Anda di halaman 1dari 30

ANTIHIPERURISEMIA

Tumbuhan obat
Kelompok 1 :
 Bismi Jatalinni (1708109010002)
 Gina Hanun (1708109010030)
 Laila Fitri (1708109010037)
 Tiara Annisa (1708109010042)
Outline
01 Pengertian Hiperurisemia

Sidaguri
02 Tanaman obat

Anting-anting
03 Tanaman obat

Daun Salam
04 Tanaman obat

Putri Malu
05 Tanaman obat

Pegagan
06 Tanaman obat

Mahkota Dewa
07 Tanaman obat
HIPERURISEMIA
 Gout adalah suatu kelainan atau istilah yang biasa
digunakan untuk menggambarkan suatu penyakit
yang berkaitan dengan hiperurisemia. Hiperurisemia
adalah suatu keadaan dimana banyaknya kadar
purin asam urat atau penurunan eliminasi
(pengeluaran) asam urat oleh ginjal, atau keduanya
didalam darah yang melebihi batas normal (Katzung
et al., 2012; Abdullahi et al., 2012).
 Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari
metabolisme asam nukleat atau metabolisme purin
dalam tubuh. Berdasarkan penyelidikan bahwa 90%
dari asam urat merupakan hasil katabolisme purin
yang dibantu oleh enzim guanase dan xantin
oksidase (Shamley, 2005). Jadi xantin oksidase
mengkatalisis reaksi hipoxantin dan xantin menjadi
asam urat (Pacher et al., 2006). Untuk lakilaki,
ambang normalnya dalam darah adalah 7,0 mg/dL.
Adapun pada perempuan normalnya adalah 5,7
mg/dL darah.
 Nama ilmiah : Sida rhombifolia L.
 Nama daerah : Sidagori, guri, saliguri, otok-otok, taguri, kahindu, dikira, hutugamu, bitumu,
digo, sosapu.
 Klasifikasi : Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida

SIDAGURI Ordo
Famili
Genus
: Malvales
: Malvaceae
: Sida
Spesies : Sida rhombifolia L.

 Bagian yang digunakan : Herba


 Deskripsi tanaman/simplisia : Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berumput,
hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung.
Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2. Daun tunggal, letak berseling,
bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip.
Bunga tunggal berwarna kuning cerah yang keluar dari ketiak daun.

 Kandungan kimia Kandungan utama tanaman adalah tanin, flavonoid, saponin, alkaloid
dan glikosida. Kadar kimia zat tersebut ditemui pada kisaran yang berbeda-beda pada
jaringan tanaman. Pada akar ditemui Falvonoid, alkaloid, steroid dan efedrin. Pada daun
ditemui juga flavonoid, alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino dan
minyak atsiri, pada batang ditemui kalsium oksalat, flavonoid dan tanin.
 Ekstrak
Sidaguri diekstraksi dengan cara refluks menggunakan pelarut air. Ekstrak dipekatkan
dengan rotary
 Uji Pra-klinis

Ekstrak gabungan sidaguri dengan seledri dapat digunakan sebagai antigout


dengan mekanisme menghambat aktivitas enzim xantin oksidase. Ekstrak
etanol daun Sida rhombifolia menunjukkan aktivitas anti-inflamasi. Edema
yang diinduksi dengan menyuntikkan karagenan mengalami penurunan pada
perlakuan pemberian ekstrak (400 mg / kg BB) secara oral dibandingkan
dengan kelompok kontrol (p <0,05). Hasil ini mendukung penggunaan ekstrak
etanol daun S. rhombifolia dalam mengurangi peradangan.Flavonoids dari
ekstrak Sidaguri invitro menghambat aktivitas xanthine oxidase (XO) sampai
55% sehingga mempunyai efek antigout dan efek inhibisinya 48-71% (100-
800 mg/L). Studi kinetik mendapatkan inhibisi flavonoids adalah inhibisi
kompetitif dengan afinitas (α) 2.32 dan p < 0.01. Fraksionasi menghasilkan 11
fraksi dengan aktivitas paling tinggi pada fraksi 4 yaitu 79%. Analisis GC-MS
dari fraksi 4 menunjukkan ada 39 senyawa organik dan fragmen flavonoid.

