengaruh pada luas permukaan tubuh,metabolisme,dan berat badan.
2.   Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
4.       Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan pemecahan


1. Insensiblee wateer loss, tidak dapat dilihat/diukur
glykogen ototperkiraan jumlah kehilangan tersebut
Tuliskan
Berkisar
5. Kondisi Sakit300-400 mL per hari
Kondisi
2. sakit
Sensible sangat
water loss berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
Tuliskan
elektrolit rata-rata kehilangan menurut teori
tubuh
Urine : sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam
Feces : berkisar antara 100-200 mL per hari
8. Pengaturan keseimbangan/volume vaskular dan osmolalitas cairan ekstraselular (CES)?

1. Pengaturan volume cairan ekstrasel.


Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang.
Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan output) air.Untuk mempertahankan volume cairan
tubuh kurang lebih tetap,maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh.hal
ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan luarnya
Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan dilakukan melalui:
 Perubahan osmolaritas di nefron
 Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan osmolaritas yang pada akhirnya akan
membentuk urine yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan di dukstus koligen.Glomerulus
menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus proksimal (300 mOsm).
 Dinding tubulus ansa Henle pars decending sangat permeable terhadap air,sehingga di bagian ini terjadi
reabsorbsi cairan ke kapiler peritubular atau vasa recta.Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus
menjadi hiperosmotik.
 Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air dan secara aktif memindahkan NaCl
keluar tubulus.Hal ini menyebabkan reabsobsi garam tanpa osmosis air.Sehingga cairan yang sampai ke
tubulus distal dan duktus koligen menjadi hipoosmotik.Permeabilitas dinding tubulus distal dan duktus koligen
bervariasi bergantung pada ada tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urine yang dibentuk di duktus koligen
dan akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung pada ada tidaknya vasopresis (ADH).
2. Mekanisme haus dan peranan vasopresin (antidiuretic hormone/ADH)
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor di hypotalamus.
Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypotalamus yang mensintesis vasopresin.Vasopresin akan dilepaskan
oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan vasopresin
dengan reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membrane bagian apeks
duktus koligen.Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta.Hal ini
menyebabkan urine yang terbentuk di duktus  koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan
di dalam tubuh tetap dipertahankan.
Selain itu,rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan
dihantarkan ke pusat haus di hypotalamus sehingga terbentuk perilaku untuk membatasi haus,dan cairan di dalam
tubuh kembali normal.
3. Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Sebagai kesimpulan,pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan
sistem endokrin.Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui
baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotikus, osmoreseptor di hypotalamus,dan volume reseptor atau reseptor
regang di atrium.Sedangkan dalam sistem endokrin,hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami
kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ADH dengan meningkatkan reabsorbsi
natrium dan air. Sementara,jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh,maka hormone atriopeptin (ANP) akan
meningkatkan eksresi volume natrium dan air.
9. Bagaimana pengaturan pergerakan cairan dalam tubuh kita?

Pengaturan
10. Tuliskan jenis-jenis kebutuhan
larutan cairan
isotonik, dan elektrolit
hipotonik dalam tubuh diatur oleh ginjal,
dan hipertonik?
kulit, paru, dan gastrointestinal. Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat
meialui sistem atau mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh sistem
hormonal, yakni ADH (anti diuretik hormon), sistem aldosteron, prostaglandin,
dan glukokortikoid.
Perbedaan
Keseimbangan cairan
Larutan Isotonik: danisotonik
Larutan elektrolit melibatkan
adalah komposisi
larutan yang dan perpindahan
memiliki tekanan osmotik
berbagai cairan
yang sama. tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
Larutan Hipotonik: Larutan hipotonik adalah larutan yang memiliki tekanan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
osmotik rendah.
Larutan
Cairan danHipertonik:
elektrolitLarutan
masuk hipertonik
ke dalamadalah
tubuhlarutan
melaluiyang memilikiminuman,
makanan, tekanan dan
osmotik yang relatif lebih tinggi.
cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
Konsentrasi
cairan dan elektrolit terlarut
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Larutan Isotonik: Larutan isotonik memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya;
Larutan Hipotonik: Larutan hipotonik memiliki konsentrasi rendah.
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Larutan Hipertonik: Larutan hipertonik memiliki konsentrasi tinggi.
Efek pada Sel
1. Larutan Isotonik: Lingkungan isotonik tidak menunjukkan efek pada sel.
2. Larutan Hipotonik: Lingkungan hipotonik menyebabkan sel membengkak.
3. Larutan Hipertonik: Lingkungan hipertonik menyebabkan sel menyusut.

Pengawet Makanan
Larutan Isotonik: Larutan isotonik tidak membantu dalam pengawetan makanan.
Larutan Hipotonik: Larutan hipotonik tidak membantu dalam pengawetan
makanan.
Larutan Hipertonik: Larutan hipertonik sangat membantu dalam pengawetan
makanan karena mereka membunuh mikroba dalam paket makanan.
11. Berapa banyak cairan yang diperlukan tubuh kita perhari?

Kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari

12. Tuliskan hubungan antara air dan natrium serta perannya dalam tubuh?

Hubungan air dan natrium

H2O + Na+
Peran air: mengatur suhu tubuh, melembapkan dan membasahi mukosa,
melarutkan zat gizi, membawa oksigen ke jaringan tubuh lain

Peran natrium

1. Membantu mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa dalam cairan


ekstraseluler.
2. Sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas, empedu, dan
keringat.
3. Peranan penting dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf.
4. Memainkan peranan khusus dalam penyerapan karbohidrat.

13. Tuliskan Peran Kalium dalam tubuh!

Untuk mengatur fungsi jantung dan tekanan darah, membantu hantaran rangsang saraf,
kontraksi otot, Kesehatan tulang dan menjaga Kesehatan saraf dan otot.

14. Tuliskan bagaimana sistem tubuh berperan terhadap regulasi cairan tubuh?

1. Sistem perkemihan (ginjal)

Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan


keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut. 11 Ginjal juga turut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion
hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan.

2. Sistem kardiovaskuler
Transportasi oksigen, nutrisi, hormon, dan sisa buangan hasil metabolisme,
Transportasi dan distribusi panas tubuh, Pemelihraan keseimbangan cairan
dan elektrolit.

Sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami


kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ADH
dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi
peningkatan volume cairan tubuh, maka hormone atriopeptin (ANP) akan
meningkatkan eksresi volume natrium dan air.

Di dalam tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme,


pertumbuhan dan perkembangan internal, reaksi terhadap stress, serta
tingkah laku. Dalam kegiatan tubuh, hormon hanya sedikit diperlukan, akan
tetapi mempunyai pengaruh yang sangat luas. Hormon dikeluarkan sebagai
respons atas rangsangan saraf secara langsung kepada kelnjar yang cocok.
Contohnya sekresi adrenalin dari medulla adrenal terjadi karena stimulasi
dari sistem saraf simpatetik atau karena substansi tertentu dalam darah.

Sistem gastrointestinal berperan memecah partikel makanan menjadi bentuk


molekul yang dapat di absorpsi tubuh

Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida


(CO2) dan Uap air (H2O). Karbondioksida dan uap air ini lalu dilepaskan dan
dikeluarkan paru-paru melalui hidung. Sebagai gantinya, oksigen pun diambil.
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara sendiri berbeda-beda tergantung pada
kebutuhan dan hal itu biasanya dipengaruhi oleh berbagai hal. Sebut saja jenis
pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.

3. Sistem endokrin
15. Masalah Keseimbangan cairan dan elektrolit?

a. Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu gangguan keseimbangan isotonis dan
osmolar.Ketidakseimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit hilang bersamaan dalam proporsi yang
seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi ketika  kehilangan cairan tidak diimbangi dengan perubahan
kadar elektrolit dalam  proporsi yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan osmolalitas
serum. Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat  kategori  ketidak seimbangan cairan, yaitu :
a.       Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
b.       Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang)
c.       Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan
d.       Penigkatan osmolal (hanya air yang meningkat)
b. Defisit Volume Cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan  cairan   dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang
proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia.Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan
cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan   perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan
penurunan cairan ekstraseluler.Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan
cairan   intraseluler.
Secara umum, defisit  volumecairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan   cairan abnormal melalui
kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan
tidak mudah  untuk mengembalikanya ke   lokasi semula dalam  kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat
berpindah dari  lokasi  intravaskuler  menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi.
Selain itu,  kondisitertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran
pencernaan.
c. Defisit Cairan
Faktor Resiko
1) Kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan lambung) tanda klinis : kehilangan berat badan
2) Ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak ada cairan dan depresi konfusi) tanda klinis :
penurunan tekanan darah 
d. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi
dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium.Kehilangan cairan menyebabkan peningkatan
kadarnatrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah dari  sel  dan  kompartemen
interstitial  menuju ruang vascular. Kondisi ini menybabkan  gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi. Orang yang beresiko
mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu lansia.Mereka mengalami penurunan respons haus atau pemekatan
urine.Di samping itu lansia memiliki  proporsi lemak yang lebih besar sehingga beresiko tunggi mengalami dehidrasi
akibat cadangan air yang sedikit dalam tubuh.Klien dengan diabetes insipidus akibat penurunan hormon diuretik sering
mengalami kehilangan cairan tipe hiperosmolar. Pemberian cairan  hipertonik juga meningkatkan jumlah solute dalam
16. Tuliskan tanda dan gejala setiap tingkatan dehidrasi berikut....
Tanda dan
Dihidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat
gejala
Tingkat
kesadaran Normal, lemas atau Apatis, letargi, tidak
Baik, sadar penuh
gelisah, iritabel sadar

