PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
dengan
semakin
berkembangnya
sains
dan
teknologi,
1.
2.
3.
4.
5.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasta
Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal. Biasanya dibuat dengan
mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan
vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat
dengan gliserol, mucilago, atau sabun. Pasta mengandung lebih dari 50% zat
padat (serbuk) Karena itu pasta merupakan salep padat, kaku, keras, dan tidak
meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai penutup atau pelindung.
2.2 Karakteristik Pasta
Karakteristik dari sediaan pasta adalah:
1. Daya absorbsi pasta lebih besar
2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat
pemakaian.
3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian
luar/topikal.
5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu
mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.
Bentoniti
Sulfur praecip.
Zinci Oxydi
10
Talci
10
Ichthamoli
0,5
Glycerini
Aquae aa
S. ad us. ext.
3. Pasta Pendingin
Pasta pendingin merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan
berair, dikenal dengan Salep Tiga Dara.
R/
Zinci Oxydi
Olei Olivae
Calcii Hidroxydi Solutio aa 10
.
4. Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi)
Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran kental terdiri dari
serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi
digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal.
Misalnya, pasta gigi Triamsinolon Asetonida.
2.4 Formulasi Pasta
Pasta biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk
serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan
dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.
1. Vaselinum Album
Vaselin terdiri dari vaselin putih dan kuning. Vaselin putih adalah bentuk
yang telah dimurnikan warnanya, karena pemucatan menggunakan asam sulfat
anhydrous tidak larut dalam air, tidak tercucikan dengan air. Kerugiannya adalah
berlemak dan tidak dapat dikombinasikan dengan cairan yang mengandung air,
hanya dapat menyerap air 5%, jarang dipengaruhi oleh udara, kelembaban
kebanyakan bahan obat dan bahan kimia. Vaselin digunakan pula sebagai
pelumas, pelindung, penutup kulit, karena merupakan film penutup pada kulit
yang mencegah penguapan.
2. Gliserol
Gliserol dipakai sebagai zat tambahan, antimikroba dan kelembapan.
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak
jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu :
A. Basis hidrokarbon
Karakteristik:
Dibagi menjadi 5 yaitu: soft paraffin, hard paraffin, liquid paraffin, paraffin
substitute,
paraffin
ointment.
Contohnya
adalah
Vaselin,
White
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.
2. Karakteristik dari sediaan pasta adalah daya absorbsi pasta lebih besar, sering
digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian,
tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu, mengandung satu atau lebih
bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal, konsistensi lebih
kenyal dari unguentum, tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum,
dan memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu
mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.
3. Pasta terdiri dari 4 macam yaitu pasta berlemak, pasta kering, pasta pendingin,
dan pasta dentifriciae (pasta gigi).
4. Formulasi pasta adalah biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat
yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair
atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago,
atau sabun. Basisnya terdiri dari basis hidrokarbon, basis absorbs, dan larut air.
5. Keuntungan dari pasta adalah mengikat cairan sekret (eksudat), tidak
mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, lebih melekat pada kulit sehingga
kontaknya dengan jaringan lebih lama, konsentrasi lebih kental dari salep, daya
adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan
sediaan salep. Sedangkan kerugian dari pasta adalah karena sifat pasta yang
kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk
pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu, dapat mengeringkan kulit dan
merusak lapisan kulit epidermis, dan dapat menyebabkan iritasi kulit.
Daftar Pustaka
Anief, Mohammad. 1993. Farmasetika. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.