 Data keamanan

Data keamanan LD50 : ekstrak air pada tikus per oral 8,5 g/kg BB. Ekstrak
air bersifat non toksik pada tikus sampai dengan dosis 10 g/kg BB.
Toksisitas subkronik peroral pada tikus dengan dosis 300, 600 dan 1200
mg/kg BB tidak menimbulkan perubahan pada organ.
 Indikasi : Hiperurisemia
 Kontraindikasi : Kehamilan dan menyusui
 Peringatan : Belum diketahui
 Efek Samping : Belum diketahui
 Interaksi : Belum diketahui

 Farmakologi
Flavonoid yang terkandung dlam ekstrak daun sidaguri memiliki efek
inhinbitor xanthine oksidase sehingga dapat mengurangi efek asam urat
yang berlebih yang berlangsung melalui mekanisme ihibisi kompetitif dan
interaksi dengan enzim pada gugus samping.
 Penggunaan empiris

1. Ambil tanaman sidaguri100 gram dan dipotong kecil-kecil


2. Cuci batang dan akar sidaguri dengan air bersih
3. Rebus akar tanaman sidaguri yang sudah di potong-potong ke dalam 3
gelas ai hingga tersisa 1 gelas
4. Setelah tersisa satu gelas , tiriskan
5. Saring dan konsumsi obat asam urat tanaman sidaguri 1 kali sehari
 Nama ilmiah : Acalypha indica L.
 Nama daerah Anting-anting, lateng, akar kucing, rumput bolongbolong, rumput kokosongan,
Anting – Anting
anteng-anteng
 Bagian yang digunakan : Akar

 Klasifikasi :
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Acalypha
Spesies: Acalypha australis L.

 Deskripsi tanaman/simplisia
Tinggi tanaman sekitar 1,5 meter 60 cm dengan batang tegak, bulat, berambut halus, dan
berwarna hijau. Daunnya merupakan daun tunggal ,pertulangan menyirip.. Mahkota bunga
berbentuk bulat telur, berambut, dan berwarna hijau merah. Buahnya berbentuk kotak
berwarna hitam dengan biji bulat panjang berwarna coklat. Akarnya merupakan akar tunggang
berwarna putih kotor.

 Kandungan kimia
Akar anting-anting mengandung senyawa-senyawa dari golongan alkaloid (pyranoquinolinone
alkaloid flindersin), tannin (antara lain tri-O-methyl ellagic acid), sterol, flavonoid (biorobin,
kaempferol derivatives nicotiflorin, clitorin, mauritianin)
 Data Keamanan
Pada uji toksisitas akut, nilai LD50 ekstrak air herba A. indica Linn.
pada mencit per oral adalah 8,13 g/kg BB, Toksisitas subkronik  Peringatan Alergi
rebusan akar anting-anting dengan dosis 13,5; 27; dan 54 g/kg BB ulkus peptikum, perlu perhatian
tikus selama 90 hari maupun pada hari ke-115 tidak mempengaruhi bila terjadi perubahan warna darah
fungsi organ jantung, hati, ginjal, dan hematologinya, baik pada menjadi coklat akibat efek toksik
kelompok tikus jantan maupun betina. turunan siano-glikosida

 Uji Praklinik
Pemberian rebusan akar anting-anting dosis 2,7; 5,4

S W
dan 10,8 g/200 g BB selama 15 hari pada tikus putih
yang diinduksi dengan kafein dapat menurunkan  Efek Samping
kadar asam urat darah. Penelitian pada tikus yang
mengalami hiperurisemia yang diinduksi dengan Sejauh ini tidak dijumpai efek
kalium oksonat, pemberian rebusan akar anting- samping kecuali pemberian dosis
anting dengan dosis 2,7; 5,4 dan 10,8 g/200 g BB tinggi menyebabkan iritasi pada
selama 2 minggu dapat menurunkan kadar asam lambung dan usus. Dermatitis
urat darah. Namun efek tersebut masih lebih rendah kontak dengan getah tanaman
dibandingkan dengan alopurinol 36 mg/200 g BB. segar.

 Indikasi
Hiperurisemia
 Interaksi Estrogen
 Kontraindikasi

O T
Tanaman lain yang mengandung
Penderita defisiensi G6PD, glikosida sianiogenik misalnya
infertilitas singkong, biji apel, pir, plum, dan
aprikot. l. Posologi 4x1
kapsul (520 mg serbuk
ekstrak)/hari
Penggunaan secara empiris
1. Pertama cabut tanaman anting-anting hingga akarnya. Kumpulkan hingga kurang lebih 100 gram
2. Tanaman yang sudah dikumpulkan lalu dicuci bersih dan dikeringkan dengan cara dijemur
3. Ambil hingga 40-60 gram tanaman anting-anting yang kering untuk dibuat menjadi ramuan
4. Masukkan tanaman anting-anting kering ke dalam panci yang sudah di isi 3 gelas air lalu di rebus
5. Diamkan rebusan hingga mendidih dan tersisa air hingga satu gelas saja
6. Disaring airnya dan kemudian ditiriskan
Daun Salam
 Klasifikasi

