!. Latar Belakang
A.Penggunaan Sediaan
Sediaan Sulfur 1% yang akan dibuat adalah salep untuk pemakaian topical, salep adalah
Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus
larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep tidak boleh berbau tengik,
kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat atau obat narkotik
adalah 10%. ( IMO, hal 52)
C. Dosis Obat
Dioleskan pada permukaan kulit yang terinfeksi.
Sulfur Precipitatum 1 %
1
B. Permasalahan Farmaseutik
Dari data preformulasi diatas, didapat penyelesaian masalah zat aktif sebagai berikut :
4.Zat aktif yang digunakan adalah sulfur eksternal yaitu sulfur precipicatum.
A.Preformulasi Eksipiean
2
di-tert-butyl-4hydroxytoluene
Nama Kimia 2,6-Di-tert-butyl-4-methylphenol
Khasiat Antioksidan, makanan, kosmetik dan obat
obatan
Kelarutan Kelarutan Praktis tidak larut dalam air,
gliserin, propilena
glikol, solusi hidroksida alkali, dan encer
berair
asam mineral. Bebas larut dalam aseton,
benzena, etanol
(95%), eter, metanol, toluen, minyak tetap,
dan minyak mineral.
Lebih larut dari hidroksianisol butylated
dalam minyak makanan dan
lemak.
TB dan TL Titik beku 69-708C
Titik lebur 708C
Kadar Air Kadar air 40,05%
Stabilitas Paparan cahaya, kelembaban, dan panas
menyebabkan perubahan warna dan kerugian
kegiatan
Penyimpanan harus disimpan di tempat yang wadah
tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat
yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas fenolik dan mengalami reaksi karakteristik
fenol. Hal ini tidak sesuai dengan oksidasi
kuat
agen seperti peroksida dan permanganates.
Kontak dengan oksidator dapat menyebabkan
pembakaran spontan. Garam besi
menyebabkan perubahan warna dengan
hilangnya aktivitas. Pemanasan dengan
katalitikjumlah asam menyebabkan
dekomposisi yang cepat dengan rilis
isobutene gas yang mudah terbakar.
Paraffin Liq ( FI III Hal 475 ) ( HOPE hal 475 dan 476 )
Warna Tidak berwarna/transparan
Rasa Tidak mempunyai rasa
Bau Tidak berbau
Pemerian Cairan kental,transparan tidak berflouresensi
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%.
Larut dalam kloroform dan eter.
Titik lebur 50˚ sampai 57˚
Bobot jenis 0,870gr – 0,890 gr
Stabilitas Mudah terurai dengan adanya cahaya dan udara dari
3
luar. Disimpan pada temperature kering dan dalam suhu
dingin, kohesif.
Inkompatibilitas Ketidak campuran terurai dengan zat pengoksidasi kuat.
Fungsi Emolient, lubrikan, kendaraan berminyak, pelarut,
adjuvant vaksin
Konsentrasi kegunaan Use Concentration (%)
Ophthalmic ointments 3.0–60.0
Otic preparations 0.5–3.0
Topical emulsions 1.0–32.0
Topical lotions 1.0–20.0
Topical ointments 0.1–95.0
Inkompatibilitas Tidak kompotebel dengan oksidasi kuat.
B.Penyelesaian Masalah
Dari data preformulasi diatas,didapatkan penyelesaian masalah farmasetika zat aktif,
diantaranya :
IV.Kesimpulan Formulasi
4
B.PENIMBANGAN BAHAN
1. sulfur 1 gram
V.Prosedur Pembuatan
3. Vasellin album untuk sediaan 100 gram, 100 – ( 1 + 0,02 + 12 ) = 88,98 + 20 % = 106,
776 gram,maka sediaan yang akan dibuat 100 gram – 1 gram ( zat aktif ) = 99 gram
yang diambil sebagai basis salep.
5
4. Setelah Camp I terlebur gerus halus homogeny sampai dingin, timbang 29 gram
sesuai basis salep yang dibutuhkan.
5. Timbang 1 gram Sulfur P masukkan dalam mortir gerus halus.
6. Masukkan basis salep gerus halus homogeny.
7. Masukkan dalam pot salep dan diamati sediaan salepnya, apabila konsentrasinya
cukup baik maka buat sediaan 100 gram sesuai formulasi yang telah dibuat.
2. Sediaan yang dibuat 100 gram lebih keras dibandingkan sediaan 30 gram.
3. Warna sediaan 100 gram lebih muda dibandingkan 30 gram karna perbedaan volume basis
salep yang dipakai,basis salep pada sediaan 100 gram > 30 gram.
5. Pada sediaan 100 gram masih terlihat granul granul kecil dari zat aktif.
1. Sebelum pencampuran ,proses penggerusan pada zat aktif harus halus dan merata.
2. Proses peleburan masing masing zat harus sempurna , tidak boleh ada yang tidak terlebur
dan tercampur secara homogen.
3. Pada pembuatan basis salep harus teliti dan baik,dilihat keadaan fisiknya maka apabila
terlihat kotor maka dilakukan penyaringan.
4. Zat aktif dan basis salep yang digunakan harus diperhitungkan dengan cermat, tidak boleh
berlebihan, karena formulasi perhitungan sudah dilakukan disediaan 30 gram yang hasilnya
sediaanya baik.
6
5. Basis salep yang digunakan dilakukan dengan penimbangan yang cermat karna akan
mempengaruhi sediaan.
1. Penentuan Organoleptis
b. Keberadaan partikel dalam salep diamati kurang baik masih terdapat granul granul yang
ada didalamnya, maka sebelum penambahan basis salep harus dipastikan zat aktifnya
tergerus secara halus.
d. Sediaan 100 gram lebih keras dibanding 30 gram dikarnakan vasellin album yang
digunakan lebih banyak dibanding yang 30 gram.
e. Sediaan seharusnya terlindung cahaya sehingga harus memakai pot salep berwarna
gelap.
2. Pembahasan
Cara pembuatan sediaan dilakukan secara triturasi yaitu dibuat dengan cara digerus diatas
mortir dan dibuat dua sediaan ditujukan sebagai sediaan optic untuk mengetahui konsetrasi
formula yang baik sebanyak 30 gram,sedangkan sediaan yang dibuat 100 gram adalah
sediaan dengan konsentrasi yang baik yang sudah dilakukan sebelumnya. BHT di campur
dengan vasellin album dan paraffin liq karna BHT hanya larut dalam minyak lalu dilebur tidak
lebih dari 275 C
ͦ sesuai ketentuan dalam HOPE, setelah semua melebur lalu gerus halus
homogeny dalam mortir apabila basis salep terlihat kotor maka saring terlebih dahulu lalu
timbang sesuai kebutuhan. Timbang 1 % sulfur P dan gerus halus, masukkan sedikit demi
sedekit basis salep gerus halus homogeny lalu masukkan dalam pot salep dan beri etiket.
7
IX. Pustaka Acuan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV,dan III Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Drs. Tan Hoan Tjay dan Drs.kirana Rahardja.2007.Obat Obat penting Edisi keenam
8
9