Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA

Nama : Haiga Sophia Gunawan


N IM : V3720027
Tanggal Praktikum : Selasa, 3 November 2020
Pertemuan /Resep : Kelima / 9 dan 10

D3 FARMASI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020

Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 1


.

R
E
S
E R
P E
S
RES E
EP 9 P
1
R/ Potio Riveri 0
R/  OBH
m.f.l.a                     
saturationes100

     m.f mixt
S. haustus

   Pro
S.t.d.d.
TinaCth.l
(22 th)

Pro Dodi (20 th)

Alamat : Jl. Ikan Mas 19 Ska

R/ Potio Riveri
R/ Potio Nigra
Acidum Citricum 5
Tiap 300 ml mengandung
Air 50
Spiritus Citrun 5
Glycirrhize Succus 10 mg
Sirop gula 25
Ammonii Chloridum 6 g
Tuangkan zat cair dengan
perlahan-lahan pada larutan dari:
Ammoniae Anisi Spiritus 6 g
Natrium Hidrogen Karbonat 6
Aqua
Air destillata hingga 300
110ml
Metil Paraben
m.f.l.a saturations
m.f
S. mixt
haustus
   Pro
S.t.d.d. Cth.lth)
Tina (22
Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 2
Pro Dodi (20 th)

Alamat : Jl. Ikan Mas 19 Ska


II. Skrining Resep
 KELENGKAPAN RESEP/SKRINING RESEP / ADMINISTRATIF
No Keterangan Resep 9 Resep 10
a. Nama, SIP dan Alamat dokter X X
b. Tanggal penulisan resep X X
c. Tanda tangan/paraf dokter X X
d. Nama, Umur, Jenis kelamin dan Hanya ada nama Hanya ada nama
Berat badan pasien dan umur pasien dan umur pasien
e. Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta V (hanya V (hanya
terdapat nama terdapat nama
sediaan ) sediaan)
f. Cara pemakaian yang jelas V V
g. Informasi lainnya V V

III. Spesialite Obat

Nama Obat (R/9) Khasiat Nama Obat (R/10) Khasiat


Acidum Citricum Zat Glycirrhize Succus Zat tambahan
tambahan(secundum (secundum : FI III
: FI III 1979) 1979)
Spiritus Citrun Corigen odoris Ammonii Ekspektoran
Chloridum (secundum : FI III
1979)
Sirop gula Corigen saporis Ammoniae Anisi Ekspektoran
Spiritus
Natrium Hidrogen Antasidum (Depkes Aqua destillata Pelarut
Karbonat RI, 1979)
Air Metil Paraben
Sebagai pelarut Zat tambahan, zat
(Dirjen POM, 1979: pengawet

Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 3


96) (secundum : FI III
1979)

IV. Perhitungan Dosis


 Pada resep 10 terdapat pengusulan resep penambahan pengawet yaitu metil
paraben. Di ForNas tertulis metil paraben 0,1% b/v jadi 0,1/100 x 100 (volume
larutan yang diminta di resep )= 0,1 gram= 100 mg. (Jadi usul ditambahkan
pengawet metil paraben sebanyak 100 mg)
 Perhitungan DM salmiak
DM untuk umur 20 tahun
1 kali = -
1 hari = 10 g ( sec. FI III hal 960)
 Menghitung berat salmiak = 6 gram x 100ml /300 ml = 2 gram
PMR
 1 kali = berat obat x BJ x volume sendok / volume larutan
= 2g x 1 x 5 ml/ 100 ml
= 0,1 g
1 hari = 3 x 0,1 g = 0,3 g < 10 gram (TOD)

V. Perhitungan Penimbangan

RESEP 9

 Asam sitrat 5g x 120 g / 201 g = 2.98 g


 Air untuk melarutkan asam sitrat 50 g x 120 g / 201 g = 29,8 g
 Spiritus Sitrun 5 g x 120 g/201 g = 2,98 g
 Sirop gula 25 g x 120 g/201 g = 14,925 g
 Natriumhidrogenkarbonat 6 g x 120 g/201 g = 3,582 g
 Air untuk melarutkan Nahco3 = 110 g x 120 g/201 g = 65,67 g

RESEP 10
 Gycirrhize succus = 10 mg x 100 / 300 = 3,33 mg
 Ammonii chloridum / salmiak = 6 g x 100/300 = 2 g
 Ammoniae Anisi Spiritus= 6 g x 100 / 300= 2 g
 Aqua destillata hingga = 300 ml x 100/300 = 100 ml

Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 4


VI. Cara Kerja

Resep 9
Alat
 Botol Kemasan
 Mortir
 Erlenmeyer
 Gelas ukur
 Gelas beker

Melarutkan NaHco3
1. NaHCO3 dimasukkan ke dalam mortir
2. Dilarutkan dengan cara gerus tuang (aansliben), caranya air yang digunakan
dimasukkan sedikit demi sedikit, lalu diaduk dan digerus
3. Dimasukkan ke dalam botol
4. Jika ada bagian yang belum larut, diberi air lagi dan digerus
5. Semuanya dimasukkan ke dalam botol

Melarutkan Acidum Citricum

1. Asam sitrat dimasukkan ke dalam erlenmeyer


2. Ditambahkan air
3. Digoyang-goyangkan
4. Ditambahkan sirup
5. Digoyang-goyangkan lagi
6. Disisakan 1/3 bagian dan 2/3 bagian dimasukkan ke dalam gelas ukur
7. Mereaksikan asam (2/3 bagian ) ke dalam basa, untuk itu botol agak dimiringkan,
larutan asam dimasukkan pelan-pelan melalui dinding botol, lalu akan terbentuk
gelembung –gelembung (gas Co2) hasil reaksi dari asam sitrat dengan NaHCo3
8. 1/3 bagian sisanya tadi dimasukkan ke dalam botol dan langsung ditutup supaya gas
CO2 tidak keluar, untuk mendapatkan gas CO2 yang jenuh

RESEP 10

Pembuatan Mixtura
1. Kalibrasi botol 2 ml dan 100 ml
2. Masukkan air panas dalam botol sampai tanda kalibrasi 2 ml, lalu dimasukkan
nipagin ke dalam botol ditutup, dikocok sampai larut.
3. Asam sitrat ditambahkan aqua, ditambahkan sirup simpleks dan spirutus citri diaduk
sampai homogen, dimasukkan ke dalam botol
4. Glycirrhize Succus dimasukkan ke dalam mortar
5. Sisa glycirrhize succus yang masih menempel pada cawan diberi air panas sedikit
supaya tidak ada yang menempel
6. Glycirrhize succus dilarutkan semua di dalam mortir menggunakan air panas
7. Glycirrhize succus yang sudah larut dimasukkan ke dalam botol
8. Didinginkan dengan dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi air dingin, atau
disiram dengan air dingin secara terus menerus. Yang digunakan dalam percobaan ini
Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 5
adalah dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi air dingin agar tidak boros air.
9. Dimasukkan salmiak dalam mortir lalu digerus dan dilarutkan dengan menggunakan
air dingin
10. Salmiak yang sudah larut dimasukkan ke dalam botol yang berisi Glycirrhize Succus
11. Dimasukkan SASA ke dalam botol dengan bantuan batang pengaduk
12. Ditambahkan air hingga mencapai garis kalibrasi
13. Dikocok-kocok

VII. Hasil Dan Etiket


 Etiket:
Warna : putih putih

Apotik Sebelas Maret Apotik Sebelas Maret


Jl. Ir Sutami 36 A, Surakarta Jl. Ir Sutami 36 A, Surakarta
SIP : 07072008 SIP : 07072008

No. 9 Tgl 3 Nov 2020 No. 10 Tgl 3 Nov 2020


Tina (22 th)
Diminum sekaligus habis Dodi (20 th)
3 kali sehari satu sendok teh.
Tidak boleh dikocok Kocok dahulu

Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 6


VIII. PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

RESEP 9

 Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa
tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga larutan menjadi jenuh
dengan gas. (Ilmu Resep oleh Drs. H.A.Syamsuni, Apt.2015)

 Tujuan pembuatan obat saturasi

 Untuk menutupi rasa garam yang tidak enak

 CO2 mempercepat absorbs

 Merangsang keluarnya getah pencernaan yang banyak

 Sebagai carminativum atau laxans

 Untuk antioksidan

 Memberi efek psikologis bahwa obat tersebut kuat

 Potio effervecent atau potio riveri adalah saturasi dengan gas CO2 yang lewat jenuh.
Gas CO2 umumnya digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan
kadang dimaksudkan untuk menyegarkan rasa minuman (corrigensia). Hal yang
perlu diperhatikan untuk membuat sediaan saturatio dan potio riveri adalah :

 Diberikan dalam botol yang tahan tekanan (kuat) dan berisi kira-kira
Sembilan persepuluh bagian dan tertutup kedap dengan tutup gabus atau karet
yang rapat. Kemudian diikat dengan sampagne knop

 Tidak boleh mengandung bahan obat yang tidak larut, karena tidak boleh
dikocok. Pengocokan menyebabkan botol menjadi pecah , karena berisi gas
dalam jumlah besar yang menimbulkan tekanan