Kingdom: Plantae
Superdivisi: Spermatophyta
Class: Dicotyledoneae
Order: Myrtales
Family: Myrtaceae
Genus: Syzygium
Species: Syzygium polyanthum

 Deskripsi tanaman/simplisia
Pohon, bertajuk rimbun, tinggi sampai 25 meter. Daun tunggal, bila
diremas berbau harum, bertangkai pendek. Helai daun berbentuk jorong
memanjang. Ujung dan pangkal daun meruncing, tepi rata.. Tulang daun
menyirip dan menonjol pada permukaan bawah.
 Nama Ilmiah
Syzygium polyanthum
 Kandungan kimia:
 Nama lokal Minyak atsiri, tanin, flavonoid, saponin, triterpenoid, polifenol, dan
Meselangan (sumatra), ubar serai (malaysia), alkaloid.
salam (jawa)
 Toksisitas
 Bagian yang digunakan: Daun Toksisitas flavonoid sangat rendah, namun apabila senyawa
ini dikonsumsi secara berlebihan (dosis tinggi), maka senyawa ini
mungkin dapat berperan sebagai mutagen dan menghambat enzim-enzim
tertentu yang penting untuk metabolisme hormon (Skibola dan Smith,
2000).
 Efek Samping
Penurunan kadar gula darah (efek hipoglikemik), alergi,
 Uji Praklinik infeksi kulit dan sesak napas.

Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan (Mus  Interaksi Obat
musculus) 30-40 gram dan umur 2-3 bulan. Sebelum diberi perlakuan
hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 2 jam dengan tetap - Meningkatkan kadar depressan CNS dan opiod
diberi minum. Setelah itu mencit di induksi menggunakan potasium - Meningkatkan efek hipoglisemik pada insulin dan obat
oksonat berfungsi sebagai induktor hiperurisemia. diabetes.
Setelah itu hewan uji dibagi menjadi beberapa kelompok Dosis
perlakuan, yaitu meliputi: kelompok kontrol negatif / hiperurisemia Dosis ekstrak daun salam tunggal 200 mg/kgBB mampu
(potassium oksonat dosis 250 mg/kgBB), kontrol positif (allopurinol menurunkan kadar asam urat secara efektif dengan
dosis 10 mg/kgBB), ekstrak air daun salam dan Jinten Hitam dosis persentase penurunan 79,35% dibandingkan dengan ekstrak
tunggal (200 mg/kgBB). Pemberian sediaan uji dilakukan satu jam tunggal jinten hitam dan kombinasinya yaitu 61,9% dan
setelah induksi hiperurisemia (potassium oksonat dosis 250 mg/kgBB). 72,90%
 Farmakologi
Berdasarkan data uji praklinik antihiperurisemia, ekstrak daun
Salam dan Jinten Hitam dan kombinasinya dengan dosis tunggal 200 Kandungan flavonoid pada daun salam mempunyai aktivitas
mg/kgBB terbukti berpotensi menurunkan kadar asam urat dalam sebagai antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim
darah mencit putih jantan galur Balb-C yang dinduksi potassium xanthin oksidase sehingga pembentukan asam urat terhambat
oksonat dengan prosentase penurunan kadar asam urat berturut-turut
adalah kurang lebih sebesar 79,35%, 61,29% dan 72,90%. Sedangkan
penurunan oleh allopurinol sebesar 93,55%.  Ekstrak & Simplisia
Daun salam segar dipisahkan dari pengotor, dicuci hingga bersih,
kemudian ditiriskan, dan ditimbang sehingga diperoleh berat basah
 Indikasi sebesar 5 kg. Selanjutnya daun tersebut dikeringkan dalam lemari
Hiperurisemia pengering pada temperatur ± 400C sampai daun kering. Simplisia
yang telah kering diblender sampai halus, ditimbang, Lalu
dimasukkan ke dalam wadah tertutup rapat dan disimpan pada
 Kontraindikasi suhu kamar. Serbuk simplisia daun salam 500 g diinfundasi dengan
akuades pada suhu 900C ± 15 menit, selanjutnya disaring, filtrat
Penggunaan bersama obat diabetes diuapkan diatas penangas air sampai diperoleh ekstrak yang kental
dengan berat yang konstan.
Penggunaan secara empiris

