OLEH
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
2016
JURNAL
TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA
MAGNESIUM OKSIDA ORAL
I. Zat Aktif
Magnesium Oksida (MgO)
II. Kekuatan Sediaan
500mg/5 ml
III. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan dalam bentuk
suspensi oral, untuk membuat fomulasi dari sediaan suspensi oral dan
mengetahui evaluasi dari sediaan suspensi oral.
IV. Studi Preformulasi
- Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam
etanol(95%), larut dalam asam encer(Rowe,2009)
- pKa : 2,6
- PH : 10,3 (larutan jenuh) (Rowe,2009)
- Ukuran Partikel : 99,98 % < 45 mm(Rowe,2009)
- Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan senyawa asam dalam keadaaan
padat untuk membentuk garam seperti mg (ibuprofen)
- Stabililitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal. Namum
membentuk MgOH dengan adanya air. MgO bersifat
higroskopis dan cepat menyerap air dan CO2 pada
paparan udara dan cahaya.
- Koefisien Partisi :
- Dosis : 0,5-1 gr
- Efek Farmakolog :
Magnesium oksida lebih efektif mengikat asam dari pada Natrium-
bikarbonat, tetapi memiliki sifat pencahar sebagai efek sampingnya (lebih
ringan dari Mg-sulfat). Untuk mengatasi hal ini, maka zat ini diberikan dalam
kombinasi dengan aluminium hidroksida atau kalium karbonat (perbandingan
MgCO3/CaCO3) = 1,5) yang memiliki sifat sambelit atau konstipasi. Mg oksida
tidak diserap usus sehingga tidak menyebabkan alkalosis (Tjay dan Rahardja,
2007).
Ditinjau dari golongannya, MgO termasuk obat antasida yaitu senyawa
yang mempunyai kemampuan menetralkan asam klorida (Lambung) dan
mengurangi atau menghilangkan nyeri ulkus. mekanisme kerjanya yaitu
menghambat aktivitas pepsin pada pH intragastrik dari 5 atau diatas dari 5.
antasida juga mengikat garam empedu, dan antasida yang mengandung
aluminium dapat meningkatkan sitoproteksi lambung (Wecker L, 2010).
V. Analisis Permasalahan
1. Magnesium Oksida dibuat dalam bentuk suspensi karena ditinjau dari
kelarutannya, magnesium oksida sangat sukar larut dalam air, praktis tidak
larut dalam etanol(95%), larut dalam asam encer, sehingga dibuat suspensi
untuk meningkatkan viskositas dan memperlambat proses pengendapan
sehingga menghasilkan suspensi yang stabil.
2. Magnesium oksida dibuat dalam sediaan oral, jika ditinjau dari
golongannya termasuk obat golongan antasid untuk menetralkan asam
lambung. Dan ditinjau dari indikasinya untuk nyeri pada tukak
lambung karena kelebihan asam lambung, memiliki daya netralisasi
yang tinggi, capat dan banya digunakan dalam sedian gangguan
lambng (Rowe,2009; Tjay dan Rahardja, 2007 ;Sirait, 2013).
3. Dalam formulasi sediaan suspensi diperlukan penambahan pensuspensi atau
suspending agent yang bertujuan untuk bahan tambahan. Suspending agent
berfungsi mendispersikan partikel tidak larut kedalam pembawa dan
meningkatkan viskositas sehingga kecepatan pengendapan bisa diperkecil.
Mekanisme kerja suspending agent adalah untuk memperbesar kekentalan
(viskositas). Pada formula ini suspending agent yang digunakan yaitu PGA
dan bentonit, penggunaan PGA sebagai suspending agent karena PGA
memiliki sifat alami, tidak merubah struktur kimia, dapat menghindari
pengendapan danmemberikan struktur yang homogen. Dan digunakan
bentonite karena membentuk suspensi tiksotropik dengan viskositas tinggi,
Sifat ini membuat bentonit sangat berguna dalam farmasi (RPS 18th:1539).
4. Pengunaan pendapar fosfat dalam sediaan ini, karena zat aktif harus
dioptimalkan pada pH stabilitasnya. Suspensi magnesium oksida memiliki
pH antara 10,3. Adapun dapar yang digunakan dalam sediaan ini adalah
dapar fosfat yang dapat menahan pH 4-9,6 (Chukka, 2014 ; Rowe 2009).
5. Pangewet yang digunakan Natrium benzoate, bertujuan untuk mencegah
resiko kontaminasi dari mikroba baik dari eksipien maupun faktor luar yang
akan mempengaruhi kestabilan dari sediaan, Na benzoat berfungsi sebagai
pengawet antimikroba yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur. Na benzoat mempunyai toksisitas sangat rendah terhadap, hewan
maupun manusia, hingga saat ini tidak memiliki efek teratogenik
(menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi dan tidak mempunyai efek
karsinogenik (kristaningrum,2006).
6. Pengaroma yang digunakan dalm formula ini yaitu Vanili. Dimana tujuan
penggunaan pengaroma yaitu untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak
sehingga konsumen merasa lebih nyaman untuk mengonsumsi. Vanili
merupakan bahan tambahan yang kerk digunakan dalam pembuaan kue,
minuman, es krim dan obat-obatan. Aroma vanili yang cukup kuat sering
dimanfaatkan sebgai pengaroma yang dapat menambah cita rasa suatu
produk (Sutomo,2006).
7. Pemanis yang digunakan dalam formula ini yaitu Aspartam. Aspartam
adalah suatu zat dari beberapa kelas bahan kimia berbeda yang berinteraksi
dengan reseptor rasa sehingga menimbulkan rasa manis 30-1300 kali
melebihi sukrosa tanpa kalori atau rendah kalori (Revivo,2014).
VI. Pendekatan Formula
VI.1 Bahan Pensuspensi
1. BENTONIT(Rowe,2009; Schovilles:303-304; RPS 18th:1539)
Pemerian : Serbuk sangat halus, cokelat kuning muda
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air
Inkompatibilitas : Bentonit dipresipitasi dengan adanya asam. Asam
menyebabkan bentonit kehilangan sifat
pensuspensinya. Penambahan sejumlah alkohol akan
mempresipitasi bentonit. Incompatibilitas dengan
elektrolit kuat dan akrilafin hidroklorida.
Stabilitas : Bentonit bersifat higroskopik
Konsentrasi : 0.5%-5.0%
Alasan Penambahan : Bentonit digunakan sebagai koloid pelindung untu
penstabil suspensi juga digunakan sebagai bahan
pengemulsi untuk minyak dan juga untuk dasar
salep. Membentuk suspensi tiksotropik dengan
viskositas tinggi atau gel. Sifat ini membuat bentonit
sangat berguna dalam farmasi (RPS 18th:1539).
Bahan yang cocok untuk penggunaan luar termasuk
bentonit, metilselulosa, dan derivat selulosa lainnya,
Na-alginat dan tragakan (RPS18th:1539).
Bentonit ialah turunan clay yang tidak larut dalam
air, tetapi menyerap air untuk mengembang dan
membentuk suspensi yang kental. Bentonit lebih
sering digunakan untuk sediaan eksternal
(Schovilles:303-304)
2. PGA (Rowe,2009; chasanah,2010; Ristia,2010)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik. Dalam air
dingin atau panas, akan menyebar dan cepat
mengental
Inkompatibilitas : kompatibel dengan kebanyakan hidrokoloid tanaman
lain sepeti tragakan. Hal ini tidak sesuai dengan
asetton, etanol (95%), tannin, asam kuat dan basah.
Stabilitas : Dispersi PGA memiliki tindakan penyangah dan
stabil pada pH 4,0-10,5. Namun pemanasan
berkepanjang mengurangi viskoositas dispersi.
Stabilitas bakteriologis dispersi PGA mungkin
ditingkatkan dengan penambahan campuran 0,15%
metilparaben dan 0,02% propipilparaben sebagai
pengawet.
Konsentrasi : 2,5%
Alasan Penambahan : PGA dapat menghindari pengendapan dan
memberikan stuktur homogen (chasanah,2010).
PGA merupakan suspending agent karena memiliki
sifat alami, tidak merubah struktur kimia dapat
menghindari pengendapan dan memberikan struktur
yang homogen (Ristia,2010).
PGA menghasilkan nilai yang baik jika digunkan
sebagi suspending agent jika dibandingkan dengan
thickening. PGA dapat mencegah adanya koloid.
3. VEEGUM
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, alkohol, dan pelarut
organik.
Inkompatibilitas : Tidak stabil pada larutan asam di bawah ph 3,5,
larutan pekat, dan dapat mengabsorbsi beberapa
obat.
Stabilitas : Umumnya cukup stabil apabila ditempatkan dalam
keadaan kering, stabil pada penambahan pH,
mengabsorbsi beberapa substansi dan kompatibel
pelarut-pelrut organik.
Konsentrasi :
Alasan penambahan : Veegum digunakan sebagai bahan pensuspensi dan
bahan penstabil yang digunakan baik tunggal
maupun dikombinasi dengan bahan pensuspensi
lain. Viskositas dari larutan dispersi dapat
ditingkatkan jika dikombinasikan denganbahan
pensuspensi lainnya yang cocok. Tujuaan
dikombinasikan yakni untuk menghasilkan aliran
yang sesuai dan untuk menjamin stabilitas sediaan
suspensi (Jones, 2008)
VI.2 Bahan Pembasah
1. SORBITOL (Rowe, 2009)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform, eter, sedikit
larut dalam methanol, larut dalam 0,5 bagian air,
larut dalam 25 bagian Ethanol (95%), praktis
Inkompatibilitas : Sorbitol akan membentuk kelat larut dalam air
dengan banyak divalent dan ion logam trivalen
dalam kondisi sangat asam dan basa. Selain dari
polietilena glikol cair untuk sorbitol solusi, dengan
agitasi kuat, menghasilkan lilin, gel yang larut dalam
air dengan titik 35-408C mencair. solusi Sorbitol
juga bereaksi dengan besi oksida menjadi berubah
warna. Sorbitol meningkatkan laju degradasi
penisilin di netral dan larutan air.
Stabilitas : Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel
dengan sebagian besar eksipien. Hal ini stabil di
udara dengan tidak adanya katalis dan dingin, encer
asam dan basa. Sorbitol tidak gelap atau terurai di
suhu yang tinggi atau di hadapan amina. Ini
nonflammable, noncorrosive, dan nonvolatile.
Meskipun sorbitol tahan terhadap fermentasi oleh
banyak mikroorganisme, pengawet harus
ditambahkan ke solusi sorbitol.
Konsentrasi : 3-15%
Alasan penambahan : Penggunaan sorbitol sebagai humektan karena
ditinjau dari sifatnya yaitu bersifat higroskopik yang
bersifat mengabsorbsi uap air dari udara lembab
sampai mencapai suatu derajat kelembapan tertentu
sehingga sorbitol sangat cocok digunakan sebagai
humektan dalam pembuatan magnesium oksida
suspense topical (Sagarin, 1957).
Sorbitol juga memiliki fungsi untuk menarik air dari
lingkungan ke sistem agar kestabilan sediaan tetap
terjaga dan juga untuk mempertahankan kelembapan
kulit (Leyden and Rawlings, 2002).
Sorbitol digunakan sebagai humektan (pelembab)
pada berbagai jenis produk sebagai pelindung
hilangnya kandungan moisture (Smith, dkk.,1994).
2. TWEEN-80
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam etil
aseat P dan dalam metanol P,sukar larut dalam
parafin cair dalam minyak biji kapas P.
Inkompatibilitas : perubahan warna dan curah hujan terjadi dengan
berbagai zat. Khususnya fenol, tannin, dll. Seperti
bahan itu aktivitas antimikroba pengawet paraben
berkurang dalam kehadiran polisorbat(Rowe,2009).
Stabilitas : polisorbat stabil elektolit dan asam lemah dan basa,
safonifikasi tehadap terjadi dengan asam kuat dan
abasa. Polisorbat yang hidrokopis dan harus
diperiksa kadar air sebelum digunakan dan
dikeringkan jika diperlukan. Sama dengan surfaktan
polioksietilen lainya, penyimpanan lamadapat
mnyebabkan pembentukan peraksolida (Rowe,2009)
Konsentrasi : Polysorbat biasa digunakan sebagai agen pembasah
pada konsentrasi 0,1-3%(Rowe,2009).
Alasan penambahan : Tween dapat menurunkan teganagn antar muka dari
air yang sangat berguna untuk meningkatkan
dispersi dan kelarutan dari bahan(parrot,1971)
3. PROPILENGLIKOL (Kibbe,A 2000)
Alasan penambahan : Propilenglikol terbukti diserap topical. Walaupun
pada kulit yang rusak (Rowe, 2009).
Propilenglikol juga digunakan dalam kosmetik dan
indutru makanan sebagai carrier (Rowe, 2009).
Propilenglikol sebagai penghambat pertumbuhan
jamur (Ioden, 2009).
Kelarutan : Terlarut campur dengan aseton, kloroform, etanol
95%, gliserin, dan air.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan pengoksidasi kuat.
C = [a] + [g]
0,0875 = [a] + 0,01 [a]
0,0875 = 1,01 [a]
0,0875
[a] = 1,01
[a] = 0,0866
C = [a] + [g]
0,0875 = 0,0866 + [g]
0,0875
[g] = [g]
0,0866
= 1,01
3. Perhitungan Bahan
Formulasi utama
Volume terlebihkan
V = 200 mL + ( 3% x 200 )
3
= 200 mL + (100 x 200)
= 200 mL + 6
= 206 mL
Perhitungan bahan
0,5 g
Magnesium okside : 5 mL x 206 = 20,6 gram
Magnesium oxida : 0,1 x 60 = 6 gram
2
Bentonit : 100
8 x 206 = 4,12 gram
PGA : 100 x 60 = 4,8 gram
8
PGA : 100
2 x 206 = 16,48 gram
Bentonit : 100 x 60 = 1,2 gram
0,1
Na.Benzoat : 100
15 x 206 = 0,206 gram
Sorbitol : 100 x 60 = 9 gram
15
Sorbitol : 100 x 206 = 30,9 gram
1,2
Formulasi Alternatif
Aspartam : x 206 = 2,472 gram
100
Volume terlebihkan: 2,461 gram
Dapar As.Fosfat
V = Gr.Fosfat
Dapar 200 mL + ( 3% x 200 )gram
: 29,534
3
= 200 mL + (100
Aquadest : 206 (20,6+4,12+16,48+0,206+30,9+2,472)
x 200)
Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa Ibrahim,
F. Jakarta : UI Press.
Huang, L., Li, D. Q., Lin, Y. J., Evans, D. G., Duan, X,. 2005. Influence of nano-
MgO particle size on bactericidal action against Bacillus subtilis var.
niger. Chinese Science Bulletin, 50, 514-519
Kim, Y. M., Kuk, E., Yu, K. N., Kim, J. H., Park, S. J. and Lee, H. J,. 2007.
Antimicrobial effects of silver nanoparticles. Nanomedicine:
Nanotechnology, Biology, and Medicine, 3, 95-101
Lachman. 2012. Teori dan Farmasi Industri Edisi II. Jakarta; UI pres
Leyden, J,.J., and Rawlings,A. V. 2002. Skin Moisturization. Marcel Dekker Inc :
New York
Mellisa elvianti.2008.formulasi suspensi.Jakarta: UI FMIPA
Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Edisi ke lima. ITB : Bandung
Makhluf, S., Dror, R., Nitzan, Y., Abramovich, Y., Jelinek, R. and Gedanken, A.,
2005.Microwave-assisted synthesis of nanocrystalline MgO and its use as
a bacteriocide.Advanced Functional Materials, 15, 1708-1715.
Sawai, J., Igarashi, H., Hashimoto, A. Kokugan, T.& Shimizu, M. 1995. Evaluation
of growth inhibitory effect of ceramic powder sturry on bacteria by
conductance method.Journal of chemical engineering of japan 28.
Magnosid
Komposisi :
Tiap 5 ml suspensi mengandung Magnesium oksida 500 mg
Indikasi :
Untuk pasien dengan gangguan asam lambung, sakit perut dan mual
yang diakibtkan oleh produksi berlebih dari asam lambung
KontraIndikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat
Efek samping :
Konstipasi atau sambelit, diare, alkalosis, mual dan muntah
Dosis :
0,5-1 gram
Penyimpanan :
Dalam wadah yang baik dan tertutup rapat
Diproduksi Oleh
PT. Duodecim
Gorontalo Indonesia
B. Brosur
Magnosid
Magnesium oksida 500 mg/5 ml
Komposisi :
Tiap 5 ml suspensi mengandung Magnesium oksida 500 Mg
Farmakologi :
Antasida senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan asam
klorida (Lambung) dan mengurangi atau menghilangkan nyeri ulkus.
mekanisme kerjanya yaitu menghambat aktivitas pepsin pada pH
intragastrik dari 5 atau diatas dari 5. antasida juga mengikat garam
empedu, dan antasida yang mengandung aluminium dapat
meningkatkan sitoproteksi lambung.
Indikasi :
Untuk pasien dengan gangguan asam lambung, sakit perut dan mual
yang diakibatkan oleh produksi berlebih dari asam lambung.
KontraIndikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat
Efek samping :
Konstipasi atau sambelit, diare, alkalosis, mual dan muntah
Penyimpanan :
Dalam wadah yang baik dan tertutup rapat
Netto : 60 Ml
No.Reg : DBL 1600604633A1
Diproduksi Oleh
PT. Duodecim
Gorontalo Indonesia
Komposisi : Isi bersih : 60 ml
Diproduksi Oleh :
PT. Duodecim
No. Reg : DBL 1600604633A1
Diproduksi Oleh :
Gorontalo Indonesia No. Batch : G 33 006 046 PT. Duodecim
Gorontalo Indonesia
LAMPIRAN
LAMPIRAN