Anda di halaman 1dari 30

Topik 4

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Pamong Suryaningtias, M.Pd.


Tujuan Pembelajaran
 Anda diharapkan dapat memahami keseimbangan cairan dan
elektrolit

 Tujuan Khusus:
 1) menjelaskan pengertian keseimbangan cairan dan elektrolit,
 2) menjelaskan tentang fungsi cairan kaitannya dengan
kondisi tubuh,
 3) komposisi cairan dalam tubuh,
 4) distribusi cairan dalam tubuh,
 5) pergerakan cairan dalam tubuh
Ruang Lingkup Materi
 1) Pengertian keseimbangan cairan dan
elektrolit ,
 2) Fungsi cairan kaitannya dengan kondisi tubuh,
 3) Komposisi cairan dalam tubuh,
 4) Distribusi cairan dalam tubuh,
 5) Pergerakan cairan dalam tubuh
1. Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
a. Pengertian:
Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran. Cairan dimasukkan
melalui mulut, atau secara parenteral dan cairan
meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru-
paru, kulit, dan ginjal. Elektrolit merupakan
sebuah unsur atau senyawa yang jika melebur atau
larut di dalam air atau pelarut lain akan pecah
menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik
b. Fungsi cairan tubuh:
 Sebagai pelarut & alat angkut
 Katalisator
 Sebagai pelumas
 Fasilitator pertumbuhan
 Pengatur suhu
 Peredam benturan
c. Fungsi air dalam kaitannya dengan kondisi
tubuh:

1. Mengatur suhu tubuh


 Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi
panas dan naik.
2. Melancarkan peredaran darah
 Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan
mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam
darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja
otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
 Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu
mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan
racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan
pernafasan.
4. Kulit
 Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi
kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk
menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan
 Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan
oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh.
Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem
pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi
lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6. Pernafasan
 Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru
harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan
memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat
apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat
cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
 Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada
sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila
tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
air dengan cukup selama beraktivitas untuk
meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
 Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena
asupan air yang memadai berfungsi untuk
menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
d. Komposisi Cairan
 Cairan yang bersirkulasi di seluruh tubuh di
dalam ruang cairan intrasel dan ekstrasel
mengandung elektrolit, mineral dan sel. Elektrolit
merupakan sebuah unsur atau senyawa yang jika
melebur atau larut di dalam air atau pelarut lain
akan pecah menjadi ion dan mampu membawa
muatan listrik.
Elektrolit dalam Cairan
 Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif
(anion). Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama
(diukur dalam miliekuivalen).
 Ion positif ( kation )
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na +),
sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium
(K+). Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang
memompa keluar sodium dan potassium ini.
 Ion negative ( anion )
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl -) dan
bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan
intraselular adalah ion fosfat (PO43-).
Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan
cairan interstitial pada intinya sama maka nilai
elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari
cairan ekstraseluler tetapi tidak mencerminkan
komposisi cairan intraseluler.
Kandungan Mineral dalam
Cairan
1. Natrium
 Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan di
dalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.
 Kadar natrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
 Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau 40,5mEq/kgBB dapat
berubah-ubah. Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dan
keringat 58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl).
 Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupun ke
dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium (muntah,diare)
sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai
kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti dengan
air dan natrium dari cairan interstitial. Apabila kehilangan cairan terus berlangsung,
air akan ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma tetap tidak dapat
dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi.
2. Kalium
 Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler
berperan penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat
berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang
terikat dengan protein didalam sel. Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter,
kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB. Keseimbangan kalium sangat
berhubungan dengan konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi kalium lewat
urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter.
3. Magnesium
 Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan untuk
pertumbuhan + 10 mg/hari. Dikeluarkan lewat urine dan faeces.
4. Kalsium
 Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90%
dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran
ini tergantung pada intake, besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme
kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis,
ovarium, da hipofisis. Sebagian besar (99%) ditemukan didalam gigi dan +
1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel.
5. Karbonat
 Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu
hasil akhir daripada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal.
Sedikit sekali bikarbonat yang akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat
dikontrol oleh paru-paru dan sangat penting peranannya dalam
keseimbangan asam basa.
e. Distribusi Cairan

1. Cairan Ekstrasel (CES): 1/3 dari cairan tubuh,


terdiri dari (Cairan Interstisial : 2/3 , Cairan
Intravaskuler: 1/3, Plasma, cairan limfe & darah)

2. Cairan Intrasel (CIS): 2/3 dari cairan tubuh


 Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh,
hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya
merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori
presentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah : bayi baru lahir
75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan,
wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari
berat badan. Presentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada
factor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin. Jika lemak tubuh
sedikit, maka cairan dalam tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa
mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena
pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak
dibanding pada pria.
Kebutuhan Air
Umur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan
Kebutuhan Air bardasarkan Umur dan Berat Badan :
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30
f. Keseimbangan cairan tubuh
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan
antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
 1. Asupan
 Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa
adalah ± 2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa
cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme
keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat
pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan
cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan
volume cairan tubuh di mana asupan cairan kurang atau adanya
perdarahan, maka curah jantung menurung, menyebabakan
terjadinya penurunan tekanan darah.
2. Pengeluaran
 Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan
cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. Jumlah
air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine),
sebanyak ±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini juga dihubugkan
dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan
pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan sering dilakukakan melalui
kulit (berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa feses). Pengeluaran
cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat
diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya,
jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehingga sulit
untuk diukur. Pada kasus seperti ini, bila volume urine yang dikeluarkan
kurang dari 500 cc per hari, diperlukan adanya perhatian khusus. Setiap 1
derajat celcius akan berpengaruh pada output cairan
Hasil-hasil pengeluaran cairan

1. Urine
 Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria
(kandung kemih). Proses ini merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang
utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal
untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir
proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah,
reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali ke
ginjal dan memproduksi ADH sehingga memengaruhi pengeluaran urine.
2. Keringat
 Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas.
Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium.
Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan memengaruhi kadar natrium dalam
plasma.
3. Feses
 Feses yang keluar mengandung air dan
sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air
melalui feses merupakan pengeluaran cairan
yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan
yang keluar melalui feses jumlahnya
berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh
menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran
cairan melalui faeses adalah 100 ml/hari.
g. Pergerakan Cairan Tubuh
 Difusi: proses ketika materi padat, partikel berpindah dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah sehingga
distribusi partikel di dalam cairan menjadi merata.
 Osmosis: perpindahan pelarut murni melalui membran
semipermeabel yang berpindah dari larutan yang memiliki
konsentrasi solute rendah ke daerah konsentrasi solute tinggi
 Filtrasi : suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut
secara bersama sebagai respons terhadap adanya tekanan cairan
 Transport Aktif : suatu mekanisme mengenai sel2 yang mereabsorbsi
glukosa & substansi2 lain untuk melakukan aktifitas metabolic
h. Pengaturan Cairan Tubuh

Asupan Cairan kurang


Hipotalamus Talamus

  
  
  
Rasa haus stimulus fisiologis :
  
peningkatan konsentrasi plasma & penurunan vol darah

Peningkatan asupan Cairan


Regulasi cairan dan elektrolit tubuh
 Cairan tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah
dari satu kompartemen ke
 kompartemen lain untuk memfasilitasi proses-proses yang
terjadi dalam tubuh, seperti oksigenasi jaringan, respon
terhadap penyakit, dan respon terhadap terapi obat.
Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi,
osmosis, transport aktif, atau filtrasi. Perpindahan tersebut
bergantung pada permeabilitas membran sel atau
kemampuan membran untuk ditembus cairan dan
elektrolit.
i. Proses pergerakan cairan tubuh antar
kompartemen dapat berlangsung secara:

1. Difusi
 Adalah proses ketika materi padat, partikel, seperti gula di dalam
cairan, berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah, sehingga distribusi partikel dalam cairan
menjadi merata.
2. Osmosis
 Adalah perpindahan pelarut murni seperti air melalui membran
semipermiabel yang berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi
solute rendah ke tinggi. Kecepatan osmosis bergantung pada
konsentrasi solute di dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solute.
dan perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan.
Tekanan osmotik larutan disebut osmolalitas. Suatu larutan yang
osmolitasnya sama dengan plasma darah disebut isotonik
3. Filtrasi
 Adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut
secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.
Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler, tempat
pembedahan hidrostatik atau gradient yang menentukan perpindahan
air, elektrolit, dan substansi pelarut lain yang berada diantara cairan
kapiler dan cairan intertisial.
4. Transpor aktif
 Transpor aktif memerlukan aktifitas metabolik dan pengeluaran
energy untuk menggerakkan materi guna menembus membran sel.
Hal ini memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar dari
sel tersebut, selain itu sel dapat menerima atau memindahkan
molekul dari daerah berkonsentrasi rendah ke tinggi.
j. Proses regulasi cairan dan elektrolit
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Tekanan
 Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga menggunakan
tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui
membrane.
 Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat
molekulnya tidak dapat bergabung maka larutan tersebut disebut koloid. Sedangkan, larutan yang
mempunyai kepekatan yang sama dan dapat bergabung disebut sebagai kristaloid.

 Sebagai contoh, larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein
bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel permeable
tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangant penting dalam proses pemberian cairan intravena.
Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infus intravena bersifat isotonic karena
mempunyai konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah
perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu
larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic
plasma akan lebih besar dibandingkan tekanan osmotik cairan interstisial karena konsentrasi
protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar dibanding cairan interstisial, sehingga
membentuk larutan koloid dan sulit menembus membrane semipermiabel. Tekanan hidrostatik
adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna
mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
2. Membran
 Membran semipermiabel merupakan
penyaring agar cairan yang bermolekul besar
tidak bergabung. Membrane semipermiabel
terdapat pada dinding kapiler pembuluh
darah, yang terdapat di seluruh tubuh
sehingga molekul atau zat lain tidak
berpindah ke jaringan.
LATIHAN
1)Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Cairan
dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteral dan cairan meninggalkan tubuh dari saluran
pencernaan, paru-paru, kulit, dan ginjal. Apakah yang dimaksud elektrolit?

2)Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk
segera dikirim ke sel-sel tubuh. Apakah manfaat air dalam proses pencernaan?

3)Cairan dan elektrolit berpindah dari satu kompartemen ke kompartemen lain untuk memfasilitasi
proses - proses yang terjadi dalam tubuh, seperti oksigenasi jaringan, respon terhadap penyakit,
dan respon terhadap terapi obat. Bagaimanakah caranya cairan tubuh berpindah?

4)Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih
pekat molekulnya tidak dapat bergabung maka larutan tersebut disebut koloid. Apakah namanya
bila larutan yang mempunyai kepekatan yang sama dan dapat bergabung?

5)Biasanya,
larutan yang sering digunakan dalam pemberian infus intravena bersifat isotonic
mengapakah demikian?

Anda mungkin juga menyukai