1. Disiapkan dulu 10 lembar daun salam dan 2 gelas air


2. Kemudian dicuci sampai bersih
3. Lalu rebus daun salam tersebut dengan 2 gelas air
4. Kemudian setelah tersisa setengahnya angkat dan tiriskan
5. Minumlah ramuan daun salam tersebut secara teratur sebanyak 2 kali sehari
• Neurat 30 Kapsul Obat Asam Urat
 Produk obat merupakan salah satu obat herbal dari
bahan alami yang bermanfaat untuk • Komposisi
membantu mengobati asam urat. Dibuat
 Syzigium Polyanthi Folium Ekstrak
dari tanaman herbal tradisional pilihan
217 mg (Daun Salam)
dan berkualitas seperti daun salam,
seledri, dan jintan hitam. Salah satu  Apium Graveolens Herba Ekstrak
bahannya yaitu daun salam mengandung 167mg (Seledri)
minyak atsiri, tannin, dan flavonoid yang
dapat menurunkan kadar asam urat  Nigellae Sativa Semen Ekstrak 117mg
dengan jalan menghambat kerja ezim (Jintan Hitam)
xantin oksidase sehingga dapat
menghambat pembentukan asam urat.
Neurat diproses secara higienis dan • Aturan Minum
modern serta dikemas dalam bentuk  Untuk pengobatan: Sehari Minum 2 x
kapsul sehingga lebih praktis untuk selang 1 jam minum 2 kapsul lagi.
dikonsumsi. Produk ini juga sudah
terdaftar di BPOM sehingga aman dan  Untuk pencegahan: 1 x 2 kapsul sehari.
terjamin kualitasnya.
• Manfaat • Keterangan
Membantu menurunkan kadar asam Isi 30 Kapsul
urat, meredakan rasa pegal linu, bengkak
dan nyeri di persendian akibat tingginya No. Registrasi POM TR 051344311
kadar asam urat dalam darah dan
menghilangkan rasa nyeri pada
persendiaan.
Get a modern
PowerPoint
Presentation that is
Putri Malu beautifully designed.

 Nama ilmiah
Mimosa pudica

 Nama lokal
Sihirput, sikerput (Batak), padang getap (Bali), daun kaget-
kaget (Manado), rebah bangun (Minangkabau), kucingan
(Jawa), rondo kagit (Sunda), dan todusan (Madura)

 Bagian yang digunakan: Herba


 Klasifikasi
 Senyawa aktif Kingdom: Plantae
Fraksi fenolik putri malu mengandung flavonoid chysin, apigenin, luteolin, Divisi: Magnoliophyta
kaempferol, galangin, quercetin, rhamnetin, myricetin, gossypetin. Bagian Kelas: Magnoliopsida
daun, batang, dan akar putri malu (Mimosa pudica Linn) mengandung Ordo: Fabales
senyawa mimosin, tanin, alkaloid dan saponin. Famili: Fabaceae
Genus: Mimosa
Spesies:Mimosa pudica L.
 Deskripsi Tanaman
Habitat tumbuhan putri malu (Mimosa pudica Linn) dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia
dengan ketinggian 1 - 1200 m di atas permukaan laut. Putri malu (Mimosa pudica Linn) biasanya tumbuh merambat
atau kadang berbentuk seperti semak dengan tinggi antara 0,3 - 1,5 m. Putri malu (Mimosa pudica Linn) biasa
tumbuh liar di pinggir jalan atau di tempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Memiliki akar tunggang
berwarna putih kekuningan. Batang berbentuk bulat, berbulu, dan berduri tajam. Bagian batang putri malu terdapat
bulu halus dan tipis berwarna putih. Bentuk daun menyirip, bertepi rata, berbentuk kecil tersusun secara majemuk,
berbentuk lonjong serta letak daun berhadapan.

 Farmakologi
Senyawa flavonoid Yang terdapat dalam tumbuhan putri malu bertindak sebagai inhibitor xanthine oxcidase
sehingga dapat menghambat pembentukan asam urat dalam tubuh. Jenis flavonoid yang berperan dalam
penghambatan adalah kaempferol dan kuersetin dapat menghambat xanthine oxidase

 Ekstrak
Pembuatan Ekstrak Etanol Herba Putri Malu
Pembuatan ekstrak etanol herba putri malu dengan menggunakan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70 %.
Penyarian dilakukan sebanyak tiga kali. Filtrat yang diperoleh dikocok dengan natrium sulfat anhidrat kemudian
diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 700C. Proses ini dilakukan sampai mendapatkan ekstrak
kental dan tidak berbau etanol, kemudian dikeringkan diatas waterbath sambil terus diaduk hingga menjadi ekstrak
kering.

