Anda di halaman 1dari 39

JURNAL

TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA


MAGNESIUM KARBONAT SUSPENSI ORAL

OLEH

KELOMPOK :V B FARMASI 2014


ASISTEN

NUR AINI FADILLAH S.Farm

LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016
JURNAL

TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA


MAGNESIUM KARBONAT SUSPENSI ORAL
I. Zat Aktif
Magnesium Karbonat
II.

Kekuatan Sediaan
500 mg/5 mL (volume 60 mL)

III.

Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan dalam bentuk
suspensi oral, untuk membuat fomulasi dari sediaan suspensi oral dan

IV.

mengetahui evaluasi dari sediaan suspensi oral.


Studi Preformulasi
- Kelarutan
:
Magnesium karbonat memiliki
kelarutan Praktis tidak larut dalam air tetapi larut
dalam air mengandung karbon dioksida. Larut dalam
etanol (95%) dan lainnya pelarut. Magnesium karbonat
larut dan muainya dikontak dengan asam encer.
(Rowe,2009).
Aluminium hidroksida memiliki kelarutan di dalam air
sangat kecil sekitar 0,000104gr /100 rnl air pada
ternperatur l8('C. Akan tetapi akan sangat larut dalam
asam kuat. Misalnya dalam larutan asam klorida atau
natrium hisroksida akan terionasi (Degremont, 1979)
-

pKa
:
pH
:
5 ,5
Ukuran Partikel :
Inkompatibilitas :

7 43 m (Rowe,2009).
Kompatibel dengan fenobarbital

natrium, (4,10) solusi diazepam di pH 5 5, (11)


beberapa campuran bubuk biner, (12) lansoprazole, (5)
dan formaldehida. (13) Asam akan larut magnesium
karbonat,

dengan

pembebasan

karbon

dioksida.

alkalinitas sedikit yang disampaikan keair. Magnesium


karbonat

juga

ditemukan

untuk

meningkatkan

pembubaran formulasi acetazolamide pada pH 1,12;


namun, disolusi terbelakang pada pH 7,4 (Rowe,2009).
- Stabililitas
:
Magnesium karbonat stabil di
udara kering dan saat terkena cahaya. Bahan massal
harus disimpan dalam wadah tertutup baik dalam sejuk
dan kering (Rowe,2009).
- Koefisien Partisi:
- Dosis :
suspensi 250 500 mg, 3-4 kali sehari
- Efek Farmakolog
:
Aluminium hidroksida
dapat melindungi lapisan lambung dari efek kerusakan
alkohol dan zat iritan lain. Aluminium hidroksida
menonaktifkan

pepsin

pada

saluran

pencernaan.

Kombinasi senyawa magnesium dan alumunium dapat


digunakan untuk saling meminimalkan efek samping
(Thompson, 2009).
V.

Analisis Permasalahan
1. Sediaan yang mengandung magnesium mungkin dapat menyebabkan diare,
sedangkan

yang

mengandung

aluminium

mungkin

menyebabkan

konstipasi. Antasida yang mengandung magnesium dan alumunium dapat


mengurangi efek samping pada usus besar ini (Anonim, 2008).
2. Dalam formulasi sediaan suspensi diperlukan penambahan pensuspensi atau
suspending agent yang bertujuan untuk bahan tambahan. Suspending agent
berfungsi mendispersikan partikel tidak larut kedalam pembawa dan
meningkatkan viskositas sehingga kecepatan pengendapan bisa diperkecil.
Mekanisme kerja suspending agent adalah untuk memperbesar kekentalan
(viskositas). Pada formula ini suspending agent yang digunakan yaitu PGA
dan bentonit, pengg n unaan PGA sebagai suspending agent karena PGA
memiliki sifat alami, tidak merubah struktur kimia, dapat menghindari
pengendapan danmemberikan struktur yang homogen. Dan digunakan
bentonite karena membentuk suspensi tiksotropik dengan viskositas tinggi,
Sifat ini membuat bentonit sangat berguna dalam farmasi (RPS 18th:1539).
3. Pengunaan pendapar fosfat dalam sediaan ini, karena zat aktif harus
dioptimalkan pada pH stabilitasnya. Suspensi magnesium oksida memiliki