Capiraly refil
(CR)
Normal Memanjang Memanjang, minimal

Denyut jantung
Normal sampai Takikardi,pada kasus
Normal
meningkat berat bradikardi

RR
Normal Normal cepat Dalam

TD
Normal Hipotensi ortosatik Hipotensi

Nadi
Lemah atau tidak
Normal Normal sampai menurun
teraba

Membran
Mukosa Basah Kering Amat kering
A.     A. Intake Dan Output Cairan
PROSES KEPERAWATAN
a) Intake Cairan
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan
1. Pengkajian (tuliskan nilai normal dan kemungkinan yang yg ditemukan kalau
terjadi
perhiper
hari. dan hipovolemia)
Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira
1) Riwayat Keperawatan
1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari
Catatan: Bila besarnya kolom tidak mencukupi untuk menuliskan jawaban, maka dapat menggunakan
Pengkajian
lembar sebaliknya. riwayat keperawatan dalam pemenuhan cairan dan elektrolit
sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan
ditujukan/difokuskan pada:
oksidasi selama proses metabolisme.
a) Faktor risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam
basa:Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan
Tabel.
a.NoUsia:Umur
sangat muda, sangat
BB (Kg)tua Kebutuhan Cairan
b.1 Penyakit
3 hari
kronik: kanker,
3
penyakit kardiovaskular (gagal jantung
250-300
kongestif), penyakit endokrin (cushing, DM), malnutrisi, PPOK,
2 1 tahun 9,5 1150-1300
penyakit ginjal (gagal ginjal prorogresif), perubahan tingkat
3 2 tahun 11,8 1350-1500
kesadaran.
c.4 Trauma:
6 tahun
cedera akibat20
kecelakaan,1800-2000
cedera kepala, combostio.
d.5 Terapi:
10 tahun 28,7 terapi IV,2000-2500
diuretik, steroid, nutrisi parental total.
e.6 Kehilangan
14 tahun melalui45 saluran 2200-2700
gastrointestinal: gastroenteritis,
7 pengisapan
18 tahunnasogastrik,
54 fistula. 2200-2700
b) Riwayat keluhan: kepala sakit/pusing/pening, rasa baal dan kesemutan.
c)Pengaturan
Pola intake:
utama jumlah dan adalah
intake cairan tipe cairan
melalui yang biasahaus.
mekanisme dikonsumsi,
Pusat haus riwayat
anoreksia,
dikendalikan berada dikram abdomen,rangsangan
otak sedangkan rasa haushaus
yang berlebihan.
berasal dari kondisi dehidrasi
d) Pola eliminasi: kebiasaan berkemih, adakah perubahan baik dalam
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,
jumlah maupun frekuensi berkemih, bagaimana karakteristik urine,
perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
apakah tubuh banyak mengeluarkan cairan? Bila ya ! melalui apa?
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.
Muntah, diare, berkeringat.
Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
gastrointestinal.

b) Output Cairan
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia
per hari.  

d
m
6
B. Volume urine dan konsentrasinya
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus
urinarius merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal
output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam
pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka
produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan
dalam tubuh.

KONSENTRASI

Konsentrasi atau kepekatan urine mengacu pada jumlah zat terlarut yang
ada dalam volume urine yang di ekskresikan. Urine biasanya terdiri dari 94% air
dan 6% zat terlarut. Jumlah dan jenis zat terlarut yang diekskresikan bervariasi
sesuai dengan diet, aktivitas fisik, dan kesehatan pasien. Urine yang encer
memiliki partikel terlarut lebih sedikit per volume air. Konsentrasi urine di
laboratorium klinik paling sering dinyatakan sebagai berat jenis dan osmolalitas
(Brunzel, 2013).

C. Tanda-tanda pada kulit (turgor, suhu, kelembaban)


Turgor kulit menggambarkan cairan intertisial dan elastisitas kulit.
Penurunan turgor terkait dengan elastisitas kulit. Normalnya, jika dicubit, kulit
akan kembali ke posisi normal setelah dilepaskan. Pada klien dengan defisit
volume cairan, kulit akan kembali datar dalam jangka waktu yang lebih
lama(hingga beberapa detik). Pada orang dewasa, pengukuran turgor kulit paling
baik dilakukan di atas sternum, kening, dan paha sebelah dalam. Pada anak,
pengukuran turgor sebaiknya dilakukan di area abdomen atau paha bagian tengah.
Pada orang tua, turgor kulit mengalami penurunan sehingga perlu dilakukan
penimbangan berat badan untuk mengukur status hidrasi disamping dengan
pengukuran turgor kulit

D. Berat badan
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema

E. Keluhan haus
 Adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit ( dehidrasi)
Data yang menunjang : Turgor kulit menurun, bola mata melembek,
natrium berkurang,   kalium berkurang..
 Terjadinya shok hypovolemik
Data yang menunjang: Tekanan darah menurun yaitu 80/65 mmhg, nadi
F. Tanda-tanda objektif kehilangan cairan
a) Demam, paparan panas, dan olahraga berlebihan.
b) Muntah, diare, dan sering kencing karena infeksi.
c) Kekurangan asupan makanan dan minuman.
d) Luka bakar sehingga terjadi penguapan pada tubuh secara berlebihan.

G. Edema
Edema menandakan adanya kebocoran cairan tubuh melalui dinding pembuluh darah.
Cairan ini kemudian menumpuk pada jaringan di sekitarnya dan menyebabkan pembengkakan.
Selain pembengkakan, edema juga memiliki ciri berupa kulit yang tampak meregang. Ketika
ditekan, akan terbentuk cekungan pada kulit yang lebih lama kembali ke posisi semua. Sedangkan
edema pada rongga perut, akan menyebabkan perut tampak membesar.

Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang berlebihan dalam
kompartemen  ekstraselulermeningkatkan tekanan osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel
sehingga menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang interstitial (Edema). Edema yang
sering  terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema dapat bersifat local atau menyeluruh,
tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi. Edema dapat terjadi ketika
adapeningkatan   produksi cairan interstisial/gangguan perpindahan cairan interstisial

H. Tanda-tanda cardiovaskuler
1) Inspeksi:
 Vena leher: JVP/jugularis vena pressur datar atau distensi
 Central venus pressure (CVP) abnormal
 Bagian tubuh yang tertekan, pengisian vena lambat
2) Palpasi:
 Edema: lihat adanya pitting edema pada punggung, sakrum, dan tungkai (pre tibia,
maleolus medialis, punggung kaki)
 Denyut nadi: frekuensi, kekuatan
Pengisian kapiler
3) Auskultasi:
 Tekanan darah: ukur pada posisi tidur dan duduk, lihat perbedaannya, stabil, meningkat,
atau menurun.
 Bunyi jantung: adakah bunyi tambahan.

I. Tanda-tanda neurovaskuler
a) Tidak mengalami nyeri, pucat atau sianosis, nadi tidak teraba, parestesia, dan paralisis
b) Mengalami kemajuan melalui cast, splint, atau terapi brace tanpa mengalami komplikasi
J. Tanda-tanda dehidrasi
a) Haus
2. Pemeriksaan Hasil Laboratorium (tuliskan nilai normal dan
kemungkinan yang yg ditemukan kalau terjadi hiper dan hipovolemia)
JAWAB:
a. Pemeriksaan darah lengkap
Hematokrit (Ht) menggambarkan persentase total darah dengan sel
darah merah. Karena hematokrit adalah pengukuran volume sel dalam
plasma, nilainya akan dipengaruhi oleh jumlah cairan plasma. Dengan
demikian, nilai Ht pada klien yang mengalami dehidrasi atau
hipovolemia cenderung meningkat, sedangkan nilai Ht pada pasien yang
mengalami overdehidrasi dapat menurun. Normalnya, nilai Ht pada laki-
laki adalah 40%-54% dan perempuan 37%-47%. Biasanya, peningkatan
kadar hemoglobin diikuti dengan peningkatan kadar hematokrit.

Air yang hilang= PAT x BB x [1- (Ht normal/Ht


terukur)
Keterangan
Perbandingan air tubuh(PAT)
a) nilai 0,2 untuk dehidrasi akut
b) nilai 0,6 untuk dehidrasi kroni

b. Pemeriksaan Serum Elektrolit

Pemeriksaan kadar elektrolit serum sering dilakukan untuk


mengkaji adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemeriksaan yang paling sering adalah natrium, kaliium ,
klorida, dan ion bikarbonat. Penghitungan kebutuhan cairan
dengan menggunakan nilai Na+adalah:

                              
Air yang hilang = 0,6 x BB x (Na+ serum terukur – 142)
                                               Na+serum terukur

C. pH Urine Dan Berat Jenis Urine

Ph urine
pH urine menunjukkan tingkat keasaman urine yang dapat digunakan untuk
menggambarkan ketidakseimbangan asam-basa. pH urine normal adalah 4,6-8 pada
kondisi asidosis metabolik.
.
Berat jenis urine
Berat jenis urine dapat digunakan sebagai indikator gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, walaupun hasilnya kurang reliabel. Akan tetapi, pengukuran BJ urine
merupakan cara paling mudah dan cepat untuk menentukan konsentrasi urine. Berat jenis
urine dapat meningkat saat terjadi pemekatan akibat kekurangan cairan dan menurun saat
tubuh kelebihan cairan. Nilai BJ urine normal adalah 1,005-1,030 (biasanya 1,010-1,025).
Selain itu, BJ urine juga meningkat saat terdapat glukosa dalam urine, juga pada
pemberian dekstran, obat kontras radiografi, dan beberapa jenis obat lainnya.

d. Analisa gas darah (AGD)

Berdasarkan unsur pengukuran tersebut, ada dua jenis hasil analisa gas darah, yaitu normal dan abnormal
(tidak normal).

 Hasil normal. Hasil analisa gas darah dikatakan normal jika:


o pH darah arteri: 7,38-7,42.
o Tingkat penyerapan oksigen (SaO2): 94-100%.
o Tekanan parsial oksigen (PaO2): 75-100 mmHg.
o Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2): 38-42 mmHg.
o Bikarbonat (HCO3): 22-28 mEq/L.

 Hasil abnormal dapat menjadi indikator dari kondisi medis tertentu. Berikut ini beberapa
kondisi medis yang mungkin terdeteksi melalui analisa gas darah.

pH darah Bikarbonat PaCO2 Kondisi Penyebab Umum

Asidosis Gagal ginjal, syok,


<7,4 Rendah Rendah
metabolik ketoasidosis diabetik.

Alkalosis Muntah yang bersifat


>7,4 Tinggi Tinggi
metabolik kronis,hipokalemia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

TULISKAN MASALAH DAN DEFINISI SERTA TANDA DAN GEJALA MAYOR DAN
MINORNYA (MENGACU PADA SDKI YA ) BISA DI LIHAT APLIKASI NURSDIAGNOSA

HIPERVOLEMIA

1. DEFINISI
Peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intraseluler.
2. GEJALA DAN TANDA MAYOR
Subjektif
a. Ortopnea
b. Dispnea
c. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)

Objektif
a. Edema anasarka dan atau edema perifer
b. Berat badan meningkat dalam waktu singkat
c. Jugular venous pressure (JVP) dan atau Central Venous Pressure (CVP)
meningkat
d. Refleks hepatojugular positif
3. GEJALA DAN TANDA MINOR
Subjektif :
TIDAK TERSEDIA

Objektif:
a. Distensi vena jugularis
b. Terdengar suara napas tambahan
c. Hepatomegali
d. Hadar Hb/Ht menurun
e. Oliguria
f. Intake lebih banyak dari output (balance cairan positif)
g. Kongesti paru
Intervensi Keperawatan

A. MANAJEMEN HIPERVOLEMIA (I.03114)

1. Observasi
 Periksa tanda dan gejala hypervolemia
 Identifikasi penyebab hypervolemia
 Monitor status hemodinamik, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO jika tersedia
 Monitor intaje dan output cairan
 Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar Natrium, BUN, hematocrit, berat jenis urine)
 Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
 Monitor kecepatan infus secara ketat
 Monitor efek samping diuretik
2. Therapeutik
 Timbang berat bada setiap hari pada waktu yang sama
 Batasi asupan cairan dan garam
 Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
3. Edukasi

1. Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam dalam 6 jam


2. Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam sehari
3. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
4. Ajarkan cara membatasi cairan
4. Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian diuritik


 Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
 Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy

B. PEMANTAUAN CAIRAN (I.03121)

1. Observasi
 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
 Monitor frekuensi nafas
 Monitor tekanan darah
 Monitor berat badan
 Monitor waktu pengisian kapiler
 Monitor elastisitas atau turgor kulit
 Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
 Monitor kadar albumin dan protein total
 Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit, natrium, kalium, BUN)
 Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume
urine menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan
menurun dalam waktu singkat)

Anda mungkin juga menyukai