 Indikasi : Mengurangi kadar asam urat

 Efek samping : -

 Kontraindikasi: -

 Farmakokinetika: -
 Uji praklinis
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan galur Swiss dengan berat rata-rata 20-30 gram
dan berumur 2-3 bulan. Hewan uji yang berjumlah 30 ekor mencit dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 ekor. Peningkatan kadar asam urat pada mencit dilakukan dengan cara pemberian diet purin
tinggi berupa jus hati ayam. Efek pemberian jus hati ayam sebagai peningkat kadar asam urat.Pemberian ekstrak etanol
herba putri malu dosis 0,25g/Kg BB selama1 hari dan 3 hari dapat menurunkan kadar asam urat 0,860 mg/dL dan 1,105
mg/dL. Pemberian ekstrak dosis 0,5g/Kg BB setelah pemberian 1 hari dan 3 hari terjadi penurunan sebesar 0,658 mg/dL
dan 1,400 mg/dL.Ekstrak etanool herba putri malu dosis setelah pemberian 1 hari dan 3 hari mempunyai efek
menrunkan kadar asam urat dalam darah yang diinduksi jus hati ayam.

 Toksisitas
Harga LD50 dari ekstrak etanol herba putri malu pada mencit adalah 2 ± 0,865 g/kg BB. Berdasarkan klasifikasi
toksisitas relatifnya termasuk dalam kategori toksisitas sedang yaitu dalam rentang 0,5-5 g/kg BB. LD50
dionversika ke dalam dosis manusia maka diperoleh harga LD50 untuk manusia sebesar 15,516 g/kg BB.

 Dosis
Ekstrak herba etanol putri malu dosis 0,5 gram paling efektif dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah

 Penggunaan secara empiris yaitu direbus herba putri malu dengan 1 liter air dan dibagi menjadi 3 gelas lalu
disaring. Sedangkan cara pemakaian adalah diminum 3 kali sehari 1 gelaas
Pegagan  Klasifikasi
Kingdom
Subkingdom
: Plantae
: Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica

 Deskripsi tanaman/simplisia
Herba tahunan tanpa batang dengan rimpang pendek. Daun
tunggal, tersusun dalam roset yang terdiri dari 2-10 daun,
kadang agak berambut..Bunga umumnya 3, yang di tengah
duduk, yang di samping bergagang pendek. Buah pipih,
kurang lebih 7 mm dan tinggi kurang lebih 3 mm, berlekuk
 Nama Ilmiah : Centella asiatica dua, jelas berusuk, berwarna kuning kecoklatan, berdinding
agak tebal.
 Nama Daerah : Pegaga (Aceh), Pegago
(Minagkabau), Kaki kuda (Melayu),
Antana Bener (Sunda), Gan gagan
(Madura)

 Bagian yang digunakan : Herba


 Indikasi: hiperurisemia

 Kontraindikasi :
Kehamilan, menyusui, anak-anak, alergi, gangguan hepar dan epilepsi

 Efek Samping :
infertilitas, alergi kulit pada pemakaian topikal, dan efek sedatif/menekan
sistem saraf.

 Toksisitas : belum diketahui

 Kandungan kimia  Uji Praklinis


Kandungan herba pegagan antara lain:  Hewan uji yang digunakan yaitu mencit jantan galur balb/c yang sehat
senyawa triterpenoid yaitu asam asiatikosida, berat 20-30 gram dengan umur 3-4 bulan. Sebelum hewan uji diberikan
asam madekasida, thankunisida, perlakuan, terlebih dahulu ditimbang berat badannya yang bertujuan untuk
isothankunisida, brahminosida, asam brahmat, penyesuaian dosis yang akan diberikan. Setiap akan diberikan perlakuan,
hydrocotyline, unidentified terpene acetate, hewan uji harus dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam untuk
camphor, sineol, kaempesterol, stigmasterol, pengosongan lambung. Sebelum diberi perlakuan, mencit dibuat
sitosterol, senyawasenyawa poliasetilena, hiperurisemia dengan cara diberi kafein sebagai penginduksi . kemudian
kaempferol, kuersetin, myo-inositol, vallerin, dilakukan pengukuran kadar asam urat setelah enam hari pemberian
asam amino, dan resin; zat pahit yaitu kafein untuk melihat peningkatan kadar asam uratnya.
villarine; vitamin B Pegagan mengandung  Selanjutnya masing-masing kelompok mencit diberi perlakuan setiap hari
flavonoid total sebanyak 444,0 mg/kg berat selama 9 hari dan pengambilan darah dilakukan setiap 3 hari sekali.
kering dengan kaempferol sebanyak 20,5 Hewan uji dikelompokkan menjadi enam kelompok uji yaitu: -Kelompok I :
mg/kg berat kering, dan kuersetin sebanyak Diberikan suspensi CMC dosis 0,5%
423,5 mg/kg berat kering (Miean dan Suhaila, -Kelompok II : Diberikan suspensi kafein dosis 37,8 mg/kg BB
2000). -Kelompok III : Diberikan suspensi EEHP dosis 50 mg/kg BB
-Kelompok IV : Diberikan suspensi EEHP dosis 100 mg/kg BB
-Kelompok V : Diberikan suspensi EEHP dosis 200 mg/kg BB
-Kelompok VI : Diberikan suspensi allopurinol dosis 18,2 mg/kg BB
 Dari uji yang telah dilakukan, didapatkan dosis yang dapat menurunkan
kadar asam urat, yaitu dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 200 mg/kg
BB.
 Farmakologis
Flavonoid mempunyai kemampuan untuk menurunkan asam urat
dengan menghambat aktivitas xhantine oksidase pada basa purin
sehingga akan menurunkan produksi asam urat. Jenis flavonoid yang
berperan dalam penghambatan adalah kaempferol dan kuersetin dapat
menghambat xanthine oxidase

 Ekstrak
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol
70%. Satu bagian serbuk kering herba pegagan dimasukan ke dalam
maserator, ditambah 10 bagian etanol 70%, direndam selama 6 jam sambil
sekali-sekali diaduk, kemudian didiamkan selama 24 jam. Maserat
dipisahkan dan proses diulangi sebanyak dua kali dengan jenis dan jumlah
pelarut yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan
water bath hingga diperoleh ekstrak kental

 Dosis
Ekstrak etanol herba pegagan yang menunjukkan penurunan kadar asam
urat yang paling efektif yaitu pada dosis 100 mg/kg BB
Mahkota
Dewa
 Nama ilmiah : Phaleria macrocarpa

 Nama Daerah : mahkota dewa, simalakama ( sumatra)

 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Filum : Tracheophyta  Deskripsi tanaman/simplisia
Kelas : Magnoliopsida tanaman mahkota dewa umumnya memiliki ketinggian pohon 1.5-2.5. Daunnya
Ordo : Malvales berbentuk lonjong, langsing memanjang berujung lancip, berupa daun tunggal yang
Famili : Thymelaeaceae tersusun berhadapan dengan tangkai bulat. Bunganya harum berwarna putih
Genus : Phaleria berbentuk terompet majemuk sebesar bunga cengkeh. Buahnya berkulit licin,
Spesies : Phaleria macrocarpa beralur, bentuknya bulat seperti bola, ukurannya bervariasi, dari sebesar pingpong
sampai sebesar apel merah.
 Bagian yang digunakan: daging buah

 Kandungan kimia
Di dalam kulit buah mahkota dewa terkandung  Simplisia (pembuatan serbuk)
senyawa alkaloid, tanin, saponin, dan flavonoid, Buah mahkota dewa yang sudah dipisahkan dari bijinya, dicuci dengan air yang
lignin, minyak atsiri, fenol dan sterol. mengalir untuk menghilangkan drai kotoran. Kemudian dikeringkan dengan oven
agar pengeringannya merata dalam waktu cepat dan tidak dipengaruhi oleh cuaca.
Selanjutnya dibuat serbuk dengan cara di blender hingga halus .
 Ekstrak
Pembuatan ekstrak etanol mahkota dewa menggunakan  Indikasi : Hiperurisemia
metode maserasi. Serbuk mahkota dewa sebanyak 300  Kontraindikasi : Ibu hamil
gram dimasukkan ke dalam sebuah bejana tertutup lalu
direndam dengan etanol 70% sebanyak 1250 ml hingga  Efek Samping : Sakit kepala kronis
semua bagian serbuk terendam selama 5 hari dengan
beberapa kali penggojokan. Setelah 5 hari diperas.
Kemudian sari diendapkan selama 1 malam lalu disaring  Dosis
dan filtratnya disimpan. Kemudian dipekatkan dengan , Sediaan ekstrak etanol daging buah mahkota dewa
menggunakan cawan porselin di atas penangas air dosis 1,25; 2,5 dan 5 g/kgBB mampu menurunkan
sampai pelarut menguap semua sehingga didapat ekstrak kadar asam urat berturut-turut sebesar 46,87; 43,75
kental. dan 60,94% dari kondisi hiperurisemia

 Uji Praklinik  Toksisitas:


