Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FARMASETIKA DASAR

“PASTA”
Tugas ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Farmasetika Dasar

Oleh

Qonitah Khalda

POLITEKNIK KESEHATAN GENESIS MEDICARE

PROGRAM STUDI : FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

Jl. Gas Alam No.29, Curug, Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat 16453

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi, perkembangan di


dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit
yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus dikembangkan. Berbagai macam bentuk
sediaan obat, baik itu liquid, solid, dan semi solid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan
industri.
Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang
bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk dikonsumsi oleh
masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim,
salep, gel, pasta dan supositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan
semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya.
Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit.
Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu
diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut,
para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara tepat.
Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk
meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan cara melakukan, menentukan
formulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang
digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar.
B. Rumusan Masalah

Untuk menjaga keseimbangan konsep yang akan kami bahas selanjutnya maka
kami menyertakan rumusan masalah yang terkait dengan isi dari makalah kami ini, yaitu:
1. Jelaskan pengertian dari pasta?
2. Bagaimanakah karakteristik pasta?
3. Apa saja macam-macam pasta?
4. Apa saja contoh produk dalam bentuk pasta?
5. Apa saja contoh formula pasta?
6. Apa keuntungan dan kerugian dari pasta?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Mengetahui pengertian dari pasta
2. Mengetahui karakteristik pasta.
3. Mengetahui macam-macam pasta.
4. Mengetahui contoh produk yang berbentuk pasta.
5. Mengetahui contoh formula pasta.
6. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari pasta.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasta

Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan
obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan
bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago, atau sabun. Pasta
mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk) Karena itu pasta merupakan salep padat, kaku,
keras, dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai penutup atau pelindung.
B. Karakteristik Pasta
Karakteristik dari sediaan pasta adalah:
1. Daya absorbsi pasta lebih besar
2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.
3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.
5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan
serbuk (padat) antara 40%-50%.
C. Macam-Macam Pasta
Adapun macam-macam dari pasta adalah:
1. Pasta Berlemak
Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk). Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan lebih menyerap dibandingkan
dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini
cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya
maserasi lebih rendah dari salep. Contoh pasta berlemak adalah Acidi Salicylici Zinci Oxydi
Pasta (F.N. 1978), Zinci Pasta (F.N. 1978) dan Resorcinoli Sulfurici Pasta (F.N. 1978).
2. Pasta Kering
Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak mengandung ± 60% zat padat
(serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau
Tumenol Ammonim, zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer. Contoh:
R/ Bentoniti 1
Sulfur praecip. 2
Zinci Oxydi 10
Talci 10
Ichthamoli 0,5
Glycerini
Aquae aa 5
S. ad us. ext.
3. Pasta Pendingin
Pasta pendingin merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair,
dikenal dengan Salep Tiga Dara.
R/ Zinci Oxydi
Olei Olivae
Calcii Hidroxydi Solutio aa 10
4. Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi)
Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran kental terdiri dari serbuk
dan Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi digunakan untuk pelekatan
pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal. Misalnya, pasta gigi Triamsinolon
Asetonida.
D. Produk Berbentuk Pasta

Karena pasta merupakan suatu salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu
badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. Contoh-contoh produk yang
berbentuk pasta adalah:
1) Pasta gigi Paradontax
E. Formulasi Pasta
Pasta biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk
dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak
yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.
1. Vaselinum Album
Vaselin terdiri dari vaselin putih dan kuning. Vaselin putih adalah bentuk yang telah
dimurnikan warnanya, karena pemucatan menggunakan asam sulfat anhydrous tidak larut
dalam air, tidak tercucikan dengan air. Kerugiannya adalah berlemak dan tidak dapat
dikombinasikan dengan cairan yang mengandung air, hanya dapat menyerap air 5%, jarang
dipengaruhi oleh udara, kelembaban kebanyakan bahan obat dan bahan kimia. Vaselin
digunakan pula sebagai pelumas, pelindung, penutup kulit, karena merupakan film penutup
pada kulit yang mencegah penguapan.
2. Gliserol
Gliserol dipakai sebagai zat tambahan, antimikroba dan kelembapan.
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh
berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu :
1. Basis hidrokarbon
Karakteristik:
 Tidak diabsorbsi oleh kulit
 Inert
 Tidak bercampur dengan air
 Daya adsorbs air rendah
 Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan
meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.
Dibagi menjadi 5 yaitu: soft paraffin, hard paraffin, liquid paraffin, paraffin substitute,
paraffin ointment. Contohnya adalah Vaselin, White Petrolatum/Paraffin, White Ointment.
2. Basis absorbsi
Karakteristik: bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.
Terbagi menjadi:
 Non emulsi co. Basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dan minyak.
Terdiri atas: Wool Fat, Wool Alcohols, Beeswax, dan Cholesterol.
 Emulsi A/M co. Terdiri atas: Hydrous Wool Fat (Lanolin), Oily Cream.
3. Larut Air
Misalnya PEG (Polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam
air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat
pygmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada
pemakaian sediaan pasta.
F. Keuntungan dan Kerugian Pasta
Adapun keuntungan dari bentuk sediaan pasta adalah:
1. Mengikat cairan sekret (eksudat)
2. Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga mengurangi rasa gatal
lokal.
3. Lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama.
4. Konsentrasi lebih kental dari salep
5. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan
sediaan salep.
Sedangkan kerugian dari bentuk sediaan pasta adalah:
1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak
sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu
2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
3. Dapat menyebabkan iritasi kulit.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah:


1. Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.
2. Karakteristik dari sediaan pasta adalah daya absorbsi pasta lebih besar, sering
digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian, tidak
sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu, mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal, konsistensi lebih kenyal dari
unguentum, tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum, dan memiliki
persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk
(padat) antara 40%-50%.
3. Pasta terdiri dari 4 macam yaitu pasta berlemak, pasta kering, pasta pendingin, dan
pasta dentifriciae (pasta gigi).
4. Contoh produk yang berbentuk pasta adalah pasta gigi Paradontax.
5. Formulasi pasta adalah biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang
berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan
bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.
Basisnya terdiri dari basis hidrokarbon, basis absorbs, dan larut air.
Keuntungan dari pasta adalah mengikat cairan sekret (eksudat), tidak mempunyai daya penetrasi
gatal dan terbuka, lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama,
konsentrasi lebih kental dari salep, daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang
berlemak dibandingkan dengan sediaan salep. Sedangkan kerugian dari pasta adalah karena
sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk
pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu, dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan
kulit epidermis, dan dapat menyebabkan iritasi kulit.
Daftar Pustaka

1. Anief, Mohammad. 1993. Farmasetika. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta
2. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
3. www.google.com
4. www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai