Anda di halaman 1dari 37

DISLIPIDEMIA

Kelompok 1
Annisa Gusfany - 1708109010022
Asri Maulida - 1708109010047
Masna Sari - 1708109010004
Miftah Hasan - Sekiansekiansekian
Munawar Satria - 1508109010020
Nabilah Shafwat – 1708109010011
Nila Hasrializa - 1708109010012
Nurdila Azana - 1708109010014
Zuhra Zarita Putri - 1708109010015
Table of Contents

01 Epidemiology
02 Sign and Symptom
03 Etiology
04 Pathophysiology
05 Therapy
06 Monitoring
Epidemiologi
demiologi
ologi -

Data dari American Heart Association diperkirakan


bahwa saat ini terdapat 98 juta warga Amerika
mempunyai kadar kolesterol lebih dari 200 mg/dl dan
diperkirakan akan terus meningkat. Dislipidemia
merupakan faktor resiko primer utuk penyakit jantung
koroner dan berperan sebelum faktor resiko utama
lainnya muncul. Data epidemiologi menunjukkan
bahwa setiap penurunan LDL sebesar 30 mg/dL maka
akan terjadi penurunan resiko untuk penyakit jantung
coroner sebesar 30%.

(Grandy, 2004)
Sign and Symptom
Xanthoma ( penimbunan lemak)
Xanthelesma (penimbunan lemak dibawah lipid mata)
Angina
Rasa sakit pada bagian abdominal
Pembengkakan limpa
Pembengkakan hati

Peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida


Serangan jantung
Obesitas dan intoleransi glukosa yang tinggi
Adanya jerawat di area tubuh
Adanya plak di arteri
Adanya cincin putih atau abu-abu buram di tepi
kornea mata

(IJNTPS, 2014)
Sign and Symptoms
Arcus Senilis

Hanthelasma of eyelid

Plak di Arteri Pimple


Etiology Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang berhubungan dengan rendahnya kolesterol HDL. Resiko
terjadinya dislipidemia pada wanita lebih besar daripada pria. Sebagaimana penelitian Cooper
pada 589 perempuan didapatkan respon peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu kadar LDL
kolesterol meningkat lebih cepat sedangkan kadar HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio
kadar kolesterol total/HDL menjadi rendah.

Usia (Age)
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu juga dengan
penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan dalam tubuh semakin meningkat
dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relative tidak
berubah. Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapat ditemukan di pembuluh darah.
Prevalensi hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat
sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun.

Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor terjadinya dislipidemia. Dalam ilmu genetika
menyebutkan bahwa gen diturunkan secara berpasangan memerlukan satu gen dari ibu dan
satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dan diakibatkan oleh factor dislipidemia
primer karena faktor genetic.

(Djauzi, 2005)
E Kegemukan
Salah satu penyebab kolesterol naik adalah karena kelebihan berat badan atau juga bisa disebut
T dengan penyakit obesitas. Kelebihan berat badan ini juga bisa disebabkan oleh makanan yang
I terlalu banyak yang mengandung lemak jahat tinggi di dalamnya. Kelebihan berat badan dapat
meningkatkan trigliserida dan dapat menurunkan HDL
O
L Olahraga
Manfaat berolahraga secara teratur dapat membantu untuk meningkatkan kadar kolesterol baik
O atau HDL dalam tubuh. Selain itu berolahraga mampu meproduksi enzim yang berperan untuk
membantu proses memindahkan kolesterol LDL dalam darah terutama pada pembuluh arteri
G kemudian dikembalikan menuju ke hati untuk diubah menjadi asam empedu. Asam empedu ini
Y Obesitas diperlukan melancarkan proses pencernaan kadar lemak dalam darah. Semakin rutin
berolahraga dengan teratur maka kadar kolesterol LDL dalam tubuh akan semakin berkurang
sampai menuju ke titik normal (Arisman, 2008).

Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan menurunkan
kolesterol HDL. Ketika pengguna rokok menghisap rokok maka secara otomatis akan
memasukkan karbon monoksida ke dalam paru-paru dan akan merusak dinding pembuluh darah.
Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang hormone adrenalin, sehingga akan
Merokok mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah
(Anwar, 2004).
Makanan
Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan arterosklerosis. Asupan tinggi
kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolestertol total dan LDL sehingga mempunyai
resiko terjadinya dislipidemia (Anwar, 2004).
Lipid dalam Darah
Kolesterol Trigliserida Fosfolipid
Asam Lemak LIPO
Bebas PROTEIN

Lipid Bersifat Tak Larut dalam


Darah

Butuh Zat Pelarut :


apolipoprotein atau apoprotein

Lipoprotein :
Ikatan Lipid dengan Protein
Jenis Lipoprotein
Chylomicron

VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

IDL (Intermediate Density Lipoprotein)

LDL (Low Density Lipoprotein)

HDL (High Density Lipoprotein)


Jenis Lipoprotein
Metabolisme Lipid
Jalur Eksogen
Trigliserida dan kolesterol dari makanan berlemak di dalam usus halus di
absorpsi ke dalam enterosit mukosa usus halus

Trigliserida diserap dalam bentuk asam lemak bebas, sedangkan kolesterol di


serap dalam bentuk kolesterol ester.

Keduannya kemudian diubah kembali ke bentuk semula didalam usus


halus, lalu bersama dengan fosfolipid dan apoliprotein akan membentuk
lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron

Kilomikron ini akan terbawa ke dalam aliran darah. Trigliserida lipase sehingga
terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnant

Sisa kilomikron (mengandung banyak kolesterol) berikatan dengan reseptor di


permukaan sel hepatik dan masuk kedalam sel hepatik tersebut secara
endositosis, lalu dikatabolisme oleh lisosom, menghasilkan asam empedu.
Jalur Endogen

Hati mensintesis trigliserida dan kolesterol, trigliserida diangkut secara


endogen ke sirkulasi dalam bentuk VLDL

VLDL dihidrolisis oleh lipoprotein lipase pada jaringan kapiler,


menghasilkan asam lemak bebas dan remnant VLDL yang disebut IDL

LDL dihidrolisis oleh lipoprotein lipase dan sisanya disebut dengan LDL

LDL berikatan dengan jaringan target dan mengalami endositosis.


LDL dihidrolisis oleh lisosom dan menghasilkan kolestrol
Jalur Metabolisme
Lipid
Patofisiologi Dislipidemia
sintesis
kolesterol di hati densitas reseptor
Tinggi lemak LDL menurun
meningkat

Aterosklerosis LDL melepas


dan PJK membentuk plak lemak
Aterosklerosis Effects

Kadar kolesterol meningkat dan


1 berlebih dalam darah

2 tumpukan plak

menghambat aliran darah arteri


3 pembuluh darah

menyebabkan serangan jantung


dan stroke
Patofisiologi Obesitas dengan Dislipidemia
Aktivitas Fisik :
Olahraga
Bulutangkis
Terapi Non Farmakologi

Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang disarankan meliputi program latihan yang mencakup
setidaknya 30 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang 4 sampai 6
kali seminggu. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda
statis, ataupun berenang. Selain aerobik, aktivitas penguatan otot
dianjurkan dilakukan minimal 2 hari seminggu
Terapi Nutrisi Medis
Bagi orang dewasa, disarankan untuk mengkonsumsi diet rendah kalori
yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran (≥ 5 porsi /hari), biji-bijian (≥ 6
porsi / hari), ikan, dan daging tanpa lemak. Asupan lemak jenuh, lemak
trans, dan kolesterol harus dibatasi, sedangkan makronutrien yang
menurunkan kadar LDL-C harus mencakup tanaman stanol/sterol (2
g/hari) dan serat larut air (10-25 g /hari).
Berhenti Merokok
Merokok dapat mempercepat pembentukan plak pada koroner dan dapat
menyebabkan ruptur plak, sehingga sangat berbahaya bagi orang dengan
aterosklerosis koroner yang luas. Sejumlah penelitian menunjukkan
bahwa merokok memiliki efek negatif yang besar pada kadar KHDL dan
rasio K-LDL/K-HDL. Merokok juga memiliki efek negatif pada lipid
postprandial, termasuk trigliserida. Berhenti merokok minimal dalam 30
hari dapat meningkatkan K-HDL secara signifikan.
Terapi Farmakologi: Fibrat
Gem Feno Beza Cipro
fibrozil fibrat fibrat fibrat Terdapat empat jenis yaitu gemfibrozil, bezafibrat,
ciprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini menurunkan
trigliserid plasma, selain menurunkan sintesis
trigliserida di hati.

Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein


lipase yang kerjanya memecahkan trigliserida.
Selain menurunkan kadar trigliserida, obat ini juga
meningkatkan kadar kolesterol- HDL yang diduga
melalui peningkatan apoprotein A-I, dan A-II. Fibrat
dapat menyebabkan miopati, peningkatan enzim
hepar, dan kolelitiasis.

Risiko miopati lebih besar pada pasien dengan gagal


ginjal kronik dan bervariasi menurut jenis fibrat.

Efek Samping
dispepsia, miopati, leucopen
Terapi Farmakologi: Niasin
Niaspan Obat ini bekerja dengan menghambat enzim hormone
sensitive lipase di jaringan adiposa, dengan demikian akan
mengurangi jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas
dalam darah sebagian akan ditangkap oleh hati dan akan
menjadi sumber pembentukkan VLD, sehingga dengan
menurunnya sintesis VLDL di hati, akan mengakibatkan
penurunan kadar trigliserid, dan juga kolesterol-LDL di
plasma.

Efek Samping
Kemerahan pada kulit, mual, dan nyeri pada abdomen
Terapi Farmakologi: Statin
Kole Kole
Stiramin Stipol Obat golongan ini mengikat asam empedu
(bukan kolesterol) di usus sehingga
menghambat sirkulasi enterohepatik dari
asam empedu dan meningkatkan
perubahan kolesterol menjadi asam Efek Samping
empedu di hati, dengan demikian kadar
LDL plasma menurun. Efek gastrointestinal (saluran cerna) :
konstipasi, mual, dan kembung (flatus)
Pemberian resin pengikat asam empedu
mengurangi absorpsi kolesterol dari Gangguan absorbsi : mengganggu
makanan, mengurangi jumlah kolesterol absorpsi vitamin larut lemak (A, D, E,
dalam darah dan jantung, serta akan K) pada resin dosis tinggi,
mengurangi absorpsi dari vitamin dan obat- berkurangnya absorbsi asam folat dan
obat lipofilik. asam askorbat.
Terapi Farmakologi: Inhibitor Terapi Farmakologi:
Absorpsi Kolesterol Inhibitor CETP
Ezeti Obat golongan ini bekerja dengan Cholesteryl Ester Transfer Protein (CETP) berfungsi
menghambat absorbsi kolesterol dalam membantu transfer cholesteryl ester dari kolesterol
mibe usus halus serta efektif menurunkan LDL HDL kepada VLDL dan LDL yang selanjutnya akan
dan kolesterol total. Obat ini digunakan dibersihkan dari sirkulasi melalui reseptor LDL di
bersama dengan statin atau pada pasien hepar. Inhibitor CETP bekerja dengan meningkatkan
yang intoleran terhadap statin. konsentrasi kolesterol HDL dan menurunkan
konsentrasi kolesterol LDL.
Efek Samping
Konstipasi, sakit perut, mual
Dalcetrapib

Anacetrapib
Evidence Based Medicine

ATP III
Evidence Based Medicine
Evidence Based Medicine
Evidence Based Medicine
Algorithm of Dyslipidemia Based on AHA
Target Terapi
Jenis Pasien Target LDL`
Risiko KV Sangat Tinggi < 70 mg/dL (penurunan >= 50%)
Risiko KV Tinggi < 100 mg/dL (penurunan >= 30%)
Risiko KV Menengah < 115 mg/dL
Risiko KV Rendah harus mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian terapi obat penurun lipid
Target penurunan dari konsentrasi awal sebesar ≥50% bagi pasien dengan
Risiko KV Sangat Tinggi hendaknya hanya diberlakukan jika konsentrasi
kolesterol LDL awal sangat tinggi sehingga target ˂70 mg/dL tidak dapat
dicapai dengan terapi farmakologis.