Penambahan Bahan-Bahan

Zat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian asam adalah

 Zat netral dalam jumlah kecil. Jika jumlahnya banyak, sebagian dilarutkan ke dalam
bagian asam dan sebagian lagi dilarutkan ke dalam basa sesuai perbandingan jumlah
airnya

Zat-zat yang mudah menguap

Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 7


 Ekstrak dalam jumlah kecil dan alcohol

 Sirop

 Pada percobaan ini, kita menggunakan sirop, sirop ditambahkan pada bagian
asam agar asam kental dan berat lalu apabila dituang ke dalam basa akan cepat
reaksinya. (Ilmu Resep oleh Drs. H.A.Syamsuni, Apt.2015)

 Urutan cara pembuaran sediaan (bagian asam dimasukkan ke dalam basa)


 Disisakan 1/3 bagian dan 2/3 bagian dimasukkan ke dalam gelas ukur
 Mereaksikan asam (2/3 bagian ) ke dalam basa, untuk itu botol agak
dimiringkan, larutan asam dimasukkan pelan-pelan melalui dinding botol, lalu
akan terbentuk gelembung –gelembung (gas Co2) hasil reaksi dari asam sitrat
dengan NaHCo3
 1/3 bagian sisanya tadi dimasukkan ke dalam botol dan langsung ditutup
supaya gas CO2 tidak keluar, untuk mendapatkan gas CO2 yang jenuh

 Saat melarutkan NaHCO3 dilakukan dengan gerus tuang (aansliben) agar bisa benar-
benar larut.

 Botol tempat larutan potio riveri volumenya harus 20% lebih besar dari volume
larutan dan botol segera ditutup rapat dengan gabus dan diikat dengan benang secara
simpul sampanye (champagne knop) atau menggunakan botol limun. (Ilmu Meracik
Obat oleh Moh.Anief hal 120)

 Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan
bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral . contoh : Solutio Citracis
Magnesici, Amygdalat Ammonicus. Pembuatannya : seluruh bagian asam
direaksikan dengan bagian basanya, jika perlu reaksi dipercepat dengan pemanasan.
(Ilmu Resep oleh Drs. H.A.Syamsuni, Apt.2015). perbedaan netralisasi dan saturasi
adalah gas CO2 dibiarkan menguap pada netralisasi, jika pada saturasi tidak boleh
menguap, harus segera ditutup. Pada pembuatan larutan secara netralisasi dapat
dipanasi dan digojok. Pada pembuatan larutan secara saturasi , harus dibuat dalam
keadaan dingin dan tidak boleh digojok.

 Etiket obat dalam berwarna putih karena merupakan obat dalam , syarat etiket obat
harus mencantumkan

1. Nama dan alamat apotek

2. Nama dan nomor SIK Apoteker Pengelola Apotek

Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 8


3. Nomor dan tanggal pembuatan

4. Nama pasien

5. Aturan pemakaian

6. Tanda lain missal = kocok dahulu, tidak boleh diulang tanpa resep baru dari dokter
(Ilmu Resep oleh Drs. H.A.Syamsuni, Apt.2015)

 Aturan pakai saturasi adalah diminum sekali habis, maka ditulis di etiket minum
sekali habis. Pada etiket resep 9 juga diberi keterangan tidak boleh dikocok, karena
saturasi tidak boleh dikocok (alasan sudah diberikan di poin sebelumnya)

 Spiritus citrun. Pemerian : zat cair jernih, tak berwarna, yang berbau seperti citrun
(secundum: PH V 1979)

 Acidum citricum . pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih;tidak


berbau;rasa agak asam ;agak higroskopik;merapuh dalam udara kering dan panas.
Khasiat : bahan tambahan (sec FI III hal 51)

 sirop simplex atau sirop gula. Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna. (sec FI III hal
567). Khasiat = zat pemanis

 Natriumhidrogenkarbonat : khasiat :Antasidum (Depkes RI, 1979)

 Air berfungsi sebagai pelarut

 Skrinning resep : pada resep 9 tidak terdapat Nama, SIP dan Alamat dokter, Tanggal
penulisan resep , Tanda tangan/paraf dokter.