pH antara 10,3. Adapun dapar yang digunakan dalam sediaan ini adalah
dapar fosfat yang dapat menahan pH 4-9,6 (Chukka, 2014 ; Rowe 2009).
4. Pangewet yang digunakan Natrium benzoate, bertujuan untuk mencegah
resiko kontaminasi dari mikroba baik dari eksipien maupun faktor luar yang
akan mempengaruhi kestabilan dari sediaan, Na benzoat berfungsi sebagai
pengawet antimikroba yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur. Na benzoat mempunyai toksisitas sangat rendah terhadap, hewan
maupun manusia, hingga saat ini tidak memiliki efek teratogenik
(menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi dan tidak mempunyai efek
karsinogenik (kristaningrum,2006).
5. Pengaroma yang digunakan dalm formula ini yaitu Vanili. Dimana tujuan
penggunaan pengaroma yaitu untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak
sehingga konsumen m erasa lebih nyaman untuk mengonsumsi. Aroma
vanili yang khas sering dimanfaatkan sebagai pengaroma pada produkproduk farmasi. (Sutomo,2006).
6. Pemanis yang digunakan dalam formula ini yaitu Aspartam. Aspartam
adalah suatu zat dari beberapa kelas bahan kimia berbeda yang berinteraksi
dengan reseptor rasa sehingga menimbulkan rasa manis 30-1300 kali
VI.

melebihi sukrosa tanpa kalori atau rendah kalori (Revivo,2014).


Pendekatan Formula

VI.1 Bahan Pensuspensi


1. BENTONIT(Rowe,2009; Schovilles:303-304;RPS 18th:1539)
Pemerian
: Serbuk sangat halus, cokelat kuning muda
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air
Inkompatibilitas
: Bentonit dipresipitasi dengan adanya asam. Asam
menyebabkan

bentonit

kehilangan

sifat

pensuspensinya.Penambahan sejumlah alkohol akan


mempresipitasi bentonit. Incompatibilitas

dengan

elektrolit kuat dan akrilafin hidroklorida.


Stabilitas
: Bentonit bersifat higroskopik
Konsentrasi
: 0.5%-5.0%
Alasan Penambahan : Bentonit digunakan sebagai koloid pelindung untu
penstabil suspensi juga digunakan sebagai bahan
pengemulsi untuk minyak dan juga untuk dasar

salep.

Membentuk

denganviskositas

tinggi

suspensi

tiksotropik

atau

Sifat

gel.

ini

membuatbentonit sangat berguna dalam farmasi


(RPS 18th:1539).

Bahan yang cocok untuk

penggunaan luar termasuk bentonit, metilselulosa, da


n derivat selulosa lainnya, Na-alginat dan tragakan
(RPS18th:1539).
Bentonit ialah turunan clay yang tidak larut dalam
air, tetapi menyerap air untuk mengembang dan
mem bentuk suspensi yang kental. Bentonit lebih
sering

digunakan

untuk

sediaan

eksternal

(Schovilles:303-304)
2. PGA (Rowe,2009;chasanah,2010; Ristia,2010)
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam pelarut organik.Dalam air
dingin
Inkompatibilitas

atau

panas,

akan

menyebardan

cepat

mengental
: kompatibel dengan kebanyakan hidrokoloidtanaman
lain sepeti tragakan. Hal ini tidaksesuai dengan

Stabilitas

asetton, etanol (95%), tannin,asam kuat dan basah.


: Dispersi PGA memiliki tindakan penyangah dan
stabil

pada

berkepanjang

pH

4,0-10,5.Namun

mengurangi

viskoositas

pemanasan
dispersi.

Stabilitas bakteriologis disperse PGA mungkin


ditingkatkan dengan penambahan campuran 0,15%
metilparaben dan 0,02% propipilparaben sebagai
pengawet.
Konsentrasi
: 2,5%
Alasan Penambahan : PGA dapat

menghindari

pengendapan

dan

memberikan stuktur homogen (chasanah,2010).


PGA merupakan suspending agent karena memiliki
sifat alami, tidak merubah strukturkimia dapat
menghindari pengendapan danmemberikan struktur
yang homogen(Ristia,2010).

PGA menghasilkan nilai yang baik jika digunkan


sebagi suspending agent jika dibandingkan dengan
thickening. PGA dapat mencegah adanya koloid.
3. VEEGUM
Kelarutan
Inkompatibilitas

: Praktis tidak larut dalam air, alkohol, dan pelarut


organik.
: Tidak stabil pada larutan asam di bawah ph 3,5,
larutan pekat, dan dapat mengabsorbsi beberapa

Stabilitas

obat.
: Umumnya cukup stabil apabila ditempatkan dalam
keadaan kering, stabil pada penambahan pH,
mengabsorbsi beberapa substansi dan kompatibel

pelarut-pelrut organik.
Konsentrasi
:
Alasan penambahan : Veegum digunakan sebagai bahan pensuspensi dan
bahan penstabil yang digunakan baik tunggal
maupun dikombinasi dengan bahan pensuspensi lain.
Viskositas dari larutan dispersi dapat ditingkatkan
jika

dikombinasikan

denganbahan

pensuspensi

lainnya yang cocok. Tujuaan dikombinasikan yakni


untuk menghasilkan aliran yang sesuai dan untuk
menjamin stabilitas sediaan suspensi (Jones, 2008)
VI.2 Bahan Pembasah
1. SORBITOL (Rowe, 2009)
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam kloroform, eter, sedikit
larut dalam methanol, larut dalam 0,5 bagian air,
Inkompatibilitas

larut dalam 25 bagian Ethanol (95%), praktis


: Sorbitol akan membentuk kelat larut dalam air
dengan banyak divalent danion logam trivalen dalam
kondisi sangat asam dan basa.Selain dari polietilena
glikol cair untuk sorbitol solusi, dengan agitasi kuat,
mengh asilkan lilin, gel yang larut dalam air dengan
titik 35-408C mencair. solusi Sorbitol juga bereaksi

dengan besioksida menjadi berubah warna. Sorbitol


meningkatkan laju degradasi penisilin di netraldan
Stabilitas

larutan air.
: Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel
dengan sebagian besareksipien. Hal ini stabil di
udara dengan tidak adanya katalis dan dingin,encer
asam dan basa. Sorbitol tidak gelap atau terurai
disuhu yang tinggi atau di hadapan amina.
Ininonflammable, noncorrosive, dan nonvolatile.
Meskipun sorbitol tahan terhadap fermentasi oleh
banyak

mikroorganisme,

pengawet

harus

ditambahkan ke solusi sorbitol.


Konsentrasi
: 3-15%
Alasan penambahan : Penggunaan sorbitol sebagai humektan karena
ditinjau dari sifatnya yaitu bersifat higroskopik yang
bersifat mengabsorbsi uap air dari udara lembab
sampai mencapai suatu derajat kelembapan tertentu
sehingga sorbitol sangat cocok digunakan sebagai
humektan dalam pembuatan magnesium oksida
suspense topical (Sagarin, 1957).
Sorbitol juga memiliki fungsi untuk menarik air dari
lingkungan ke sistem agar kestabilan sediaan tetap
terjaga dan juga untuk mempertahankan kelembapan
kulit (Leyden and Rawlings, 2002).
Sorbitol digunakan sebagai humektan (pelembab)
pada berbagai jenis produk sebagai pelindung
hilangnya kandungan moisture (Smith, dkk.,1994).
2. TWEEN-80
Kelarutan

: Mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam etil aseat


P dan dalam metanol P,sukar larut dalam parafin cair

Inkompatibilitas

dalam minyak biji kapas P.


: perubah an warna dan curah hujan terjadi dengan
berbagai zat. Khususnya fenol, tannin, dll. Seperti

bahan itu aktivitas antimikroba pengawet paraben


Stabilitas

berkurang dalam kehadiran polisorbat(Rowe,2009).


: polisorbat stabil elektolit dan asam lemah dan basa,
safonifikasi tehadap terjadi dengan asam kuat dan
abasa. Polisorbat yang hidrokopis dan harus
diperiksa

kadar

air

sebelum

digunakan

dan

dikeringkan jika diperlukan. Sama dengan surfaktan


polioksietilen
Konsentrasi

lainya,

penyimpanan

lamadapat

mnyebabkan pembentukan peraksolida (Rowe,2009)


: Polysorbat biasa digunakan sebagai agen pembasah

pada konsentrasi 0,1-3%(Rowe,2009).


Alasan penambahan : Tween dapat menurunkan teganagn antar muka dari
air yang sangat berguna untuk meningkatkan
dispersi dan kelarutan dari bahan (parrot,1971)
3. PROPILENGLIKOL (Kibbe,A 2000)
Kelarutan
: Terlarut campur dengan aseton, kloroform, etanol
Inkompatibilitas
Stabilitas

95%, gliserin, dan air.


: Tidak cocok dengan pengoksidasi kuat.
: Stabil pada suhu dingin, stabil dalam wadah tertutup

baik tapi pada suhu tinggi, Ditempat terbuka


Alasan penambahan : Propilenglikol juga digunakan dalam kosmetik dan
indutru makanan sebagai carrier (Rowe, 2009).
VI.3 Bahan Pemanais
1.

Aspartam
Kelarutan

: Sedikit larut dalam etanol (95%); sedikit larut dalam


air. Pada 20oC larut dalam air adalah 1% b / v pada
titik isoelektrik (PH 5.2). Kelarutan meningkat pada
suhu yang lebih tinggi dan pada suasana yang lebih
asam.

Inkompatibilitas

: Dalam perbedaan percobaan kalorimetri dengan


beberpa

eksipien

tablet

kempa

langsung

menunjukkan bahwa aspartam inkompatibel dengan


kasium fosfat dan magnesium stearat.

Stabilitas

: Aspartam stabil dalam kondisi kering .jika pada


keadaan lembab hidrolisis terjadi untuk membentuk
produk degradasi yang menghasilkan kurangnya rasa
manis

Konsentrasi
Alasan Penambahan

: 1,2% (Wiyono, 2014)


: Aspartam adalah suatu zat dari beberapa kelas bahan
kimia berbeda yang berinteraksi dengan reseptor
rasa sehingga menimbulkan rasa manis 30-1300 kali
melebihi sukrosa tanpa kalori atau rendah kalori
(Revivo,2014).
Aspartam lebih baik dari pemanis alami karena
pemanis alami bersifat higroskopis (Eka S, 2014).
Aspartam dipilih sebagai pemanis karena aspartam
memiliki kemanisan 180-200 kali lebih manis dari
gula sehingga jumlah aspartam yang dibutuhkan
hanya sedikit dibandingkan jika menggunakan gula
sebagai pemanis (Mellisa, 2008).

2.

Sorbitol (Rowe, 2009)


Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam eter dan kloroform, agak


mudah larut dalam metanol, larut dalam 0,5 bagian
air.

Inkompatibilitas

: Sorbitol akan membentuk kelat yang larut dalam air


dengan banyak divalen dan logam trivalen ion dalam
kondisi yang sangat asam dan basa.

Stabilitas

: Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel


dengan sebagian besar eksipien lainnya. Stabil di
udara dengan tidak adanya katalis dan pada keadaan
dingin, larutan asam dan basa

Konsentrasi

: 70 %

Alasan Penambahan : Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel


dengan sebagian besar eksipien lainnya. Stabil di

udara dengan tidak adanya katalis dan pada keadaan


dingin, larutan asam dan basa
3.

Sukrosa (Rowe, 2009)


Kelarutan
Inkompatibilitilas

: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam


etanol tdak larut dalam eter dan kloroform
: Terkontaminasi dengan logam, sulfut yang tinggi.

sukrosa dapat menyerang penutupan aluminium


Konsentrasi
: 67%
Alasan Penambahan : Sukrosa merupakan pemanis alami, memberikan rasa
manis pada sediaan.
VI.4 Bahan pengawet
1. Methylparaben (Rowe, 2009)
Kelarutan

: 1 : 3 dalam etanol 95%, 1 : 60 dalam gliserin, 1:5


dalam propilen glikol, dan 1 : 400 dalam air

Inkompatibilitas

: Aktivitas antimikroba dari methylparaben dan


paraben lainnya adalah sangat berkurang di hadapan
surfaktan nonionik, seperti sebagai polisorbat 80.

Stabilitas

: larutan methylparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan


dengan autoklaf pada 120oC selama 20 menit, tanpa
dekomposisi. Larutan ini stabil (kurang dari 10%
dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu
kamar, sementara larutan air pada pH 8 atau diatas
adalah subjek untuk hidrolisis cepat (10% atau lebih
setelah sekitar 60 hari penyimpanan pada suhu
kamar).

Konsentrasi

: 0 .0150.2%

Alasan Penambahan : Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet


dan antimikroba dalam kosmetik, produk makanan,
dan formulasi farmasi, bekerja sebagai antimikroba
pada pH 4-8,
2. Propilparaben (Rowe, 2 009)

Kelarutan

: 1 : 1.1 dalam etanol, 1 : 250 dalam gliserin, 1 : 3.9


dalam propilen glikol, 1 : 2500 dalam air

Inkompatibilitas

: Aktivitas antimikroba dari propil paraben berkurang


jauh di hadapan surfaktan nonionik sebagai akibat
dari micellization. Magnesium aluminium silikat,
magnesium trisilikat, oksida besi kuning, dan biru
laut biru juga telah dilaporkan menyerap propil
paraben,

sehingga

mengurangi

efektivitas

pengawet.Propylparaben berubah warna dengan


adanya besi dan terhidrolisis dengan basa lemah dan
asam kuat.
Stabilitas

: larutan methylparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan


dengan autoklaf pada 120oC selama 20 menit, tanpa
dekomposisi. Larutan ini stabil (kurang dari 10%
dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu
kamar, sementara larutan air pada pH 8 atau diatas
adalah subjek untuk hidrolisis cepat (10% atau lebih
setelah sekitar 60 hari penyimpanan pada suhu
kamar).

Konsentrasi

: 0.010.02%

Alasan Penambahan : Propil paraben aktif pada kisaran Ph yang lebar dan
memiliki

spectrum

yang

luar

dari

aktifitas

antimikroba.
3. Natrium Benzoat (Rowe, 2009)
Kelarutan

: Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol


(95%)

Inkompatibilitas

: Inkompatibel dengan senyawa kuartener gelatin,


garam besi, garam kalsium dangaram logam-logam.
Aktivitas

pengawet

akan

berkurang

apabila

berinteraksi dengan kaolin atau surfaktan non ionik

Stabilitas

: Larutan Na benzoat dapat disterilkan dengan


autoklaf atau filtrasi

Konsentrasi

: 0.020.5%

Alasan Penambahan : Na benzoat berfungsi sebagai pengawet antimikroba


y ang dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur. Na benzoat mempunyai toksisitas sangat
rendah terhadap hewan maupun manusia, hingga
saat

ini

tidak

memiliki

efek

teratogenik

(menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi dan


tidak mempunyai efek karsinogenik.
VI.5 Bahan perisa
1. Vanili (Rowe, 2009)
Kelarutan

: Larut dalam minyak, 1 bagian dalam 100 ml air, 1


bagian dalam 2 ml etanol (95%), 1 bagian dalam 3
ml etanol (75%)

Inkompatibilitas

: Inkompatibel dengan aseton, membentuk senyawa


yang tidak berwarna cerah, suatu senyawa praktis
yang tidak larut dalam etanol/ dibentuk dengan
gliserin.

Stabilitas

: Vanili teroksidasi secara perlahan diudara lembab


dan dipengaruhi oleh cahaya, larutan vanili dalam
etanol dapat cepat terurai dalam cahaya untuk
menghasilkan warna kuning.

Alasan Penambahan : Vanili adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang


dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan
dari buahnya yang berbntuk polong. Berfungsi seb
agai pengaroma pada berbagai produk farmasi,
sehingga mempunyai aroma yang khas.
2. Tartazin (sutomo, 2006 ; wahyuni, 2013)
Kelarutan

: mudah larut dalam air, sediaan larut dalam alkohool


95%, mudah larut dalam gliseril dan glikol

Alasan Penambahan : Tartazin

ini

digunakan

untuk

memperbaiki

penampilan produk dan menambah khas mewarnai


untuk tujuan identifikasi
3. Maltol (Rowe, 2009)
Kelarutan

: mudah larut dalam air, larut dalam larutan basah,


sukar larut dalam piridina

Inkompatibilitas

: Inkompatibel

dengan

wadah

logam,

termasuk

dengan beberapa nilai stanlissteel, dapat mengubah


warna pada penyimpanan.
Stabilitas

: maltol disimpan dalam wadah gelas atau plastik


untuk bahan missal harus disimpan dalam wadah
tertutup baik, dilindungi dari cahaya, ditempat yang
sejuk dan kering.

Alasan Penambahan : maltol digunakan dalam formulasi farmasi dan


produk-produk makanan sebagai agen penyedap atau
penguat rasa.
VI.6 Dapar
1. Natrium Dihidrogen Fosfat (Rowe, 2009)
Kelarutan

: Larut dalam 1 bagian air, praktis tidak larut dalam


alkohol

Inkompatibilitas

: Inkompatibel

dengan

bahan-bahan

alkali

dan

karbonat
Stabilitas

: stabil secara kimia pada pemanasan 100o C

Alasan Penambahan : sebagai bahan yang dapat mempertahankan pH


stabilitas sediaan, memiliki range mendekati pH
sediaan, tidak toksik.
2. Kalium hidrogen Fosfat (Rowe, 2009)
Kelarutan

: 1 gram larut dalam 5 ml air

Inkompatibilitas

: Inkompatibel dengan alkaloid, atropin, karbohidrat

Stabilitas

: anhidratnya higroskopis, pada pemanasan 100o C


kehilangan air kristalnya.

Alasan Penambahan : sebagai bahan yang dapat mempertahankan pH


stabilitas sediaan, memiliki range mendekati pH
sediaan, tidak toksik.
VII.

Formulasi
1. Rancangan Formula Utama
R/ magnesium karbonat

11%

Aluminium Hidroksida

9%

Bentonit

2%

PGA

8%

Sorbitol

15%

Aspartam

1,2%

Na benzoate

0,1%

Vanili

q.s

Aquadest

ad 100%

2. Rancangan Formula Alternatif


R/ magnesium oxide

100mg/ml

Na-CMA

0,1%

Tween-80

1%

Menthol

1%

Sakarin

0,05%

Metyl paraben

0,2%

Aquadest

ad 100%

VIII. Perhitungan
1. Perhitungan Dosis
Dosis Dewasa : 0,5 1 gram ; 1 4 kali sehari
DM sekali
: 1 gram
DM sehari : 4 x 1 gram = 4 gram
Tiap 5 mL MgO mengandung 500 mg
Jadi, aturan pakainya menjadi
Sekali : 1 sendok teh 5 mL = 500 mg
Sehari : 4 kali sehari
: 500 mg x 4 = 2000 mg
2000
4000 x 100% = 50% (TOD)
Dosis Anak 4 8 tahun : 110 mg ; 1 - 4 kali sehari

4 tahun

: 110 x 25,5 kg = 2805 mg


2805 mg x 4 = 11.220 mg

Jadi dosis maksimum 8 tah un adalah 11.220 mg


Sekali : minum 1 sendok teh 5 mL : 500 mg
Sehari : 4 kali sehari
: 500 mg x 4 = 2000 mg
2000
: 11.220 x 100% = 17,857% (TOD)
(Maka tidak dianjurkan untuk anak-anak)
2. Perhitungan Dapar
Magnesium Oksida (MgO) 60 mL
pH sediaan
: 5,5
pH dapar fosfat : 4 9,6
pKa1
: 2,11
pKa2
: 7,20
pKa3
: 12,30
pKa
7,20
Ka
Ka

= - Log Ka
= - Log Ka
= antilog 7,2
= 6,309 x 10-8

= 2,303 x C x

0,01

pH =
5,5
{H+}
{H+}

Ka \{H + \}
(Ka+ \{H+ \} )2

= 2,303 x C x
-8

-6

6,309 x 10 x 3,162 x 10
-8
-6 2
( 6,309 x 10
+ 3,162 x 10 )
19,949 x 10- 14
3,225 x 10 -12

0,01

= 2,303 x C x

0,01
0,01

= 2,303 x C x 6,185 x 10-2


= C
x 0,14244
0,01
[g]
pKa
x Log [a]
= 0,14244

pH =C

5,5

= 7,20

[g]
x Log [a]

[g]
5,5 7,20 = Log [a]
-1,7
[g]

[g]
= Log [a]
= antilog -1,7

- Log {H+}
= - Log {H+}
= antilog 5,5
= 3,162 x 10-6

C =
[a] + [g]
0,0702 = [a] + 0,019 [a]
0,0702 = 1,019 [a]
0,0702
[a]
=
1,019
[a]

= 0,068

C =
[a]
0,0702 =
[g]
=
[g]
=

+ [g]
0,068 + [g]
0,068 0,0702
0,0022

Massa
= BM x Casam
Asam = 137,99 x 0,068
= 9,383 x 0,06
= 0,562 gram

x
x

Volumesediaan
0,06

Massa
=
Garam =
=
=

x
x

Volumesediaan
0,06

BM x Cgaram
141,96 x 0,0022
0,312 x 0,06
0,018 gram

3. Perhitungan Bahan
Formulasi utama
Volume terlebihkan
V = 200 mL + ( 3% x 200 )
3
x 200
= 200 mL + 100

= 200 mL + 6
= 206 mL

Perhitungan bahan
Magnesium okside

11
100 x

9
Aluminium Hidroksida : 100
Magnesium oxida
: 0,1 x
82
Bentonit
:
100
PGA
:
100
28
PGA
:
100
Bentonit
:
100

22,66 gram

x
206
=
60 = 6 gram

18,54 gram

xx

60206
=

=
4,12 gram
4,8 gram

xx

60206
=

=
16,48 gram
1,2 gram

60206
=

=
9 gram 0,206 gram

150, 1
100 xx
: : 100
15
: 100 x

Na.Benzoat
Sorbitol
Sorbitol
Formulasi Alternatif
Aspartam

206

1,2
100 x

206

30,9 gram

206

2,472 gram

Dapar As.Fosfat
: 0,689 gram
Dapar Gr.Fosfat
: 0,007 gram
Volume
Aquadestterlebihkan
: 206 (22,66+18,54+4,12+16,48+0,206+30,9+2,472)
V = 200 mL + ( 3% x 200 )
3
x 200
= 200 mL + 100

= 200 mL
+6
Perhitungan
bahan
= 206 mL
11
Magnesium karbonat : 100

206

22,66 gram

Na-CMC

0,1
100

206

0,206 gram

Tween-80

1
100

206

2,06 gram

Menthol

1
100

206

2,06 gram

Sakarin

0,0 5
100

206

0,103 gram

Metyl paraben

0,2
100

206

0,412 gram

Dapar As.Fosfat
Dapar Gr.Fosfat
Aquadest

: 2,461 gram
: 29,534 gram
: 206 (20,6+0,206+2,06+2,06+0,103+0,412)

IX.

Cara Kerja
a. Pengembangan bahan pensuspensi
Untuk PGA
1. Diukur air panas sebanyak 32,96 mL dari air stok
2. Dimasukkan PGA ke dalam gelas kimia yang berisi air panas
3. Didiamkan PGA selama 24 jam
4. Digerus hingga homogen
Untuk Bentonit

X.

1. Diukur air panas sebanyak 8,24 mL dari air stok


2. Dimasukkan bentonit ke dalam gelas kimia yang berisi air panas
3. Didiamkan bentonit selama beberpa menit
4. Digerus hingga homogen
b. Pembasahan partikel zat aktif
1. Dimasukkan MgO sebanyak 20,6 g kedalam gelas kimia
2. Ditetesi sorbitol sedikit demi sedkit
3. Diaduk hingga homogen
c. Pembutan suspensi MgO
1. Dimasukkan MgO yang telah dibasahi kedalam lumpang
2. Ditambahkan PEG dan Bentonit sedikit demi sedkit
3. Ditambahkan Na-Benzoat
4. Ditambahkan aspartam
5. Ditambahkan larutan pendapar
6. Ditambahkan vanili secukupnya
7. Digerus hingga homogen
8. Dimasukkan kedalam botol
9. Diberi etiket
10. Dikemas dalam wadah
Evaluasi Suspensi
Evaluasi Sediaan
1. Organoleptik
Prinsip : pemeriksaan bau, rasa, warna dan pemisahan fase
menggunakan pemanca indera
2. pH
Prinsip : penentuan pH sediaanmenggunakan pH meter
3. Densitas
Prinsip :Penentuan massa jenis sediaan dengan menggunakan
piknometer. Densitas sediaan diketahui dengan mengguakan rumus = (b
a)/V
4. Viskositas

Prinsip: pengukuran dilakukan menggunakan viscometer Brookfield


Pada kecepatan tertentu.
5. Volume Sedimentasi (F)
Prinsip: perbandingan antara volume akhir (Vu) sedimen dengan
volume awal (Vo) sebelum terjadi pengendapan. Penafsiran hasil: Semakin
besar nilai Vu atau nilai F = 1 atau mendekati 1, semakin baik
suspendibilitasnya. Bila F > 1 terjadi flok sangat longgar dan halus maka
perlu zat tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa Ibrahim,
F. Jakarta : UI Press.
Alfred, Martin.
2008.
Farmasi Fisika Dasar-Dasar Farmasi Fisik dalam
IlmuFarmasetik Ed. Ketiga jilid 2. Jakarta : UI Press
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi ke Tiga. Jakarta; Depkes RI
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta; Depkes RI
Emamifar, A., Kadivar, M., Shahedi, M. and Solaimanianzad, S.,2011. Effect of
nanocomposite packaging containing Ag and ZnO on inactivation of
Lactobacillus plantarum in orange juice. Food Control, 22, 408-413
Huang, L., Li, D. Q., Lin, Y. J., Evans, D. G., Duan, X,. 2005. Influence of nanoMgO particle size on bactericidal action against Bacillus subtilis var.
niger. Chinese Science Bulletin, 50, 514-519
Kim, Y. M., Kuk, E., Yu, K. N., Kim, J. H., Park, S. J. and Lee, H. J,. 2007.
Antimicrobial effects of silver nanoparticles. Nanomedicine:
Nanotechnology, Biology, and Medicine, 3, 95-101
Lachman. 2012. Teori dan Farmasi Industri Edisi II. Jakarta; UI pres
Leyden, J,.J., and Rawlings,A. V. 2002. Skin Moisturization. Marcel Dekker Inc :
New York
Mellisa elvianti.2008.formulasi suspensi.Jakarta: UI FMIPA
Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Edisi ke lima. ITB : Bandung
Makhluf, S., Dror, R., Nitzan, Y., Abramovich, Y., Jelinek, R. and Gedanken, A.,
2005.Microwave-assisted synthesis of nanocrystalline MgO and its use as
a bacteriocide.Advanced Functional Materials, 15, 1708-1715.

Ponminiessary, R., 2010, Studies on the Preparation of Supported Nickel Catalys ts


Using Bis(Ethylendiamine) Nickel (II) Complexes as Precursors, Ph.D
Thesis, Department of Applied Chemistry Cochin University of Science
and Technology.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M., E. 2009.Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American
Pharmaceutical Association : London
R Genarro A.1990.Remington pharmauceutical sciences.Philadelpia collage of
pharmacy and sciens.
Sagarin, E. 1957. Cosmetic Science and Technology. Interscience : New York
Sawai, J., Igarashi, H., Hashimoto, A. Kokugan, T.& Shimizu, M. 1995. Evaluation
of growth inhibitory effect of ceramic powder sturry on bacteria by
conductance method.Journal of chemical engineering of japan 28.
Smith, R. E., J. W. Finley dan G. A. Leveille.1994. Overview of salatrim, a family of
lowcaloriefats. Journal Of Agricultural andFood Chemistry Vol. 2 No. 2.
Wecker L.,2010.Brodys Human Pharmacology. Mosby Elsevier pp : Canada

LAMPIRAN
Magnosid

A. Etiket
Komposisi
:
Tiap 5 ml suspensi mengandung Magnesium oksida 500 mg
Indikasi
:
Untuk pasien dengan gangguan asam lambung, sakit perut dan mual
yang diakibtkan oleh produksi berlebih dari asam lambung
KontraIndikasi
:
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat
Efek samping
:
Konstipasi atau sambelit, diare, alkalosis, mual dan muntah
Peringatan dan Perhatian :
Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang
berat karena dapat menimbulkan hipermagnesia, dan tidak dianjurkan
pemberian pada anak-anak dibawah 6 tahun kecuali atas petunjuk
dokter karena biasanya kurang jelas penyebabnya.
Dosis
:
Dewasa 0,5-1 gram; 1-4 kali sehari
Penyimpanan
:
Dalam wadah yang baik dan tertutup rapat

Netto
No.Reg
No.Batch

KOCOK TERLEBIH DAHULU


:
60 Ml
:
DBL 1600604633A1
:
G 33 006 046
Diproduksi Oleh
PT. Duodecim
Gorontalo Indonesia

B. Brosur

Magnosid
Magnesium oksida 500 mg/5 ml

Komposisi
:
Tiap 5 ml suspensi mengandung Magnesium oksida 500 Mg
Farmakologi
:
Antasida senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan asam
klorida (Lambung) dan mengurangi atau menghilangkan nyeri
ulkus.mekanisme kerjanya yaitu menghambat aktivitas pepsin pada
pH intragastrik dari 5 atau diatas dari 5. antasida juga mengikat
garam empedu, dan antasida yang mengandung aluminium dapat
meningkatkan sitoproteksi lambung.
Indikasi
:
Untuk pasien dengan gangguan asam lambung, sakit perut dan mual
yang diakibatkan oleh produksi berlebih dari asam lambung.
KontraIndikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat
Efek samping :
Konstipasi atau sambelit, diare, alkalosis, mual dan muntah
Peringatan dan Perhatian :
Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang
berat karena dapat menimbulkan hipermagnesia, dan tidak dianjurkan
pemberian pada anak-anak dibawah 6 tahun kecuali atas petunjuk
dokter karena biasanya kurang jelas penyebabnya.

Dosis :
Dewasa 0,5-1 gram; 1 4 kali sehari
Penyimpanan :
Dalam wadah yang baik dan tertutup rapat

KOCOK TERLEBIH DAHULU


Netto

60 Ml

No.Reg

DBL 1600604633A1

No.Batch

G 33 006 046

Diproduksi Oleh
PT. Duodecim
Gorontalo Indonesia

Komposisi :

Isi bersih : 60 ml

Tiap sendok takar 5 ml Magnosidsyrupmengandung :


Magnesium oksida..500 mg
Bahan tambahan..q.s
Indikasi :
Untuk pasien dengan gangguan asam lambung, sakit perut dan mual yang diakibtkan
oleh produksi berlebihLAMPIRAN
dari asam lambung.
Aturan Pakai :
Anak-anak ------------------Dewasa------------------Simpan Di Tempat Sejuk Dan Kering

No. Reg

DBL 1600604633A1

No. Batch

G 33 006 046

KOCOK TERLEBIH DAHULU

LAMPIRAN
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai