Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PENDEKATAN FORMULA
III.1 Bahan Pensuspensi
1. Veegum
Nama Resmi : Magnesium Aluminium Silikat
Alasan Penambahan : Veegum digunakan sebagai bahan pensuspensi
karena dapat meningkatkan viskositas sediaan
sehingga memperlambat laju pengendapan
penggumpalan partikel (Rowe, 2009).
Veegum digunakan karena tidak beracun, tidak
menimbulkan iritasi dan dapat menstabilkan
suspensi karena PH yang luas (Rowe, 2009).
Veegum digunakan karena veegum stabil tanpa
batas saat disimpan dalam kondisi kering
(Rowe, 2009).
Veegum stabil dalam PH 3,5-11sehingga cocok
dikombinasikan dengan zat aktif ampicillin yang
memilki PH asam yaitu 3,5-6,0 (FI III, 1979).
Pemerian : putih untuk krimputih, tidak berbau, tidak
berasa, lembut, serpih kecil licin, atau sebagai
denda, bubuk micronized
RM/BM : Al2Mg2O15Si5/32.000-200.000
Rumus Struktur :

Kelarutan : praktis tidak larut dalam alcohol, air, dan pelarut


organic.
Inkompatibilitas : Veegum pada umumnya tidak cocok pada
larutan asam dibawah 3,5 Veegum mungkin
menyerap bebrapa obat sehingga megakibatkan
bioavailabilitas rendah. Contohnya seperti
amfetamin sulfat, Tolbutamin, Natrium
Warfarin, Diazepam dan natrium Diklofenat.
Stabilitas : Stabil tanpa abtas saat disimpan dalam kondisi
kering. Magnesium aliminium silikat stabil pada
rentang pH yang luas, menyerap beberapa zat
dan kompatibel dengan pelarut organic.
Konsentrasi : 2%.
2. Natrium Alginat (Na Alginat)
Alasan Penambahan : Na-Alginat digunakan dalam sediaan ini
karena dapat meningkatkan kekentalan pada
rentang 2,5%-3,5% dapat mempertahankan
aktivitas antimikroba.
Na-Alginat digunakan karena dalam obat-
obat cair bisa meningkatkan viskositas dan
pensuspensi bahan padat sehingga digunakan
sebagai koloid pelindung (Anggadredja et al,
2006).
Na-Alginat digunakan karena memilki sifat
kelrutan yang sama dengan zat aktif
(Winarno, 1990).
Na-Alginat dapat menaikkan viskositas bila
dilarutkan dalam air 5%
Na-Alginat dapat menjaga sediaan tetap baik
selama proses penyimpanan dan distribusi
pemasaran (Serbayono, 2010).
Rumus Molekul : C76H76O22(NH2)
Berat Molekul : 32.000-200.000
Rumus Struktur :
Pemerian : berbau dan tidak berasa, putih pucat bubuk
berwarna coklat kekuningan.
Kelarutan : Larut dalam air secara perlahan-lahan (1:20)
merupakan larutan koloidal yang viskos
berwarna putih sampai coklat kekuningan,
praktis tidak larut dalam alkohol, kloroform,
eter dan larutan yang mengandung lebih dari
30% alkohol, serta tak larut dalam asam (PH
lebih rendah dari 4).
Stabilitas : Na alginat merupakan bahan yang
higroskopis, namun stabil jika disimpan
ditempat dengan kelembaban relatif rendah
dan temperatur dingin (kedap udara).
Inkompatibilitas : Na alginat tidak kompatibel dengan derivat
akodin Kristal violet, garam kalsium, berat
logam dan etanol dalam konsentrasi yang
lebih besar dari 5%. Rendah konsentrasi
elektrolit menyebabkan peningkatan
viskositas tapi tinggi konsentrasi elektrolit
menyebabkan salting out dari na alginat.
Konsentrasi : 1-5%

3. PGA
Alasan Penambahan : Gom akasia mudah larut dalam dalam air,
menghasilkan larutan yang kental dan tembus
cahaya (Dirjen POM, 1979).
Gom akasia tidak merubah struktur kimia,
bersifat alami dan dapat menhindari
pengendapan serta memberikan struktur yang
homogen (Rowe, 2009).
Gom akasia tunggal dalam suspensi
siproflaksin yang dihasilkan memiliki daya
antibakteri pada konsentrasi 7,5% dan
stabilitas 10% (Rowe, 2009).
RM / BM : 250.000-1.000.000
Rumus Struktur :

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian gliserin, dalam 20


bagian propilenglikol, dalam 2,7 bagian air,
praktis tidak larut dalam etanol 95%.
Stabilitas : Larut air dapat menjadi subyek bakterial atau
degradasi enzimatik tapi mungkin dapat
dikurangi dengan memanaskan larutan dalam
waktu yang singkat untuk menginaktivasi
kehadiran enzim, radiasi microwave juga
dapat digunakan.
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan beberapa substansi
seperti amidopirin, apomorfin, kresol, etanol
95%, garam-garam besi, morfin, fenol,
fisostigmin, tanin, timol, dan vanillin.
Konsentrasi : 5-10%.
III.2 Bahan Pembasah
1. Sorbitol
Alasan Penambahan : Sorbitol digunakan sebagai humektan pada
sediaan suspensi (Rowe, 2009).
` Sorbitol digunakan sebagai humektan karena
dapat mengurangi / mencegah kehilangan air
(Sphatar, 2008).
Sorbitol digunakan karena dapat
memperbaiki stabilitas bahan dalam jangka
waktu lama sebelum sampai ketangan
konsumen (Sphatar, 2008).
Bersifat inert dan kompatibel cocok dengan
zat aktif.
Konsentrasi 15% (Jondishapur, 2014).
RM / BM : C6H14O6 / 182,17
Rumus Struktur :

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut


dalam etanol, metanol dan asam asetat
Stabilitas : Inert dan kompatibel dengan sebagian besar
eksipien serta stabil di udara.
Inkompatibilitas : Larutan sorbitol bila bereaksi dengan reaksi
oksidan menjadi berubah warna. Sorbitol
akan membentuk cepat larut dalam air karena
dengan kovalen dari ion logam terabsorbsi
dalam kondisi sangat asam dan basa.
Konsentrasi : 0,25%-1,0%.
2. Polysorbatum 80
Alasan Penambahan : Polysorbatum 80 digunakan karena dapat
meningkatkan kelarutan (Dirjen POM, 1995).
Polysorbatum 80 digunakan karena dapat
menurunkan tegangan antar muka obat dan
medium (Dirjen POM, 1995).
Dapat membentuk misel sehingga molekul
obat akan terbawa oleh misel larut dalam
medium (Rowe, 2009).
RM / BM : C 64 H 26 O 124 / 1310 g/mol
Rumus Struktur :
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak
berbau dan praktis tidak berwarna, larut
dalam etanol, dalam etil asetat, tidak larut
dalam minyak mineral.
Stabilitas :Stabil pada elektrolit lemah dan basa
berangsur-angsur akan tersafoni dengan asam
kuat dan basa.
Inkompatibilitas : Akan berubah warna atau mengendap
dengan fenol dan tanin
Konsentrasi : 1-5%
3. Nama : Gliserin
Alasan Penambahan : Gliserin membantu pembasahan serbuk
sebelum penambahan air dan membantu
meningkatkan kualitas suspensi (Jenkins,
1957)
Gliserin dapat digunakan secara oral dalam
dosis 1,0-1,5 g / kg berat badan untuk
mengurangi tekanan intraokular (Rowe,
2009).
RM / BM : C3H8O3 / 92.09
Rumus Struktur :

Pemerian : cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna ;


rasa manis, berbau khas lemah (tajam atau
tidak enak). Higroskopis, netral terhadap
lakmus.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam benzil dan kloroform
serta minyak, dan agak mudah larut dalam
aseton, larut dalam aseton, larut dalam etanol
(95%) dan air.
Stabilitas : bersifat higroskopis, gliserin murni tidak
rentan terhadap oksidasi dibawah kondisi
penyimpanan biasa, tapi terurai pada
pemanasan dengan evolusi akrolein beracun
campuran dari gliseri air, etanol (95%) da
propilenglikol secara kimiawi trioksida.
Inkompatibilitas : gliserin dapat meledak jika dicampur dengan
agen pengoksidasi kuat seperti kromium
trioksida, kalium klorat dan kalium
permanganate.
Konsentrasi : < 30%
III.3 Bahan Pengawet
1. Natrium Benzoat
Alasan Penambahan : Natrium benzoat konsentrasi 0,1%,
berfungsi sebagai pengawet (Scovilles,
1957).
Diperuntukan untuk sifat antibakteri dan
antifungi (Lachman, 1994).
Natrium benzoat larut dalam air dan etanol
(Ansel, 1989).
Natrium benzoat sebagai antimikroba (Rowe,
2009).
Pemerian : butiran putih atau kristal, sedikit bubuk
higroskopis. Tidak berbau, atau dengan bau
samar benzoin dan memiliki rasa manis dan
garam yang menyenangkan.
RM/BM : C7H5NaO2 / 144.11
Rumus struktur :
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol 90% dan 95%
Stabilitas : Stabil di udara
Inkompatibilitas : Dengan senyawa kuartener, gelatin garam
besi, garam kalsium, dan garam logam berat,
termasuk perak, timah dan air raksa. Sebagai
pengawet aktivitasnya dapat dikuarngi
dengan interaksi bersama kaolin atau
surfaktan non ionic
Konsentrasi : Untuk sediaan oral 0,1%

2. Asam Sorbat
Alasan Penambahan : Pengawet asam sorbat banyak digunakan
sebagai antimikroba dan anti jamur (Rowe,
2009).
Konsentrasinya 0,05-0,2% (Rowe, 2009).
Dalam formulasi sediaan farmasi oral dan
topikal (Rowe, 2009).
Pemerian : Hambar, putih bubuk kristal kuning-putih
dengan bau yang khas samar.
RM/BM : C6H8O2 / 112.13
Rumus struktur :

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol dan


dalam eter
Stabilitas : Stabil dalam wadah tertutup baik, terlindung

dari cahaya pada suhu tidak melebihi 40

C
Inkompatibilitas : Asam sorbat inkom dengan basa, oksidator,
dan pereduksi
III.4 Bahan Pemanis
1. Aspartam
Alasan Penambahan : Aspartam digunakan karena dapat menutupi
beberapa karakteristik rasa obat menjadi
lebih menyenangkan (Rowe, 2009).
Memiliki kekuatan pemanis 180-200 kali dari
sukrosa (Rowe, 2009).
Satbil dalam keadaan kering (Rowe, 2009).
Lebih digunakan dari pada jenis pemanis
alami karena pemanis alami bersifat
higroskopis (Eka, 2014). Dapat menimbulkan
rasa manis 30-1300 kali melebihi sukrosa
tanpa kalori / rendah kalori karena berikatan
dengan reseptor rasa (Reviva, 2014).
Pemerian : putih, kristal hampir tidak berbau off bubuk
dengan rasa sangat manis.
RM/BM : C14H18N2O5 / 294.30
Rumus struktur :

Kelarutan : Larut dalam etanol 95% p, larut dalam air


Stabilitas : Aspartam stabil dalam kondisi kering,
degradasi aspartam terjadi selama perlakuan
panas. Hilangnya aspartam dapat
diminimalisir dengan proses yang bersuhu
tinggi untuk waktu yang singkat.
Inkompatibilitas : Aspartam kompatibel dengan kalium fosfat
dan juga dengn lubrikan magnesium stearat.
2. Manitol
Alasan Penambahan : Memberikan rasa manis seperti glukosa dan
setengah glukosa terjadinya thicdaning pada
suspensi (Rowe, 2008).
Pemerian : Putih, tidak berbau, bubuk kristal, atau
freeflowing butiran. Ini memiliki rasa manis,
kira-kira semanis glukosa dan setengah
manis seperti sukrosa, dan menanamkan
pendinginan sensasi dimulut
RM/BM : C6H14O6 / 182.17
Rumus struktur :

Kelarutan : Larut dalam alkalis, agak sukar larut dalam


etanol 95%, praktis tidak larut dalam eter
Stabilitas : Stabil dalam keadaan kering dan dalam
larutan air
Inkompatibilitas : Dapat diubah menjadi garam oleh kalium
klorida atau natrium klorida. Konsentrasi
tidak kompatibel dengan 20% b/v larutan
manitol. Tidak sesuai dengan infuse xylitol
dan mungkin membentuk kompleks dengan
beberapa logam seperti aluminium, tembaga
dan besi.
3. Sakarin

Alasan Penambahan : Pemanis yang paling sering digunakan dalam


sediaan farmasi (Rowe, 2008).

Memilki rasa manis 300-600 kali sukrosa


(Rowe, 2008).
Pemerian : kristal putih tidak berbau atau kristal putih
bubuk. Ini memiliki rasa yang sangat manis,
Aftertaste dapat ditutupi dengan memadukan
sakarin dengan pemanis lainnya
RM/BM : C7H5NO3S / 183.18
Rumus struktur :
Kelarutan : Larut dalam 25 bagian air 100 , 12

bagian aseton, larut dalam kloroform


Stabilitas : Stabil pada kondisi normal
Inkompatibilitas : Dengan molekul besar menghasilkan reaksi
millard.
Konsentrasi : 0,02-0,13%
III.5 Bahan Pendapar
1. Asam Sitrat
Alasan Penambahan : Dilakukan dapar karena ditinjau dari sifat zat
aktif yang memiliki stabilitas yang
dipengaruhi oleh pH. pH Ampicillin tridrat
yaitu 3,5-6,0 (Dirjen POM, 1979).
pH Ampicillin merupakan pH dengan
spektrum sempit sehingga diperlukan
pendapar agar tetap konstan stabil pada pH
tertentu (Rowe, 2009).
Maka pendapar yang cocok dengan zat aktif
adalah asam sitrat dengan pH 3,8-6,2 (Rowe,
2009).
Asam sitrat memiliki pka1=3,128, pka2=4,761
dan pka3=6,396 dengan pH 3,8-6,2 sehingga
cocok dengan pH sediaan 3,5-6,0.
Asam sitrat memiliki kelarutan dan kekuatan
asam yang tinggi (Ansel,2008).
Asam sitrat tersedia dalam bentuk granular,
anhidrat dan monohidrat selain itu juga
tersedia dalam bentuk serbuk. Asam sitrat
akan berbentuk ranul disebabkan karena
adanya 1 molekul air (Ansel,2008).
Asam sitrat merupakan asam yang umum
digunakan sebagai asam makanan dan relatif
lebih murah (Lachman, 1989).
Asam sitrat digunakan untuk dikombinasikan
dengan asam tartrat yang menghasilkan
granul. Asam sitrat tidak bisa sebagai asam
tunggal karena granul yang dihasilkan
merupakan campuran lekat dan sukar
menjadi granul.
Pemerian : kristal berwarna atau bening, atau sebagai
kristal putih, bubuk efflorescent. Hal ini tidak
berbau dan memiliki rasa asam yang kuat.
Struktur kristal ortorombik.
RM/BM : C6H8O7 / 210.14
Rumus struktur :

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, sedikit larut dalam


eter
Stabilitas : Asam sitrat dapat kehilangan Kristal pada
udara kering atau dipanaskan
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan kalsium tartrat
alkali dan karbonat alkali tanah dan
bikarbonat, asetat dan sulfide, asam sitrat
juga berpotensi meledak apabila
dikombinasikan dengan logam berat.
2. Natrium Sitrat
Alasan Penambahan : Bersifat tidak beracun dan non iritan eksipien
(Rowe,2008).
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam
etanol 95%.
Pemerian : tidak berbau, tidak berwarna, monoklinik
kristal, atau bubuk kristal putih dengan
pendinginan, rasa garam.
RM/BM : C6H5Na3O7 / 294.10
Rumus struktur :

Stabilitas : Natrium Sitrat dihidrat adalah bahan yang


stabil dalam bentuk larutan
Inkompatibilitas : Larutan sedikit basa akan bereaksi dengan zat
asam, tidak cocok juga dengan basa, zat
pereduksi dan agen pengoksidasi.
Konsentrasi : 0,3-2,0%
3. Asam Fosfat
Alasan Penambahan : Asam fosfat sebagai agen acidyfing dalam
berbagai formulasi farmasi (Rowe, 2009).
Digunakan juga sebagai sistem penyangga
(Rowe, 2009).
Bila digunakan dikombinasikan dengan
garam fosfat (Rowe, 2009).
Pemerian : Tidak berwarna berbau phosphor
berbentuk liquida pekat.
RM/BM : H3PO4/9,0
Rumus Struktur :

Kelarutn : Dapat bercampur dengan air dan etanol


Stabilitas : Bila disimpan pada suhu rendah asam fosfat
mungkin mengeras, membentuk masaa
kristal berwarna terdiri dari hemidrat yang

meleleh pada suhu 288 . Harus

disimpan dalam wadah kedap udara ditempat


sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Asam fosfat adalah asam kuat dan bereaksi
dengan zat alkali, pencampuran dengan
nitrometan dapat meledak.
4. Natrium Fosfat
Alasan Penambahan : Natrium fosfat sebagai agen buffering dalam
berbagai macam formulasi farmasi (Rowe,
2009).
Bila digunakan dikombinasikan dengan asam
fosfat (Rowe, 2009).
Pemerian : Kristal putih, tidak berbau atau hampir putih
RM / BM : NaH2Po4H2O/119,98
Rumus Struktur :

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, air panas, air


mendidih, praktis tidak larut dalam etanol
(95%)
Stabilitas : Dalam bentuk anhidrat bersifat higroskopis,
dalam bentuk larutan stabil dan dapat
disterilkan dengan autoklaf.
Inkompatibilitas : Inkom t dengan alkaloid, antipirin, kloral
hidrat, pirol, resersinol, kalsium glukomat,
sipro propasinol dan timah asetat.
5. Asam Asetat
Alasan Penambahan : Agen pengasam diberbagai formulasifarmasi
Sebagai penyangga. Asam asetat juga sebagai
diklaim memiliki sifat antibakteri dan anti
jamur.
Pemerian : massa kristal, tidak berwarna solusi yang
mudah menguap dengan bau yang menyengat
RM/BM : C2H4O2 / 60.05
Rumus struktur :
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam etanol, eter,
gliserin, air dan minyak serta mudah
menguap.
Stabilitas : Asam asetat dalam wadah tertutup rapat dan
kedap udara
Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan bahan-bahan alkali.
6. Natrium asetat
Alasan Penambahan : Digunakan sebagai bagian dari sistem
penyangga bila dikombinasikan dengan asam
asetat juga dapat mengurangi kepahitan
dalam sediaan oral (Rowe, 2009).
Pemerian : tidak berwarna, kristal transparan atau bubuk
kristal granular dengan sedikit bau asam
asetat.
RM/BM : C2H3NaO2 / 82.0

Rumus struktur :

Kelarutan : Larut dalam 0,8 bagian air, dalam 20 bagian


etanol 95%
Stabilitas : Natrium asetat harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat
Inkompatibilitas : Natrium asetat harus bereaksi dengan asam
dan komponen dasar, bereaksi keras dengan
florein, kalium nitrat.
III.6 Bahan pengaroma
1. Orange Essence
Kelarutan : Mudah larut dalam alkohol 90% asam asetat
glasial
Stabilitas : Dapat disimpan dalam wadah gelas dan
plastik
2. Strawbery Essence
Kelarutan : Larut dalam 21 bagian etanol 95%, dalam 80
bagian gliserin, dalam 53 bagian propanol,
dalam 28 bagian propilenglikol, serta 83
bagian air.
Stabilitas : Konsentasi larutan dalam wadah terbuat dari
logam yang mengandung stanless steel, dapat
mengurangi warna penyimpanan.
Konsentrasi : Kurang dari 1%
3. Sunset yellow
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam
gliserin dan propilenglikol 50%
Inkompatibilitas : Inkom dengan asam askorbat, gelatin dan
glukosa.
III.7 Bahan Pengikat
1. PVP
Alasan Penambahan : PVP larut dalam air, dapat meningkatkan
kelarutan dan tidak meninggalkan residu.
PVP larut dalam pelarut dengan konsentrasi
0,5-3% dapat sekaligus meningkatkan
kelarutan dari granul (Voight, 1994).
PVP merupakan suatu polimer sintetik yang
dapat digunakan sebagai pengikat baik dalam
granulasi basah maupun kering (Lachman,
2008).
PVP larut sempurna dalam air dan dapat
berperan sebagai pengikat yang baik yang
dapat menhasilkan granul dengan sifat aliran
baik (Inyur, 20110.
Range konsentrasi PVP adalah 0,5-5%
(Rowe, 2009).
Pemerian : serbuk halus, putih, krim putih berwarna,
tidak berbau atau hampir tidak berbau, bubuk
higroskopis.
RM/BM : (C6H9NO)n / 25003 000 000
Rumus struktur :
Kelarutan : Bebas larutdalam asam, kloroform, etanol
95% metanol dan air.
Stabilitas : Stabil pada suhu 11 -13 , mudah

terurai dengan adanya udara dari luar, serta


dapat bercampur dengan air

2. Gelatin
Alasan Penambahan : Gelatin digunakan karena memilki kekuatan
pengikat yang tinggi, menghasilkan granul
yang seragam dan bagus ( et all, 2004).
Gelatin digunakan sebagai pengikat dalam
konsentrasi 2-10% (Bandell, 1986).
Pemerian ; Rapuh padat. Praktis tidak berbau dan tidak
berasa, dan tersedia sebagai lembar tembus,
serpih, dan butiran, atau sebagai bubuk kasar,
rapuh padat.
RM/BM : 20000/100000
Rumus struktur :
Kelarutan : Jika direndam dalam air mengembangdan
menjadi lunak,berangsur-angsur menyerap air
5 sampai 10 kali bobotnya;larut dalam air
panas dan jika didinginkan terbentuk
gudir;praktis tidak larut dalam etanol (95%)
P,dalam kloroform P dan dalam eter P;larut
dalam campuran gliserol P dan air,jika
dipanaskan lebih mudah larut;larut dalam
asam asetat P
Stabilitas : Kering dan stabil diudara, larutan gelatin
stabil untuk waktu lama jika disimpan dalam
kondisi sejuk dan steril pada suhu diatas 500
C, larutan gelatin mengalami depolimerisasi
Dan dapat terjadi penurunan kekuatan
sediaan. Harus disimpan dalam wadah kedap
udara pada tempat kering dan sejuk.
Inkompabilitas : Beraksi dengan asam dan basa aldehid dan
gula aldehid pelimer anionik dan kationik
elektrolit ion logam plastisizer pengawet dan
surfaktan mengndap dengan adanya alkohol
kloroform eter garam merkuri, dan asam
tanat.
III.8 Bahan Adsorben
1. Aerosil
Alasan penambahan : Digunakan kalau dapat mencegah garanul
basah
Pemerian : Sub microscopic fumed silica dengan ukuran
partikel 15nm, serbuk amat ringan, putih
kebiruan, tidak berbau, tidak berasa
RM/BM : SiO2 / -
Rumus Struktur :

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam solvent organik, air


dan asam kecuali HCL, larut dalam larutan
panas alkali hidroksida, membentuk dispersi
koloid, untuk aerosil kelarutan dalam air 100
mg/L suhu 250 C
Stabilitas : Hogroskopis menyerap anyak air anpa menadi
cair bila pH lebih besar dari 7,5 viskositas
akan berkurang dan pH diatas 10,7
kemampuan akan hilang.
Inkompabilitas : Inkom dengan dietilstildestrol.
2. Avicel
Alasan Penambahan :

Pemerian : Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak

berasa; tersusun atas partikel-partikel

berpori; higroskopis
RM/BM : C6H10O5/36000

Rumus struktur :

Kelarutan : Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v;


praktis tidak larut dalam air, asam encer dan
sebagian besar pelarut organic.
Stabilitas : Avicel stabil, meskipun higroskopis. Harus
disimpan dalam wadah tertutup baik pada
tempat sejuk dan kering.
Inkompabilitas : Agen pengoksidasi kuat.

Anda mungkin juga menyukai