 Pengujian ekstrak etanol mahkota dewa menggunakan hewan coba mencit putih Data keamanan buah mahkota dewa menunjukkan LD50
jantan galur swiss dengan berat badan 20-30 gram yang berumus 2-3 tahun infus biji adalah 3,835 mg/10BB IP mencit. LD50 infus buah
dilakukan selama 1 minggu.Sebelum digunakan untuk penelitian, hewan uji Add Text
adalah 67,04mg/10g BB ip mencit dan harga LD50 ekstrak
diadaptasikan selama 1 minggu dan setelah itu di induksi dengan potassium buah adalah 36,5mg/10g BB ip encit. Hal ini menunjukkan
oksonat. buah mahkota dewa tanpa biji termasuk dalam kategori
 Pengujian selanjutnya adalah uji perlakuan, menggunakan 25 ekor mencit yang
telah ditimbang lalu dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing 5 ekor, yaitu: 1.
Kontrol negatif : diberi CMC Na 0,5% p.o 0,5ml/20gBB 2. Kontrol positif : diberi
B
tidak toksik , namun biji mahkota dewa menunjukkan
adanya efek toksik.

allopurinol p.o 10mg/kgBB atau 0,2mg/20gBB 3. Ekstrak etanol 1 : diberi


ekstrak etanol daging buah mahkota dewa p.o dosis 1,25g/kgBB 4. Ekstrak
etanol 2 : diberi ekstrak etanol daging buah mahkota dewa p.o dosis 2,5g/kgBB  Farmakologi
5. Ekstrak etanol 3 : diberi ekstrak etanol daging buah mahkota dewa p.o dosis Daging mahkota dewa mengandung flavonoid. Flavonoid
5g/kgBB. Satu jam setelah perlakuan, diinduksi dengan potassium oxonate mempunyai kemampuan untuk menurunkan asam urat
secara intraperitoneal 250mg/kgBB. dengan menghambat aktivitas xhantine oksidase pada basa
 Berdasarkan hasil penelitian, sediaan ekstrak etanol daging buah mahkota dewa purin sehingga akan menurunkan produksi asam urat. Jenis
dosis 1,25; 2,5 dan 5 g/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat berturut- flavonoid yang berperan dalam penghambatan adalah flavol
turut sebesar 46,87; 43,75 dan 60,94% dari kondisi hiperurisemia. Salah satu dan flavonol.
senyawa yang berperan dalam menurunkan kadar asam urat adalah flavonoid.
Daging buah mahkota dewa diketahui mengandung flavonoid. Ekstrak etanol
daging buah mahkota dewa mempunyai kadar flavonoid yang paling besar
(45,734 µg/mg)
.
Pembuatan secara empiris
1. Siapkan daging buah mahkota dewa kurang lebih sebanyak 5 gram
2. Rebus daging buah tersebut dalam ,5 liter air atau sekitar 5 gelas
3. Perebusan menggunakan api sedang dan dibiarkan hingga air tersisa setengahnya
4. Ramuan diminum 3 kali 1 gelas setiap hari
 Deskripsi Tanaman/Simplisia

Seledri Tanaman tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas.
Batang persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna
hijau. Daun majemuk menyirip, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputihan.

 Kandungan Kimia
Flavonoid, saponin, tannin 1%, minyak atsiri 0,033%, flavor-glukosida (apiin),
apigenin, kolin, lipase, asparagin, zat pahit, vitamin (A,B,C). Akar mengandung
asparagin, manit, minyak atsiri, pentosan, glutamin, dan tirosin.

 Simplisia
Pembuatan simplisia dilakukan dengan mengumpulkan dan diambil daun seledri
secukupnya, kemudian disortasi basah, perajangan, dikeringkan dengan cara di
angin-anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung dan disortasi kering. Serbuk
 Nama ilmiah : Apium graveolens simplisia yang sudah jadi diekstraksi secara maserasi dengan etanol 96%, lalu
disaring, dipekatkan dengan rotavapor dan diuapkan di atas penangas air.
 Nama Daerah : Seledri, saladri , seleri, daun
Nama simplisia : Apii graveolentis Herba (herba seledri), apii graveolentis Radix (akar
soh (Jawa), Oeun Sop (Aceh), Salada
seledri), Apii graveolentis Folium (daun seledri), Apii graveolentis Fructus (Buah
(Sunda), khen chaai (Turki)
seledri)
 Bagian yang digunakan: Daun
 Ekstrak
 Klasifikasi : Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi. Ekstraksi dengan metode
Kingdom : Plantae maserasi dilakukan dengan perendaman selama 3 kali 24 jam dengan sesekali di
Divisi : Magnoliophyta aduk. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan penarikan senyawa yang lebih
Kelas : Magnoliopsida sempurna sehingga semua senyawa dapat terekstraksi seluruhnya. Pemekatan
Ordo : Apiales ekstrak dilakukan pada alat rotavapor dan diuapkan diatas penangas air untuk
Famili : Apiaceae memperoleh ekstrak yang kental
Genus :Apium
Spesies : Apium graveolens
 Indikasi : Hiperurisemia
 Kontraindikasi: Wanita hamil dan menyusui
 Efek Samping : anafilaksis, hipersensitifitas, dermatitis kontak

 Interaksi obat
Obat-obatan yang meningkatkan sensitifitas terhadap sinar
matahrari,Obat penenang Obat-abat yang mempengaruhi
 Uji Praklinis
fungsi tiroid
 Hewan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih karena tikus
memiliki proses absorbsi sistem pencernaan dan sistem metabolisme  Toksisitas
terhadap obat uji yang relatif mirip dengan sistem pencernaan manusia. Dosis ekstrak etanol daun seledri yang paling efektif dalam
Pemilihan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) sebagai hewan uji karena menurunkan kadar asam urat yaitu dosis 50 mg/kg BB yang
tikus jantan memiliki kestabilan hormonal dibanding tikus betina, karena tikus merupakan variasi dosis ekstrak etanol daun seledri yang
betina mengalami siklus estrus masa kehamilan dan menyusui yang akan terkecil. Hal ini disebabkan karena belum dilakukan uji toksisitas
mempengaruhi kondisi psikologis hewan uji. pada dosis 100 dan 200 mg/kg, sehingga penggunaan dosis
 Mulanya hewan dipuasakan selama 18 jam dan ditimbang bobot badannya. terkecil dapat meminimalisir efek samping toksik dari ekstrak
Sebelum diberikan perlakuan, hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yang diberikan, artinya dosis 50 mg/kg BB merupakan
yaitu kelompok 1 (kontrol normal), kelompok 2 (kontrol negatif), kelompok 3 konsentrasi terbaik untuk menurunkan kadar asam urat.
(kontrol positif), kelompok 4 (ekstrak daun seledri 50 mg/kg BB), kelompok 5
(ekstrak daun seledri 100 mg/kg BB), dan kelompok 6 (ekstrak daun seledri
200 mg/kg BB). Dilakukan pengukuran kadar asam urat awal pada semua
 Farmakologis
kelompok hewan uji. Kemudian diinduksi kalium oksonat secara
Senyawa golongan flavonoid bekerja dengan cara menghambat
intraperitoneal setelah 2 jam di ukur kadar asam uratsetelah di induksi dan
xanthine oksidase sehingga dapat mengurangi poduksi asam urat
juga pada saat jam ke 4 dan ke 6
yang berlebihan, alkaloid juga mampu menekan dan mengurangi
 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
frekuensi serangan akut dan menghilangkan rasa nyeri dengan cara
bahwa: 1. Ekstrak etanol daun seledri (Apium graveolens Linn.) dengan
menghambat sintesis dan pelepasan leukotrien. Sedangkan senyawa
variasi dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB dapat
tannin diketahui dapat mengikat radikal bebas selama perubahan
memberikan efek penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan (Rattus
purin menjadi asam urat dan tanin juga besifat astrigensi sehingga
norvegicus). 2 Ekstrak etanol daun seledri (Apium graveolens Linn.) dengan
dapat menciutkan selaput lendir. Saponin bekerja dengan cara
dosis 50 mg/kg BB merupakan dosis efektif dalam menurunkan kadar asam
mengurangi aktivitas enzim xantin oksidase dalam serum.
urat darah pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus).
Pengobatan penyakit gout dapat dilakukan dengan cara menurunkan
konsentrasi asam urat dalam darah ataupun dengan mengurangi rasa
nyeri yang ditimbulkan.
 Dosis
Dosis ekstrak etanol daun seledri yang paling efektif dalam menurunkan kadar asam
urat yaitu dosis 50 mg/kg BB

 Farmakokinetik
Absorbsi mannitol pada tubulus ginjal sangat sedikit dan tidak disekresikan oleh tubulus
ginjal. Hanya sebagian kecil dosisi mannitol yang akan dimetabolisme tubuh.
Metabolisme terjadi di hepar dimana manito dikonversikan menjadi glikogen. Manitol
tidak dapat menembus sawar darah otak. Kira-kira 80% dari 100 gram manitol dapat
dideteksi dalam urin dalam 3 jam dan berkurang seiring waktu. Pada konsetrasi puncak
manitol akan menunjukkan kurang dari 10% reabsrbsi tubulus dan tidka di ekskresikan
oleh sel tubulus ginjal

 Penggunaan secara empiris yaitu 30-40 lembar daun seledri direbus lalu air
rebusannya di minum 2 kali sehari 1 gelas
Jurnal Acuan
Jurnal Acuan
Jurnal Acuan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai