Di Susun Oleh : NURUL ANISA QONITAH KHALDAH ROCHMAD EFENDI SARI APRILIA MEKANISME KERJA OBAT
Mekanisme kerja obat yang paling umum adalah terikat
pada tempat reseptor. Obat dan reseptor saling berikatan seperti gembok dan kuncinya untuk menimbulkan efek terapeutiknya. Setiap sel dalam tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik. Reseptor obat adalah suatu makromolekul dapat berupa lipoprotein, atau asam nukleat yang jelas dan spesifik terdapat dalam jaringan sel hidup, mengandung gugus fungsional atau atom-atom yang terorganisasi, berinteraksi secara reversible dengan molekul obat membentuk suatu kompleks sehingga pada akhirnya menimbulkan respon biologis yang spesifik Agonis : Suatu senyawa yang dapat mengaktivasi sehing menimbulkan respon Antagonis : Senyawa yang dapat membentuk kompleks dengan reseptor tapi tidak dapat menimbulkan respon. Antagonis Parsial : Senyawa yang mempunyai aktivitas diantara dua kelompok STRUKTUR AKTIVITAS OBAT Sifat fisika dan kimia suatu obat dapat mempengaruhi aktivitas biologi. Kekhususan/kespesifikan struktur suatu obat terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Obat yang berstruktur tidak Spesifik Contoh obat berstruktur Obat yang bekerja secara tidak spesifik adalah obat- langsung dan tidak obat anastetik sistemik tergantung struktur seperti eter, kloroform, kimianya, kecuali bahwa nitrogen oksida, dan obat- struktur kimia obat yang mengandung mempengaruhi sifat senyawa bakterisidal fisikokimianya seperti fenol, 0-kresol, resorsinol, dll. STRUKTUR AKTIVITAS OBAT
2. Obat yang berstruktur
Spesifik Contoh obat Obat-obat yang aktivitas biologinya disebabkan oleh berstruktur sifat kimianya dan kerja spesifik adalah obat ditentukan oleh interaksi langsung antara obat-obat diuretik obat dengan reseptor atau akseptor spesifik. Struktur kimia suatu obat umumnya terdiri dari struktur inti dapat berbentuk cincin siklik, heterosiklik, atau polisiklik dan Struktur kimia suatu obat umumnya terdiri dari struktur Rantai samping (R) berupa alifatik, siklik, atau heterosiklik yang menentukan aktivitas biologi dan sifat kimia fisika obat. Contoh Rantai Samping (R) Senyawa Obat
Nama senyawa R Efek
Epinefrin CH3 Hipertensi
Isoproterenol CH(CH3)2 Hipotensi
Hubungan antara struktur kimia dan aktivitas biologis dapat dilakukan dengan mengaitkan gugus fungsional tertentu dengan respon biologis tertentu, toh fenol, kresol, eugenol mengandung gugus fungsi hidroksil fenol dan berkhasiat sebagai antibakteri.
(b) (c) (d) (e)
fenol (a), o-kresol (b), m-kresol (c), p-kresol (d), eugenol (e) Contoh senyawa dengan struktur berbeda namun memililki aktivitas biologi sama adalah obat anastesi sistematik seperti eter, siklopropan, halotan.
Contoh senyawa dengan struktur berbeda dan aktivitas biologis berbeda adalah obat turunan sulfonamide yang dapat berkhasiat sebagai antibakteri (sulfanilamide), diuretik (hidroklorotiazid), antilepra (diazon), antimalaria (sulfadoksin), urikosurik (probenesid), dan antidiabetes(karbutamid). Hubungan Struktur Aktivitas
Mempelajari hubungan struktur aktivitas suatu obat dapat membantu
dalam memahami mekanisme kerja obat selain itu ilmu ini sangat berguna dalam membuat rancangan obat baru dengan aktivitas yang lebih besar, lebih selektif, toksisitas dan efek samping lebih rendah, kenyamanan yang lebih besar serta lebih ekonomis. Hubungan Struktur Aktivitas
Hubungan struktur aktivitas didukung oleh banyak faktor-faktor, yang
terbagi menjadi 3 kelompok 1. Faktor-faktor yang kurang mendukung Hubungan Struktur Aktivitas senyawa obat 2. Faktor-faktor yang mendukung hubungan struktur aktivitas empiris dan simetrik 3. Hubungan struktur aktivitas yang sebenarnya. MODIFIKASI STRUKTUR
Modifikasi struktur molekul obat bertujuan mendapatkan obat baru dengan
aktivitas yang lebih baik. Variasi dalam struktur akan mempengaruhi aktivitas biologi obat yang ditentukan oleh sifat kimia fisika, Salah satu tujuan modifikasi struktur adalah merubah masa kerja obat. Masa kerja obat dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan efek terapi yang diharapkan misalnya ada antibiotika golongan tertentu diperlukan untuk memperoleh konsentrasi tinggi dan dipertahankan dalam darah.