Hal yang sama juga berlaku bagi pasien dengan tingkat Risiko KV Tinggi
Target Terapi
Jenis Pasien Target non-HDL
Risiko KV Sangat Tinggi < 100 mg/dL
Risiko KV Tinggi < 130 mg/dL

Target kolesterol non-HDL adalah 30 mg/dL di atas target kolesterol LDL.

Target ini sesuai dengan konsentrasi kolesterol VLDL pada pasien yang
mempunyai konsentrasi TG >150 mg/dL. Konsentrasi kolesterol VLDL normal
yang besarnya ˂30 mg/dL adalah konsentrasi kolesterol VLDL ketika
konsentrasi TG normal yaitu ˂150 mg/dL.

Sebaliknya, ketika konsentrasi TG ≥150 mg/dL, konsentrasi kolesterol non-


HDL biasanya ≥30 mg/dL.

Mengingat kolesterol non-HDL adalah perjumlahan dari kolesterol VLDL dan


LDL maka target yang masuk akal bagi kolesterol non-HDL adalah 30 mg/dL
lebih tinggi dari konsentrasi kolesterol LDL.
Statin (inhibitor HMG-CoA reduktase)

Statin adalah obat penurun lipid paling efektif untuk menurunkan


kolesterol LDL dan terbukti aman tanpa efek samping yang
berarti.

Simvastatin dosis 80 mg tidak dianjurkan diresepkan bagi pasien


baru, melainkan bagi mereka yang telah menggunakan dosis
tersebut selama 12 bulan berturutan tanpa keluhan atau gejala
miopati.
Statin (inhibitor HMG-CoA reduktase)

Pada pasien dengan risiko tinggi dan sangat


tinggi, sebaiknya terapi statin dilanjutkan walau
target terapi sudah tercapai selama tidak ada
indikasi kontra ataupun efek samping yang
berat.
Inhibitor absorpsi kolesterol
Ezetimibe merupakan obat penurun lipid pertama yang menghambat ambilan
kolesterol dari diet dan kolesterol empedu tanpa mempengaruhi absorpsi nutri
si yang larut dalam lemak. Dosis ezetimibe yang direkomendasikan adalah 10
mg/hari dan harus digunakan bersama statin, kecuali pada keadaan tidak toler
an terhadap statin, di mana dapat dipergunakan secara tunggal.

Kombinasi ezetimibe dan simvastatin telah diujikan pada subyek dengan sten
osis aorta dan pasien gagal ginjal kronik. Sampai saat ini belum ada laporan e
fek samping yang berarti dari pemakaian ezetimibe.

Untuk Obat penurun kolesterol LDL line kedua digunakan kombinasi ezetimibe
dan simvastatin jika target tidak tercapai menggunakan dosis maksmal statin
Bile acid sequestrant
Terdapat 3 jenis bile acid sequestrant yaitu kolestiramin, kolesevelam, dan
kolestipol. Bile acid sequestrant mengikat asam empedu (bukan kolesterol) di
usus sehingga menghambat sirkulasi enterohepatik dari asam empedu dan
meningkatkan perubahan kolesterol menjadi asam empedu di hati. Dosis haria
n kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam berturutan adalah 4-24 gram, 5-30
gram, dan 3,8-4,5 gram.

Penggunaan dosis tinggi (24 g kolestiramin atau 20 g kolestipol) menurunkan


konsentrasi kolesterol LDL sebesar 18-25%.

Bile acid sequestrant direkomendasikan bagi pasien yang tidak toleran terhad
ap statin.Efek sampingnya terutama berkenaan dengan sistem pencernaan se
perti rasa kenyang, terbentuknya gas, dan konstipasi.
Fibrat
Fibrat adalah agonis dari PPAR-α. Melalui reseptor ini, fibrat menurunkan
regulasi gen apoC-III serta meningkatkan regulasi gen apoA-I dan A-II.
Berkurangnya sintesis apoC-III menyebabkan peningkatan katabolisme TG
oleh lipoprotein lipase, berkurangnya pembentukan kolesterol VLDL, dan
meningkatnya pembersihankilomikron. Peningkatan regulasi apoA-I dan apoA
-II menyebabkan meningkatnya konsentrasi kolesterol HDL.

Fibrat bermanfaat menurunkan kejadian kardiovaskular terutama jika diberika


n pada pasien dengan konsentrasi TG di atas 200 mg/dL.

Terapi kombinasi fibrat (fenofibrat) dengan statin pada pasien DM tidak lebih
baik dari terapi statin saja dalam menurunkan laju kejadian kardiovaskular k
ecuali jika konsentrasi TG lebih dari 200 mg/dL, konsentrasi kolesterol LDL ≤8
4 mg/dL, dan konsentrasi kolesterol HDL ≤34 mg/dL.

Dosis fenofibrat adalah 200 mg/hari, dengan dosis maksimal 200 mg/hari. Dos
is gemfibrozil adalah 600 mg diberikan 2 kali sehari, dengan dosis maksimal 1
200 mg/hari.
Asam nikotinat (niasin)
Asam nikotinat menghambat mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan lemak
perifer ke hepar sehingga sintesis TG dan sekresi kolesterol VLDL di hepar
berkurang. Dosis awal yang direkomendasikan adalah 500 mg/hari selama 4
minggu dan dinaikkan setiap 4 minggu berikutnya sebesar 500 mg selama
masih dapat ditoleransi sampai konsentrasi lipid yang dikehendaki tercapai.
Dosis maksimum 2000 mg/hari menurunkan TG 20-40%, kolesterol LDL 15-18
%, dan meningkatkan konsentrasi HDL 15-35%.

Menambahkan niasin pada terapi statin tidak memberikan keuntungan tambah


an jika diberikan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik
yang konsentrasi kolesterol LDL-nya kurang dari 70 mg/dL karena niasin
menyebabkan efek samping berupa keluhan pada kulit (ruam,pruritis, flushing)
keluhan gastrointestinal, DM, dan keluhanmuskuloskeletal.14 Untuk
mengurangi efek flushing, niasindikombinasikan dengan laropripant, sebuah
antagonis prostaglandin D2
Inhibitor CETP
Terapi dengan inhibitor CETP mempunyai efek ganda yaitu meningkatkan
konsentrasi kolesterol HDL dan menurunkan konsentrasi kolesterol LDL
melalui reversed cholesterol transport.

Di antara 3 inhibitor CETP (torcetrapib, dalcetrapib dan anacetrapib),


torcetrapib telah ditarik dari pasaran karena meningkatkan kematian.
Monoterapi anacetrapib 40 mg, 150 mg, atau 300 mg selama 8 minggu
menurunkan konsentrasi kolesterol LDL berturutan sebesar 16%, 27%, 40%,
dan 39% serta meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL berturutan sebesar
44%, 86%, 139%, dan 133%
Terapi Kombinasi
Terapi kombinasi antara ezetimibe dengan bile acid sequestrant atau dengan
asam nikotinat menyebabkan penurunan konsentrasi kolesterol LDL lebih
besar dibandingkan penggunaan obat tunggal.

Kombinasi fibrat (terutama fenofibrat, bezafibrat, dan cipofibrat) dengan statin


menurunkan konsentrasi kolesterol LDL dan TG serta meningkatkan kolesterol
HDL lebih tinggi daripada terapi tunggal manapun

Anda mungkin juga menyukai