RESEP 10

 Potiones atau obat minum, adalah larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam
(per oral). Selain berbentuk larutan, potio dapat juga berbentuk emulsi dan suspense.
Missalnya Potio Alba Contra Tussim (obat batuk putih/OBP) dan Potio Nigra Contra
Tussim (obat batuk hitam OBH) . (Ilmu Resep oleh Drs. H.A.Syamsuni, Apt.2015)

 Mixtura adalah larutan yang di dalamnya terdapat lebih dari satu macam zat pada ,
cairan dengan cairan, ataupun cairan dengan ekstrak kental , dapat digunakan untuk
obat dalam maupun luar . Contoh obat dalam : OBH, Benadryl sirup, obat luar :
calpanax
Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 9
 Obat batuk hitam (OBH) berwarna hitam, biasanya untuk dewasa, fungsinya
ekspektoran. Obat batuk putih (OBP) lebih sering digunakan untuk anak-anak,
berfungsi menekan batuk .(Farmasetika Dasar. oleh Dra. Gloria Murtini, M.Si., Apt.
2016)

 Potio Nigra Contra Tussim atau yang biasa disebut dengan OBH (Obat Batuk Hitam)
merupakan sediaan yang berbentuk larutan yang berwarna hitam, dapat berfungsi
sebagai pereda batuk, baik berdahak ataupun tidak berdahak.(Farmasetika Dasar. oleh
Dra. Gloria Murtini, M.Si., Apt. 2016)

 Urutan cara pembuatan sediaan


 Kalibrasi botol 2 ml dan 100 ml
 Masukkan air panas dalam botol sampai tanda kalibrasi 2 ml, lalu
dimasukkan nipagin ke dalam botol ditutup, dikocok sampai larut.
 Asam sitrat ditambahkan aqua, ditambahkan sirup simpleks dan spirutus citri
diaduk sampai homogen, dimasukkan ke dalam botol
 Glycirrhize Succus dimasukkan ke dalam mortar
 Sisa glycirrhize succus yang masih menempel pada cawan diberi air panas
sedikit supaya tidak ada yang menempel
 Glycirrhize succus dilarutkan semua di dalam mortir menggunakan air panas
 Glycirrhize succus yang sudah larut dimasukkan ke dalam botol
 Didinginkan dengan dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi air dingin,
atau disiram dengan air dingin secara terus menerus. Yang digunakan dalam
percobaan ini adalah dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi air dingin
agar tidak boros air.
 Dimasukkan salmiak dalam mortir lalu digerus dan dilarutkan dengan
menggunakan air dingin
 Salmiak yang sudah larut dimasukkan ke dalam botol yang berisi Glycirrhize
Succus
 Dimasukkan SASA ke dalam botol dengan bantuan batang pengaduk
 Ditambahkan air hingga mencapai garis kalibrasi
 Dikocok-kocok
 Ammonii chloridum. Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam gliserol P, lebih
mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%)P. Glycrrhizae
succus larut dalam etanol (kurang dari 75%). Karena amonii chloridum lebih mudah
larut dalam air maka ammoii chloridum dilarutkan dengan air dingin. Glycrrhizae
succus agak sukar larut dalam air maka dilarutkan dengan menggunakan air panas
agar cepat larut dan mudah bereaksi.

 Etiket berwarna putih karena merupakan obat dalam , diberi keterangan kocok dahulu
karena di dalam sirup obat batuk terdapat bahan padat yang dicampur dengan bentuk
cair, bagian padat bisa mengendap ke bawah, sehingga perlu dikocok dulu agar
Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 10
semua endapan larut dan diminum sehari tiga kali, satu sendok teh.

 Obat paten : obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama sipembuat atau
yang dikuasakan dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya. .
(Farmasetika Dasar. oleh Dra. Gloria Murtini, M.Si., Apt. 2016)

 OBH in:menyembuhkan batuk berdahak, sebagai ekspektoran (Secundum : ISO vol


50 .th 2016)

 Glycyrrhizae succus atau biasa disebut dengan ekstrak akar manis . Pemerian : batang
berbentuk silinder, atau serbuk berwarna coklat, bau lemah khas rasa manis khas.
Khasiat : zat tambahan (secundum : FI III 1979)

 Aqua Destillata atau air suling. Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, mempunyai rasa (secundum : FI III 1979)

 Metil paraben, pemerian : serbuk hablur putih halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal (secundum : FI III
1979)

 Ammonii chloridum atau salmiak. Pemerian : serbuk butir atau hablur, putih, tidak
berbau rasa asin dan dingin, higroskopik. Khasiat : ekspektoran (secundum : FI III
1979)

 Ammoniae Anisi Spiritus berkhasiat sebagai ekspktoran

 Skrinning resep : pada resep 9 tidak terdapat Nama, SIP dan Alamat dokter, Tanggal
penulisan resep , Tanda tangan/paraf dokter.

Surakarta, 3 November 2020


Asisten Praktikum Praktikan

(Emira Herdiannisa Monik) (Haiga Sophia Gunawan)

Praktikum Farmasetika /D3 Farmasi SV UNS 11

Anda mungkin juga menyukai